"DALAM acara bincang di televisi, Jusuf Kalla (JK) penah menyatakan dikotomi Jawa dan Luar Jawa dalam budaya politik negeri kita kian tak relevan!" ujar Umar. "Atas dasar itu menurut dia, meski tergolong dari kalangan minoritas, tidak menutup kemungkinan calon Luar Jawa bisa mengalahkan calon dari Jawa! Dia beri contoh, seperti Obama, calon dari minoritas kulit berwarna, mengalahkan calon dari kulit putih yang mayoritas!"
"Pandangan JK merefleksikan kondisi AS ke Indonesia itu lebih cenderung sebagai obsesi!" timpal Amir. "Tapi justru obsesi itu tak boleh disepelekan! Sebab, obsesi selangkah lebih keras dari cita-cita! Obsesi disikapi dengan pertaruhan maksimal! Contohnya, ketika Capres SBY memberi lima syarat cawapres yang akan maju bersamanya di Pilpres ini--yang menjadikan wapresnya nanti benar-benar pas sebagai bayangan dirinya dalam lima dimensi (dari atas, muka, belakang, kanan, dan kiri)--dan syarat-syarat itu justru seperti pagar buat JK agar tak bisa masuk, maka DPP Golkar pun mengajukan calon tunggal, JK!"
"Betapa bagi JK sebenarnya, barrier syarat-syarat itu justru merupakan pucuk dicinta ulam tiba!" tegas Amir. "Sebab, jauh dari sebelum itu, DPD I Golkar se-Tanah Air telah mendaulatnya sebagai calon presiden! Di sisi lain, kurang etis bagi JK selama lima tahun bersama SBY, memutuskan hubungan secara sepihak! Sebab itu, pemutusan hubungan dengan barrier dari pihak sono secara moral justru menguntungkan JK!"
"Itu dia, obsesi JK cukup konkret karena obsesi itu muncul setelah ada dukungan untuk pencalonannya sebagai capres oleh semua DPD I Golkar!" timpal Amir. "Di sisi lain lagi, syarat-syarat dari SBY untuk cawapresnya itu justru bisa menjadi comparative advantage jualan JK--di tengah kemafhuman masyarakat jika sebelumnya JK dengan langkah-langkah selong-nya (dianggap melangkahi Presiden hingga tidak mengenakan kubu Partai Demokrat) merupakan pengimbang dari kelambanan SBY! Jadi, kalau yang dicari cawapres mutlak harus sepenuhnya merupakan bayangan lima dimensi SBY, bakal se-alon-alon waton kelakon seperti apa pula pemerintah baru kalau SBY menang lagi nanti?"
"Dengan obsesi JK yang sudah konkret berkat dukungan DPD I Golkar se-Tanah Air itu (kalau tak berubah lagi di Rapimnassus hari ini), diperkuat hasil Pemilu Legislatif 2009 di Luar Jawa yang masih meyakinkan bagi Golkar, tinggal mencari pasangan tokoh yang berakar di Jawa, lebih-lebih berakar secara emosional!" tegas Umar. "Artinya, tokoh pasangan JK itu yang bisa mengompensasi kekalahan Golkar di Jawa dalam Pemilu Legislatif terakhir! Seandai kekalahan itu bisa ditambal, jagoan Golkar akan mampu menjadi saingan berat bagi SBY maupun Megawati! Persaingan dalam Pilpres jadi lebih enak ditonton! Siapa tahu, obsesi JK seperti Obama bisa jadi kenyataan!"*
0 komentar:
Posting Komentar