Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

WHO Harap Pembatasan Ketat RI Lanjut!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Sabtu 31-07-2021
WHO Harap Pembatasan Ketat RI Lanjut!
H. Bambang Eka Wijaya

BADAN Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar Indonesia melanjutkan pembatasan ketat (PPKM Darurat) karena penularan virus corona masih tinggi, bahkan angka kematian harian akibat Covid-19 di Indonesia pada 28 Juli tertinggi di dunia, dengan angka 1.824 kasus.
Imbauan WHO itu tertuang dalam Situation Report-65 Kamis (29/7/2021) yang tutin dirilis setiap pekan.
"Upaya menekan penularan lewat implementasi pembatasan sosial yang ketat dan penanganan kesehatan masyarakat (public health and social measure--PHSM) perlu dilanjurkan dan dipercepat. Sangat penting bagi masyarakat untuk terus berlatih menjaga jarak fisik, mencuci tangan, mengenakan masker, menghindari keramaian, dan memastikan ventilasi yang baik untuk membatasi penularan Covid-19 lebih lanjut," demikian saran WHO dipetik detikHealth (29/7/2021)
Saran itu bertolak dari data kasus mingguan corona di tujuh provinsi. Tingkat penularan sangat tinggi terjadi per 100 ribu penduduk.
"Dari 19 hingga 25 Juli, tingkat penularan komunitas tertinggi (CT4) diamati di tujuh provinsi, berbeda dengan enam di minggu sebelumnya; tingkat penularan yang sangat tinggi per 100 ribu penduduk dilaporkan di DKI Jakarta (688,6), DI Yogyakarta (362,9), Kalimantan Timur (248,9), Kalimantan Utara (213,3), Kepulauan Riau (208,1), Papua Barat (198,1), dan Bangka-Belitung (178,0)," tulis laporan WHO.
Selain itu, 10 di antara provinsi di Indonesia mengalami peningkatan penularan kasus hingga 25%. Bahkan penularan kasus 50% atau lebih terjadi di Kalimantan Utara dan Kalimantan Selatan.
"Sepuluh di antara provinsi tersebut mengalsmi peningkatan di atas 25% atau lebih. Kalimanyan Utara (58%) dan Kalimantan Selatan (50%). Semua provinsi di Jawa, kecuali Jawa Tengah, mengalami penurunan jumlah dan kasus yang dilaporkan. Namun penanganan kesehatan masyarqkat dan tindakan sosial yang ketat (PHSM) harus terus diterapkan seluruh negeri," tegasnya.
Sementara itu, berdasarkan data Worldometers Kamis (29/7/2021) pukul 06.30, jumlah kasus orang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia pada Rabu 28 Juli sebanyak 1.824 kasus menempatkan kematian harian corona Indonesia tertinggi di dunia.
Di urutan kedua Brasil dengan jumlah kematian hari itu 1.273 kasus, di urutan ketiga Rusia dengan 798 kasus.
Tingkat kematian akibat Covid-19 yang semakin tinggi di Indonesia, pada 27 Juli bahkan mencapai 2.069 kasus, saran WHO untuk kembali melakukan pembatasan ketat (PPKM Darurat) layak dipertimbangkan. ***.

Selanjutnya.....

Wanita Ber-APD Jual Surat Tes Covid-19!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Jumat 30-07-2021
Wanita Ber-APD Jual Surat Tes Covid-19!
H. Bambang Eka Wijaya

VIRAL di media sosial. Wanita memakai alat pelindung diri (APD/baju hasmat) menjual surat hasil tes swab Covidx-19 ke penumpang bus, seharga Rp90 ribu per surat berlaku 24 jam. Surat itu wajib dimiliki setiap orang yang melakukan perjalanan lintas daerah.
Polisi yang mengusut video berdurasi 1 menit 34 detik itu, menemukan peristiwa itu terjadi di Lampung. Tepatnya di rest area tol Trans Sumatera KM 33, Jumat (23/7).
Video itu direkam dan diunggah warga Jambi yang menjadi penumpang bus menuju Jakarta.
Direktur Reserse Kriminsl Umum Polda Jambi, Kombes Kaswandi Irwan, yang mengusut video itu mengatakan tentang pembuat video itu, "Warga Jambi itu hendak menuju Jakarta dengan menggunakan bus antarprovinsi."
"Tapi itu bukan bus dari Jambi," lanjutnya, "melainkan dari daerah lain yang melintasi Jambi menuju Jakarta." (detik.com, 26/7)
Semrntara itu Kapolres Lampunh Sekatan AKBP Edwin kepada detik.com Selasa (27/7) mengatakan video yang beredar itu tidak menggambarkan seluruh kejadian.
"Jadi video itu terpotong. Jadi mereka turun ke bawah, kemudian dicek, swab rapid antigen. Selesai itu, mereka kembali ke atas (bus) menunggu hasil rapid antigen 10 menit," kata Kapolres Lampung Selatan.
Polisi menyatakan itu setelah meminta keterangan keoada pihak klinik yang menjalankan tes rapid antigen kepada para penumpang dalam video itu. Rapid tes digelar Organda, bersama pengelola tol dan apotek.
"Di sana ada pelaksanaan kegiatan, tapi dilakukan Organda bekerja dengan medical center tadi dan Hutama Karya (HK) untuk melakukan rapid antigen," ujarnya.
Polres Lampung Selstan akan meminta keterangaj pihak lain, termasuk pembuat dan penyebar video tersebut hingga viral. Hal itu untuk memastikan apakah benar tes usap dilakukan kepada penumpang.
AKBP Edwin tak ingin cepat-cepat menyimpulkan kejadian dalam video tersebut. Berdasarkan keterangan sementara dari pihak klinik, narasi jual-beli surat rapid antigen di atas bus tersebut terbantahkan.
"Sementara terbantahkan. Kita sedang cari siapa pembuat videonya ini, atas nama Khaironi. Alamat Rimbo Bujang," ujarnya.
"Senentara ini, berdasarkan keterangan dari pelaksana, Assalam Medical Center. Kita perlu keterangan, apakah benar dilaksanakan atau yidak," tambahnya.
Dalam video tersebut terlihat seorang wanita berbaju APD berdiri di samping kursi sopir bus. Tangan kirinya memegang kembaran kertas putih yang diduga surat bebas Covid-19, sedang tangan kabannya menerima uang. ***



Selanjutnya.....

Waspadai Puncak Infeksi dan Kematian!

Artikel Halaman 12, Lampungh Post Rabu 28-07-2021
Waspadai Puncak Infeksi dan Kematian!
H. Bambang Eka Wijaya

USAI Presiden Jokowi mengumumkan PPKM Relaksasi hingga 2 Agustus, Dicky Budiman, epidemiolog Griffith University, Australia, mengingatkan di Metro TV (25/7) minggu ini bisa menjadi puncak infeksi virus Covid-19, dan dua minggu ke depan puncak kematian.
Itu dikemukakan Dicky atas kemungkinan pencabutan pembatasan yang mengekang ketat masyarakat selama ini, menyulut eforia kebebasan. Akibatnya lengah dan infeksi virus merebak.
Namun bisa juga, puncak infeksi terjadi dalam bentuk lonjakan kasus baru hasil peningkatan jumlah testing dan tracing justru sebagai pelaksanaan perintah presiden. Sebab, semakin banyak testing dan tracing dilakukan akan semakin besar pula jumlah kasus baru yang terjaring.
Berdasar pengalaman PPKM Daturat beberapa hari terakhir, naik turunnya kasus baru cenderung berkaitan dengan besarnya jumlah spesimen yang diperiksa.
21 Juli spesimen 153.330; kasus baru 33.773; meninggal 1.383 orang.
22 Juli spesimen 294.470; kasus baru 49.509; meninggal 1.449 orang.
23 Juli spesimen 174.246; kasus baru 49.071; meninggal 1.566 orang.
24 Juli spesimen 252.696; kasus baru 45.416; meninggal 1.415 orang.
25 Juli spesimen 173.472; kasus baru 38.679; meninggal 1.226 orang. (detik.news, 21-25/7)
Dari bandingan data di atas, jika tes swab PCR setiap hari dilakukan terhadap 400 ribu spesimen, maka kasus baru kemungkinan bisa mencapai di atas 50 ribu sehari. Namun semakin banyak virus terjaring, semakin cepat pula virus habis dari tengah masyarakat.
Masalahnya kemerataan lokasi tes. Sebab, hanya dari lokasi yang dites terjaing virus. Di lokasi yang tidak dites, virusnya "nyaman" dan terus menular.
Banyak daerah yang laboratorium dan peralatan untuk tes swab PCR belum siap. Selain itu biayanya juga mahal. Itu membuat daerah-daerah sunyi dari tes swab PCR.
Mengatasi kelemsahan teknis testing dan tracing itu, untuk mewapadai puncak infeksi dan kematian bisa dilakukn dua hal; strategi media dan call center.
Strategi media; setiap hari kepala daerah (bupati/walikota) mengup-date pesan kepada warganya mengingatkan hal-hal yang dianggap penting untuk meningkatkan kewaspadaan, seperti Presiden Jokowi mengup-date pesan di televisi setiap hari.
Call center; setiap kabupaten/kota membuat call center layanan darurat dan respon cepat tenaga kesehatan maupun kiriman obar buat warganya yang melakukan isolasi mandiri. Tim respon cepat bisa membawa pasien ke isolasi terpusat jika pasien yang isoman mengalami pemburukan. ***








Selanjutnya.....

Bansos Pekerja Sektor Informal, Mana?

Artikel Halaman 12, Lampung Post Selasa 27-07-2021
Bansos Pekerja Sektor Informal, Mana?
H. Bambang Eka Wijaya

LEBIH satu tahun pandemi Covid-19, segmen masyarakat pekerja sektor informal yang amat lemah dan besar jumlahnya, kelompoknya belum secara spesifik mendapat bantuan sosial (bansos) hingga saat terakhir.
Padahal, pekerja sektor formal sudah diberi bantuan subsidi upah (BSU) sejak tahun lalu, dilanjutkan tahun ini. Bahkan kelompok sosial lain yang jauh lebih mampu telah menerima berbagai subsidi, dari subsidi pajak, gratis listrik, sampai keringanan pajak pembelian barang mewah (PPN-BM); bebas pajak pembelian mobil di bawah 1.500 cc.
Tapi bansos khusus untuk pejerja sektor informal, belum terdengar. Hal ini terungkap ketika Dita Indahsari dari Depnaker menjelaskan BSU untuk pekerja di sektor formal dengan syarat terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.
Pada kesempatan itu, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia Mirah Sumirat mengingatkan nasib pekerja sektor informal yang luput dari bansos pemerintah selama pandemi Covid-19.
Dita mengelak dengan menyatakan pemerintah telah memberikan bansos Rp2,4 juta kepada setiap UMKM di sektor informal tahun lalu. 
Namun, menurut Mira, bansos untuk UMKM itu hanya dinikmati para pelaku usahanya, dari pemilik warteg, pengusaha kios kelonting, sampai pengusaha berbagai kaunter dan PKL.
Sedangkan pekerjanya, para pencuci piring di warteg, penjaga toko atau kaunter, tukang angkat barang dan pekerja sektor informal lainnya, belum pernah secara khusus kelompoknya mendapat bansos. (Kompas-TV, 24/7) Padahal jumlah mereka menurut data BPS 69 juta orang.
Para pekerja sektor informal selama pandemi merupakan kelompok paling menderita secara sosial-ekonomi maupun secara fisik dan mental.
Utamanya saat pembatasan sosial melarang beroperasi atau jualan banyak jenis UMKM; para pekerja sektor informal menganggur tanpa gaji maupun jaminan sosial lainnya.
Semestinya, para pekerja sektor informal jadi kelompok pertama yang mendapat bansos saat pandemi Covid-19 ini. Tapi nyatanya, mereka menjadi kelompok sosial terbesar yang terlupakan.
Untuk itu, meski terlambat, pemerintah tetap harus memberi bansos kepada pekerja sektor informal.
Memang susah mendaftar mereka, karena tidak terorganisasi. Itu pula penyebab mereka luput dari perhatian. Padahal secara politik nama mereka selalu terdaftar sebagai pemilih, baik untuk pemilu lokal maupun nasional. Tapi para politisi hanya butuh suaranya, lalu melupakan nasib mereka yang terlunta-lunta akibat pembatasan kegiatan tempat mereka bekerja. *** 

Selanjutnya.....

Relaksasi Akhiri Reli Angka Kematian!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Senin 26-07-2021
Relaksasi Akhiri Reli Angka Kematian!
H. Bambang Eka Wijaya

SESUAI jadwal, 26 Juli 2021 dimulai relaksasi dari serial PPKM penanganan Covid-19 yang penuh tekanan. Salah satu tekanan itu reli rekor angka kematian akibat Covid-19 di atas seribu orang setiap hari. Relaksasi diharapkan menurunkan angka kematian itu.
Reli rekor angka kematian di atas seribu orang setiap hari dimulai 17 Juli 2021 (1.092 orang), 18 Juli (1.093 orang), 19 Juli (1.338 orang), 20 Juli (1.280 orang), 21 Juli (1.383 orang), dan 22 Juli (1.449 orang).
Rekor angka kematian 22 Juli mengantarkan angka positif Covid-19 di Tenah Air tembus tiga juta kasus, tepatnya 3.003.339, dengan pasien senbuh 2.392.923 orang, dan total meninggal menjadi 79.032.
Lantas, apa prioritas yang harus dilakukan dalam masa relaksasi, untuk menurunkan angka kasus baru dan kematian yang sedang memuncak?
Kendorkan dulu tekanan fisik dan mental (psikis) kepada masyarakat, yang selama ini cukup berat bahkan cenderung intimidatif.
Stel kendo dulu sejenak, agar rakyat bisa menarik napas dan memulihkan semangat untuk menata kembali kehidupannya. Banyak warga yang hidupnya morat-marit karena selama pandemi dikekang gerak fisik dan usahanya untuk cari makan.
Dengan begitu relaksasi menjadi kesempatan bagi kebanyakan rakyat jelata untuk bisa menghilangkan kunang-kunang dari pandangannya dan memulai kembali usaha atau penghidupannya dari nol.
Untuk itu, yang harus dilakukan pemerintah dan kalangan mampu adalah agar membuat rakyat jelata gembira. Senangkan hati mereka. Karena di hati yang senang dan gembira, imunitas akan ikut menguat. Itu salah satu cara menggagalkan virus mapar.
Kecenderungsn selama ini, semakin kuat tekanan pada rakyat, yang dipersalahkan kurang disiplin, kasus akan semakin ganas dan kematian semakin tinggi. Faktanya, saat PPKM Darurat diberlakukan 3 Juli angka kematian 493 orang sehari. Setelah tekanan berat setengah bulan PPKM Darurat, 20 Juli angka kematian menjadi 1.280 orang sehari: naik 150%.
Maka itu, dalam masa relaksasi, buatlah orang-orang susah menjadi senang. Selain imunitas mereka membaik menangkal virus, pertolongan dari Penyeru agar memperhatikan kaum papa segera datang menghentikan pagebluk. Tiada daya upaya kecuali atas izin-Nya.
Setelah prakondisi itu, barulah ditata ulang strategi perang melawan virus, sebagai perang rakyat semesta yang melibatkan seluruh rakyat. Pasalnya, selama ini yang perang melawan Covid-19 hanya pemerintah, sedang rakyat kaki dan tangannya tak boleh bergerak. ***






Selanjutnya.....

Bediding, Suhu Dingin di Puncak Kemarau!

Artkel Halaman 09, Lampung Post Minggu 25-07-2021
Bediding, Suhu Dingin
di Puncak Kemarau!
H. Bambang Eka Wijaya

FENOMENA Bediding, suhu udara dingin di malam hari justru sebagai pertanda puncak musim kemarau pada akhir Juli hingga September melanda Lampung, Sumatera Selatan, Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Timur.
Badan Meteorologi, Klimatologi da Geofisika (BMKG) menegaskan suhu lebih dingin menjelang puncak kemarau memang kerap terjadi. Sebagian masyarakat menyebut fenomena ini Bediding.
"Bediding adalah istilah yang digunakan masyarakat Jawa untuk menamai fenomena suhu udara dingin di malam hari saat musim kemarau," kata Supari, koordinator bidang analisis variabilitas iklim BMKG.
Datangnya Bediding oleh sebagian warga di Jawa ditandai dengan pohon randu (kapuk) berbunga.
Sementara Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan, fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau yakni Juli hingga September.
Priode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur, berasal dari Benua Australia. Pada Juli 2021 ini wilayah Australia dalam priode musim dingin.
Tekanan udara dingin di Australia menyebabkan pergerakan masa dari Australia menuju Indonesia atau disebut dengan Monsoon Dingin Australia.
Akibatnya, suhu di bebrrapa wilayah Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali dwn Nusa Tenggara terasa lebih dingin, khususnya pada malam hingga pagi hari.
Wilayah yang biasanya mengalami Bediding merupakan wilayah yang tipe hujannya monsunal, yaitu yang pola hujannya mengalami puncak di sekitar bulan Desemner-Januari-Februari dan mengalami kondisi kering (hujan minimal) pada Agustus-Seprembwr-Oktober.
Wilayah yang termasuk tipe hujan monsunal yakni; Sumateta Selatan, Lampung, Pulau Jawa, Pulau Bali, NTB dan NTT. Meski ada spot-spot di Pulqu Jawa yang memiliki tipe hujan berbeda. (Sains.Kompas.com, 16/7)
Untuk menghadapi fenomena Bediding di masa pandemi, BMKG mengingatkan masyarakat agar mengupayakan secara ekstra menjaga daya tahan tubuh. Khususnya dengan mengonsumsi makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Serta hindari aktivitas berlebihan yang melelahkan.
Suasana lingkungan alam Bediding dilukiskan indah dan romantis dalam novel karya penyair Yogya Linus Suryadi AG berjudul Pengakuan Pariyem, babu kota gudeg asal Gunung Kidul.
Menurut Ashadi Siregar, Linus merefleksikan lingkungan seperti pujangga Jawa Lama dahulu yang dengan kekuatan lirik mengungkapkan dunia di luar dirinya melalui pemikiran Kejawen. ***







Selanjutnya.....

100 Ribu Kematian Selama Olimpiade!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 24-07-2021
100 Ribu Kematian Selama Olimpiade!
H. Bambang Eka Wijaya

BADAN Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi akan terjadi 100 ribu kematian Covid-19 di dunia selama Olimpiade Tokyo yang dibuka Jumat kemarin hingga 8 Agustus.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Gebreyesus mengatakan hal itu dalam pertemuan Komite Olimpiade Internasional di Tokyo, Rabu. (21/7)
"Pandemi ini merupakan tes, dan dunia sudah mulai menunjukkan kegagalan," ujar Tedros dikutip Kompas.com dari Sky News (22/7).
Dia memperingatkan, siapa pun yang berpikir virus corona sudah teratasi hanya karena kasus menurun adalah "orang bodoh".
Dalam paparannya Tedros menerangkan sudah lebih empat juta orang di seluruh dunia meninggal karena Covid-19.
"Korban neninggal masih akan bertambah. Pada tahun ini saja, jumlah kematian meningkat dua kali lipat dibanding tahun lalu," ujarnya.
"Biarkan saya mengatakan ini, ketika api Olimpiade padam 8 Agustus,  lebih dari 100 ribu orang akan binasa," tegasnya.
Tedros mengecam adanya ketidakadilan mengerikan, 75% vaksin hanya terkonsentrasi di 10 negara saja.
WHO menyerukan agar target 70% vaksinasi  per negara  bisa selesai pertengahan 2022. Berdasar perehitingan, dunia membutuhkan para produsen vaksin memproduksi 11 miliar dosis tahun depan.
"Pandemi ini akan berakhir jika dunia bersatu memilih menhakhirinya. Sekarang terserah kalian," tukasnya
Tedros juga mengatakan kegagalan negara besar berbagi vaksin, tes, maupun mengirim oksigen hanya akan terus menambah durasi pandemi.
"Semakin lama ketimpangan ini berlanjut, sekakin lama pulq pandemi berjalan. Begitu juga gejolak sosial ekonomi yang ditimbulkannya," ujarnya.
Meski memberi prediksi mengerikan, Tedros berharap Olimpiade Tokyo harus tetap diselenggarakan. Menurut dia, even tersebut harus menjadi demonstrasi dunia bisa menghelat hajatan besar jika memperhatikan dan menerapkan atauran secara ketat.
Dia menuturkan dunia butuh Olimpiade ini, yang ditunda setahun, sebahai bentuk perayaan akan harapan.
Karena itu, kepada anggota IOC  Tedros mendoakan Olimpiade berjalan sukses. "Acara ini menyatukqn dunia, untuk menginsoirasi, untuk menunjukkan apa yang mungkin."
Tedros melanjutkan, fokus panitia adalau tidak memastikan kasus nol. Apalagi kini sudah ada 79 laporan infeksi yang berkaitan dengan Olimpiade. Dia menegaskan, perhatian utama panitia adalah memastikan mereka mengidentifikasi, melacak dan mengisolasi secepat mungkin jika ada kasus.
Indonesia nengirim 28 atlet yang lolos kualifikasi ke pesta olah raga sejagat itu ***








Selanjutnya.....

PPKM Darurat Berhasil Lanjut Relaksasi!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Jumat 23-07-2021
PPKM Darurat Berhasil Lanjut Relaksasi!
H. Bambang Eka Wijaya

PEMERINTAH menilai PPKM Darurat berhasil, kasus Covid-19 turun juga Bed Occupation Ratio (BOR) rumah sakit dari atas 90% menjadi di bawah 90%. PPKM Darurat diperpanjang hanya sampsi 25 Juli, dilanjutkan relaksasi mengurangi pembatasan secara bertahap.
Kasus baru Covid-19 beberapa hari di akhir PPKM Darurat priode pertana 20 Juli 2021 menurun dari 56.757 kasus pada 15 Juli menjadi 34.257 pada 19 Juli. Menurut catatan detikHealth (19/7) penurunan angka kasus baru itu antara lain karena jumlah spesimen hasil testing yang diperiksa turun.
Sementara turunnya BOR rumwh sakit rujukan Covid-19 antara lain karena selama PPKM Darurat pemetintah berhasil membuat sejumlah wisma haji menjadi Rumsh Sakit Darurat.
Selain itu, PPKM Darurat juga berhasil meningkatksn angka kematian akibat Covid-19, dari 493 orang sehari pada 3 Juli menjadi 1280 orang pada 20 Juli. Dalam pekan terakhir PPKM Darurat, setiap hari lebih 1.000 orang pasien Covid-19 dipindahkan dari rumah sakit ke pamakaman, sehingga BOR rumah sakit menjadi lebih lega.
Jumlah spesimen yang diperiksa dan jumlah kasus baru menurut catatan detikHeslth sebagai berikut;
14 Juli 240.724 spesimen (54.517 kasus)
15 Juli 249.059 spesimen (56.757 kadus)
16 Juli 258.532 spesimen (54.000 kasus)
17 Juli 251.392 spesimen (51.925 kasus)
18 Juli 192.918 spesimen (44.721 kasus)
19 Juli 160.686 spesimen (34.257 kasus)
Sementara jumlah kematian Covid-19 di Tanah Air dalam pekan terakhir PPKM Darurat sebagai berikut;
17 Juli 1.092 orang meninggal.
18 Juli 1.093 orang meninggal.
19 Juli 1.338 orang meninggal.
20 Juli 1.280 orang meninggal.
Demikian data hari-hari terakhir PPKM Darurat, amat bijaksana pemerintah mengakhirinya dengan relaksasi, mencabut berbagai pembatasan secara bertahap. Karena dengan PPKM Dariurat yang amat ketat itu, rakyat akar rumput yang mengais pagi dimakan petang tak diberi waktu untuk mengais pagi dan petang.
Dua juta paket sembako yang disiapkan hanya menyentuh sebagian kecil dari 27 juta lebih warga di bawah garis kemiskinan dan 69 juta pekerja di sektor informal (UMKM) yang sempat dilarang membuka usahanya.
Dalam relaksasi, pendekatan intimidatif -- emosional, main gebuk (penerapan berbagai ancaman sanksi) harus ditinggalkan, diganti pendekatan humanis, mengajak setiap orang mengunci dirinya menghindari terpapar virus corona, dengan menaati prokes 5M dan menjaga imunitas tubuhnya.
Dengan begitu, tanpa disekat di mana pun, virus tak bisa ke mana pun. ***








Selanjutnya.....

Pedagang Pasar Tradisional Bangkrut!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Kamis 22-07-2021
Pedagang Pasar Tradisional Bangkrut!
H. Bambang Eka Wijaya

PPKM Darurat di Jawa-Bali mengizinkan pasar tradisional buka sampai jam 13.00, itu pun hanya buat pedagang sembako (makanan) dan obat-obatan. Akibatnya, banyak pedagang lain tak bisa jualan bangkrut massal menjual as8et untuk membayar utang.
"Utang kan dibawa mati, lebih baik dia jual asetnya murah yang penting bisa bayar utang terus pulang kampung," kata Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran. (detik-finance, 19/7/2021)
"Jadi makin berat kondisinya dibanding

dengan PSBB," lanjut Ngadiran. "Kalau PSBB itu kan masih sebagian dibuka kemudian jam buka sampai jam 17,00 WIB. Sekarang kan jam 13.00 WIB. Oke kita dukung PPKM Darurat tapi makan kita dapat dari mana?"
Selain itu, para pedagang pun dikenai beban untuk tetap membayar retribusi setiap bulan tanpa keringanan.
"Teman-teman teriak, punya tunggakan sekian kalau jatuh tempo nggak dibayar disegel. Kan nggak manusiawi," imbuhnya.
Nasib malang bangkrutnya para pedagang kecil pasar tradisional itu paradoksal dengan nasib usaha kecil dan menengah (UKM) yang justru menjadi benteng terakhir perekonomian nasional pada keisis moneter (krismon) 1997/1998.
Karena itu pemerintah, utamanya pemetintah daerah, yang ketempatan mayoritas pedagang pasar tradisional, selayaknya segera membuka hati dan pikiran menyelamatkan usaha dan penghidupan para pedagang kecil terserbut. Sekaligus, berupaya mempertahankan benteng terakhir perekonomian nasional itu sebelum runtuh.
Namun sayangnya, pimpinan dan kebanyakan pejabat daerah berasal dari menara gading, sehingga visi dan kebijakannya tak membumi ke akar rumput, malah cenderung semata unjuk kekuasaan atas nama perintah atasan. Itu sebabnya para pengusaha di lapisan terbawah itu terkapar bangkrut.
Tetapi, memang tak semua pimpinan daerah sok kuasa begitu. Walikota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan,  SN Prana Putra Sohe, salah satu yang harus dikecualikan. Ia mempersilahkan pedagang untuk berjualan selama PPKM mikro di kotanya.
Namun Prana menegaskan para pedagang harus tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kita tidak melarang orang berjualan, yang kita larang yang berkerumun," kata Prana saat memimpin apel Satgas Covid-19 kotanya. (BocimiUpdate, 14/7)
Menurut Prana, para prdagang itu sedang mencari makan. Maka itu, Prana mengingatkan petugas untuk tidak membubarkan maupun membuang perlengkapan jualan mereka.
Jika pejabat bervisi manusiawi seperti Prana, akar rumput tidak ludes terinjak-injak**


 
Selanjutnya.....

Turun, Dalam dan Parahnya Kemiskinan!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Rabu 21-07-2021
Turun, Dalam dan Parahnya Kemiskinan!
H. Bambang Eka Wijaya

MESKI jumlah orang miskin pada Maret 2021 tambah 1,12 juta orang dibanding Maret 2020 menjadi 27,54 juta orang atau 10,14% dari total penduduk, Kedalaman Kemiskinan turun dari 1,75 poin menjadi 1,71 poin, dan Keparahan Kemiskinan turun dari 0,68 poin ke 0,57 poin.
Kedalaman dan keparahan kemiskinan Maret 2021 itu turun dibanding September 2020. Itu pertanda dalam priode itu orang miskin tidak tambah miskin dan orang melarat tidak makin sekarat.
Sekalipun, Garis Kemiskinan saat itu naik, dari Rp458.947 konsumsi per kapita per bulan pada September 2020 menjadi Rp472.525 per kapita per bulan. Mungkin gelontoran berbagai bantuan sosial pemerintah mengatasi dampak pandemi pada kuartal sebelumnya yang membuat kaum melarst di bawah Garis Kemiskinan berkurang sesak nafasnya.
Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers (15/7/2021) menjelaskan, Indeks Kedalaman Kemiskinan adalah indeks yang digunakan untuk mengukur seberapa dalam kemiskinan yang dirasakan penduduk.
Adanya penurunan indeks pada bulan Maret menunjukkan, konsumsi masyarakat di bulan tersebut mengalami perbaikan mendekati garis atas dari Rp472.525 per kapita per bulan.
"Artinya rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap garis keniskinan semakin dekat dan ada perbaikan. Tapi di perkotaan naik dari 1,26 ke 1,29 poin. Sementara di pedesaan menurun dari 2,39 ke 2,27 poin," jelas Margo. (Kompas.com, 15/7)
Kemudian, Indeks Keparahan Kemiskinan pada bulan Maret 2021 ini turun dari 0,47 poin menjadi 0,42 poin.
Indeks keparahan kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
"Indeks keparahan kemiskinan di kota meningkat tipis. Namun di pedesaan menurun dari 0,68 poin ke 0,57 poin," ujar Margo.
Ke depan diharapkan kedalaman dan keparahan kemiskinan terus menurun dengan kondisi membaik. Terutama, dengan digelontorkannya kembali berbagai bantuan sosial mengatasi dampak pandemi seperti diumumkan pemerintsh Sabtu (17/7) petang.
Tanpa segera digelontorkannya berbagai bantuan sosial, kondisi kemiskinan bukan lagi sekadar dalam dan parah, tapi bahkan bisa kolaps dengan PPKM Darurat di mana banyak penduduk miskin tak bisa beraktivitas mencari nafkah.
Meski demikian, tetap dinanti kebijakan yang efektif dan lebih cepat menyelesaikan peperangan melawan Covid-19, sehingga kesengsaraan rakyat yang berkepanjangan akibat peperangan tersebut bisa lebih cepat diakhiri. Agar rakyat kembali hidup normal dengan hasil keringat sendiri. ***,
Selanjutnya.....

Pakar, PPKK Darurat Harus 6 Minggu(

Artikel Halaman 12, Lampung Post Senin 19-07-2021
Pakar, PPKM Darurat Harus 6 Minggu!
H. Bambang Eka Wijaya

PAKAR epidemiologi Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan, idealnya PPKM Darurat selama 6 minggu. Juga tidak hanya di Jawa-Bali dan daerah tertentu, tapi di seluruh Indonesia.
Hal itu dilakukan sebagai upaya nyata untuk mencegah potensi kenaikan kasus berikutnya di luar Jawa-Bali. Dicky menyatakan itu dalam menanggapi data epidemiolog kurva pandemi Indonesia hampir vertikal atau meroket sangat tajam.
Kondisi ini jelas berdampak pada lumpuhnya fasilitas kesehatan  banyak daerah hingga membuat pasien antre untuk dirawat di rumah sakit. Tak sedikit pasien yang akhirnya meninggal dunia sebelum mendapat penanganan medis. (Sains.Kompas.com, 15/7)
Korban meninggal akibat Covid-19 di Indonesia pada 14 Juli 2021 sebanyak 991 orang, nyaris sebanyak korban kecelakaan empat pesawat jatuh dalam sehari.
Di sisi lain, kondisi ini terjadi saat pemberlakuan kebijakan PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021. Artinya, sudah jalan dua minggu dilaksanakan PPKM Darurat, namun kasus Covid-19 masih meroket dan RS kolaps.
Menurut Dicky Budiman hal itu tidak terlepas dari banyaknya indikator dalam strategi PPKM Darurat yang belum tercapai.
"Seperti testing minimal 500.000 (testing). Itu minimal belum tercapai dan belum merata. Padahal testing ini sangat esensial (perlu sekali)," ungkapnya.
Selain itu masih banyak kendala lain yang ditemukan di lapangan juga turut andil dalam kondisi kita saat ini.
"Jadi itu yang akhirnya menyebabkan belum ada perubahannys," imbuhnya.
Karena itu, "Bukan mungkin lagi, memang (PPKM Darurat) harus diperpanjang," ujarnya.
Ini bukan tanpa alasan. Situasi Indonesia saat ini dinilai pakar penyakit menular ini tidak terkendali.
Mulai angka positivity rate yang sangat tinggi jauh di atas 10% dan tingkat pertumbuhan kasus yang masih tinggi,
Selain itu kita juga masih menghadapi beban di fasilitas kesehatan dan angka kematian yang tinggi.
Dari faktor tersebut, Dicky mengatakan sudah jelas PPKM Darurat di Indonesia harus diperpanjang.
"Karena  ini (PPKM Drurat) bukan strategi yang optimal atau ideal. Jadi enam minggu pun kita harus berupaya untuk betul-betul melakukannya dengan implementasi yang optimal," jelasnya.
Enam minggu itu tiga masa inkubasi. Dua minggu pertama inkubasi bebas kasusnya bisa meledak. Dua minggu kedua dengan segala pembatasan penularan terhambat kurva mulai landai. Dua minggu ketiga, terputusnya masa reproduksi, indikator kurva bisa menurun. Itu kalau PPKM Darurat efektif. ***





Selanjutnya.....

Pria Bisa Lebih Parah Terinfeksi Covid-19!

