Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Balada Nasib Guru!

MENYAMBUT Hari Guru 25 November, Imam Asyrofi, guru di Bandar Lampung, menulis Balada Nasib Guru, ia sebar ke teman-temannya lewat SMS dengan pesan agar balada itu disebar ke para guru. 
Oleh temannya, balada itu diunggah ke media sosial Facebook, langsung dapat tanggapan dan komentar ramai, terutama dari kalangan guru. Tulisan Imam dimaksud seperti berikut ini;

Balada Nasib Guru 
- Berhasil dalam tugas sudah tradisi 
- Tak berhasil sanksi menanti 
- Loyalitas harga mati 
- Tidak loyal dimutasi 
- Pulang cepat dimarahi 
- Datang cepat tak dihargai 
- Sertifikasi jam tak mencukupi dikebiri 
- Hidup kaya dicurigai 
- Kalau miskin salah sendiri 
- Mau dilantik mesti usaha sana-sini 
- Potongan bank dan koperasi tiap bulan sudah menanti 
- Naik gaji cuma janji 
- Baru menikmati hasil sertifikasi ada jadwal uji kompetensi... 

Sebarkan ke semua guru biar mereka tahu nasibnya sendiri. “Selamat Hari Guru Nasional 25 Nobember 2014.” Hidup guru! Allahu Akbar! (Imam Asyrofi) Tanggapan dan komentar di Facebook secara umum menyambut baik balada Imam. 

Ada yang mengucapkan selamat Hari Guru dan menyeru hidup guru seperti dari Arifin Rahman, yang ditimpali Leny Yoseva dengan ‘@pak arifin.....guru itu pencetak cendekiawan. Banggalah jadi guru!’ Dijawab Arifin Rahman, ‘Saya sangat bangga jadi guru. Saya tidak pernah ragu untuk mengatakan saya guru SD... Hidup guru!’ 

Guru profesi mulia, pengabdiannya besar bobot ibadahnya. Karena itu, sejak dulu Umar Bakri—julukan buat guru dalam lagu Iwan Fals—meski pergi mengajar dengan sepeda butut tetap selalu tekun dan penuh semangat menjalankan tugasnya. 

Kemuliaan profesi dan pengabdian yang tulus itu sewajarnya pula untuk dihormati oleh masyarakat, termasuk oleh para guru itu sendiri. Proporsi kedudukan yang terhormat itulah yang mendorong hadirnya lagu Umar Bakri Iwan Fals maupun Balada Nasib Guru Imam Asyrofi. 

Semua itu hadir demi menjunjung martabat profesi guru dari realitas yang masih butuh penyempurnaan. Artinya, baik masyarakat—terutama pemerintah—maupun kalangan guru sendiri agar terus berusaha memperbaiki dan menyempurnakan kinerja profesi guru lewat penghormatan dan penghargaan yang sewajarnya. 

Semakin baiknya kinerja guru membawa harapan lebih baik bagi generasi masa depan bangsa! 

Selamat Hari Guru!***

0 komentar: