Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Berbenah, Internet RI Terlemah ASEAN!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Kamis 01-07-2021
Berbenah, Internet RI Terlemah ASEAN!
H. Bambang Eka Wijaya

MESKI Indonesia negara pertama di Asia yang meluncurkan satelit Palapa (1970-an awal), kini menjadi terlemah internetnya di ASEAN. Sudah semestinya RI berbenah dengan membangun 4.200 BTS untuk mengatasi blankspot 12.458 desa sebagai awal mengejar ketertinggalan.
Speedtest, layanan penguji koneksi internet global merilis Speedtest Global Index untuk Mei 2021. (detiknet, 22/6/2021)
Kecepatan internet mobile download Indonesia ada kemajuan, yang bulan sebelumnya di angka 19,6 Mbps, sekarang menjadi 21,04 Mbps. Ini membuat Indonesia naik satu peringkat menduduki peringkat urutan 112 dari 137 negara.
Indonesia harus mengakui kecepatan internet kalah dari Kamboja 24,73 Mbps, Malaysia 27,52 Mbps, Laos 30,33 Mbps, Filipina 31,98 Mbps, Vietnam 44,59 Mbps, Thailand 50,28 Mbps, Brunei Darussalam 52,02 Mbps, dan Singapura 82,32 Mbps.
Untuk urusan koneksi fixed broadband, Indonesia justru menurun jadi 26,11 Mbps dari sebelumnya 26,31 Mbps. Hal itu yang membuat posisi Indonesia stagnan di 113 dari 180 negara.
Indonesia hanya lebih cepat dari Kamboja 24,38 Mbps, tapi lebih lambat dari Brunei Darussalam 36,12 Mbps, Laos 42,98 Mbps, Filipina 58,73 Mbps, Vietnam 70,05 Mbps, Malaysia 102,91 Mbps, Thailand 214,28 Mbps, dan Singapura 250,35 Mbps di urutan pertama.
Speedtest Global Index per Mei 2021 memperlihatkan kecepatan internet download kategori mobile mencapai 54,53 Mbps, kecepatan internet upload 12,63 Mbps, dan intensi 37 ms.
Sementara kecepatan internet fixed broadband global untuk download menyentuh di 106,95 Mbps, kecepatan internet upload 55,95 Mbps, dan intensi 19 ms.
Untuk nengejar ketertinggalan dari tetangga tersebut Indonesia tak henti berbenah. Baru menyeselesaikan Palapa Ring dengan jaringan bawah laut, 2021 ini membangun 4.200 bts mengatasi blankspot pada 12.548 desa.
Sebanyak 9.113 desa berada di kawasan Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Sisanya 3.435 desa di kawasan non-3T.
Pembangunan infrastruktur telekomunikasi 4G di kawasan 3T dilakukan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kominfo. Sedangkan kawasan non-3T dilakukan oleh operator seluler yakni Hutcinson 3 Indonesia (Tri), Indosat Oredo, Smartfren, Telkomsel, dan AXL Axiata.
Kalau seluruh desa telah terjangkau layanan jaringan intetnet 4G, akselerasi speed internet bisa dilakukan dengan investasi peranti mutakhir, dengan infrastrukturnya sudah mendukung, dari jaringan kabel fiber optik hingga satelit komunikasi. ***

0 komentar: