Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pengungsi Sinabung Rindu SBY!


"SUDAH tiga bulan Gunung Sinabung di Tanah Karo, Sumatera Utara, meletus. Sekitar 2.088 jiwa atau 8.103 keluarga mengungsi dari 34 desa dan 2 dusun, tetapi Presiden SBY—sampai Kamis (16/1)—tak kunjung datang menjenguk mereka!" ujar Umar. 

"Wajar jika pengungsi rindu kunjungan Presiden SBY mengingat pada bencana sejenis, seperti Gunung Merapi, Kepala Negara segera mengunjunginya, malah berkantor di Yogyakarta beberapa hari!" "Kewajaran rindunya pengungsi Sinabung pada Presiden SBY yang tidak kunjung menjenguk mereka itu kemudian bisa saja dipolitisasi orang, seperti di media sosial Twitter muncul gerakan Unfollowed SBY!" timpal Amir. 

"Namun, para pengungsi sendiri sebenarnya tentu tidak cengeng, apalagi terpengaruh oleh politisasi seperti itu! Nasib mereka sendiri saja sedang dirundung bencana, buat apa repot-repot menambah derita dengan menebar kebencian politis seperti itu?"

"Sebaliknya, para pengungsi itu sedang membutuhkan simpati dari siapa pun juga untuk mengulurkan bantuan meringankan beban penderitaan mereka!" tegas Umar. "Tidak peduli yang datang dengan bantuan itu berjaket warna apa, spanduk, bendera, atau umbul-umbul berlambang apa, tentu mereka terima. 

Tanpa kecuali bantuan dari posko caleg maupun parpol, seperti yang dibuka Wakil Sekjen Partai Demokrat Ramadan Pohan di lokasi bencana mulai kemarin untuk mengisi jadwal kampanye caleg—begitu pengakuan Pohan!" (Kompas.com, 16/1) 

"Maksud dan apa pun motifnya orang membantu pengungsi silakan saja, yang penting bantuannya bermanfaat bagi para korban?" kata Amir. "Itu memang lebih baik daripada yang diharap dan ditunggu-tunggu malah tak kunjung datang!" 

"Karena itu, bilamana bantuan masyarakat bisa mencukupi semua kebutuhan pokok para pengungsi, sebenarnya pejabat tinggi negara, seperti Presiden SBY, tidak perlu repot meluangkan waktunya untuk menjenguk korban bencana seperti pengungsi Sinabung!" timpal Umar. 

"Namun, bagaimana kepastian bantuan untuk para pengungsi itu tercukupi semua kalau si pejabat tidak melihat langsung di zaman bawahan suka melapor ABS—asal bapak senang—ini? Jadi afdalnya sang pemimpin datang melihat langsung penderitaan rakyatnya!" 

"Apalagi dalam pengungsian berbilang bulan begitu, anak-anak tidak bisa sekolah hingga perlu bantuan menangani pendidikan darurat anak-anak pengungsi dengan berbagai tingkatan sekolahnya!" tegas Amir. "Untuk itu lupakan politisasi, penuhi kebutuhan pengungsi selayaknya!"

0 komentar: