Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

KPK Tak Hadiri Panggilan DPR!


"KPK—Komisi Pemberantasan Korupsi—tak hadiri panggilan DPR, Kamis," ujar Umar. 

"Panggilan untuk konsultasi dibuat pimpinan DPR ke KPK, Kapolri, dan Jaksa Agung setelah pimpinan Badan Anggaran (Banang) DPR mengembalikan RAPBN 2012 ke pimpinan DPR sebagai protes atas pemeriksaan KPK terhadap empat pimpinan Banang terkait dengan kasus korupsi di Kemenakertrans!" 

"Ketua KPK mengatakan pemeriksaan pimpinan Banang DPR untuk menghindarkan fitnah jika mereka tak bersalah!" timpal Amir. "KPK menolak panggilan konsultasi DPR terkait dengan kasus anggota DPR untuk menjaga independensi KPK! Kalau KPK hadir, lalu nanti anggota DPR yang diperiksa tak bersalah dan dibebaskan, rakyat menduga telah terjadi deal DPR dan KPK, atau lebih buruk lagi DPR telah mengintervensi KPK! Semua kesan itu merugikan citra hukum pemberantasan korupsi!"

"Tapi DPR kan berwenang mengawasi semua lembaga negara termasuk KPK! Jadi wajib hadir bagi KPK jika dipanggil DPR!" tegas Umar. "Jika tak mau hadir, sepak terjang KPK bisa tak terkontrol! Apalagi panggilan itu terkait dengan keluhan anggota DPR yang merasa diremehkan penyidik KPK! Anggota DPR saja diperlakukan begitu, apalagi rakyat!" 

"Setiap warga negara sama di muka hukum, tak peduli presiden, anggota DPR, atau rakyat!" timpal Amir. "Karena itu, usaha anggota DPR mengelak dari proses hukum lewat manuver politik hingga mempertaruhkan pembahasan RAPBN 2012 justru menjadi contoh buruk buat rakyat! Jadi sebaliknya, kalau DPR saja bisa membandel dari proses hukum, apalagi rakyat!" 

"Karena anggota DPR memang punya hak-hak istimewa!" tegas Umar. "Justru masalahnya itu, anggota DPR merasa tak pada tempatnya diperiksa penyidik KPK, apalagi ditanyai soal prosedur penetapan anggaran yang diklaim DPR sebagai soal kebijakan hingga tak bisa diancam sanksi hukum!" timpal Amir. 

"Dengan itu, DPR merasa mereka yang berhak mengawasi KPK tak bisa diperiksa KPK! Kalau dengan itu DPR mau unjuk kekuasaan, silakan! KPK bukan memeriksa hak-hak istimewa DPR, melainkan cuma mencari kaitan kenapa di balik kebijakan 'yang sakti' itu orang-orang di kementerian bisa pesta pora korupsi—ada pula yang mengaku kaitannya ke Banang DPR!" 

"Kait-mengaitkan itu bisa fitnah!" entak Umar. "Maka itu, perlu diklarifikasi oleh KPK!" jawab Amir. 

"Tapi pimpinan Banang malah ketakutan pada pelaksanaan tugas KPK dan mencari perlindungan lembaganya lewat pimpinan DPR dengan taruhan RAPBN 2012! Malang nian rakyat, APBN lancar saja sengsara, apalagi APBN dijadikan taruhan DPR!" ***
Selanjutnya.....

Usai Pencoblosan Kawal Kerja KPUD!


"USAI pencoblosan Rabu kemarin telah diketahui hasil penghitungan cepat pemilihan umum kepala daerah (pilkada) tiga DOB (daerah otonomi baru) Pringsewu, Mesuji, dan Tulangbawang Barat yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Rakata!" ujar Umar. 

"Hasil hitung cepat itu tidak mengikat dan tidak punya kaitan dengan proses legal pilkada! Itu sekadar untuk mendapatkan gambaran siapa yang bakal memenangi kontes! Penghitungan resmi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang jadi penentu hasil pilkada!"

"Karena itu, semua pihak harus mengawal ketat kerja KPUD agar dilaksanakan benar-benar jujur dan adil!" timpal Amir. "Untuk membuktikan itu, KPUD harus bekerja terbuka—dalam arti sesuai peraturan! Setiap kaleng suara harus dibuka dan dihitung di depan panitia pengawas kecamatan bersangkutan dan semua saksi utusan peserta pilkada! Hanya dengan kesaksian lengkap semua yang berhak itu, dilengkapi penjagaan petugas keamanan, hasil kerja KPUD benar, bersih, dan bisa dipertanggungjawabkan!" 

"Segenap jajaran KPUD di ketiga DOB diharapkan berhati tulus untuk bekerja jujur tanpa sedikit pun hasrat untuk macam-macam guna mencapai hasil yang sempurna!" tegas Umar. "Pengalaman buruk KPUD pada pilkada daerah lain yang sengaja dan secara terencana berusaha menyimpang dalam melaksanakan tugasnya, hingga KPUD bermain kucing beranak dengan bersembunyi melakukan penghitungan tertutup tanpa dihadiri panitia pengawas maupun saksi-saksi utusan pasangan calon! Perbuatan seperti itu hina dan merugikan rakyat pemilih, yang untuk pilkada tiga DOB ini juga berbahaya jika dilakukan karena situasi sudah memanas sejak akhir kampanye!" 

"Pentingnya kerja KPUD secara benar dan terbuka sesuai peraturan itu, terutama karena dalam penghitungan cepat ada dua suara teratas yang hanya selisih 0,28%, padahal toleransi error dalam pelaksanaan hitungan cepat itu pada kisaran 3% sampai 5%!" timpal Amir. 

"Kemungkinan selisih angkanya nanti sangat tipis sehingga penghitungan yang benar untuk siapa suara pada setiap lembar yang dihitung harus benar-benar ditetapkan secara apa adanya!" 

"Hal terpenting jadi tugas panitia pengawas dan petugas keamanan untuk menjaga kaleng-kaleng suara yang belum dihitung tetap utuh dan baik dengan segel rapi!" tegas Umar. 

"Dengan semua itu berjalan benar, pemenang pilkada memerintah dengan legalitas sehingga kepemimpinannya insya Allah membawa berkah pada rakyat! Soalnya, sudah lelah juga rakyat menderita!" ***
Selanjutnya.....

Hari ini Coblosan, Pilih yang Menang!

"HARI ini pemilihan umum kepala daerah (pilkada) di tiga daerah otonomi baru (DOB) Pringsewu, Tulangbawang (Tuba) Barat, dan Mesuji coblosan!" ujar Umar. 

"Kalau kau ikut memilih, siapa yang kau pilih di masing-masing kabupaten?" "Pilih yang menang!" jawab Amir. "Bagaimana memastikan yang menang?" timpal Umar. "Pertama, calon yang layak diduga kalau menang takut korupsi! Kalau tuntutan jabatan memaksa ia harus korupsi, korupsinya tak kebangetan!" tegas Amir. 

"Lebih ideal lagi kalau punya track record antikorupsi! Ini menjadi prioritas pilihan karena korupsi menyengsarakan rakyat sehingga meskipun telah 66 tahun merdeka mayoritas rakyat tetap miskin dan hidup menderita!"

"Cuma, bagaimana cara menilainya sehingga bisa layak menduga orang seperti itu?" tanya Umar. "Gunakan akal sehat untuk menalari mana yang paling bisa dipercaya memenuhi faktor kedua, orang tersebut mencalonkan diri secara sungguh-sungguh untuk mengabdi kepada rakyat!" jawab Amir. 

"Dengan nalar akal sehat warga bisa menilai satu per satu calon kemungkinannya jika menang cuma mau gagah-gagahan dengan jabatannya, atau memperkaya diri untuk sebesar-besarnya kemakmuran keluarganya sehingga lupa pada kepentingan rakyat mengatasi penderitaannya!" 

"Semua calon sih menyatakan akan bersungguh-sungguh mengabdi kepada rakyat!" tukas Umar. "Rakyat bisa menilai pernyataan yang selaras lahir dan batin, bukan lain di mulut lain di hati!" tegas Amir. 

"Apalagi kesungguhan mengabdi kepada rakyat itu juga diwujudkan lewat faktor ketiga, memerintah dengan ketulusan hati mengayomi rakyat! Dengan itu, memerintah adalah bagian terpenting dari mengaktualkan kasih sayang kepada rakyat—seperti Umar bin Khattab ketika harus ke gudang memanggul sendiri karung gandum untuk ibu yang menanak batu untuk menidurkan anaknya yang kelaparan!" 

"Itu berarti harus memilih yang ketika diberitakan banyak rakyat makan oyek atau aking, tak dengan enteng berkilah makanan sehari-hari rakyatnya memang oyek atau aking!" timpal Umar. 

"Sebab kalau rakyat sampai berlarut makan oyek atau aking, buat apa ada pejabat publik yang dipilih untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat?" "Begitulah! Faktor ke empat, jadi pemimpin rakyat harus bisa merasakan derita dan mendengar jeritan hati rakyat sehingga bukan memaksakan kepentingan pribadinya dengan tanpa peduli berakibat menyengsarakan rakyat!" tegas Amir. 

"Pilihlah yang punya semua atau terbanyak faktor itu, terbesar peluangnya untuk menang!" ***
Selanjutnya.....

Saat yang Tepat Menata Kabinet!

"KAKEK gundul sejak Jumat dijemput orang Jakarta kok belum kembali?" tanya Umar. "Banyak tamu butuh bantuan jasa paranormal darinya kecewa!" 

"Biasa, menjelang rotasi jabatan banyak pasien datang! Ada yang minta agar tetap di jabatannya, ada pula agar dapat jabatan yang diidamkan!" sambut Amir. "Tapi kalau sampai digarap berhari-hari, apalagi di Jakarta, apa ada petunjuk jabatan apa yang ingin dipertahankan atau didamba?" 

"Mungkin ada hubungannya dengan pernyataan Presiden SBY, Kamis (22-9), di Jambi, 'Sekaranglah saatnya yang tepat untuk melakukan penataan kembali kabinet yang saya pimpin, karena saya ingin tiga tahun mendatang kabinet memiliki kinerja yang lebih baik, lebih banyak lagi yang bisa dilakukan!’" Umar mengutip Kompas.com (22-9, 22.55)

"Menurut Presiden, reshuffle kabinet dilakukan sebelum genap dua tahun pemerintahannya pada 22 Oktober 2011." "Kalau soal itu, perlu digarisbawahi penegasan Presiden, penataan tak akan sampai membongkar habis seluruh menteri kabinetnya!" sambut Amir. 

"Menurut dia, beberapa menteri mungkin sudah cukup pengabdiannya, diperlukan pejabat baru sesuai tantangan dan sasaran yang harus dicapai tiga tahun mendatang!" "Berarti bisa lebih lama di Jakarta, baik itu jasa untuk mempertahankan jabatan maupun meraih jabatan idaman!" tegas Umar. "Menurut kamu, faktor apa paling jadi pertimbangan Presiden dalam perombakan kabinet?" "Menurut hasil jajak pendapat Kompas (26-9), tersangkut korupsi jadi faktor utama (40,2%), disusul kinerja yang buruk (39,6%)," jawab Amir. "Untuk itu, SMS kakek, kalau yang butuh jasanya tersangkut korupsi dan kinerjanya buruk, kakek suruh cepat pulang karena jelas 80% usaha mempertahankan jabatannya akan gagal!" "Kalau pasien ngidam jadi menteri?" tanya Umar. 

"Pastikan keinginannya cukup, asal jadi menteri, bukan serius untuk mengukir prestasi, silakan dibantu!" tegas Amir. "Tapi kalau ambisinya untuk berprestasi, ingatkan hasil jajak pendapat Kompas, 59,7% responden tak yakin pergantian menteri akan memperbaiki kinerja pemerintahan SBY!" "Tapi kenapa SBY optimistis?" kejar Umar. 

"Optimistis Presiden akan berhasil memperbaiki kinerja pemerintahannya mutlak dibutuhkan!" tegas Amir. "Tapi sejauh mana arti keberhasilan itu bergantung pada pengaktualan sukses perbaikan kinerja kabinet jadi optimisme publik! Setidaknya hyperreality, optimisme publik yang tercipta berkat tayangan sukses kinerja tersebut di media yang diulang-ulang secara intens!" ***
Selanjutnya.....

Bom Solo, Perlu Langkah Korektif Pluralitas Sosial!

"PRESIDEN SBY menduga serangan bom bunuh diri ke Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Solo, Minggu (25-9), dilakukan kelompok yang sama dengan bom bunuh diri di masjid markas Polres Cirebon 15 April 2011!" ujar Umar. "Ia mengutuk tindakan terorisme yang tak sesuai asas kemanusiaan, harus kita hadapi sebagai musuh bersama seluruh masyarakat bangsa! Dengan ungkapan prihatin kepada para korban, ditegaskan semua biaya pengobatan korban ditanggung pemerintah!"

"Bom Solo itu pesan dari kelompok teroris yang sepanjang tahun ini disikat habis-habisan oleh Densus 88, bahwa musuh bersama masyarakat bangsa Indonesia itu masih ada!" timpal Amir. "Pesan terpenting mereka, kepuasan polisi setiap kali memamerkan barisan foto hasil penangkapan tersangka teroris belum bisa membuat Indonesia benar-benar bersih dari teroris! Dengan bom Solo itu pula teroris unjuk diri, keberadaan mereka patah tumbuh hilang berganti!"

"Meskipun demikian, serangan bom yang provokatif ini menjadi penguji bagi kekokohan sendi-sendi pluralitas bangsa!" tegas Umar. "Kita lebih sering melihat pluralitas bangsa lewat struktur kultural dan agamais, dengan melupakan pluralitas sosial! Padahal, pluralitas sosial itu lebih realistis, juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pluralitas kultural dan agamais! Akibatnya, kita selalu tak habis pikir ketika melihat peristiwa yang musykil terjadi dari segi pluralitas kultural atau agamais tapi terjadi juga! Karena, yang sebenarnya terjadi adalah krisis
pluralitas sosial di balik pluralitas kultural dan agamais itu sendiri!"

"Ketakmampuan melihat esensi krisis pluralitas sosial itu sehingga cenderung menghindarinya karena terselubung dalam pluralitas kultural dan agama, membuat jlegar-jlegur bom yang tak henti selama ini tak pernah menghasilkan langkah korektif yang konkret!" timpal Amir. "Sebaliknya, perilaku yang mempertajam krisis pluralitas sosial itu justru menjadi pameran nyata dan semakin terbuka dari kalangan elite bangsa, terutama elite politik! Akibatnya, krisis dan konflik yang merasuk dalam sendi-sendi pluralitas bangsa tak dikenali sehingga dari waktu ke waktu sendi-sendinya semakin rapuh dan keropos mengaktual dalam aneka peristiwa, dengan gongnya bom teroris!"

"Masalahnya terpulang pada kesadaran kalangan elite atas perilaku mereka yang menjadi sumber krisis merapuhkan sendi-sendi pluralitas sosial sebagai inner dinamic dalam pluralitas kultural dan agama!" tegas Umar. "Krisis pluralitas sosial ini perlu langkah korektif yang konkret! Pesan bom Solo pun bisa kita maknai dengan tepat!" ***





Selanjutnya.....

Derita Palestina Tumbal Obama

"DEBAT usul Palestina menjadi anggota PBB ditunda sampai Senin (26-9) waktu New York, setelah Presiden Mahmoud Abbas menyerahkan berkasnya kepada Sekjen PBB dan pidato Abbas di Majelis Umum PBB mendapat standing ovation—tepuk tangan panjang sambil berdiri!" ujar Umar. 

"Standing ovation setidaknya dari 129 negara anggota PBB yang disebut dalam pidato Abbas mendukung Palestina menjadi anggota PBB!" "Standing ovation buat pidato dramatis Abbas mengungkap derita rakyat Palestina yang lebih 63 tahun (sejak Israel didirikan AS, Inggris, dan Prancis 1947) di bawah pendudukan Israel, juga jutaan rakyat Palestina hidup di pengungsian berserak di jazirah Arab dan Afrika!" sambut Amir. 

"Sepanjang waktu itu setiap hari rakyat Palestina didera teror by state (teror oleh negara) Israel yang tentaranya bisa kapan saja melontar bom di mana suka! Juga serangan besar dengan segala jenis senjata berat hingga beberapa kota Palestina menjadi tumpukan puing dua tahun lalu di Jalur Gaza! 

Tapi ironisnya, setiap Palestina menuntut hak untuk merdeka oleh AS, Prancis, dan Inggris ditekan agar lewat perundingan damai—padahal selama 20 tahun ini Israel selalu mencari gara-gara lalu secara sepihak meninggalkan perundingan!" 

"Seperti terakhir, Israel hengkang dari meja perundingan karena pembangunan permukiman Yahudi di kawasan Palestina ditegur oleh Obama!" tegas Umar. "Tapi, justru Obama menegaskan ke Abbas agar menempuh perundingan dengan Israel, disertai ancaman AS akan memveto di DK PBB usul Palestina menjadi anggota PBB! Tanpa kecuali, di sidang Majelis Umum PBB tahun lalu Obama berjanji mendukung perjuangan Palestina menegakkan martabat bangsanya!" 

"Masalahnya, tahun depan Obama ikut pilpres lagi, dukungan ke Palestina hanya didukung satu persen pemilih AS dan tak menguntungkan posisi dirinya di Partai Demokrat yang dikuasai lobi Yahudi!" timpal Amir. 

"Akibatnya, tak kepalang secara sadar dan terbuka Obama menumbalkan penderitaan rakyat Palestina di bawah tindasan serdadu Israel demi meraih kembali jabatannya!" 

"Juga jika setelah atas dukungan 129 negara usul Palestina disetujui Majelis Umum PBB tapi terbukti digagalkan oleh veto AS di DK PBB, sehingga Palestina menjadi satu-satunya di dunia negara dalam pendudukan yang dibenarkan AS dan sekutunya, klaim AS dan sekutunya sebagai model negara demokrasi secara nyata cuma kebohongan terbesar di dunia!" tukas Umar. 

"Realitasnya, AS dan sekutunya penjajah dan penindas terkejam di dunia! Buktinya Irak, Afghanistan, dan Palestina!"
Selanjutnya.....

Banang Hentikan Bahas RAPBN 2012

"BANANG—Badan Anggaran—DPR menghentikan pembahasan RAPBN 2012 dan mengembalikannya ke pimpinan DPR!" ujar Umar. 

"Itu sebagai reaksi atas pemeriksaan pimpinan badan itu oleh KPK menindaklanjuti tudingan tersangka kasus suap di Kemenakertrans bahwa untuk mendapat proyek lewat proses di DPR harus membayar commitment fee ke wakil rakyat di Banang!" (Kompas, 23-9) 

"Justru di sidang pengadilan kasus Mindo Rosalina Manulang, Julianis—staf keuangan Nazaruddin—mengaku pernah mengantar uang ke anggota DPR terkait proyek!" timpal Amir. "Pemeriksaan KPK pada pimpinan Banang itu sudah jadi tugas dan kewajibannya, apalagi berita miring tentang Banang DPR juga terus memuncak!"

"Karena tudingan dari proses hukum dan kian derasnya berita miring tentang Banang, para anggota Banang merasa didiskredit!" tegas Umar. "Mereka pun melakukan perlawanan dengan menunjukkan betapa strategis peran mereka dalam bernegara-bangsa, jika mereka tak bahas RAPBN, keuangan negara akan terganggu! 

Bisa jadi, dengan pembahasan RAPBN yang harus selesai Oktober, mereka kembalikan ke pimpinan DPR keuangan negara terancam tanpa APBN, pimpinan DPR akan membujuk mereka kembali membahasnya dengan kompensasi proteksi dari tindakan KPK buat anggota Banang!" "Kalau sampai berpikir seperti itu, lewat merajuk atau nesu, persoalan bisa diselesaikan, alangkah kekanak-kanakan anggota Banang DPR!" timpal Amir. 

"Pertama, terkait dengan pembahasan RAPBN oleh Banang sebagai kelengkapan DPR, bukan tentatif, kalau mau dibahas kalau tidak mau tak dibahas, tapi merupakan kewajiban konstitusional untuk melakukannya—suka atau tidak suka! Menolak kewajiban konstitusional berarti orang-orang tersebut tak layak dan tak berhak jadi anggota DPR! Kedua, terkait dengan pemeriksaan KPK, dengan setiap warga negara sama di muka hukum dan wajib menghormati hukum. Sebagai wakil rakyat, mereka seharusnya memberi teladan pada rakyat untuk taat hukum, tak membuat dalih berbentuk apa pun sebagai ekspresi menolak proses hukum!" 

"Justru sebagai pemimpin seharusnya mereka sambut baik proses hukum itu untuk melakukan klarifikasi sekaligus membuktikan dirinya bersih dari yang ditudingkan!" tegas Umar. "Sebaliknya dengan unjuk kekuatan betapa strategis posisi tongkrongannya sehingga keuangan negara bisa kacau jika tugas mereka tak dijalankan, malah mengundang kecurigaan dengan bargain yang mereka sodorkan—gerahnya pada pemeriksaan KPK, sampai memilih langkah begitu konyol!" ***
Selanjutnya.....

Dies Natalis Unila Berjalan Nyaman!

"UPACARA dies natalis Universitas Lampung (Unila) Kamis kemarin berjalan aman dan nyaman!" ujar Umar. "Itu pertanda tawuran mahasiswa antarfakultas sehari sebelumnya yang terjadi akibat senggolan saat arak-arakan mahasiswa mengelu-elukan seniornya yang usai diwisuda, bersifat aksidental alias kecelakaan semata. 

Bukan berakar pada suatu dendam atau permusuhan laten!" "Dengan tidak berlanjutnya tawuran mahasiswa Kamis kemarin, juga menunjukkan kebijakan pimpinan Unila mengatasi dan menyelesaikan masalahnya—apa pun bentuknya itu—cukup berhasil!" sambut Amir. 

"Untuk itu, usaha-usaha lanjutan untuk mencegah agar tawuran tak sampai terulang perlu dilakukan secara lebih intensif lagi! Masalahnya, betapa memalukan ketika baru saja dalam acara wisuda Gubernur memuji Unila karena tidak acap terjadi tawuran seperti kampus di provinsi lain, tiba-tiba terjadi tawuran mahasiswa—yang terbesar pula!"

 "Menjaga Unila agar tak sampai terkenal sebagai 'kampus tawuran' amat penting, mengingat sejauh ini citra Unila amat baik secara nasional maupun internasional—dengan kebanyakan guru besarnya berasal dari universitas terkemuka dalam dan luar negeri!" tegas Umar. "Alangkah naifnya jika citra sebaik itu tiba-tiba tercoreng oleh ulah segelintir mahasiswa yang sok jagoan, berusaha pamer kelebihan lewat keberingasan dan kebrutalan perilaku fisiknya!" 

"Maka itu, penegasan rektor akan men-drop out (DO) mahasiswa yang sengaja menyulut tawuran lanjutan amat tepat!" timpal Amir. 

"Ketegasan itu penting dan harus dilaksanakan secara konsisten! Hal itu harus dimasukkan sebagai tabu atau pantangan yang tak bisa diampuni dalam code of conduct civitas academica! Artinya, jika ancaman DO terhadap mahasiswa atas kesalahan tersebut masih merupakan hal baru di Unila, berarti sivitas akademika harus menyusun ulang code of conduct kampusnya dengan menyesuaikan pada perkembangan zaman, khususnya dalam usaha menjaga tradisi intelektual yang menjadi dasar kampusnya mencapai standar center of excellent!" 

"Idealisasi Unila sedemikian yang secara realistis sudah mencapai ambangnya, tentu sangat disayangkan jika sampai dirusak akibat kurang seriusnya pimpinan kampus dalam menanamkan kultur intelektual pada mahasiswanya!" tukas Umar. "Mumpung benih anarkisme belum tumbuh lebih jauh, tradisi intelektual yang berorientasi kritisisme dan skeptisisme lebih cepat diperkuat—hingga tekanan menuntut dan mengembangkan ilmu lebih keras ketimbang gagah-gagahan!" ***
Selanjutnya.....

Akhirnya, Menteri di Sidang Tipikor!

"MESKIPUN cuma sebagai saksi, seorang menteri aktif Kabinet Indonesia Bersatu II, Andi Mallarangeng, dihadirkan di sidang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu!" ujar Umar. 

"Ini hal positif dalam pemberantasan korupsi karena sekalian membuktikan korupsi sudah bersarang di dapur menteri—‘ring dalam' kekuasaan Presiden!" "Sebelum ini, maksudnya di era reformasi, yang sampai sidang Tipikor baru mantan menteri, salah satunya Bachtiar Chamsah!" sambut Amir. 

"Baik Mallarangeng maupun Chamsah sampai hadir di depan hakim Tipikor akibat ulah anak buah yang secara struktural terdekat dengan kursi menteri—Mallarangeng terkait Sekretaris Jenderal Kementerian (Wafid Muharam), Chamsah terkait Direktur Jenderal Kementerian (Amrun Daulay). Bedanya, Chamsah dituntut bertanggung jawab atas perbuatan anak buahnya hingga dijadikan tersangka, sedang Mallarangeng tidak dianggap bertanggung jawab hingga cukup jadi saksi!"

"Itulah beda mantan menteri dan menteri yang masih aktif!" tegas Umar. "Mantan yang tak lagi punya pengaruh mudah dijadikan tersangka lalu terdakwa! Sedangkan pejabat yang masih aktif, jangankan menteri, pejabat partai berkuasa saja sukar menjadikannya tersangka! Karena itu, dengan bisa menghadirkan menteri yang masih aktif di depan hakim sidang Pengadilan Tipikor sudah layak dicatat sebagai permulaan yang baik, meskipun cuma sebagai saksi! Itu bisa membuat terbiasa hadirnya menteri aktif di sidang Tipikor, jika tiba saatnya harus hadir sebagai terdakwa!" 

"Posisi Mallarangeng dalam sidang Tipikor kemarin memang baik, dalam arti pertanyaan hakim dan jaksa relatif normatif, ketika dijawab lupa—saat ditanya jaksa kapan Nazaruddin, Angie, dan elite Partai Demokrat lainnya datang ke kantornya—tak dikejar lebih jauh oleh jaksa!" timpal Amir. 

"Lebih sempurna lagi posisi Mallarangeng melepaskan tanggung jawab dirinya dari tindakan Si Sekjen dengan ketegasannya di kantornya tak kenal dana talangan—istilah yang mau dijadikan pintu penyelamatan Wafid atas uang suap dari El Idris dan Mindo Rosalina Manulang!" "Usaha mengalihkan dana suap yang diterima Wafid itu sebagai dana talangan semakin kecil peluangnya, karena Mindo dan El Idris sudah divonis bersalah sebagai penyuap!" tegas Umar. 

"Tapi apakah Andi Mallarangeng bakal lolos begitu mudah mengingat namanya dikaitkan Nazaruddin dengan kasus-kasus terkait kementeriannya, dari wisma atlet sampai megaproyek Hambalang?" "Sejauh masih menteri aktif, peluang lolos besar!" timpal Amir. "Lain hal kalau di-reshuffle!" ***
Selanjutnya.....

Imbas Krisis Eropa Mulai Mencekam!



"IMBAS krisis ekonomi Eropa (dan Amerika) pekan ini mulai mencekam kepanikan pelaku pasar di Indonesia sehingga rupiah yang sejak awal tahun nyaman di kisaran 8.500 per dolar AS, hari Selasa kemarin melorot ke level 9.050 per dolar AS!" ujar Umar. 

"Juga IHSG, awal bulan di posisi 4.100-an, Selasa ditutup 3.700-an, turun 10%!" "Kepanikan pelaku pasar itu sebenarnya lucu karena yang ditakutkan bukan pukulan langsung krisis Eropa pada ekonomi Indonesia, melainkan cuma imbasnya yang kalau diibaratkan biliar, imbas itu ban bola biliar yang mental kian-kemari!" timpal Amir. 

"Masalahnya, karena Indonesia tak punya 'begawan ekonomi' yang ucapannya bisa jadi pegangan pelaku pasar sehingga tidak perlu panik akibat dorongan analisis yang spekulatif!" 

"Tapi krisis Yunani yang kian memburuk dengan efek dominonya ke Portugal, Irlandia, Spanyol, dan Italia, bukan isapan jempol!" tegas Umar. "Setelah menerima bantuan IMF 3 miliar euro Juli (Forexindo, 11-7-2011), Yunani gagal mereformasi belanja anggarannya hingga pertemuan menteri keuangan Eropa di Polandia akhir pekan lalu, meskipun disebut pembahasan penyelamatan 'produktif dan substantif' (AntaraNews, 20-9) rencana bantuannya justru diblokir! Ini yang membuat panik, sedang reformasi bujetnya malah memangkas dana pendidikan, hingga gedung Bank Sentral Yunani dicat merah oleh pemrotes!"

"Memang begitu, tapi buat apa heboh di Yunani dipanikkan di Jakarta? Ge-er amat orang Jakarta, seolah Kepulauan Indonesia di Mediterania, Laut Tengah, bertetangga dengan Yunani!" entak Amir. "Ekonomi Indonesia di kolam Pasifik, lebih dekat China, Jepang, Korea!" 

"Juga Amerika!" timpal Umar. "Selain krisis Eropa, krisis Amerika berlanjut, dolar AS melemah atas yen (dari 76,77 jadi 76,59), euro (1,3797 jadi 1,3679), dan poundsterling (1,5876 jadi 1,5693)." 

"Itu yang konyol!" entak Amir. "Dolar AS melemah pada mata-mata uang lain, rupiah malah melorot drastis sampai 500 poin/dolar! Tak masuk akal!" "Karena pelaku pasar kita lebih pintar membaca latar belakang ekonomi AS di balik krisis yang belum reda itu!" timpal Umar. 

"Yakni, semua pihak di AS—Demokrat dan Republik di Kongres—menyetujui usul Obama menggelontor 700 miliar dolar untuk membuka lapangan kerja!" "Kenapa itu dipanikkan?" tanya Amir. "Untuk mengumpul 700 miliar dolar itu AS pasti menyedotnya dari luar negeri, mata uang negeri pinggiran seperti rupiah bisa kalah telak daya tariknya!" jawab Umar. "Belum disedot saja kurs rupiah sudah tergelincir tercekam ketakutan!" ***
Selanjutnya.....

Lomba Panjat Pohon Damar!



"LUAS hutan lindung 76,78% dari Kabupaten Lampung Barat berakibat kapasitas pertanian meningkatkan kesejahteraan rakyat terbatas oleh lahan dengan beban penduduk terus bertambah!" ujar Umar. 

"Salah satu alternatif yang selama ini digarap, pariwisata! Menurut Sapta Nirwanda—Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, potensi alam dan budaya Lampung Barat cukup untuk menjadikan pariwisata sebagai andalan ke masa depan! Meskipun, banyak hal masih harus ditangani dan disiapkan untuk itu!" "Selain alam dan budaya, ada hal lain lagi yang penting bagi pariwisata!" timpal Amir. 

"Yakni, manusianya yang harus ramah! Lalu aksesabilitas—bisa dicapai pengunjung—dan infrastruktur! Ini hal yang masih harus ditangani serius di Lampung Barat, meskipun jalan lewat Bukitkemuning sudah agak baik dan mulai diperlebar, serta jalan ke Bandara Serai segera dibangun! Barulah setelah bandara efektif, Lampung Barat bisa dicapai satu jam dari Jakarta! Terakhir pelayanan, yang menjadi simpul kepuasan pengunjung!" 

"Indahnya alam Lampung Barat di sekitar Danau Ranau harus dilestarikan dengan acara wisata permainan rutin dan event tak merusak alam, dari lomba dayung sampai selancar jet, outbound dan sepeda gunung!" tegas Umar. 

"Sedang di kawasan pantai, kunjungan turis asing yang telah ramai berselancar di Tanjung Setia, kata Sapta dalam Seminar Daerah Dua Dasawarsa Lampung Barat (16-9) agar dijaga berkembang alamiah dengan promosi mulut ke mulut! Saat Bandara Serai beroperasi hingga banyak pengunjung, eksklusivitas Tanjung Setia agar dipertahankan dengan membangun sarana-prasarana turisme yang lebih sesuai dengan pengunjung baru di titik-titik lain!" 

"Pembangunan sarana-prasarana di titik-titik baru itu untuk mengembangkan kegiatan turisme lebih luas dan massif, didukung event-event internasional seperti diusulkan Sapta, kejuaraan dunia berselancar (surfing), lomba dunia panjat pohon damar dan sebagainya!" timpal Amir. 

"Masalahnya, apakah benar pariwisata bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan dan pengangguran, bukan cuma pepesan kosong?" "Tergantung penanganannya!" tegas Umar. 

"Sektor pariwisata kata Sapta punya multiplier effect dalam menciptakan lapangan kerja! Dari hasil penelitian di Chiangmay yang dikutip Siti Nurbaya pada sesi pertama, dibanding pertanian multiplier effect pariwisata mencipta lapangan kerja mencapai 1 banding 16! Itu tentu jika penanganannya tepat!" ***
Selanjutnya.....

Anak-Anak Ceria di Lampung Barat!



"DALAM perjalanan masuk Liwa Jumat (16-9) pagi, Siti Nurbaya—Sekretatis Jenderal DPD RI—melihat anak-anak berangkat ke sekolah dengan wajah ceria!" ujar Umar. 

"Itu dikemukakan dalam Seminar Daerah Dua Dasawarsa Kabupaten Lampung Barat hari itu. Menurut dia, keceriaan anak-anak di sepanjang jalan itu mencerminkan kenyamanan kondisi sosial-politik dan keamanan daerah tersebut, terutama tak ada konflik yang bersifat ideologis dalam masyarakatnya!" "Hal itu dikemukakan untuk memperkuat data peringkat nasional daya tarik investasi!" sambut Amir. 

"Dari 344 kabupaten/kota yang diperingkat, faktor keamanan yang menjadi priotitas teratas untuk investasi, Lampung Barat di peringkat 53. Masuk dalam faktor itu, selain kepastian hukum dan gangguan keamanan, juga budaya daerah, sikap masyarakat, sikap birokrasi! Bahkan dalam rasio anggaran pembangunan dan rutin, Lampung Barat yang Laporan APBD 2010 mencatat prestasi wajar tanpa pengecualian (WTP) berada di peringkat 31. Artinya, anggaran publik dan belanja pegawainya relatif seimbang, sehingga perekonomian masyarakatnya juga bisa membuat anak-anak mereka selalu ceria!"

"Meski begitu, Bupati Lampung Barat Mukhlis Basri tetap rendah hati. Dalam sambutan di pembukaan seminar, ia ingatkan status kabupatennya masih daerah tertinggal!" tegas Umar. "Segenap jajaran pemerintah daerah dituntut untuk terus bekerja keras meningkatkan kesejahteraan rakyat! Namun menurut Bupati, status daerah tertinggal tidak sepenuhnya buruk! Contohnya, di Kementerian Daerah Tertinggal, ia jumpa bupati yang daerahnya baru keluar dari daftar Daerah Tertinggal, minta agar kabupatennya kembali dimasukkan daftar Daerah Tertinggal! Soalnya, daerah bupati itu kehilangan bantuan pusat cukup besar setelah keluar dari daftar daerah tertinggal!" 

"Berbasis sumber daya alam yang cukup dan sumber daya manusia dengan budaya daerah dan sikap masyarakat yang mendukung, menurut Siti Nurbaya, optimalisasi pemanfaatan potensi itu ditentukan oleh perencanaan yang lebih banyak mengajak rakyat bicara!" timpal Amir. "Karena, kata dia, dalam kehidupan berbangsa yang sangat demokratis sekarang, good filling factor—hal-hal yang bisa membuat rakyat merasa senang--bukan saja memperlancar proses pembangunan, tapi juga lebih penting lagi, rakyat merasa benar-benar menikmati hasil pembangunan!" 

"Itu bisa menjadi bandingan buat gejala umum di luar Lampung Barat, hasil-hasil pembangunan cuma dinikmati elitenya!" tegas Umar. "Sedang kehidupan rakyat cenderung semakin susah!" ***
Selanjutnya.....

Mafia Anggaran kian Terungkap!


"PPATK—Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan—tanpa diminta mengirimkan surat ke pimpinan DPR tentang adanya 21 transaksi tidak wajar pada rekening anggota Badan Anggaran (Banang) DPR!" ujar Umar. "Wakil Ketua DPR Pramono Anung dan Prio Budi Santoso membuka hal itu dalam jumpa pers Jumat, tanpa menyebut nama anggota Banang dimaksud dengan alasan surat PPATK itu bersifat rahasia!"

"Terpenting dengan surat PPATK mafia anggaran kian terungkap di salah satu titik strategisnya!" timpal Amir. "Jelas, temuan PPATK itu follow up dari pernyataan Nazaruddin, tersangka kasus suap wisma atlet, lewat berbagai saluran media massa saat mantan bendahara Partai Demokrat itu lari ke luar negeri! Nazaruddin menyebut beberapa nama anggota Banang DPR terlibat dalam mafia anggaran! Jadi, kalaupun pimpinan DPR menyebut hanya satu nama dari surat PPATK, kemungkinan PPATK akan menyingkap lebih banyak nama di luar kaitan pimpinan DPR, hanya soal waktu!"



"Pengungkapan mafia anggaran sampai tuntas baik oleh PPATK maupun KPK, diharapkan bisa lebih cepat karena ulah mereka amat merugikan rakyat!" tegas Umar. "Contoh terakhir kasus suap di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) yang diungkap KPK, pengusaha pelaksana proyek harus setor dulu 10% buat kepastian mendapatkan satu proyek di tingkat pusat! Lalu, proyeknya ada di daerah, entah berapa persen lagi yang harus dikeluarkan sang pengusaha agar semua berjalan mulus, dengan konsekuensi semua pengurangan biaya proyek itu akan ditutupi dengan pengurangan kualitas proyeknya!

Dengan akibat, infrastruktur dan fasilitas transmigrasi cepat rusak sehingga akhirnya para transmigran menderita! Banyak transmigran mengalami nasib malang seperti itu, terakhir dialami transmigran di Kabupaten Ngada, NTT, terancam kelaparan karena dua tahun berturut gagal panen!"

"Karena itu, pimpinan DPR diharapkan tidak pilih kasih dalam memberantas mafia anggaran di Banggar DPR, misalnya melindungi konco fraksinya dengan menumbalkan anggota Banggar dari fraksi lain!" timpal Amir. "Karena dengan begitu seperti cuma mengamputasi anggota tubuh yang terkena penyakit berbahaya, tapi bagian lain yang sama parahnya dipertahankan sehingga penyakitnya tetap menggerogoti DPR dan membuat tubuh bangsa menderita berkepanjangan! Karena itu, sikat habis mafia anggaran di semua sarangnya—eksekutif, legislatif, dan pengusahanya!" 


Selanjutnya.....

SEA Games 2011 Bisa Amburadul?



"SEWAKTU Adhyaksa Dault menjadi Menegpora-Menteri Negara Pemuda dan Olahraga-mengusulkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia sepak bola!" ujar Umar. "Bagaimana hasilnya?"

"Jangankan menjadi penyelenggara Piala Dunia sepak bola, pesta olahraga terpopuler di dunia!" jawab Amir. "Jadi penyelenggara pesta olahraga South East Asia (SEA) Games yang kurang dari dua bulan lagi (dilaksanakan 11-22 November 2011) masih banyak sarana dan prasarananya belum beres! (Kompas, 15-9). Ketua panitia penyelenggaranya Rahmat Gobel mau mengembalikan SEA Games ke pemerintah, kalau sampai Kamis (15-9), peraturan presiden (perpres) izin pembelian kebutuhan SEA Games tanpa tender belum terbit!"

"Sudah diterbitkan perpresnya?" potong Umar.

"Belum! Harus dirapatkan lagi untuk diratifikasi sejumlah menteri terkait, baru berkasnya dibawa ke Presiden!" jawab Amir. "Bahkan kalau nanti perpresnya sudah siap, menurut pejabat teras Kemenegpora, masih akan dibentuk lagi sebuah tim penilai setiap usulan pembelian dengan harga pembanding yang disertakan dalam usulan. Jika tim sudah setuju, dibuatkan keputusan persetujuan Menegpora! Setelah semua prosedur dilalui, baru dibuat bilyet giro untuk membelinya!"

"Waduh, ruwet sekali prosesnya!" tukas Umar. "Kalau barang dan jasa yang dibutuhkan masih banyak lagi, apalagi barang-barang spesifik yang sering masih harus inden lagi, mengingat waktu pelaksanaan yang sudah mendesak, bukan aneh kalau pelaksanaan SEA Games bisa amburadul!"


"Diharapkan tak sampai begitu!" timpal Amir. "Hal ini terjadi mungkin terpengaruh kasus korupsi wisma atlet yang justru terkait dengan kegiatan ini, sehingga banyak yang menjadi kalang kabut!"

"Apakah itu bukan karena kabinetnya sudah seperti bentuk yang ditulis Ikrar Nusa Bhakti, kabinet kleptokrasi (Kompas, 12-9), kabinet yang birokrasinya cenderung suka ngutil?" tukas Umar.


"Justru untuk menghindari label itulah bisa menjadi kalang kabut!" tegas Amir. "Termasuk prosedur perpres izin tanpa tender akan dilakukan dengan cara ketat, takut lagi sial ada saja jalan menarik perhatian KPK!"

"Tapi bagaimana kalau akibat prosedur yang kaku itu waktu pelaksanaan yang mendesak jadi tidak terkejar lagi?" tanya Umar.

"SEA Games-nya yang ditunda!" tegas Amir. "Bagi Kabinet Indonesia Bersatu II dan birokrasinya sekarang ini, lebih baik ditunda meskipun malu pada dunia, ketimbang ramai-ramai terancam masuk penjara-keluarga dipermalukan sebagai kerabat koruptor pula!!" ***
Selanjutnya.....

Doa dan Puasa untuk Bersihkan Bumi Pertiwi!



"SEKITAR 600-an warga lintas agama—Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu—melakukan aksi bertajuk Doa dan Puasa untuk Membersihkan Bumi Pertiwi, duduk di tepi Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta!" ujar Umar. "Aksi dimulai Rabu (14-9) pagi, menurut Ashari, perserta, akan dilakukan tiga hari berturut sampai Jumat! Menurut peserta dari tokoh Hindu, aksi itu bentuk keprihatinan atas berbagai kasus yang menimpa bangsa, dari penanganan korupsi yang tidak tuntas, kebohongan publik, hingga kurang bertanggungjawabnya elite politik!" (Pos Kota Online, 14-9)

"Doa dan puasa buat membersihkan negara dari berbagai penyakit hingga gagal menyejahterakan rakyat dengan mengentaskan mereka dari kemiskinan dari pengangguran, memang sudah saatnya!" timpal Amir. "Doa dan puasa bersama itu juga diperlukan guna menggugah elite dari keasyikan menikmati kekuasaan tanpa menyadari rakyat terbenam derita akibat pemimpin tidak mengutamakan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi dan kelompoknya belaka!"

"Doa dan puasa bersama antarumat beragama ini sebenarnya dilakukan murni oleh warga biasa, tanpa pretensi politik apa pun! Maka itu, kalau semula aksi mereka digelar di Jalan Medan Merdeka Utara depan Istana Merdeka, ketika diminta pindah karena ada tamu negara, tak perlu ngotot apalagi dorong-dorongan dengan petugas mereka langsung pindah ke Medan Merdeka Barat!" tegas Umar. "Untuk itu, kalau kemudian ada sementara elite datang dan bergabung dalam aksi mereka, bisa dianggap sebagai dukungan terhadap aksi mereka! Sebab, sampai kemarin tak seorang pun dari mereka mengklaim sebagai pemimpin aksi!"

"Kemurnian aksi lintas agama warga biasa itu memang perlu dijaga, agar ketulusan doa dan puasa mereka yang bertujuan membersihkan negara ini dari segala kotoran dan noda tidak malah dicemari oleh boncengan kepentingan politik yang kotor!" timpal Amir. "Lebih buruk lagi, akibat adanya boncengan kepentingan politik dari pihak luar kelompok yang nimbrung dalam aksi mereka, pihak elite formal yang jadi tujuan aksi untuk mengubah perilakunya malah punya dalih untuk mengelak dengan mendiskredit aksi itu kelompok bayaran lawan politik penguasa!"

"Boncengan maupun tuduhan bayaran terhadap aksi tersebut boleh-boleh saja!" tegas Umar. "Tapi doa dan puasa yang tulus akan selalu diterima-Nya sebagai amal baik! Amal baik itu yang harus ditingkatkan untuk mengalahkan kejahatan yang menyengsarakan rakyat negara ini!" ***
Selanjutnya.....

TIME 2011, Lampung 'Go International'!



"UNTUK mempromosikan Lampung ke pasar internasional, Pasar Wisata Indonesia 2011 atau Tourism Indonesia Mart and Expo (TIME) diadakan di Bandar Lampung, 12—14 Oktober!" ujar Umar. "Meity Robot, ketua panitia TIME 2011, saat meluncurkan program itu di Jakarta, Selasa (13-9), menyatakan Lampung memiliki banyak potensi karena pemandangannya indah!" (Kompas, 14-9).

"Sejauh mana TIME 2011 itu nanti?" timpal Amir.

"Menurut Meity, sekitar 30 delegasi dari sejumlah negara menjadi peserta TIME 2011," jawab Umar. "Mereka antara lain dari Amerika Serikat, Jerman, Australia, Belanda, dan beberapa negara yang punya peluang pasar bagus. Sudah ada 77 agen wisata dari dalam dan luar negeri yang akan memasarkan Lampung!"


"Kita sambut TIME 2011, event tahunan ASITA dan Masyarakat Pariwisata Indonesia yang tahun ini penyelenggaraan ke-17," timpal Amir. "Hal itu sejalan usaha Komunitas Bloger Lampung mempromosikan pariwisata daerahnya lewat internet! (Lampost, 11-9) Dengan berbagai usaha yang saksama di semua jalur itu, diharapkan bisa mengangkat pariwisata Lampung lebih cepat go international!"


"Bersamaan dengan usaha masyarakat nasional mempromosikan pariwisata daerah ini, tak boleh dilupakan kegiatan Pemprov dan kabupaten/kota dalam menggairahkan pariwisata Lampung, seperti Festival Krakatau yang rutin digelar setiap tahun! Setiap kabupaten punya agenda masing-masing pula!" tegas Umar. "Selain berbenah fasilitas di tujuan wisata daerah masing-masing, juga menyelenggarakan seminar-seminar mendukung pengembangan pariwisata sebagai andalan penerimaan daerah!"



"Seperti seminar yang dilakukan Pemkab Lampung Barat dalam memperingati dua dasawarsa usia kabupatennya Jumat besok dengan pembicara Dr. Sapta Nirwanda, dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan materi Optimalisasi pengembangan pengelolaan potensi pariwisata dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Kabupaten Lampung Barat!" sambut Amir.



"Itu klop dengan materi yang disampaikan Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc., sekjen DPD RI, Peningkatan pembangunan perekonomian Kabupaten Lampung Barat berbasis potensi daerah. Semua itu bisa mendorong lebih cepat realisasi potensi daerah (terutama pariwisata) bagi peningkatan kesejahteraan rakyat!"



"Kuncinya pelaku bisnis pariwisata yang harus menciptakan kesan indah pada setiap tamunya!" tegas Umar. "Layanan memuaskan bisa menutupi kekurangan berbagai sisi lainnya!" ***
Selanjutnya.....

Ekses Kemarau Menyengsarakan!



"SELAIN para petani sawah tadah hujan, petani tanaman palawija, terutama jagung, juga gagal panen akibat kemarau yang sangat kering kali ini di Lampung!" ujar Umar. "Tanaman padi di sawah tadah hujan dan palawija yang kekeringan itu bagi kebanyakan petani tersebut merupakan sumber penghidupan utama mereka! Tak ayal, ekses kemarau menyengsarakan banyak petani!"

"Meskipun demikian, kita tetap salut pada Pemprov Lampung yang sejak jauh hari mengantisipasi kemarau dengan program-program membuat embung dan sumur bor!" sambut Amir. "Tapi, karena dampak kemarau terlalu luas dan masif, program itu tak berhasil mengatasi luasnya—ribuan hektare—gagal panen yang terjadi!"

"Sayangnya, program tersebut tak dilengkapi cadangan bantuan sosial penyambung hidup setelah gagal panen—bukan sekadar pembebasan tagihan kredit pupuk dan saprodi serta benih gratis untuk bertanam lagi!" tukas Umar. "Karena itu, ekses kemarau yang menyengsarakan banyak petani itu juga harus diantisipasi dan dibuatkan program sosial untuk mengatasinya! Jadi, antisipasinya bukan cuma program-program teknis yang terbukti asal ada, tak mampu secara efektif mengatasi keluasan masalahnya!"

"Soalnya di negeri kita belum menjadi tradisi bagi pemerintah untuk memberi perhatian khusus ke arah nasib manusianya saat terjadi gagal panen!" timpal Amir. "Itu konsekuensi pembangunan yang bersifat materialistik dan gila tumbuh sehingga dalam banyak hal yang terkait dengan dimensi manusianya kurang diberi perhatian semestinya! Prioritas selalu bertumpu dimensi material dan daya pertumbuhan ekonomi!"

"Padahal, gagal panen massal itu juga berdampak turunnya jumlah pasokan pangan lokal, yang berarti harga pangan naik!" tegas Umar. "Bagi warga kota itu sepele, cuma soal inflasi sekian persen, yang tetap bisa mereka pikul! Lain hal bagi para petani yang gagal panen, sudahlah terpaksa harus beli beras, harganya jauh lebih tinggi pula!"

"Sudah jatuh (gagal panen) tertimpa tangga pula—harga kebutuhan hidup, termasuk sayuran, yang naik sejak puasa dan Lebaran tak mau turun lagi!" timpal Amir. "Hal itu terjadi dari zaman ke zaman, tapi masyarakat lapisan bawah kita tahan banting, terbiasa sengsara! Sehingga selalu lupa pun penguasa menyiapkan program bantuan saat kesengsaraan mereka mencapai tingkat kritis, seperti gagal panen meluas sekarang ini, rakyat akan selalu mampu bertahan hidup! Ketahanan sengsara yang tinggi inilah penyebab penguasa sering lupa memperhatikan nasibnya!" ***
Selanjutnya.....

Skandal Century Digoyang Ulang!


"ISU tersebar menyebutkan Pemerintah RI kalah di Arbitrase Internasional, diwajibkan membayar 75 juta dolar AS (sekitar Rp4,7 triliun) kepada pemilik Bank Century Hesham Al Waraq dan Rafat Ali Rizvi selaku penggugat, dibantah Jaksa Agung Basrief Arief!" ujar Umar. 

"Menurut Jaksa Agung, atas gugatan Hesham dan Rafat 12 Mei 2011, proses di International Center for Setlement of Investment Disputes (ICSID) yang akan menggelar sidang arbitrase baru tahap memilih arbiter, dilanjutkan memilih ketua majelis pemimpin sidang! Jadi, sidang saja belum, apalagi kalah!" (Kompas, 12-9)

"Jaksa Agung 100 persen betul!" timpal Amir. "Tapi isu yang menyebut Pemerintah RI kalah itu bukan mengacu esensi kasusnya, tapi justru pada realitas kekalahan pemerintah pada dua terpidana 15 tahun penjara kasus korupsi dana talangan Bank Century Rp6,7 triliun! Bukannya mereka ditangkap dan dipenjarakan, malah menyeret Pemerintah RI jadi tergugat (terdakwa) di sidang internasional, diadili sistem hukumnya, kebijakan bailout dan putusan pengadilannya menghukum penggugat!"

"Itu kekalahan telak Pemerintah RI dari terpidana korupsi uang rakyatnya!" tegas Umar. "Dan itu terjadi hanya karena penegak hukum lemah, tak bisa menangkap terpidana korupsi! Akibatnya, justru para terpidana korupsi yang seharusnya dalam teralis besi, malah memojokkan sistem hukum kita untuk diundat-undat majelis di tribune (panggung) internasional!"

"Maka itu, kenapa kedua terpidana korupsi itu tak bisa ditangkap sehingga membalikkan justru Pemerintah RI yang diposisikan terdakwa, itulah sesungguhnya prioritas yang harus dipecahkan pemerintah, utamanya Jaksa Agung!" timpal Amir. "Misal, kenapa tak sejak awal terpidana koruptor itu di-red notice ke Interpol seperti Nazaruddin, hingga kini mereka seharusnya dalam kurungan, bukan merepotkan dan mempermalukan bangsa!"

"Hal-hal terakhir ini membuat skandal Century menggeliat, digoyang ulang oleh para politisi di parlemen dengan melanjutkan hasil paripurna sebelumnya yang dimenangkan pihak oposan, diproses meningkat ke pernyataan pendapat DPR!" tegas Umar. 

"Menariknya, ide untuk melanjutkan skandal Century ke tahap pernyataan pendapat DPR—yang bisa lanjut ke MK untuk pemakzulan—datang dari Partai Golkar! Lantas, PKB yang biasa tandem ke Demokrat, malah mendukung usul meningkatkan level skandal Century! Wakil Ketua DPR dari PDIP Pramono Anung pun mendukung mereka! Pokoknya skandal Century siap digoyang ulang, dalam skala nasional dan internasional!" ***

Selanjutnya.....

Dan Korupsi pun di Jalur Khusus!



"KENAPA tekadmu kuat merantau ke Ibu Kota, padahal Ibu Kota terkenal lebih kejam dari ibu tiri!" tanya kakek ke cucunya. "Apalagi di Ibu Kota tak punya sanak famili, tak punya kenalan!"
"Justru karena tak punya kenalan, tak dikenal pejabat tinggi sekelas menteri, peluang memulai usaha terbuka!" jawab cucu. "Kakek saksikan di televisi, setiap ada kasus korupsi terbongkar, pejabat tinggi atau menteri yang terkait langsung dengan tegas mengatakan tidak kenal dengan pengusaha yang tertangkap bersama bawahan pejabat tersebut! Itu berarti, para pejabat di Ibu Kota membagi proyek diprioritaskan kepada orang yang tak dia kenal! Jadi, kesempatan berusaha menjadi milik orang-orang tak dikenal!"


"Sering terbukti, itu terjadi hanya pada pejabat hipokrit alias munafik!" tegas kakek. "Sebenarnya tidak begitu! Sukar dipercaya pejabat memberikan proyek ratusan miliar pada orang tak dikenal! Paling tidak, dikenal lewat jalur khusus!"

"Maksud Kakek pasti staf khusus, tim asistensi, atau orang yang punya hubungan dekat dengan pejabat kunci sehingga staf dalam struktur formal justru harus mematuhi aturan yang ditetapkan orang di jalur khusus itu!" sela cucu.

"Betul! Bahkan ada, orang di jalur khusus itu lebih galak dari pejabat kunci yang mendelegasikan wewenangnya ke orang itu! Sehingga, jika orang di jalur khusus itu kurang senang pada pejabat formal bawahan pejabat kunci, ketika dia bilang mutasi maka dimutasilah sang bawahan!" tutur kakek. "Dengan begitu, sang pejabat kunci bisa senantiasa mengaku bersih, padahal para pejabat bawahannya stres menghadapi tekanan orang-orang di jalur khusus yang tak boleh ditolak apa pun yang dikehendakinya!"

"Kalau yang dikehendaki orang jalur khusus itu melanggar hukum?" kejar cucu.
"Menjadi kewajiban pejabat formal bawahan itu untuk mengaturnya sehingga segalanya tampak sesuai sistem dan prosedur!" tegas kakek. "Lewat tender sandiwara misalnya dan banyak cara lain yang membuat segalanya seolah telah berjalan sebagaimana mestinya!"

"Kalau semua bisa diproses seolah telah berjalan semestinya, berarti saat diaudit pun hasilnya bisa wajar tanpa pengecualian—WTP!" tukas cucu.

"Karena korupsi berlangsung di jalur khusus, oleh orang-orang khusus pula, sedang di jalur formal oleh orang-orang formal administratifnya dibuat sesuai semestinya, maka audit yang sebatas pada administratif formal tentu bisa menghasilkan WTP!" tegas kakek. "Begitulah korupsi di jalur khusus, pejabat pun bisa mengaku tak kenal pelaksana proyeknya!" ***
Selanjutnya.....

Saya punya alamat email Yahoo! baru

Halo, saya ingin memberi tahu bahwa saya punya alamat email Yahoo! baru; ajimni@yahoo.co.id. Mohon update buku alamat Anda dan mulai sekarang kirim email untuk saya ke alamat email ini. Terima kasih!
Jimni Alba Selanjutnya.....

Saya punya alamat email Yahoo! baru

Halo, saya ingin memberi tahu bahwa saya punya alamat email Yahoo! baru; ajimni@yahoo.co.id. Mohon update buku alamat Anda dan mulai sekarang kirim email untuk saya ke alamat email ini. Terima kasih!
Jimni Alba Selanjutnya.....

11 September 2001, 11 September 2011



"HARI ini—11 September—10 tahun lalu 19 teroris Al Qaeda membajak empat pesawat komersial, dua pesawat ditubrukkan ke menara kembar WTC (World Trade Center) di New York menewaskan 2.973 orang! Satu pesawat ditubrukkan Pentagon, satu lagi jatuh di pertanian—penumpang empat pesawat berkapasitas masing-masing lebih 400 orang itu semua tewas!" ujar Umar. "Hari ini—11 September—10 tahun kemudian, Amerika kembali tegang oleh ancaman serangan bom—juga dari Al Qaeda—di New York dan Washington D.C."

"Kasihan rakyat Amerika, selalu ketakutan pada ancaman teroris yang jumlahnya tak lebih dari bilangan jari!" timpal Amir. "Tragedi 2001 hanya dilakukan 19 teroris, dan sekarang ketakutan pada tiga orang dengan bom mobilnya!"


"Trauma dan paranoid itu lebih mencekam warga AS, karena balas dendam terhadap teroris dengan agresi ke Afghanistan justru merenggut lebih banyak lagi putra-putra terbaik bangsanya!" tegas Umar. "Sampai hari terakhir genap satu dekade tragedi WTC, jumlah tentara AS dan Sekutu yang tewas di Afghanistan mencapai 2.686 orang, (Antara News, 8-9-2011) nyaris menyamai jumlah korban WTC 2001. Bahkan dalam lanjutan amarah terhadap teroris, serangan membabi buta ke Irak dengan alasan mengada-ada, malah menewaskan lebih banyak lagi anak-anak tercinta rakyatnya—jumlah tewas tentara AS dan Sekutu di Irak sejak 2003 mencapai 4.715!" (AFP, 20-5-2010)

"Berarti AS menggali kubur lebih banyak lagi—nyaris tiga kali lipat korban WTC—buat warganya sebagai tumbal pelampiasan amarahnya terhadap teroris!" timpal Amir. "Itu kalau kejadian tragedi 11 September dan pembalasannya dicerna dengan pikiran jernih! Karena untuk menangkap seekor tikus, AS telah membakar rumah—menyerang Afghanistan hingga puluhan ribu rakyat sipil tak berdosa tewas! Di Irak bahkan lebih 400 ribu warga sipil tewas sejak 2003!"

"Paling menyedihkan dengan ratusan ribu warga sipil tewas, negara dan sumber penghidupan rakyatnya hancur, terbukti tak menyelesaikan masalah! Baik di Afghanistan maupun Irak, hasilnya cuma puing-puing!" tegas Umar. "Lebih celaka lagi, yang menunjukkan gaya Amerika itu amat buruk, bos Al Qaeda Osama bin Laden ditemukan bersembunyi di Pakistan, bukan Afghanistan atau Irak!"

"Maka itu, peringatan satu dekade tragedi 11 September ini diharapkan bisa membuat AS lebih dewasa!" timpal Amir. "Memburu tikus pakai perangkap tikus, bukan membakar rumah dan menyuruh anak-anak bangsanya mencari tikusnya dalam rumah-rumah yang dibakar!"
Selanjutnya.....

Supernova Bagi Cahaya, Elitenya Bermain Gelap!


"WARGA bumi pekan ini menyaksikan cahaya gemerlapan supernova di langit utara! Menurut kamus Webster, supernova itu the explosion of a very large star—ledakan dari sebuah bintang yang sangat besar!" ujar Umar. "Astronom Prof. Thomas Djamaludin di Metro TV (9-9) menyatakan, yang terlihat itu ledakan bintang di Galaksi M-101, lokasinya relatif dekat dengan bumi!"

"Seberapa dekat?" timpal Amir. "Bumi kita di tata surya matahari, dalam Galaksi Bima Sakti (Milky Way) yang selain memiliki banyak bintang besar, luasnya juga bukan kepalang! Sedang supernova itu di galaksi lain!"

"Dekat secara astronomi! Menurut Prof. Thomas, jaraknya 21 juta tahun cahaya dari bumi!" tegas Umar. "Karena itu tak perlu cemas, selain jarak sesungguhnya amat jauh, ledakan supernova yang baru terlihat sekarang dari bumi itu kejadiannya sudah 21 juta tahun lalu!"

"Ledakan 21 juta tahun lalu itu baru terlihat sekarang dari bumi! Itu arti letaknya 21 juta tahun cahaya!" timpal Amir. "Lalu, satu tahun cahaya itu berapa kilometer?"
"Kecepatan cahaya 299.792.458 meter per detik (m/s—meter per second) di ruang hampa!" jelas Umar. "Satu 'tahun Julian' 365,25 hari, atau 31.557.600 detik. Satu tahun cahaya sama dengan 9.460.730.472.580,8 kilometer! (Wikipedia) Hitung sendiri seberapa besar jaraknya 21 juta tahun cahaya jika satu tahun cahaya sembilan triliun kilometer lebih!"

"Susah menghitungnya! Artinya, jauh sekali!" entak Amir. "Tapi kenapa supernova dari jarak dan masa lalu yang sedemikian jauh memberi cahaya terang buat kita, sedang pemerintah kita sendiri pada tempat dan masa yang sama tak memberi terang pada rakyatnya, seperti tentang skandal Bank Century hingga tahu-tahu Arbitrase Internasional mewajibkan negara kita bayar Rp4 triliun pada buron penegak hukum dalam kasus tersebut! Atau soal suap wisma atlet, juga proyek transmigrasi di Papua! Semua elite buat tampak serbagelap bagi rakyat!"

"Lucunya, kalau soal supernova kita dibuat kaget karena panjangnya jajaran angka yang berbilang triliun kilometer jarak tahun cahaya, dalam hal-hal yang dibuat gelap bagi rakyat itu dikejutkan dengan panjang jajaran angka korupsinya, mencapai triliunan rupiah!" tukas Umar. "Dengan demikian supernova itu memberi contoh kepada para pemimpin, jauh-jauh dia datang memberi cahayanya yang terang, sedang elite yang wajib mencerahkan bangsanya malah bermain gelap demi kepentingan kekuasaan!" ***
Selanjutnya.....

Proyek 'By Pass' Dihentikan, Jadi Masa Berbenah!


"PROYEK pelebaran Jalan by pass Soekarno-Hatta, Bandar Lampung, dihentikan dan harus ditender ulang Kementerian Pekerjaan Umum akibat PT Istaka Karya, pelaksana proyek senilai RP156 miliar itu, dipailitkan oleh Mahkamah Agung!" ujar Umar. 

"Harapan warga Lampung akhir 2012 punya jalan by pass yang lebar dan bagus terpaksa tertunda!"
"Sebelum ada jalan tol Tegineneng-Babatan, Jalan by pass Soekarno-Hatta itu vital bagi kendaraan lintas Sumatera dari utara menuju Bakauheni dan sebaliknya, sekaligus sebagai jalan Kota Bandar Lampung!" timpal Amir. "Dengan fungsi gandanya itu, sekalipun harus tender ulang, jalan by pass sebaiknya diusahakan tetap selesai Desember 2012! Sebab, jika tak cepat diselesaikan, dengan fungsi gandanya itu pula jalan by pass cepat hancur sehingga menghambat kelancaran jalan lintas Sumatera maupun dalam kota!"

"Dambaan terhadap jalan by pass yang lebar (dua jalur dengan minimal empat lajur) dengan badan jalan kuat dilintasi truk 50 ton sudah mendesak!" tegas Umar. "Selain itu lingkungan sepanjang jalannya dibangun indah dan segar! Contoh by pass yang memenuhi standar kuat dan indah itu jalan by pass Ngurah Rai, Denpasar, sepanjang 20-an kilometer dari Sanur, Tohpati, Benoa, Jimbaran (belok ke bandara), lurus tembus ke Nusa Dua!"

"Kalau lingkungan Jalan by pass Soekarno-Hatta Bandar Lampung sepanjang 18,1 km itu bisa dipermak seperti by pass Ngurah Rai, tentu bisa menanam kesan pada warga pelintas Sumatera bahwa Bandar Lampung adalah kota yang rapi dan indah!" timpal Amir. 

"Bukan lagi seperti selama ini, kesan kota yang kusut! Padahal kesan kusut itu sendiri tidak mewakili kondisi kota Bandar Lampung yang sebenarnya!"

"Maka itu, kesan kekusutan kota Bandar Lampung yang diciptakan kondisi lingkungan sepanjang jalan by pass harus mulai dipikirkan elite penentu pembangunan kota!" tegas Umar. "Peluang pembenahan itu terbuka seiring dengan proyek pelebaran by pass yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum! Bersama pelaksanaan proyek pusat itu Pemkot membenahi lingkungan sekitar sekaligus sampai tuntas! Kalau tak selesai sekali jalan, pembenahan pada waktu berbeda akan sulit dilakukan! Sedang kalau dilakukan sporadis, cuma jadi tambal-sulam kekusutan belaka!"

"Berarti penghentian proyek by pass jadi blessing in disguise, memberi peluang bagi Pemkot untuk bersiap membenahi lingkungan sekitarnya, yang bisa dilaksanakan seiring proyek pelebaran jalan by pass!" timpal Amir. "Itu kalau kesan kota kusut buat Bandar Lampung harus dihilangkan!" ***
Selanjutnya.....

Peluang Timnas Masih Terbuka!



"MESKI kecil, peluang di Pra-Piala Dunia 2014 masih terbuka bagi Timnas Indonesia!" ujar Umar. "Dari enam pertandingan di babak tiga, baru dua yang dilalui! Masih tersisa empat pertandingan untuk menentukan hasil akhir babak ini! Garuda di dada para pemain harus bisa menyulut tekad mereka mewarisi semangat pantang menyerah para pejuang mempertahankan kemerdekaan ketika peluang tersisa tinggal pemerintahan darurat di Bukit Tinggi, sedang semua wilayah, termasuk Ibu Kota RI di Yogyakarta sudah diduduki penjajah!"

"Dari peluang yang tersisa, empat pertandingan itu jauh lebih besar dibanding sisa wilayah Tanah Air dari pendudukan penjajah di zaman agresi Belanda itu!" timpal Amir. "Padahal, waktu itu Dewan Keamanan PBB sedang bersidang untuk menentukan nasib Indonesia! Namun, dengan semangat Garuda Pancasila di dada para pejuang di bawah pimpinan Jenderal Sudirman pada 1 Maret 1949, pejuang kita berhasil memukul pasukan Belanda keluar dari Kota Yogya!"



"Sama dahsyatnya pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, para pemuda hanya bersenjata bambu runcing melawan pasukan sekutu yang terdiri dari kapal induk HMS Sussex dibantu empat kapal perang destroyer, 12 kapal terbang jenis mosquito, 27 ponders, 37 howitser, dan tank-tank Sherman, 15 ribu tentara dari Divisi 5 dan 6 ribu personel dari Brigade 49 The Fighting Cock!" sambut Umar. "Dengan tekad “Merdeka atau Mati!” yang ditandatangani bersama semua unsur warga masyarakat Jawa Timur pada 9 November, dengan Bung Tomo jadi penggerak massa lewat corong radio meski dengan senjata seadanya, mereka tak tunduk kepada penjajah sampai tetes darah penghabisan!"

"Motivasi semangat juang seperti itu agaknya yang masih kurang ditanamkan pada para pemain timnas kita, yang kebanyakan pemain bayaran di klub profesional!" tukas Amir. 

"Semangat juang timnas kita masih jauh dibanding dengan tim-tim yang punya motivasi ekstra hingga lapangan dijiwai sebagai arena juang “Merdeka atau Mati!” Itu terlihat pada dua pertandingan saat kalah dari Iran 0-3 dan dari Bahrain 0-2! Lambang garuda yang terpajang di dada pemain belum mengaktual dalam semangat juang di lapangan!"

"Bahkan, sorak 80 ribu suporter pun tak mampu menyulut semangat juang garuda yang terpajang di dadanya!" timpal Umar. "Itu yang membuat suporter kecewa, penasaran, lantas melampiaskan kekesalannya dengan membakar mercon roket dan mengarahkannya ke lapangan! Garuda di dadaku baru sebatas nyanyian suporter, belum jadi semangat di jiwa para pemain timnas!" ***
Selanjutnya.....

Nama Muhaimin Dicatut Bawahan!


"TERTANGKAPNYA oleh KPK 25 Agustus lalu dua pejabat Ditjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi, Kementerian Nakertrans, bersama utusan pengusaha dengan uang tunai Rp1,5 miliar, menyeret Muhaimin Iskandar selaku Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi berdasar pengakuan orang-orang yang tertangkap uang itu buat Pak Menteri!" ujar Umar. 

"Bahkan pengacara pengusaha yang stafnya tertangkap itu mengaku punya bukti kuat tentang permintaan uang itu oleh kedua pejabat buat THR Muhaimin!"

"Berbentuk apa bukti tersebut?" potong Amir.
"Berupa SMS—short message service—kedua pejabat dengan staf pengusaha itu di hari mereka tertangkap!" jelas Umar. "Berdasar bukti itu pula KPK memastikan akan memeriksa Muhaimin!"

"Kalau cuma itu buktinya, bukan mustahil nama Muhaimin dicatut kedua pejabat bawahannya itu!" tegas Amir. "Logikanya, seorang pengusaha yang menangani pembangunan kawasan dan permukiman transmigrasi di 19 kabupaten Papua dengan proyek bernilai lebih Rp500 miliar, hampir bisa dipastikan punya hubungan atau kenal baik dengan sang menteri! Artinya, kalau mau sekadar memberi THR, buat apa harus repot-repot lewat bawahan hingga diketahui orang lain, karena bisa langsung by hand dan cuma Tuhan yang tahu!"

"Tapi logika itu dibantah Muhaimin sendiri dengan menegaskan dia tak mengenal pengusaha yang menangani proyek transmigrasi itu!" tukas Umar. "Dengan itu pengakuan para pejabat dan staf pengusaha yang tertangkap malah masuk akal!"

"Cuma, konsekuensi pengakuan itu pada realitas bernegara bangsa kita amat negatif!" tegas Amir. "Pertama, Muhaimin itu bukan cuma menteri, tapi juga Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), partai yang berbasis massa para kiai dan lingkungan pengaruh pesantrennya! Kedua, untuk bisa sampai ke posisi itu, Muhaimin 'berdarah-biru NU' yang famili dekat Gus Dur, hingga saat Gus Dur mendirikan PKB (1999) Muhaimin ditempatkan sebagai Sekretaris Jenderalnya! Dari kedua hal itu tampak figur Muhaimin merupakan representasi dari suatu gugusan holistik dalam taman sari masyarakat bangsa! 

Jadi, kalau Muhaimin sampai terseret kasus korupsi, gugusan holistik yang direpresentasikan dirinya menjadi kurang bersih, hingga taman sari bangsa yang mengandalkan gugus holistik sebagai puncaknya karena bersih, telah jadi tercemar! Akibatnya, taman sari bangsa pun kehilangan mahkota simbol kebersihannya!"

"Kebersihan Muhaimin dari kasus ini menentukan realitas bangsa, apakah sudah dalam kubangan korupsi!" timpal Umar. "Itu masalahnya!" ***
Selanjutnya.....

Stamina Timnas Harus Dipompa!


"MENGHADAPI tiga 'tim bernapas kuda Arab'—Iran, Bahrain, dan Qatar—di babak III Pra-Piala Dunia 2014, stamina Tim Nasional Indonesia jelas harus dipompa lebih keras lagi!” Tegas Umar. "Jika tidak, seperti pengalaman tanding pertama lawan Iran, di babak pertama tenaga timnas kita dikuras, dan merasa bangga bisa menahan lawan 0-0 pada 45 menit pertama, tapi di babak kedua setelah letoi, timnas dicukur gundul lawan tanpa balas, 0-3."

"Justru stamina itu masalah krusial timnas kita!" timpal Amir. "Sudahlah postur tubuhnya rata-rata lebih kecil daripada lawan, staminanya relatif cekak pula! Beda dengan tim Korea, Jepang, dan China, meski tubuh mereka relatif lebih kecil dari lawan, stamina mereka bisa membuat lawan terengah-engah dengan permainan cepatnya! Dan stamina mereka terukur 120 menit—dua kali 45 menit tambah dua kali 15 menit perpanjangan waktu!"



"Para ahli gizi nasional mungkin harus dikumpul untuk mencari tahu, kenapa dengan tubuh sama kecilnya atlet Korea, Jepang, dan China bisa punya stamina jauh lebih kuat daripada atlet kita!" tegas Umar. "Apakah jenis makanan kita tahu-tempe, jangan gori yang dilahap orang kita sejak kecil membuat staminanya rendah, atau karena faktor-faktor lain! Semua itu harus ada jawabannya, agar saat menonton sepak bola antara timnas dan lawan warga bangsa tak jadi gemas karena pemain kita kehabisan tenaga lalu menggantol kaki lawan dari belakang!"

"Artinya, kelemahan utama timnas sepak bola kita sejak awal sudah diketahui, tapi kenapa dari zaman ke zaman tak bisa diperbaiki!" timpal Amir. "Lantas kenapa Korea, Jepang, dan China bisa membuat stamina atletnya serbaprima?"

"Dari situ, kalau dalam teknik dan strategi sepak bola kita rekrut pelatih dari Eropa guna mengajari anak-anak kita cara bermain sepak bola yang betul, untuk memompa stamina pemain timnas kita juga harus merekrut ahli gizi dari tiga negara itu—Korea, Jepang, atau China—juga pelatih fisik pembina stamina, sekalian juru masaknya!" tegas Umar.

"Kenapa harus sekalian juru masaknya? Sebab, kita tak hendak merendahkan ahli gizi kita, pasti mereka tahu berapa kalori pada 1 gram sayur tertentu. Tapi oleh juru masak yang dicari paling murah bayarannya dari dusun, sayur itu digodok sampai nyonyot sehingga kalorinya menguap, dan pemain kita jadi loyo di lapangan!"

"Tapi usaha itu belum bisa diterapkan pada putaran Pra-Piala Dunia kali ini, karena waktunya sudah terlalu sempit!" timpal Amir. "Lebih tepat diterapkan pada Timnas Indonesia U-17, U-21, atau U-23. Dengan itu kita punya harapan ke depan!" ***
Selanjutnya.....

Stok Beras Cukup Tetapi Kelaparan!


"LKBN—Lembaga Kantor Berita Nasional—Antara melaporkan dari Ruteng, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) Minggu (4-9), sekitar 900 jiwa dari 250 kepala keluarga transmigran dilanda kelaparan di Kabupaten Ngada akibat anomali iklim yang menyebabkan dua tahun gagal panen!" ujar Umar. "Untuk bertahan hidup, mereka cari umbi-umbian dari hutan untuk direbus. Pada 2010 mereka bertahan dengan mengonsumsi pisang dari kebun warga setempat, namun kini pisang-pisang itu pun sudah mati karena kekeringan!"
"Pada hari sama Antara melaporkan dari Kupang, Kepala Dinas Sosial NTT Pieter Manuk menyatakan stok beras provinsi itu cukup untuk mengatasi rawan pangan dan kelaparan, masih 2.859 ton di luar cadangan gubernur 200 ton!" timpal Amir. "Dari situ terlihat, realitas kelaparan dan stok beras yang cukup—sekalipun dilabeli untuk mengatasi rawan pangan dan kelaparan—
adalah dua hal yang berbeda! Sebab, apalah arti stok cukup kalau tetap teronggok di gudang, padahal realitas kelaparan di lapangan sudah jalan dua tahun warga bertahan hidup dengan mencari umbi-umbian dari hutan!"

"Begitulah!" tukas Umar. "Kita angkat kelaparan di NTT akibat anomali iklim dengan kontroversinya stok pangan yang cukup karena di daerah kita juga banyak petani gagal panen akibat anomali iklim, persisnya nyaris separuh petani tanaman pangan provinsi ini yang masih bertanam di sawah tadah hujan! Diharapkan tentunya agar para pejabat daerah ini tak cuma puas nongkrong di tumpukan stok pangan, tapi selalu memonitor realitas kehidupan rakyat dan segera memberikan bantuan sebelum kelaparan melanda!"
"Sikap umara harus bisa seperti Umar bin Khatab yang mengamati langsung dapur warga tak sekadar asal mengebul—tapi dicari tahu mengebul itu memasak apa, Umar menemukan seorang ibu cuma merebus batu, sedang di NTT ternyata cuma merebus umbi-umbian dari hutan!" timpal Amir. "Soalnya, sudah 66 tahun meredeka masak ada pejabat yang bicara dan sikapnya tak nyambung dengan realitas penderitaan rakyatnya yang sedang dilanda bencana kelaparan!"
"Itu kata kuncinya, gejala rawan pangan atau kelaparan harus digolongkan bencana!" tegas Umar. "Itu justru resep dari Amartia Sen, penerima Nobel bidang ekonomi 1998 asal India, dengan melabeli kelaparan sebagai bencana dan pers memberi tekanan terhadap ancaman bahaya bencananya, bencana itu justru bisa dicegah sebelum terjadi! Itu ciri bangsa berbudaya—sebab inti budaya adalah memuliakan manusia!" ***

Selanjutnya.....

Kecelakaan Mudik Masih Meningkat!

"MESKI segala usaha dan dana ditingkatkan untuk mencegah dan menekan kecelakaan musim mudik Lebaran, ternyata jumlahnya masih terus meninghkat!" ujar Umar. "Tercatat pada H+1 (1 September 2011) jumlah kecelakaan telah mencapai 2.998, dibanding tahun sebelumnya setelah H+7 jumlahnya 2.246 kecelakaan! Sampai H+7 nanti jumlah korban tewas juga akan lebih besar dari tahun lalu, 539 jiwa. (Kompas.com, 2-9). Sampai H+3 saja (3 September), pada 2011 ini korban tewas telah mecapai 587 orang!" (Metro TV, 3-9)
"Menurut pihak kepolisian dalam perbincangan di Metro TV (2-9), 72% dari kecelakaan mudik 2011 itu dialami sepeda motor, dengan penyebab utama faktor manusia—ngantuk dan kelelahan!" timpal Amir. "Itu menunjukkan segala bentuk sosialisasi dan bimbingan untuk berkendara sepeda motor secara standar, termasuk standar kapabilitas fisik dan mentalnya, tak mampu memperbaiki perilaku mereka berkendara di jalan raya! Sehingga, agar berhati-hati demi nyawa sendiri dan orang tercinta yang diboncengnya pun, tak dipedulikan!"



"Faktor manusia sebagai penyebab kecelakaan itu memang ruwet!" tegas Unar. "Lebih lagi karena faktor itu menjadi cerminan lemahnya sistem perlalulintasan secara keseluruhan! Terutama terkait dengan kewenangan polisi, yang melepas jutaan orang mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya tanpa kapabilitas berkendara yang teruji sesuai dengan standar! SIM belum menjadi standar kapabilitas tersebut! Di Jepang, misalnya, meskipun ujian praktek lebih lima kali, kalau belum lulus tetap tak diberi SIM!"
"Faktor manusia itu ditambah kerentanannya oleh faktor kenderaan dan jalan!" timpal Amir. "Kendaraannya banyak yang justru masih baru, dibeli dengan pilihan daya pacunya, padahal kemampuan orangnya mengendarai dalam kecepatan tinggi belum teruji! Jelas, kecelakaan tinggal soal waktu! Lalu, jalannya juga masih menjadi satu dengan kendaraan besar, bus, dan truk! Berebut jalan, menyalip dan memotong kendaraan besar itu, sekali salah perhitungan langsung tinggal nama!"
"Dengan jumlah sepeda motor di Indonesia 2009 saja 51 juta, menurut Ketua Asosiasi Industri Seperda Motor Indonesia Gunadi Sindhuwinata setiap tahun tumbuh 12,5% hingga 15%, (Tempo Interaktif, 29-5-2010) berarti kini ada sekitar 60 juta sepeda motor, kondisi jalan raya dan pemakaiannya seperti sekarang semakin membahayakan pengemudi sepeda motor!" tegas Umar. "Prospeknya, seluruh Pemda harus membangun jalur khusus sepeda motor, contohnya seperti jalan raya Yogya-Prambanan! Tanpa itu, jalan raya makin mantap menjadi the killing field bagi pengendara sepeda motor!" ***

Selanjutnya.....

Kecele, Mendamba Rezim Antikorupsi!

"ANNA Hazare Minggu (28-8) mengakhiri mogok makan yang telah ia lakukan 12 hari, setelah pemerintah dan parlemen India sepakat untuk memasukkan usul Hazare dalam penyempurnaan UU Antikorupsi negara tersebut!" ujar Umar. "Usul Hazare, UU Antikorupsi menjangkau pejabat negara sampai tingkat tertinggi, memperluas penindakan jenis korupsi dan suap dengan pembentukan badan independen menangani kasus korupsi, serta memperberat hukumannya!"
"Pada pekan berikutnya rakyat Indonesia justru dikejutkan oleh pelaksanaan keringanan hukuman (remisi) kepada para koruptor!" timpal Amir. "Jadi, kalau Pemerintah India—meski lewat tekanan mogok makan Hazare dan dukungan ratusam ribu demonstran dari kelas menengah—
menampilkan sosok rezim antikorupsi, di Indonesia justru sebaliknya! Mungkin masih ditolak kalau disebut kebalikan dari rezim antikorupsi itu adalah rezim prokorupsi! Tapi, cukup jelas sebagai kenyataan, adalah rezim ramah koruptor!"
"Artinya, dengan segala dalih yang dikemukakan pemerintah untuk memberi keringanan hukuman terhadap para koruptor itu, rakyat yang sejak awal mendamba kehadiran rezim antikorupsi jadi kecele!" tukas Umar. "Bersamaan itu pula, hukum yang diharapkan menjerakan dan membuat takut orang melakukan korupsi jadi hambar, tak lagi benar-benar mencekam orang takut korupsi!"

"Begitulah kehidupan yang sering dilukiskan seperti putaran roda, Indonesia yang sebenarnya lebih dahulu membuat UU Antikorupsi yang keras lengkap dengan badan independen penindak korupsi seperti yang baru mau dibuat India itu, kini justru melempem—dalam putaran roda sedang berada di bawah!" timpal Amir. "Itu tak terlepas dari kecenderungan, barisan kelas menengah yang memperjuangkan sistem keras antikorupsi itu kini kebanyakan sudah naik daun hidup mapan terutama lewat jalan kekuasaan—politik maupun ekonomi! Apalagi kalau kenaikan posisi itu lewat jalur kekuasaan yang justru menjadi incaran dalam proses penindakan korupsi, bisa dicari jawab sendiri kenapa semangat antikorupsi pada barisan kelas menengah tersebut melempem!"
"Kondisi demikian lebih memprihatinkan ketika keberatan gugus-gugus masyarakat sipil lewat media massa hanya ditanggapi penguasa dengan dalih-dalih polemis yang mengesankan kuat kubu kekuasaan tidak sungguh-sungguh menghayati relevansi hukuman dengan usaha pemberantasan korupsi!" tegas Umar. "Itu bisa menjadikan negeri ini taman firdaus koruptor!" ***

Selanjutnya.....