Artikel Halaman 09, Lampung Post Minggu 18-07-2021
Pria Bisa Lebih Parah
Terinfeksi Covid-19!
H. Bambang Eka Wijaya

PENELITIAN baru yang diterbitkan Science Signaling (9/7/2021) menguak, pria bisa lebih parah jika terinfeksi Covid-19. Pasalnya, pria lebih mungkin mengalami peningkatan kadar asam kynurenic, produk metabolisme asam amino -- ketimbang pasien Covid-19 wanita.
Para peneliti mempelajari kenapa pria merupakan kelompok yang lebih mungkin menderita kasus Covid-19 gejala parah dan lebih berisiko mengalami kematian.
Para peneliti menemukan jalur metabolisme yang sangat berkorelasi dengan respon imun pasien pria dengan Covud-19.
Kadar asam kynurenic yang tinggi biasanya dikaitkan dengan beberapa penyakit seperti skizoprenia dan penyakit terkait HIV.
Pasien pria dengan kasus Covid-19 yang parah juga lebih mungkin memiliki rasio asam kynurenic yang tinggi terhadap kynurenine -- produk samping dari asam amino L-triptopan yang digunakan untuk membuat nutrisi niasin.
"Kita tahu bahwa pria berisiko lebih tinggi daripada wanita tertular Civud-19 yang parah dan perbedaan jenis kelamin dalam respon kekebalan tubuh, memberikan penjelasan yang meyakinkan untuk fenomena ini," kata Caroline Johnson, asisten profesor epidemiologi di Yale School of Public Health dan penulis senior studi ini. (Sains.Kompas.com, 9/7/2021)
"Kami juga mengetahui bahwa respon imun diatur sebagian oleh metabolit, dan temuan baru ini menawarkan jendela kunci ke dalam mekanisme yang mendasari, bagaimana penyakit Covid-19 ini memengaruhi pasien wanita dan pria secara berbeda."
 Johnson menjalin kerja sama dengan Akiko Iwasaki, Profesor Imunobiologi dan Bologi Molekuler, Waldemar Von Zedtwitz, yang sebelumnya telah memimpin tim peneliti dalam mengidentifikasi perbedaan signifikan, dalam cara sistem kekebalan tubuh perempuan dan laki-laki merespon virus penyebab Covid-19.
Dengan dukungan dari dana respon cepat Yale School of Public Health, Johnson, rekan postdoctoral Yupin Cai, dan tim mereka mempelajari sampel darah yang diambil dari 22 pasien wanita dan 17 pasien pria di Rumah Sakit Yale New Haven setelah terkonfirmasi infeksi Covid-19.
Analisis lebih lanjut mengungkapkan hubungan yang kuat, antara tingginya ringkat asam kynurenic serta tingginya rasio asam kynurenic untuk kynurenine dalam respon imun pria dan hasil pasien Cobid-19:yang lebih buruk.
Johnson mengatakan, studi jalur khusus jenis kelamin ini memberikan petunjuk utama, tentang bagaimana penyakit ini menginfeksi dan membuat orang sakit, untuk mengefektifkan pengobatannya. ***





Selanjutnya.....

PPKM Darurat plus Everybody Lockdown!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Sabtu 17-07-2021
PPKM Darurat plus Everybody Lockdown!
H. Bambang Eka Wijaya

KASUS baru positif Covid-19 Rabu (14/7/2021) mencatat rekor 54.517 kasus. Dibanding hari pertama PPKM Darurat Jawa-Bali 3 Juli kasus baru sebesar 27.917, rekor baru setelah 11 hari PPKM Darurat itu relatif dua kali lipat.
Untuk itu dengan kerendahan hati kita tawarkan tambahan kekuatan melawan virus corona, melengkapi PPKM Darurat dengan everybody lockdown: setiap orang mengunci dirinya agat tidak terpapar virus corona.
Jika setiap orang bersungguh-sungguh menghindar dari terpapar virus vorona, mungkin cukup dengan tiga siklus inkubasi virus corona tak ada tempat hidip lagi di Indonesia.
Prinsip dasar everybody lockdown adalah setiap orang secara sadar dan tekad bulat mengunci atau mengisolasi dirinya dari virus Covid-19. 
Isolasi diri dari virus itu dilakukan dengan mengamalkan maksimal Prokes 5M -- memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurang mobilitas -- ditambah  memelihara dan memperkuat imunitas tubuh dengan mengonsumsi asupan bergizi seperti sayur, buah, dan susu.
Jadi isolasi diri dan makan enak itu dilakukan sebelum terpapar, sebagai upaya mengebalkan tubuh guna mengunci jalan masuk virus.
Prinsip kedua everybody lockdown, yang dikunci dari virus manusianya, bukan seperti locldown karantina wilayah yang dikunci lokasinya; desa, kecamatan, kota, negara.
Prinsip ketiga, everybody lockdown dilakukan secara sukarela dengan kesadaran setiap orang untuk berpartisipasi. Jadi beda dengan lockdown wilayah setiap orang yang melanggar dikenai sanksi (punishment).
Dengan pelaksanaannya secara partisipatif, pengawasannya tidak dilakukan khusus oleh TNI/Polri maupun Pol-PP. Tetapi, dengan sanksi kausalitas, barang siapa tidak disiplin mengunci diri dari virus, akan menetima akibatnya; lebih mungkin terpapar.
Dengan pendekatan partisipatif, setiap orang diberi kebebasan memilih sendiri, jalan hiduo sehat atau jalan pintas ke pangkuan ambulans.
Sebagai bonus bagi gerakan massal everybody lockdown, pemerintah memperkuat perlindungan pada rakyat dari wabah ini dengan menjalankan 3T -- testing, tracing, treatment secara serius. Testing mencari dan menemukan penyakit pada warga sebanyak 324 ribu orang setiap hari.
Tracing memeriksa minimal 15 orang yang ada kontak dengan orang yang terpapar.
Treatment, fasilitas lengkap pemeriksaan hingga perawatan.
Jika semua yang terpapar segera sembuh dan yang sehat tak tersentuh virus, selesailah pandemi yang menyengsarakan rakyat, ***

 
Selanjutnya.....

Everybody Lockdown, Turunkan Kurva!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Jumat 16-07-2021
Everybody Lockdown, Turunkan Kurva!
H. Bambang Eka Wijaya

KURVA kasus baru Covid-19 dalam PPKM Darurat terus meningkat dari 2 Juli 25.830 kasus, setelah 10 hari menjadi 40.427 kasus pada 12 Juli. Jadi, PPKM Darurat untuk sementara malah menaikkan kasus lebih 50%.
Dibanding pengorbanan banyak usaha dan pekerja sektor non-esensial yang tak bisa beraktivitas, atau pedagang kecil yang baru menghampar dagangan dipaksa tutup, hasil PPKM Darurat itu amat memprihatinkan.
Karena itu perlu dicari cara menurunkan kurva kasus baru Covid-19 itu, agar pengetatan pembatasan yang menyulitkan rakyat itu perlahan bisa dikendorkan.
Salah satu standar universal untuk itu yang ampuh dan tidak menyengsarakan rakyat adalah model everybody lockdown, dalam hal ini nenutup diri setiap orang dari virus corona.
Everybody lockdown itu tak lain adalah vaksinasi yang terencana dan cepat. Faktor terencana dan cepat dalam vaksunasi itu yang belum terealisasi di Indonesia.
Vaksinasi di Indonesia yang dimulai 17 Januari 2021, pada 13 Juli 2021 tercatat 36.368.191 suntikan dosis pertama, dan 15.036.468 dosis kedua. Total 51.404.659 suntikan.
Berarti dengan target kekebalan kelompok 180 juta orang  kali dua dosis atau 360 juta dosis, selama hampir 7 bulan vaksinasi kita baru mencapai sekitar 15% dari target vaksinasi.
Jadi jumlah yang belum divaksin 85% dari 180 juta ditambah 30% dari 270 juta penduduk di luar target.
Demikian besar jumlah warga yang belum divaksin, sehingga itu virus merajalela merasa memenangi perlombaan lawan vaksin di arena PPKM Darurat.
Karena itu, kalau everybidy lockdown terhadap virus secara formal dengan vaksin terkendala faktor teknis, belum bisa nembuat vaksin sendiri dan vaksin di pasar dunia terbatas, maka everybody lockdown model tradisional seperti dilakukan nenek moyang kita, lazimnya cantrik di padepokan mengebalkan dirinya lewat tirakatan.
Tirakatan untuk mengebalkan diri dari makhluk halus maupun kasar, dari benda tajam maupun tumpul. Tirakatan itu yang harus dilakukan setiap orang, dalam everybody lockdown.
Tirakat itu utamanya mendisiplinkan diri. Untuk ini, sesuai objeknya, pertama disiplin pada prokes 5M.
Kedua, mengebalkan diri menangkal segala macam penyakit dan parasit dengan makanan bergizi, sayur, buah, lengkap vitamin A,B,C, D,E. Diperkuat dengan ramuan nenek moyang, mulai sambiroto, jamu, dan resep herbal.
Kalau semua itu dilakujan dengan disiplin, tubuh bisa menjadi kebal dan tertutup bagi virus maupun parasit lainnya. PPKM bisa dilonggarkan. ***



Selanjutnya.....

Alarm WHO, Dunia di Titik Berbahaya!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Kamis 25-07-2021
Alarm WHO, Dunia di Titik Berbahaya!
H. Bambang Eka Wijaya

ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) merilis alarm peringatan keras, dunia saat ini berada di titik berbahaya. Kematian global Covid-19 mencapai 4 juta jiwa, varian Delta yang lebih mematikan sudah di 100 negara, termasuk negara dengan vaksinasi tinggi.
"Varian yang lebih menular dan mematikan saat ini telah memenangkan perlombaan melawan vaksinasi. Ini karena sebagian besar populasi dunia belum divaksin," kata Maria van Kerkhove, pemimpin teknis program Darurat Kesehatan WHO dilansir Washington Post (8/7/2021)
"Virus bermutasi dan akan terus berlanjut. Ada puluhan negara dengan kurva epidemi yang hampir vertikal saat ini (kasus terus naik). Dunia sedang tidak baik-baik saja," tambah Maria dikutip Sains Kompas.com.(9/7).
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus prihatin banyak negara sudah memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi kemudian mengendorkan langkah-langkah pencegahan Covid-19 seperti mulai melepas masker.
"Negara-negara tersebut santai, seolah pandemi telah berakhir," tukas Tedros. Padahal sebenarnya, "Dunia berada di titik berbahaya selama pandemi ini. Terlalu banyak negara di setiap wilayah dunia mengalami lonjakan tajam baik dalam kasus maupun rawat inap."
Pernyataan itu muncul ketika beberapa negara, khususnya di Eropa, akan dibuka kembali sepenuhnya atau telah mencabut beberapa pembatasan virus, bahkan ketika varian Delta mulai berkembang.
Di Spanyol, pihak berwenang di beberapa daerah memberlakukan kembali pembatasan  kehidupan malam minggu di tengah lonjakan infeksi di kalangan anak muda yang belum divaksinasi.
Seorang menteri Prancis Kamis lalu menyarankan warganya untuk menahan diri dari bepergian ke Soanyol dan Portugal, di mana virus Delta sedang merebak.
Di Inggris, di masa setidaknya 95% kasus baru disebabkan oleh varian Delta, Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan rencana untuk melonggarkan hampir semua pembatasan terkait virus corona akhir bulan ini.
Padahal, pejabat kesehatan Inggris pada awal minggu telah nemperingatkan, kebijakan membuka lockdown bisa menyebabkan peningkatan kasus harian 100.000 musim panas ini.
Tetapi para pejabat di sana mengatakan, vaksinasi yang meluas akan membantu mengurangi rawat inap dan kematian.
Mike Ryan, direktur program darurat kesehatan WHO menunjukkan adanya peningkatan kasus baru sebanyak 33% di 53 negara, termasuk kawasan Eropa, minggu lalu.
"Saya pikir ini momen untuk sangat berhati-hati bagi negara-negara saat ini," kata Mike. ***


Selanjutnya.....

RI Peringkat 4 Dunia Kematian Harian!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Rabu 14-07-2021
RI Peringkat 3 Dunia Kematian Harian!
H. Bambang Eka Wijaya

UPDATE virus corona Covid-19 di Worldoneter Sabtu (10/7/2021), virus yang pertana kali terdeteksi di Wuhan, Tiongkok, kini sudah menyebar ke 222 negara dan teritori. Total kasus infeksi tercatat 186.800.454 dengan 4.034.552 orang meninggal dunia.
Jumat (9/7/2021) Indonesia menempati peringkat 3 negara dengan jumlah kematian harian Covid-19 tertinggi dunia.
Peringkat meninggal harian;
1. Brasil-1.443 kasus.
2. India-1.265 kasus.
3. Indonesia-871 kasus.
4. Rusia-726 kasus.
5. Kolombia-576 kasus.
Secara keseluruhan, Indonesia telah melaporkan 2.455.912 kasus pasien positif dengan 64.631 meninggal dunia. Sementara 2.023.548 orang sembuh dan pulih kembali. (Kompas.com, 10/7)
Rekor jumlah kasus meninggal dunia Covid-19 di Indonesia sebenarnya terjadi pada Rabu 7 Juli 2021 dengan 1.040 orang meninggal dunia.
Sejak hari itu, para pekerja pemulasaraan jenazah Covid-19 yang bekerja tiga sift sehari terlihat kewalahan. Ambulans pengantar jenazah antre di gerbang kompleks pemakaman sampai malam, menunggu beberapa ekskavator yang menggali liang lahat menyiapkan lubang demi lubang kubur yang digalinya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan hari itu tampil langsung di monitor Metro TV (biasanya wakil gubernur yang tampil). Dengan suara digetarkan emosonya, Anies mengatakan hari itu Pemprov DKI nemakamkan lebih dari 200 jenazah korban Covid-19.
Ia mengimbau warga untuk mematuhi protokol kesehatan dan aturan PPKM Daturat, bukan lagi semata demi tegaknya peraturan tersebut, tapi demi keselamatan nyawa warga sendiri. Keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi, menjaga keselamatan warga berarti juga menjaga keselamatan diri sendiri.
"Ini bukan lagi sekadar soal tegaknya aturan, tapi soal nyawa manusia," tegas Anies.
Namun gema seruan Anies itu rupanya kurang kuat secara nasional. Sebab, kalau hari Rabu (7/7) itu angka kasus baru harian positif Covid-19 tercatat 34.379 kasus, esoknya Kamis (8/7) malah melonjak menjadi 38.391 kasus. Dan sehari berikutnya lagi, Jumat (9/7) bertahan pada angka 38.124 kasus baru.
Bahkan di Jakarta, lonjakan kasus baru pada Minggu (4/7) mencatat rekor 10.485; pada Jumat 9 Juli 2021 melejit mencapai 13.112 kasus.
Pemburukan kondisi Covid-19 juga meluas. Pada 15 kabupaten/kota di luar Jawa-Bali, termasuk Bandar Lampung, diberlakukan PPKM Darurat, mulai Senin 12 Juli 2021.
Kondisi kritis tercermin di RSUD Abdul Muluk Bandar Lampung, banyak pasien berbaring di selasar menunggu giliran masuk UGD. ***





Selanjutnya.....

Covid Guncang Politik India & Malaysia!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Selasa 13-07-2021
Covid Guncang Politik India & Malaysia!
H. Bambang Eka Wijaya

AMUK pandemi Covid-19 menggoncang politik India dan Malaysia. Menteri Kesehatan India Harsh Vardhan bersama 11 pejabat setingkat menteri lainnya mudur di bawah tekanan publik yang menilai mereka tak mampu menangani Covid-19.
Sementara di Malaysia, sejumlah politisi partai berkuasa UMNO bersama koalisi besar pendukung pemerintah di parlemen  mendesak Perdaba Menteri Muhyiddin Yassin yang tengah dirawat di rumab sakit mundur karena mereka nilai tak mampu menangani Covid-19.
Indian Express melaporkan, turut mengunsurkan diri bersama Menkes Vatdhan Menteri Pendidikan Ramesh Pokhrial Nishank, Menteri Hukum dan Keadilan, Elektronik dan Teknologi Informasi Ravi Shankar Prasad, Menteri Lingkungan Hidup, Hutan, dan Perubahan Iklim Prakash Javadekan. Dan sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan segera melakukan perombakan kabinet. Pemerintah India menghadapi kritik paling pedas sejak lonjakan pandemi Covid-19 yang tak terkendali pada April dan Mei 2021.
India sekarang di peringkat dua dunia setelah AS besarnya jumlah korban virus corona. Yakni per 9 Juli 2021, total kasus 30.752.950; Meninggal 405.967; sembuh 29.888.284; kasus aktif dalam perawatan 458.699.
Sementara di Malaysia, elite yang nengendalikan Partai UMNO sekutu utama penguasa dan koalisi besar pendukung pemerintah menyatakan menarik dukungan pada Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Sementara pejabat senior UMNO yang duduk di kabinet, seperti menteri kesehatan, menteri pertahanan dan menteri luar negeri, menolak berkomentar.
Dalam pernyataannya, Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi menyebut keputusan menarik dukungan dari Muhyiddin didorong kegagalan pemetintah dalam mengatasi pandemi dengan efektif, untuk memastikan stabilitas ekonomi, politik dan meraih kepercayaan rakyat. (Republika.co.id, 8/7/2021)
Zahid menambahkan, Muhyiddin harus segera menunjuk perdana menteri sementara yang fokus mengatasi pandemi.
Semenentara di Indonesia penetintah cukup bijaksana, telah menetapkan batasan untuk menilai pemerintah tidak mampu mengatasi pandemi Covid-19, yakni apabila pertambahan angka positif harian mencapai 50 ribu kasus sehari. 
Konsekuensi atas ketidakmampuan tersrbut, bukan penetintah harus mengundurkan diri, tapi pemetintah meminta bantuan luar negeri. Jadi pemerintah aman dari goncangan politik, sebab sudah pasang perisai diri sebelum tekanan publik muncul atas ketidakmampuan penerintah mengatasi Covid-19. ***



Selanjutnya.....

Indonesia Turun ke Low Middle Income!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Senin 12-07-2021
Indonesia Turun ke Low Middle Income!
H. Bambang Eka Wijaya

SELAYAK muhibah ke negara upper middle invcome (berpendapatan menengah atas) pada 2019, Indonesia 2020 kembali ke lower middle incone (berpendapatan menengah bawah).
Bank Dunia melaporkan Indonesia turun kelas kembali ke kelompok berpendapatan menengah bawah karena Pendapatan Nasional Perkapita pada 2020 turun menjadi 3.870 dolar AS, dari 4.050 dolar AS pada 2019.
Batas masuk upper middle income pada minimal 4.046 dolar AS. Dengan pendapatan 4.050 dolar AS per kapita pada 2019 itu posisi nongkrong Indonesia di upper middle income cuma nyempil di garis batas.
Maka, ketika terjadi resesi akibat diterjang pandemi Covid-19, amat mudah Indonesia jatuh kembali ke kelompok berpendapatan menengah bawah.
Ekonom senior  Faisal Basri mengatakan butuh waktu dua sampai tiga tahun bagi Indonedia untuk kembali naik kelas ke kelompok berpedapatan menengah atas. (CNBC-Indonesia, 7/7/2021)
Dengan selisih hanya 5 dolar AS dari batas kelompok menengah atas dan bawah pada 2019 itu, memang Indonesia masih terlalu dekat dengan menengah bawah.
"Tiba-tiba pandemi menerjang sehingga tahun 2020 mendadak sontak turun kelas, kembali dengan status negara berpendapatan menengah bawah," ujar Faisal.
Syarat untuk tidak lebih lama kembali ke level menengah atas, menurut Faisal, pertumbuhan ekonomi minimum 5% dan nilai tukar stabil.
Namun dengan pandemi kembali merebak lebih serius, dampak pandemi berikutnya mungkin bisa lebih buruk pada perekonomian. Akibatnya bisa mendorong Indonesia kembali masuk jebakan middle income trap (perangkap pendapatan menengah) yang pernah menyandera Indonesia dalam waktu lama.
Menurut analisis Indonesia Investment (investments.com), jebakan pendapatan menengah terjadi karena terlena komoditas booming ekspor bahan mentah. Terlambat beralih ke ekspor barang jadi (manufaktur), bahkan setengah jadi pun.
Industri yang dibangun malah substitusi impor dalam arti bahan baku dan bahan penolongnya mayoritas impor, hingga impor nyaris nenenggelamkan neraca pembayaran.
Selisih 5 dolar pendapatan per kapita pada 2019 itu didapat setelah impor solar diganti biodiesel produksi dalam negeri. Sekalipun ini ada eksesnya, petani sawit menjerit harga TBS-nya dipotong pungutan ekspor CPO 50 dolar AS per ton untuk menyubsidi produksi biodiesel.
Sukses itu rupanya pakai tumbal. Tapi kalau pendapatan petani diselamatkan, kenaikannya mungkin bisa mendukung pendapatan perkapita menggapai garis pendalatan menengah atas lagi. ***







Selanjutnya.....

Indonesia Jadi Ancaman Gagalnya Perjanjian Paris!

Artikel Halaman 09, Lampung Post Minggu 11-07-2021
Indonesia Jadi Ancaman
Gagalnya Perjanjian Paris!
H. Bambang Eka Wijaya

RI merupakan satu dari lima negara yang menjadi ancaman gagalnya Perjanjian Paris (Paris Agreement) tentang Perubahan Iklim 2015. Lima negara tersebut Jepang, Indonesia, India, Vietnam dan Tiongkok.
Hal itu disebutkan dalam laporan terbaru yang diterbitkan lembaga Tink Tank Carbon Tracker Initiative berjudul laporan Do Not Revive Coal.
Perjanjian Paris adalah kesepakatan global untuk menghadapi perubahan iklim. Komitmen setiap negara dinyatakan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) untuk priode 2020-2030.
Tujuan Perjanjian Paris menahan kenaikan temperatur global di bawah 2 derajat Celcius (Below 2 Degrees/B2DS) di akhir Abad ini.
Namun, kata laporan itu, kelima negara tersebut diketahui justru berencana membangun 600 PLTU batu bara baru yang mencakup 80% dari porsi batu bara baru global. Kapasitas dari seluruh PLTU itu melebihi 300 gigawatt (GW).
Hal itu dianggap mengkhawstirkan, karena Sekjen PBB Antonio Guterres sudah menyerukan untuk membatalkan pembangunan PLTU batu bara baru.
Pasalnya, kelima negara tersebut mengoperasikan 3/4 PLTU yang ada di seluruh dunia. (Sains.Kompas.com, 30/6)
Sebanyak 55% adalah Tiongkok, 12% India. Sedang Indonesia ketergantungannya amat tinggi pada PLTU batu bara, kapasitasnya mencapai 45 GW dan 24 GW pembangkit baru sudah direncanakan untuk dibangun.

Ceronong asap PLTU adalah pengirim carbon pembakaran batu bara paling besar ke atmosfer yang mengakibatkan perubahan iklim menjadi ekstrem.
Sementara itu, ada fakta menarik dari laporan Do Not Revive Coal tersebut. Fakta utamanya adalah di masa depan biaya operasi PLTU akan lebih mahal dibandingkan energi terbarukan (ET)
Pada tahun 2024, biaya ET akan lebih murah dibandingkan pembangkit batu bara di seluruh dunia. Sedangkan pada 2026 pengoperasian PLTU yang ada 100% lebih mahal dari ET.
Dengan adanya kompetisi dari ET dan regulasi yang semakin ketat, maka diproyeksikan PLTU batu bara akan semakin tidak menguntungkan.
Jika target Perjanjian Paris tercapai, sekitar 220 triliun dolar AS PLTU batu bara global yang sudah beroperasi berisiko menjadi aset terbengkalai (stranded assets).
Sekitar 80% PLTU batu bara yang sudah beroperasi dapat digantikan pembanhkit ET yang lebih hemat biaya.
Diperkirakan, 150 triliun dolar AS dana pembangunan aset terbengkalai itu terbuang sia-sia. Investor seharusnya menjauhi pembiayaan proyek PLTU batu bara baru.
"Karena dari awal terproyeksi akan menghasilkan negative return."  ***




Selanjutnya.....

Jika Pemerintah Tak Mampu Atasi Covid!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Sabtu 10-07-2021
Jika Pemerintah Tak Mampu Atasi Covid!
H. Bambang Eka Wijaya

SKENARIO disiapkan untuk menghadapi kondisi terburuk hingga jika pemerintah tak mampu lagi mengatasi puncak krisis pandemi Civid-19. Koordinator PPKM Darurat Menko Marives Luhut Panjaitan mengatakan, jika itu terjadi minta bantuan negara lain
Semoga hal terburuk itu tak terjadi. Tapi menghadapi hatrik rekor demi rekor angka peningkatan Covid-19 yang pada Selasa (6/7) telah mencapai 31.189 dalam sehari, Panjaitan dalam konferensi pers virtual hari itu secera terang dan jelas mengungkap skenario itu.
"Sekarang kami sudah buat skenario gimana kalau kasus ini 40 ribu. Jadi kita sudah hitung worst-case scenario, lebih dari 40 ribu. Bagaimana tadi suplai oksigen, bagaimana suplai obat, bagaimana suplai rumah sakit, semua sudah kami hitung," kata Luhut Panjaitan. (detiknews, 6/7/2021)
Sampai saat ini, pemerintah Indonesia masih mampu menangani situasi pandemi virus Corona. Bila kasus baru mencapai 40 ribu dalam sehari, pemerintah bakal minta bantuan pihak lain.
"Tapi kalau kasus ini lebih nanti daripada 40 ribu, 50 ribu, kita tentu akan membuat skenario siapa yang akan kita nanti minta tolong dan sudah mulai kita kerucut itu semua. Oksigen dampai hari ini kami hitung sudah dibuat skenario oleh tim itu bisa sampai 5.000, mungkin malah paling jelek kita bikin sampai 60-70 ribu kasus per hari. Tapi kita tidak harap itu terjadi karena teman-teman polisi, TNI, saya kira sudah melakukan penyekatan yang cukup baik," ujar Luhut.
Skenario konkretnya, bila kasus makin memburuk tembus 40 ribu, Indonesia akan meminta bantuan luar negeri. Negara Singa di seberang Riau dan Negeri Tirai Bambu di utara bakal diminta tolong oleh Indonesia bila itu terjadi.
"Kalau ada yang bilang tadi perlu bantuan dari luar kita juga sudah komunikasi dengan Singapura, kita komunikasi juga dengan Tiongkok, dan komunikasi dengan sumber-sumber lain," ujar Luhut.
Estimasi Luhut Panjaitan dengan skenario terburuk itu semakin terbayang mendekati kenyataan. Sehari setelah pernyataannya itu, Rabu 7 Juli 2021, malah rekor ganda sekaligus dicetak oleh Covid-19. Yakni rekor angka kematian akibat covid dalam sehari lebih seribu jiwa, tepatnya 1.040 orang. Lalu jumlah kasus baru juga melonjak fantastis, menjadi 34.379 kasus dalam sehari.
Dengan tambahan kasus baru itu total kasus positif menjadi 2.379.397 kasus. Pasien sembuh 14.835, total menjadi 1.973.388 orang. Pasien meninggal bertambah 1.040 menjadi 62.908 orang. Kasus aktif 343.101 kasus. ***






Selanjutnya.....

Waspada, Covid Mulai Naik di Lampung!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Jumat-09-07-2021
Waspada, Covid Mulai Naik di Lampung!
H. Bambang Eka Wijaya

WARGA Lampung harus waspada, karena Juli ini Covid-19 di Lampung mulai naik. Dari sebelum Juni angka kasus baru harian di bawah 100, bulan Juni naik di atas 100 dengan puncaknya 30 Juni jadi 197 kasus, dan pada 5 Juli 2021 melonjak jadi 306 kasus baru.
Lonjakan kasus itu terjadi seiring dengan ditetapkannya tiga daerah tingkat II sebagai Zona Merah, yakni Bandar Lampung, Lampung Utara, dan Pringsewu. Sementara 11 kabupaten/kota lainnya Zona Oranye. Tersisa Kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai Zona Kuning. (Lampost.co, 16/7)
Dengan tambahan 306 kasus baru itu, total kasus positif di Lampung hingga 5 Juli 2021menjadi 23.036 kasus, sembuh/selesai isolasi sebanyak 19.540 orang. Dengan orang meninggal akibat Covid-19 hari itu 18 orang, jumlah orang meninggal terkonfirmasi 1.259.
Jumlah meninggal 1.259 orang dibandingkan pada total kasus positif sebanyak 23.036 kasus itu, menghasilkan fatality rate Lampung per 5 Juli 2021 sebesar 5,4%.
Sedangkan fatality rate nasional per 5 Juli 2021, dengan total kasus positif 2.323.829 kasus, jumlah orang meniggal 61.140, menjadi 2,63%.
Tingginya angka fatality rate Lampung di atas 5% itu pernah diungkap Doni Monardo dalam kunjungannya ke Lampung saat menjabat Kepala Satgas Penanganan Covid-19. Hal itu mungkin terjadi disebabkan kurang sadarnya banyak warga Lampung akan ancaman Covid-19, sehingga baru ke rumah sakit setelah parah. Akibatnya penanganan yang baik pun tak bisa menyelamatkan jiwanya.
Hal itu menuntut digebernya kampanye kewaspadaan terhadap Covid-19, agar lebih cepat ke puskesmas kalau kurang enak badan.
Sedangkan pihak pemerintah daerah, supaya segera melakukan testing massal gratis untuk menjaring suspek dan orang tanpa gejala yang menjadi kurir Covid dalam masyarakat.
Memang dengan dilakukannya testing massal gratis, bisa terjadi peningkatan angka kasus baru. Tapi kalau angka kasus naik sedang jumlah orang meninggal naik konstan, fatality rate turun.
 Juga dengan itu ancaman Covid bisa ditekan. Padalnya, testing mandiri mahal, hingga hanya dilakukan sebagai syarat melakukan perjalanan jauh.
Vaksinasi menang bisa menjadi perisai bagi orang yang belum terpapar. Tapi mereka yang terpapar harus dicari untuk diterapi secepat mungkin, agar tidak menularkan ke orang di sekitarnya.
Karena virus varian baru amat mudah dan cepat menular, pacuannya dengan vaksinasi terbukti menghasikan PPKM Darurat. Skor 6 Juli 2021 penularan baru nasional tembus 31.000 kasus. ***

Selanjutnya.....

Gejala Varian Delta Muncul di Lampung?

Artikel Halaman 12 Lampung Post 08-07-21
Gejala Varian Delta Muncul di Lampung?
H. Bambang Eka Wijaya

KEPALA Bidang Penanganan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tanggamus Bambang Sutejo menyatakan berdasar informasi dari Kementerian Kesehatan tentang gejala virus varian Delta, ia temukan pada tiga pasien Covid-19 yang meninggal di RSUDAM.
Ketiga pasien tersebut dua orang berasal dari Kecamatan Sumberrejo dan yang seorang dari Kecanatan Pugung, Kabupaten Tanggamus.
Menurut Bambang, ketiga pasien tersebut mengalami gejala yang sangat mirip dengan varian Delta. Pasien tidak mengalami hypoxia (kondisi berkurangnya oksigen dalam tubuh), tetapi kondisinya langsung menurun dan memburuk secara drastis sehingga berakibat kematian. (Lampung Poskota, 5/7/2021)
Isyarat dari Bambang Sutejo tentang kematian pasien yang sangat mirip dengan gejala varian Delta itu menjadi pendorong agar warga Lampung lebih berhati-hati dan meningkatkan ketaatan mengamalkan protokol kesehatan 5M--memakai masker, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi pergerakan dan   perjalanan.
Virus Delta amat mudah menular. Di Australia telah terbukti virus Delta bisa menular hanya dengan jalan berpapasan dengan orang yang telah terpapar.
Hasil tracing di Australia pada kasus yang terjadi di salah satu pusat perbelanjaan South Wales, menunjukkan betapa cepatnya penularan varian Delta. Hal ini ditanggapi Ketua Satgas IDI Prof Zubair Djoeban yang menyebut transmisi cepat varian Delta sudah menjadi perhatian khusus para ahli. Kejadiannya tak hanya sekali di Australia.
"Makanya pejabat kesehatan Australia mengingatkan bahwa penularan virus tidak lagi butuh waktu hingga 15 menit, tapi dimungkinkan bisa dalam hitungan detik," tulis Prof Zubair di akun Twitter--nya. (detikhealth, 26/6/2021)
Dengan mudah dan cepatnya menular, kemunculan gejalahya di Lampung tak boleh ditutup-tutupi hingga membuat orang terlena dari ancanan keganasannya. Sebaliknya harus diberitahukan kepads semua warga agar waspada dan berpola hidup lebih aman.
Contoh keganasan virus Delta di Jakarta, justru di hari kedua PPKM Darurat (4/7/2021) mencatat rekor penularan baru sebanyak 10.485 kasus harian. Rekor itu khusus wilayah DKI Jakarta saja, tanpa bodetabek. (detikhealth, 5/7)
Bahkan di Amerika Serikat, dalam peringatan Hari Kemerdekaannya 4 Juli, Presiden Joe Biden mengangangkat masalah virus Delta yang mengakibatkan kenaikan 10% pasien positif Covid-19 dalam sepekan terakhir. Untuk itu, warganya yang belum vaksinasi agar segera melakukannya. ***





Selanjutnya.....

'Nehi, Nahi', Varian Kappa Menyusul Delta!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Rabu 07-07-2021
'Nehi, Nehi', Varian Kappa Menyusul Delta!
H. Bambang Eka Wijaya

DI tengah amuk virus Covid-19 varian Delta B.1617.2, kakaknya dari India  varian Kappa B.1617.1 ditemukan menyurul ke Jakarta. Akibatnya, virus kakak-beradik itu memangsa lebih 9.000 warga Ibu Kota setiap hari akhir pekan lalu hingga diberlakukan PPKM Darurat.
Kappa adalah virus mutan pertama yang ditemukan di India, yang kemudian bersama Delta menciptakan gelombang tsunami besar Covid-19 di negara asal film 'Nehi-Nehi' itu.
Selama lebih dari satu tahun sejak Covid-19 mewabah dari Kota Wuhan, Tiongkok, virus biangnya telah bermutasi berkali-kali. Saat ini ada beberapa virus corona yang lebih mudah menular dan salah satunya diprediksi akan menjadi varian dominan.
Varian Alpha, Kappa, dan Delta sebelumnya telah memicu rekor infeksi di beberapa bagian Eropa dan anak benua Asia.
Infeksi varian Kappa asal India itu kini telah ditemukan di Indonesia. Saat mulai berkembang di India beberapa bulan lalu, para peneliti menyebut Kappa mutasi gànda.
Catherine Bennett, Kepala Epidemiologi Deakin University, mengatakan di Victoria, negara bagian,Australia, telah ditemukan hampir 100 kasus varian Kappa.
Para ahli mengkhawatirkan, Kappa seperti Delta, menjadi varian yang jauh lebih mudah menular.
"Kami benar-benar perlu merespons sebaik mungkin. Kami perlu memaksimalkan tindakan pencegahan yang masuk akal, sepeti memakai masker dan menjaga jarak," ujar Bennett. (Sains.Kompas.com, 2/7/2021)
Dilansir dari The Guardian (2/6/2021), Kepala Program Penelitian di Kirby Institute mengatakan varian Kappa mungkin juga mengurangi kemanjuran beberapa vaksin.
"Ada juga bukti anekdotal yang datang dari India bahwa Kappa mungkin memiliki presentasi klinis yang sedikit berbeda dengan varian lainnya. Jadi, sakit perut, diare, dan gejala gastrointestinal ketimbang gejala pernapasan," ujarnya.
Berbeda dengan varian Delta yang sudah sohor "reputasinya" di 80 negara, termasuk sebagai pemicu lonjakan kasus di Indonesia awal Juli 2021 dengan realitas pahit 63 pasien Covid-19 meninggal dalam satu hari di RS Sardjito Yogyakarta, Sabtu pagi hingga minggu pagi 3-4/7/2021).
"Varian Delta sedang dalam perjalanan untuk menjadi varian dominan secara global karena peningkatan penularannya," ujar Kepala Ilmuwan WHO, Soumya Swaminathan.
Senada, Bennett mengatakan Delta telah menyebar di mana Covid-19 berada saat ini.
"Ini adalah varian yang kami pantau karena melihatnya telah mengalahkan varian lain yang menjadi perhatian," jelas Bennett. ***








Selanjutnya.....

Hatrik Covid 3 Hari Beruntun Awal Juli!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Selasa 06-07-2021
Hatrik Covid 3 Hari Beruntun Awal Juli!
H. Bambang Eka Wijaya

MEMASUKI Juli sekaligus mulai berlakunya PPKM Darurat disambut dengan hatrik angka tambahan positif harian Covid-19 dengan rekor baru tiga hari beruntun; 1 Juli 24.836 kasus, 2 Juli 25.830 kasus, dan puncaknya pada 3 Juli 27.913 kasus.
Hatrik tambahan kasus positif baru harian itu diiringi rekor baru jumlah kasus meninggal dunia akibat virus corona di kisaran 500 orang sehari, yakni 1 Juli 504 orang, 2 Juli 539 orang, dan 3 Juli 493 orang.
Hingga mulai berlakunya PPKM Darurat untuk Jawa-Bali 3 Juli, akumulasi total positif Covid-19 sejak 2 Maret 2020 menjadi 2.256.851 kasus. Jumlah orang yang sembuh dari infeksi corona sebanyak 1.915.147. Lalu jumlah yang meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 60.493 orang.
Hatrik itu ternyata memberi efek kejut atu shock cukup kuat pada masyarakat Jawa-Bali terutana Jakarta yang pada 3 Juli 2021 mencatat angka Covid-19 positif baru harian sebanyak 9.702 kasus.
Sehingga, di hari pertams PPMK Darurat itu di Ibu Kota seperti tampak dalam serial foto udara yang diunggah seorang netizen berinitial A.R  di WAG Warga PWI, jalan-jalan utama lengang tak terlihat sayu pun kendaraan baik roda empat maupun dua. Begitu pula berbagai tempat jembatan penyeberangan orang (JPO) tak terlihat manusia di foto itu...
Hal itu terjadi karena kesadaran warga atas PPKM Darurat sehingga tidak keluar rumah, atau karena takut pada wabah yang sedang mengganas.
Selain itu, juga karena jalan-jalan menuju Ibu Kota dari segala penjuru ditutup dengan pengawalan ketat oleh TNI/Polri. Hanya orang-orang yang bisa menunjukkan surat dari kantornya untuk jenis pekerjaan yang dibolehkan lewat, punya bukti sudah divaksin, dan punya hasil swab PCR yang masih berlaku, yang bisa lewat. Sehingga, lebih 80% pekerja komuter, tinggal di luar Jakarta, yang tak bisa lolos.
Dengan kondisi yang sedemikian itu, Menko Marves/Koordinator PPKM Darurat Luhut Panjaitan menilai, pemberlakuan PPKM Darurat hari pertama berjalan lancar.
Dia mengaku menelepon beberapa gubernur. pangdam dan kapolda. Menurut dia, Jakarta oke, Bandung juga. (detik.com. 3/7)
Meski demikian, dikutip Kompas.com (3/7) sebelumnya Luhut mengingatkan, selama dua pekan ke depan merupakan masa yang kritis dalam penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
Hal tersebut disebabkan kondisi kenaikan kasus Covid-19 yang terus mengalami kenaikan. "Ini masa kritis untuk kita dua pekan ini," tegasnya. Angka kasus baru harian terus meningkat, tambahnya. ***




Selanjutnya.....

Harga Ivermectin Melonjak Lebih 1000%!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Senin 05-07-2021
Harga Ivermectin Melonjak Lebih 1000%!
H. Bambang Eka Wijaya

KEPADA Presiden Joko Widod dilaporkan harga obat cacing Ivemectin yang diuji klinik BPOM untuk obat Covid-19 harganya melonjak lebih 1000%, dari semula satu papan Rp30.000 menjadi Rp350.000-Rp500.000 di pasar online.
Laporan itu disampaikan lewat surat terbuka seorang warganet bernama Novy Viky Akihani, yang juga disampaikan kepada Menteri Kesehatan RI, Menteri BUMN RI, Menteri Perdagangan RI, dan Kepala Kepolisian RI.
Surat dengan Perihal: Naiknya harga obat secara gila-gilaan, bertanggal 1 Juli 2021 itu diakhiri dengan Tembusan; Kepada seluruh rakyat Indonesia. Surat tersebut diunggah ke WAG Pengurus Pusat PWI oleh waganet WAG tersebut bernama Sirikit.
Hal ini sangat melampaui batas kesabaran kami sebagai rakyat, mengingat bahwa obat tersebut sangat dibutuhkan masyarakat banyak pada situasi Covid-19 saat ini, bunyi surat itu.
"Tegas kami katakan bahwa ini bukan lagi hukum pasar karena efek Supply and Demand, tetapi ini sudah merupakan perampokan terang-terangan dengan sangat berani," tukasnya.
Oleh karena itu, kami mohon agar segera dapat diambil tindakan serius oleh pemerintah, berupa pencabutan izin usaha, sanksi lainnya, atau bila perlu dipidanakan semua pihak yang terlibat dalam perampokan hak rakyat untuk mendapatkan obat dengan harga normal pada situasi pandemi ini," pintanya.
Kami berharap, lanjutnya, Bapak-bapak yang terhormat dengan wewenang dan kekuasaan tergenggam mampu mengatasi hal ini lewat tindakan nyata, juga sebagai momentum untuk mengikis habis mafia Alkes dan kartel obat-obatan di Indonesia.
Lonjakan harga ivermectin segila itu seolah mengingbangi lonjakan pandemi di Tanah Air, yang pada Kamis (1/7/2021) mengukir rekor tambahan angka positif baru sebesar 24.836 kasus dengan rekor angka kematian Covid-19 hari itu sebanyak 504 orang.
Dengan situasi Covid-19 yang seburuk itu, keluhan-keluhan yang bisa menyulitkan masyarakat pasti cepat mendapat tanggapan. Bahkan dalam bentuk penyelesaian demi kepentingan umum. Seperti tes swab PCR ketika baru dijadikan syarat perjalanan udara, harganya hampir Rp2 juta. Tapi kemudian bisa dipangkas lebih separoh.
Sedangkan untuk ivernectin yang khasiatnya di belasan negara lain sudah terbukti ampuh menekan pandemi Covid-19, demi reputasi pemerintah pasti nantinya akan digratiskan--seperti vaksin.
Menurut informasi yang layak dipercaya, Menteri BUMN Erick Tohir telah memerintahkan Bio Farma untuk memproduksi ivernectin sebanyak diperlukan. ***







Selanjutnya.....

24 Juni Positivity Rate RI 44,57%, 9X Standar WHO!

Artikel Halaman 09, Lampung Post Minggu 04-07-2021
24 Juni Positivity Rate RI
44,57%, 9x Standar WHO!
H. Bambang Eka Wijaya

KEJUTAN! Positivity Rate Indonesia pada Kamis 24 Juni 2021 mencapai 44,37%. Artinya, setiap 100 orang yang dites dengan swab PCR dan tes cepat molekuler (TCM) ditemukan 44 orang positif Covid-19.
Berdasarkan standar yang dikeluaarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka positibity rate seharusnya kurang dari 5%. Sehingga, positivity rate Indonesia itu telah mencapai 9 kali lipat dari standar WHO.
Epidemiolog Univeraitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan, positivity rate yang begitu tinggi itu menunjukkan Indonesia sudah sangat berisiko.
"Angka positivitas itu menunjukkan besarnya risiko penularan di masyarakat," ujar Windhu, Jumat. (Kompas.com, 25/6)
"Jadi (positivity rate 44,37%)  ini sangat luar biasa. Tapi respons pemerintah hanya PPKM mikro, itu enggak cukup (mencegah pejularan)," tegasnya.
Sementara target positivity rate yang harus dicapai pemerintah adalah di bawah 5%.
Menurut Windhu, ada 4 kategori positivity rate berdasar WHO, yakni: Pertama, Low Incidence. Jika positivity rate suatu negara di bawah 2%. Ini yang paling bagus, ujarnya.
Kedua, moderate incidence. Ketika positivity rate sebeuah negara antara 2% sampai 4,9%.
"Kita diharapkan bisa mencapai moderate ya. Meskipun enggak sampai low incidence enggak apa-apa, yang moderate di bawah 5%," imbuhnya.
Ketiga, high incidence. Adalah saat positivity rate negara tinggi, yakni berkisar antara 5% sampai 19,99%.
Keempat, very high incidence. Adalah tingkat positivity rate suatu negara yang dinilai sangat tinggi di atas 20%.
"Jadi kita 10 kali lipat dari yang seharusnya di bawah lima persen. Ini sangat mengerikan," tegasnya.
Sangat tingginya positivity rate itu karena banyak orang merasa sehat saja ataupun kalau kurang enak badan ia fikir sakit biasa saja. Ketika dites swab baru ketahuan telah terpapar.
Orang tanpa gejala (OTG) ini menjadi penular berbahaya, karena tanpa sadar ia menulari orang di dekatnya yang tidak menyangka dekat dengan penyebar virus.
Lebih lagi virus di Indonesia terus bermutasi, hingga munculnya varian delta asal India yang sangat cepat penularannya. Dari varian ini terdapat pula gejala baru, yakni rentan menulari orang berusia muda.
Menurut Profesor Spector, epidemiolog King College London, seorang yang terinfeksi Covid-19 berpotensi menularkan virusnya ke 6 orang di sekitarnya.
Ahli virus Gedung Putih AS Dr. Fauci mengatakan di CNN, penularan virus delta amat cepat, bisa dua kali lipat dalam dua minggu. ***







Selanjutnya.....

PPKM Darurat, Selamatkan Jiwa Rakyat!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Sabtu 03-07-21
PPKM Darurat, Selamatkan Jiwa Rakyat!
H. Bambang Eka Wijaya

AKHIRNYA pemerintah mengutamakan keselamatan jiwa (nyawa) rakyat kerimbang ekonomi, memberlakukan PPKM Darurat. Salus populi suprena lex esto--keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi.
Betapa, pekan terakhir setiap hari 400 orang meninggal akibat Covid-19. Jumlah itu tak jauh beda dengan korban musibah dua pesawat terbang jatuh setiap hari.
Demikian kuatnya dasar pilihan kebijakan pemerintah dalam memberlakukan PPKM Darurat dengan berbagaii pembatasan kegiatan masyarakat yang amat ketat sehingga bisa menyulitkan ekonomi.
Padahal kuartal II-2021 sebenarnya merupakan awal pemulihan ekonomi nasional setelah setahun resesi (April 2020-Maret 2O21) dengan prediksi pertumbuhan 7,1-8,3%. Selain lonjakan terakhir Covid-19 hingga sejak 22 Juni berlaku PPKM Mikro diperketat yang mungkin mengurangi tingkat pertumbuhan kuartal II-2022, dengan PPKM Darurat kuartal III-2021 pertumbuhan ekonomi bisa anjlok lagi.
Anjloknya kembali ekonomi pada kuartal III-2021 itulah harga yang harus dibayar dengan pilihan pemerintah memberlakukan PPKM Darurat.
Namun, dengan PPKM Daturat itu, diiringi vaksinasi dua juta dosis sehari, diharapkan Indonesia bisa segera bebas dari virus corona. Saat mana rakyat bisa kembali bebas nonton sepak bola seperti warga Eropa, atau menonton pagelarab musik besar seperti warga New York.
Berdasarkan pengalaman negara-negara yang sebelumnya sempat amat parah diterjang pandemi Covid-19, seperti di kawasan Eropa, suatu kebijakan yang amat berat dampaknya terhadap ekonomi hanya masalah waktu harus diambil untuk menghentikan serangan corona.
Artinya saatnya tiba keharusan mengambil kebijakan yang tak bisa dihindari. PPKM Darurat dengan dampaknya yang amat berat bagi perekonomian, utamanya ekonomi rakyat yang kegiatannya untuk mencari nafkah dibatasi tanpa ampun.
Karena demikian berat dampak PPKM Darurat terhadap ekonomi rakyat, maka rakyat hanya akan mampu menjalaninya satu sesi: 14 hari. Kalau satu sesi belum berhasil, maksimal diperpanjsng satu sesi. Kalau dipaksa lebih lama lagi, rakyat bukan mati karena corona, tapi bisa mati kelaparan.
Karena itu, jika setelah dua sesi PPKM Darurat belum berhasil menurunkan kurva kematian, harus dilanjutkan ke langkah terakhur perintah UU Kekarantinaan, yakni karantina wilayah alias lockdown.
Pada tahap ini, karena rakyat sama sekali tak bisa berusaha, maka seluruh biaya hidup warga ditanggung pemerintah. Semua kebutuhan hidup, termasuk pakan hewan piaraan. ***

Selanjutnya.....

IDI, Lonjakan Covid Bukan Karena Mudik!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Jumat 02-07-2021
IDI, Lonjakan Covid Bukan Karena Mudik!
H. Bambang Eka Wijaya

"BUKAN karena mudik Lebaran, sebab masa inkubasinya sudah lewat. Itu karena masuknya virus dari luar negeri ke Indonesia yang lebih infeksius, yang varian delta itu lho, dari India," ujar Wakil Ketua Umum IDI Slamet Budiarto di MNC Portal tentang lonjakan Covid-19 terakhir.
Menurut Slamet, menyebarnys varian baru virus corona asal India ini disebabkan oleh kurang ketatnya pintu masuk ke Indonesia. "Itu bisa dari orang India yang masuk tanpa diketahui, yang kedua bisa orang Indonesia yang bekerja di India pulang tanpa diketahui," uangkapnya.
Ia juga mengungkit ketika Indonesia dimasuki oleh warga negara asing (WNA) asal India melalui jalur udara. Padahal saat itu pandemi Covid-19 sedang melonjak di sana yang menjadi permulaan menyebarnya varian delta.
"Kan itu sempat ada satu pesawat orang India tidak terdeteksi saat itu sempat ramai kan, sempat viral, artinya penjagaan keluar masuk Indonesia dari luar negeri kurang ketat," jelas Slamet. (Okezone, 26/6/2021)
Lonjakan infeksi virus corona terjadi sejak 22 Juni, hingga mulai akhir pekan lalu tambahan angka positif harian mencapai di atas 20 ribu kasus, dengan kematian akibat Covid-19 di atas 400 orang setiap hari.
Bed Occupation Ratio (BOR/tingkat hunian tempat tidur) rumah sakit Jakarta dan Jawa Barat tembus 100%, beberapa di antaranya lewat 100% hingga membuat tenda darurat untk menampung pasien Covid. Sementara BOR RS Jawa Tengah dan Jawa Timur di kisaran 90%. Demikian pula Banten dan DIY.
Suasana memilukan ditayangkan televisi berita di Jajarta dan Bekasi, jenazah korban Covid-19 antre di RS menunggu giliran abulan mengangkutnya ke pemakanan, senentara ambulan itu sendiri sedang antre di pemakaman menunggu giliran jenazah yang dibawanya dimakamkan.
Kondisi krisis kesehatan masyarakat itu ditanggapi serius pemerintah, dengan meningkatkan penanganannya dari PPKM Mikro nenjadi PPKM Darurat. Aturan pokoknya memperketat PPKM Mikro. Restoran misalnya, tak boleh melayani pelanggan di tempat, tapi hanya melayani "take away",
Anggota DPR komisi kesehatan dikutip Wartakota (29/6) mengatakan, dalam PPKM Darurat perjalanan udara domestik hanya diperbolehkan bagi mereka yang telah divaksinasi dan mereka yang membawa hasil tes swab PCR.
Pada tahap awal PPKM Darurat berlaku di daerah yang telah ditetapkan Zone Merah. Yakni, DKI Jakarta, sebagian DIY, Kudus di Jawa Tengah, Bangkakan di Pulau Madura, Bandung di Jawa Barat, dan Riau di Sumatera. ***






Selanjutnya.....

Penyegelan Usaha untuk Pembinaan



Tindakan Pemetintah Daerah terhadap terduga pelanggar aturan pajak wajar. Namun, posisi Pemerintah Daerah sebagai pembina dan pengayom semua kegiatan usaha rakyat di daerahnya, tak boleh dilupakan.
Untuk itu setiap tindakan harus persuasif, sebagai proses mendidik dan melakukan pembinsan. Bukan menyusahkan apalagi membunuh usaha yang wajib dibinanya.
Seperti penyegelan terkait masalah pajak baru-baru ini. Jangan disegel terlalu lama sehingga usahanya jadi macet. Tapi cukup paling lama tiga hari, sebagai pelajaran, bersamaan itu masalahnya diproses cepat. 
Contohnya kasus pajak nasional puluhan miliar rupiah di sebuah pabrik gula di Lampung Tengah. Penindakan dengan proses hukum terhadap pimpinan dan konsultan pajaknya, tanpa menyegel pabrik gula itu satu hari pun.
Sebab, kalau pabriknya disegel, kegiatan usahanya terhenti, ribuan karyawannya kehilangan pekerjaan, 'mesin' sumber penghasilan pajak negara juga terganggu.
Demikian pula dengan pengelolaan sumber pajak daerah. Berbagai aspeknya harus dipertimbangkan termasuk kelanggengan sumber pajak daerah, yang harus tetap jalan. Kalau sumbernya ditumpas, tinggal tunggu waktu saja pendapatan daerah merosot.
Juga aspek tenaga kerja. Investor yang menanam modal ratusan triliun saja diberi tax holiday, libur pajak, sampai 20 tahun, demi membuka lapangan kerja.
Lha ini usaha rakyat yang sudah jalan malah ditutp paksa, pintunya disegel. Padahal, saat rakyat sekarat, negara wajib menolong.
Rasa kemanusiaan kepada karyawan usaha yang disegel juga perlu, sesuai semangat Pancasila. Bayangkan nasib ratusan karyawan hotel yang disegel, sudah jatuh tertimpa tangga. Selama pandemi hotel paling terpukul. Di Yogya, lebih 100 hotel tutup permanen. Lha ini, yang masih hidup malah ditebas.
Penyegelan cukup satu-dua hari sabagai pembinaan, sedangkan masalahnya diproses secara proporsional sekaligus dengan pembenahan perpajakan daerah.
Misalnya, untuk memakai alat elektronis tertentu seperti di Bali, mungkin kondisi masyarakatnya perlu dipertimbangkan. Di Bali pajak 10% dan service 11% (jadi 21%) ditambahkan dari jumlah harga makanan, yang makan turis luar Bali, bahkan luar negeri. Di sini yang makan orang Umbul Balak, makan bakso Rp15.000 ditambah tax and service 21%, bis ribut.
Jadi sistem pajaknya juga disesuaikan kondisi masyarakatnya. Mungkin seperti di negara maju, sistem self assessment. Tak terkesan terlalu memaksa wajib pajak secara lebih kejam dari penjajah.
Jakarta, 2 Juli 2021



Selanjutnya.....

Berbenah, Internet RI Terlemah ASEAN!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Kamis 01-07-2021
Berbenah, Internet RI Terlemah ASEAN!
H. Bambang Eka Wijaya

MESKI Indonesia negara pertama di Asia yang meluncurkan satelit Palapa (1970-an awal), kini menjadi terlemah internetnya di ASEAN. Sudah semestinya RI berbenah dengan membangun 4.200 BTS untuk mengatasi blankspot 12.458 desa sebagai awal mengejar ketertinggalan.
Speedtest, layanan penguji koneksi internet global merilis Speedtest Global Index untuk Mei 2021. (detiknet, 22/6/2021)
Kecepatan internet mobile download Indonesia ada kemajuan, yang bulan sebelumnya di angka 19,6 Mbps, sekarang menjadi 21,04 Mbps. Ini membuat Indonesia naik satu peringkat menduduki peringkat urutan 112 dari 137 negara.
Indonesia harus mengakui kecepatan internet kalah dari Kamboja 24,73 Mbps, Malaysia 27,52 Mbps, Laos 30,33 Mbps, Filipina 31,98 Mbps, Vietnam 44,59 Mbps, Thailand 50,28 Mbps, Brunei Darussalam 52,02 Mbps, dan Singapura 82,32 Mbps.
Untuk urusan koneksi fixed broadband, Indonesia justru menurun jadi 26,11 Mbps dari sebelumnya 26,31 Mbps. Hal itu yang membuat posisi Indonesia stagnan di 113 dari 180 negara.
Indonesia hanya lebih cepat dari Kamboja 24,38 Mbps, tapi lebih lambat dari Brunei Darussalam 36,12 Mbps, Laos 42,98 Mbps, Filipina 58,73 Mbps, Vietnam 70,05 Mbps, Malaysia 102,91 Mbps, Thailand 214,28 Mbps, dan Singapura 250,35 Mbps di urutan pertama.
Speedtest Global Index per Mei 2021 memperlihatkan kecepatan internet download kategori mobile mencapai 54,53 Mbps, kecepatan internet upload 12,63 Mbps, dan intensi 37 ms.
Sementara kecepatan internet fixed broadband global untuk download menyentuh di 106,95 Mbps, kecepatan internet upload 55,95 Mbps, dan intensi 19 ms.
Untuk nengejar ketertinggalan dari tetangga tersebut Indonesia tak henti berbenah. Baru menyeselesaikan Palapa Ring dengan jaringan bawah laut, 2021 ini membangun 4.200 bts mengatasi blankspot pada 12.548 desa.
Sebanyak 9.113 desa berada di kawasan Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Sisanya 3.435 desa di kawasan non-3T.
Pembangunan infrastruktur telekomunikasi 4G di kawasan 3T dilakukan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo. Sedangkan kawasan non-3T dilakukan oleh operator seluler yakni Hutcinson 3 Indonesia (Tri), Indosat Oredo, Smartfren, Telkomsel, dan AXL Axiata.
Kalau seluruh desa telah terjangkau layanan jaringan intetnet 4G, akselerasi speed internet bisa dilakukan dengan investasi peranti mutakhir, dengan infrastrukturnya sudah mendukung, dari jaringan kabel fiber optik hingga satelit komunikasi. ***

Selanjutnya.....