Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

24 Juni Positivity Rate RI 44,57%, 9X Standar WHO!

Artikel Halaman 09, Lampung Post Minggu 04-07-2021
24 Juni Positivity Rate RI
44,57%, 9x Standar WHO!
H. Bambang Eka Wijaya

KEJUTAN! Positivity Rate Indonesia pada Kamis 24 Juni 2021 mencapai 44,37%. Artinya, setiap 100 orang yang dites dengan swab PCR dan tes cepat molekuler (TCM) ditemukan 44 orang positif Covid-19.
Berdasarkan standar yang dikeluaarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka positibity rate seharusnya kurang dari 5%. Sehingga, positivity rate Indonesia itu telah mencapai 9 kali lipat dari standar WHO.
Epidemiolog Univeraitas Airlangga Windhu Purnomo mengatakan, positivity rate yang begitu tinggi itu menunjukkan Indonesia sudah sangat berisiko.
"Angka positivitas itu menunjukkan besarnya risiko penularan di masyarakat," ujar Windhu, Jumat. (Kompas.com, 25/6)
"Jadi (positivity rate 44,37%)  ini sangat luar biasa. Tapi respons pemerintah hanya PPKM mikro, itu enggak cukup (mencegah pejularan)," tegasnya.
Sementara target positivity rate yang harus dicapai pemerintah adalah di bawah 5%.
Menurut Windhu, ada 4 kategori positivity rate berdasar WHO, yakni: Pertama, Low Incidence. Jika positivity rate suatu negara di bawah 2%. Ini yang paling bagus, ujarnya.
Kedua, moderate incidence. Ketika positivity rate sebeuah negara antara 2% sampai 4,9%.
"Kita diharapkan bisa mencapai moderate ya. Meskipun enggak sampai low incidence enggak apa-apa, yang moderate di bawah 5%," imbuhnya.
Ketiga, high incidence. Adalah saat positivity rate negara tinggi, yakni berkisar antara 5% sampai 19,99%.
Keempat, very high incidence. Adalah tingkat positivity rate suatu negara yang dinilai sangat tinggi di atas 20%.
"Jadi kita 10 kali lipat dari yang seharusnya di bawah lima persen. Ini sangat mengerikan," tegasnya.
Sangat tingginya positivity rate itu karena banyak orang merasa sehat saja ataupun kalau kurang enak badan ia fikir sakit biasa saja. Ketika dites swab baru ketahuan telah terpapar.
Orang tanpa gejala (OTG) ini menjadi penular berbahaya, karena tanpa sadar ia menulari orang di dekatnya yang tidak menyangka dekat dengan penyebar virus.
Lebih lagi virus di Indonesia terus bermutasi, hingga munculnya varian delta asal India yang sangat cepat penularannya. Dari varian ini terdapat pula gejala baru, yakni rentan menulari orang berusia muda.
Menurut Profesor Spector, epidemiolog King College London, seorang yang terinfeksi Covid-19 berpotensi menularkan virusnya ke 6 orang di sekitarnya.
Ahli virus Gedung Putih AS Dr. Fauci mengatakan di CNN, penularan virus delta amat cepat, bisa dua kali lipat dalam dua minggu. ***







0 komentar: