Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pakar, Virus Corona juga Bersilaturahmi Genetik!


Attikel Halaman 8, Lll Ampung Post Minggu 31-05-2020
Pakar, Virus Corona juga
Bersilaturahmi Genetik!
H. Bambang Eka Wijaya

VIRUS Corona 100 persen secara alami berasal dari alam. Virus SAR-CoV2 (kini disebut Covid-19) awalnya penyakit zoonotik, penularan dari hewan ke manusia. Pada perkembangannya, virus ini bermutasi bisa menular antar-manusia.
Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Rusdan Handoyo Utomo mengatakan, virus Corona melakukan silaturahmi genetik terkait dengan proses penularan tersebut. Maksudnya?
"Penjelasan yang lebih mudah dan lebih visible, kalau menurut bahasa saya ya, ada silaturahim genetik pada virus corona," kata Ahmad dikutip Kompas.com (22/5/2020).
Silaturahmi terjadi karena satwa Iiar saling berinteraksi. Sebagai contoh, kelelawar mengeluarkan sekresi dan ekskresinya di tanah.
Sekresi adalah proses pengeluaran zat yang dilakukan kelenjar yang masih digunakan biasanya berupa enzim hormon. Sedangkan ekskresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dari zat sisa tidak berguna pada makhluk hidup. Ini  meliputi pembuangan karbon dioksida  urea, dan racun.
Saat kelelawar mengeluarkam sekresi dan ekskresinya trenggiling lewat. Karena trenggiling tidak bisa mencuci tangan dan kaki, sekresi dan ekskresi kelelawar yang mengandung virus masuk tubuh trenggiling melalui hidung.
Trenggiling kan punya virus (corona) sendiri, nah kemudian ada virus (corona) asing dari kelelawar masuk (ke tubuh trenggiling). Berarti di inang ini bisa mempertemukan dua macam virus," ujar Ahmad.
"Jadi virus corona trenggiling yang memiliki gen spike unik  bertemu dengan virus corona kelelawar yang nantinya bisa menginfeksi manusia. Ada swabing dan terjadi genetik rekombinasi," jelasnya.
Dari sinilah kemudian muncul pertanyaan besar, sebenarnya inang siapa yang mempertemukan virus dari kelelawar dan trenggiling.
"Kalau inang trenggiling  enggak mungkin, karena kemiripan dengan SAR-CoV2 hanya dari sisi spikenya saja (bentuk yang mirip paku pada virus corona)," kata Ahmad.
"Kalau kelelawar juga mungkin bukan karena perbedaan pada spike banyak sekali. Berarti kan ada inang lain," tambahnya.
Pada penyakit SARS para ahli sudah mengetahui inang virus berasal dari musang. Namun untuk Covid-19 hingga kini masih menjadi misteri.
Menurut Ahmad untuk saat ini masalah inang bukan lagi prioritas. Pasalnya penyebaran virus corona SARS-CoV2 saat ini sudah antar-manusia dan telah menginfeksi 5,2 juta orang.
"Karena sudah human to humam dan sudah global, yang terpenting sekarang adalah fokus pada kesehatan masyarakat," tegasnya. ***

Selanjutnya.....

Ada Protokol Kesehatan Baru Normal!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 30-05-2020
Ada Protokol Kesehatan Baru Normal!
H. Bambang Eka Wijaya

NEW Normal adalah suatu pola hidup yang normal jika dilakukan dengan mengamalkan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. Jadi yang new (baru) dalam kehidupan normal ke depan adalah adanya protokol kesehatan yang efektif dalam keseharian kita.
Demikian penyikapan yang tepat dengan era new normal, kehidupan normal yang tetap memerangi Covid-19 melalui kehidupan sehari-hari kita. Jika kita taat pada protokol kesehatan, maka akan putuslah mata rantai penularan Covid-19, meski kita tetap beraktivitas memenuhi kewajiban hidup masing-masing.
Itu karena new normal adalah kebijakan membuka kembali aktivitas ekonomi, sosial dan kegiatan publik secara terbatas dengan standar kesehatan yang tak ada sebelum pandemi.
New normal itu upaya menyelamatkan hidup warga dan menjaga agar negara tetap berdaya menjalankan fungsinya.
New nornal itu tahapan baru setelah stay at home atau pembatasan sosial mencegah penyebaran virus korona. New normal supaya warga bisa keluar rumah bekerja mencari nafkah dengan standar kesehatan. Sehingga warga tak perlu lagi terus bersembunyi dalam rumah tanpa kepastian yang menyebabkan kebangkrutan total, PHK massal dan kekacauan sosial.
New normal agar pemerintah bisa menarik pajak dari aktivitas ekonomi, sehingga negara ada pemasukan untuk mengurus rakyat dan menjalankan fungsi konstitusionalnya.
New normal diberlakukan dengan kesadaran oenuh bahwa wabah masih ada di sekitar kita. Untuk itu, kegiatan ekonomi/publik harus menggunakan protokol kesehatan. Jika new normal tidak dilakukan dampak sosial dan ekonominya tak akan tertahankan. Korporaai bangkrut dengan efek domino kebangkrutan negara.
Buat yang tak setuju new normal silahkan tetap tinggal di rumah. Karena banyak orang yang harus keluar rumah untuk menghidupi keluarganya.
Untuk memastikan new normal berjalan baik, pemerintah harus melakukan kontrol publik dan  law enforcement terhadap pelanggar protokol kesehatan. Termasuk menambah kapasitas pelayanan kesehatan kepada segenap warga dan mengatasi lebih baik Covid-19.
Utamanya, pemerintah pusat dan daerah agar lebih cepat melakukan test masif agar kepastian warga yang sehat dan yang sakit bisa diperoleh, hingga warga masyarakat bisa lebih tenang dan tenteram menjalani kehidupan sehari-hari.
Sekaligus dengan itu pemerintah memberikan angka-angka perkembangan Covid-19 yang benar, dengan kurva penularan yang terus menurun sampai tak ada lagi ancaman penularan dalam masyarakat. ***


.

Selanjutnya.....

TNI-Polri Tertibkan Pelaksanaan PSBB!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 29-05-2020
TNI-Polri Tertibkan Pelaksanaan PSBB!
H. Bambang Eka Wijaya

SEJAK Selasa 26/5/2020 pasukan TNI-Polri dikerahkan secara masif untuk menertibkan masyarakat di tempat-tempat ramai agar mematuhi protokol kesehatan dalam pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Presiden Joko Widodo saat mengumumkan itu di stasiun MRT Bundaran HI, Selasa, menyebut pada tahap awal hal itu berlaku di 4 provinsi dan 25 kanupaten/kota yang melaksanakan PSBB. Keempat provinsi tersebut DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Gorontalo.
Pendisiplinan masyarakat oleh TNI-Polri tersebut dilakukan dalam rangka persiapan menerapkan kehidupan New Normal dalam waktu dekat. Dalam New Normal itu warga kembali beraktivitas menggerakkan perekonomian, namun dengan ketaatan terhadap protokol kesehatan lebih ketat.
Mal-mal dan restoran di Jakarta menurut Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja DKI Ellen Hidayat akan mulai beroperasi kembali 5 Juni 2020. Mal melayani pengunjung separoh kapasitasnya. Misalnya kalau mal berkapasitas 1.000 orang, hanya boleh melayani 500 orang. Sedangkan restoran berkapasitas 500 orang, tempat duduknya diatur hanya untuk 200 orang.
Daerah di luar yang telah ditetapkan itu boleh ikut memberlakukan New Normal dengan syarat, angka positif Covid-19 di daerahnya turun 50% dalam dua minggu berturut-turut dari angka tertinggi terakhir.
Hal tersebut merupakan salah satu poin dari gambaran epidemiologi dari indikator kesehatan masyarakat untuk menentukan kondisi daerah dari Covid-19.
"Indikator epidemiologi, kita harus lihat penurunan jumlah kasus positif selama dua minggu sejak puncak terakhir," kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19 Wiku Adisasmito. (Kompas.com, 26/5/2020)
"Setiap daerah pasti gambarannya beda, (kondisi) bagus apabila selama dua minggu sejak puncak terakhir penurunannya 50 persen," imbuhnya.
Dari data yang ada, di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota yang telah ditetapkan itu terdapat 1.800 obyek yang akan diterapkan pelaksanaan pendisiplinan oleh 340.000 personil TNI.
"Obyek tersebut termasuk fasilitas masyarakat, pusat perbelanjaan atau mal, pasar rakyat, dan tempat pariwisata," jelas Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang mendampingi Jokowi.
Penerapan kedisiplinan ini berdasarkan protokol kesehatan dengan mengawasi masyarakat untuk tetap memakai masker dan menjaga jarak aman, kemudian ketersediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer.
Pendisiplinan ini merupakan kerja sama TNI-Polri dengan pemerintah daerah dan Gugus Tugas Covid-19. ***

Selanjutnya.....

PSBB, Warga Mulai Tak Peduli Risiko!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 28-05-2020
PSBB, Warga Mulai Tak Peduli Risiko!
H. Bambang Eka Wijaya

DALAM pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang pada 22 Mei diperpanjang intuk kali kedua, ternyata membuat warga di kawasan itu mulai tak peduli pada risiko.
Demikian hasil survei Tim Panel Studi Sosial Covid-19 Fakultas Pasikologi UI terbaru seperti diungkap penelitinya Dicky Pelupessy, saat ini sebagian warga mulai mencapai titik tak peduli terhadap risiko.
"Reaksi alamiah saat terjadi wabah dan bencana adalah kecemasan dan ini memicu respons fight (melawan) atau flight (abai)," ujar Dicky.
Studi terakhir itu menemukan bahwa PSBB ini berdampak pada penghasilan. Ada 17,3% responden kehilangan pekerjaan dan 44,3% sebagian besar penghasilannya turun.
Sebanyak 43,4% merasa bisa bertahan tanpa bantuan pemerintah. Sisanya bervariasi, menyatakan bisa bertahan hingga PSBB berakhir 22,1%, lainnya hanya dalam beberapa hari.
Ada 10,2% orang terdampak psikologis dengan gejala serius. Mereka didominasi kelompok usia 45 tahun ke bawah atau kelompok usia produktif.
Rentang usia 45 tahun  ke bawah dalam bahasa psikologi perkembangan, memasuki tugas perkembangan meliputi bersosialisasi, berkeluarga, dan menghidupi keluarga.
"Awalnya orang bertahan dan melawan saat tertekan ekonomi dan psikologis," kata Dicky. Namun saat tekanan ekonomi kian kuat dan secara psikologis mereka lelah, respons menjadi tak peduli.
"Turunnya kepercayaan kepada pemerintah karena inkonsistensi dan komunikasi risiko buruk akan menambah sikap abai pada risiko ini, seperti terlihat dengan pengabaian PSBB," jelasnya. (Kompas.com, 25/5/2020)
Ketakpedulian terhadap risiko PSBB itu tampak pada  besarnya jumlah kendaraan mudik keluar Jakarta padahal ada larangan mudik dengan pemeriksaan berlapis di pintu keluar Ibu Kota. Tapi nyatanya tercatat 465.582 kendaraan lolos keluar Jakarta.
Angka tersebut catatan PT Jasa Marga berdasar kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui arah timur, barat dan selatan pada sepekan atau H-7 sampai H-1 Lebaran 2020. (Kompas-tv  25/5)
Sebagai "hukuman", mereka dipersulit kembali ke Jakarta pada arus baliknya, yakni dengan memberlakukan ketentuan setiap orang wajib memiliki surat izin keluar-masuk (SIKM) Jakarta, sejak perpanjangan PSBB 22 Mei.
Untuk mendapat SIKM secara online ditetapkan persyaratan ketat, diperkirakan banyak orang tak mudah memenuhinya. Hingga kemungkinan nantinya, ada ribuan warga Jakarta yang mengalami kesulitan kembali ke rumahnya, mau pulang tapi tertahan di jalan. ***



Selanjutnya.....

Ketidakpastian Masuk Sekolah Kembali!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 27-05-2020
Ketidakpastian Masuk Sekolah Kembali!
H. Bambang Eka Wijaya

MENDIKBUD Nadiem Makarim membantah informasi tentang tahun ajaran baru mulai Juni 2020. Kemenko Perekonomian sebelumnya lewat kajian awal pemulihan ekonomi menyebut pendidikan di sekolah sudah boleh dilakukan pada 15 Juni 2020.
"Mohon menunggu dan saya belum bisa memberikan statement apa pun untuk keputusan itu. Karena dipusatkan di gugus tugas. Mohon kesabaran. Kalau ada hoax-hoax dan apa sampai akhir tahun, itu tidak benar," tegas Nadiem dalam rapat kerja virtual dengan Komisi X DPR dikutip CNBC Indonesia, Jumat. (22/5/2020)
Menurut Nadiem, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, keputusan mengenai kapan dimulai tahun ajaran baru bukan berada di tangannya. "Keputusan bukan di Kemdikbud. Keputusannya kapan, dengan format apa,  seperti apa, karena ini faktor kesehatan itu  masih di gugus tugas," ujarnya.
Kendati demikian, lanjut Nadiem, Kemdikbud sebagai eksekutor pendidikan selalu siap dengan semua skenario. Skenario apa pun, saat ini masih terus didiskusikan dengan para pakar dan keputusan di tangan gugus tugas penanganan Covid-19.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah tidak buru-buru dan mengkaji secara menyeluruh terkait rencana pembukaan kembali sekolah pada Juli mendatang.
Agar pembukaan sekolah dipersiapkan secara matang, KPAI meminta pemerintah melibatkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hingga ahli epidemiologi.
"IDAI sebagai ahli harus didengar dan dipergunakan rekomendasinya terkait rencana kemdikbud dan dinas pendidikan daerah membuka sekolah kembali," kata Komisioner KPAI bidang Pendidilan Retno Listyarti, Sabtu. (Kumparan, 23/5/2020)
Dia mengingatkan agar pemerintah tidak terburu-buru dalam membuka sekolah tanpa mempertimbangkan aspek kesiapan sistem kesehatan.
"Bebwrapa negara di Eropa seperti Finlandia, Prancis, dan Inggris yang memiliki sistem kesehatan yang baik dan membuka sekolah juga dengan persiapan yang matang dan protokol kesehatan yang ketat, ternyata juga tidak aman dan menimbulkan klaster baru di lingkungan sekolah karena beberapa siswa dan guru tertular Cobid-19 hanya dalam  hitungan minggu," tuturnya.
Retno menyoroti banyak anak di Indonesia yang terpapar virus corona dan menjadi ODP serta PDP. Menurut dia, itu menjadi pengingat bahwa anak-anak adalah kalangan yang juga rentan menjadi korban.
Selain itu, hasil survei KPAI menyebut 71% responden tak setuju sekolah dibuka Juli, karena angka pasien baru positif Covid-19 masih tinggi. ***



Selanjutnya.....

Angkat Bendera Putih pada Covid-19?

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 23-05-2029
Angkat Bendera Putih pada Covid-19?
H. Bambang Eka Wijaya

PEMERINTAH menyiapkan skenario kehidupan New Normal (Normal Baru), suatu tahapan pelonggaran PSBB agar masyarakat bisa kembali beraktivitas secara normal meski tetap memperhatikan protokol kesehatan.
New Normal itu menurut Presiden Jokowi adalah masyarakat dalam tatanan hidup baru berdampingan dengan virus Covid-19. Alasan Presiden, karena Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan terdapat potensi virus ini tak akan segera menghilang dan tetap ada di tengah masyarakat.
"Artinya kita harus hidup berdampingan dengan Covid-19. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, berdamai dengan Covid," kata Presiden dalam siaran pers resmi Jumat (15/5/2020). "Sekali lagi, yang penting masyarakat produktif, aman, dan nyaman," tambahnya.
Lantas, apakah dengan demikian berarti kita mengangkat bendera putih di palagan perang melawan Covid-19?
Jokowi menepis anggapan seperti itu. Ia menegaskan, hidup berdampingan dengan Covid-19 bukan berarti menyerah dan menjadi pesimistis. Justru kondisi ini merupakan titik tolak menuju tatanan kehidupan baru masyarakat untuk dapat beraktivitas kembali sambil tetap melawan ancaman Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Berdampingan itu justru kita tidak menyerah, tapi menyesuaikan diri," kata Jokowi.
"Keselamatan masyarakat tetap harus menjadi prioritas. Kebutuhan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini. Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal atau tatanan kehidupan baru," tambahnya. (Kompas.com, 15/5)
Skenario New Normal itu tampaknya bakal terangkai dengan strategi pemulihan ekonomi nasional. Itu terbersit dari pernyataan Menko PMK Muhadjir Effendy, untuk menyusun protokol New Normal itu presiden menugaskan Kemenko Perekomomian, Kemenkes, dan Gugus Tugas Covid-19.
Menurut Muhadjir, protokol Mew Normal itu diperlukan agar masyarakat tidak bertindak di luar protokol kesehatan saat relaksasi PSBB. Nantinya pemerintah akan menerbitkan protokol secara rinci di setiap sektor.
Misalnya, ketika testoran buka, bukan berarti bukanya seperti sebelum adanya Covid. Harus mematuhi protokol datang atau makan di restoran," jelasnya. (Kumparan, 18/5)
Apakah protokol New Normal itu bisa berlaku saat berakhirnya tanggap darurat Covid-19, 29 Mei 2020, Kepala Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo tegas: dalam waktu satu atau dua pekan  ke depan tak akan ada pelonggaran PSBB.
Jadi, Selamat Idul Fitri dalam suasana PSBB. ***






Selanjutnya.....

Covid-19, India Episentrum Baru Asia!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 22-05-2020
Covid-19, India Episentrum Baru Asia!
H.Bambang Eka Wijaya

AKHIRNYA, India kini mencatatkan lebih banyak kasus Covid-19 dengan 90.927 kasus positif dan 2.872 kematian berdasar data hingga Sabtu (16/5/2020). Jumlah kasus di India lebih banyak dari Tiongkok, yakni 82.954 kasus dan 4.634 kematian.
Sebagian besar kasus infeksi virus korona di India terdapat di kota-kota besar yang menjadi pusat kegiatan ekonomi.
Dilansir Straits Times Sabtu (16/5), hampir sepertiga kasus di India tercatat di Ibu Kota New Delhi yang berpenduduk 19 juta jiwa.
Sementara kota Mumbai yang memiliki 17.512 kasus Covid-19 telah menyaksikan infrastruktur kesehatan berada di bawah tekanan. Rumah sakit kewalahan, ada 487 personel polisi dinyatakan positif Covid-19.
Mumbai, kota yang lebih terkenal dengan Bollywood berpendusuk 12,5 juta jiwa amat terpukul karena menjadi tempat dari seperempat penderita Covid-19 di India.
Sekalipun dari luar Mumbai dikenal tempat banyak orang kaya India, tapi sejatinya sekaligus menjadi lokasi kawasan kumuh padat penduduk. Dengan populasi mencapai 270.000 jiwa per kilometer persegi, bisa menjadi sarang virus korona yang potensial.
Di India virus menyebar melalui daerah-daerah kumuh itu sehingga mengkhawatirkan para pembuat kebijakan.
Dharavi, daerab kumuh terbesar di Asia, melaporkan 84 kasus pada Jumat (15/5) menjadikan total kasus di daerah itu menjadi 1.145 dengan 45 kematian.
Kota lain yang mencatat jumlah infeksi tinggi adalah Chennai dengan 5.946 kasus pada Jumat.
Para ahli mengatakan, mengembalikan ekonomi India ke jalur yang cepat akan tergantung pada pengendalian virus di kota-kota topnya.
"Semakin jelas bahwa Covid-19 tidak akan hilang dengan segera, ekonomi perlu dikelola bersamaan dengan risiko infeksi yang terus-menerus, mungkin untuk jangka waktu yang lama," kata Rishi Sahai, Direktur Pelaksana perusahaan penasihat keuangan Cogence Advisors. (Kompas.com, 17/5)
Menurut dia, 130 distrik yang dikategorikan sebagai zona merah saat ini adalah beberapa daerah yang paling urban dan penyumbang 41% ekonomi nasional serta 38% dari output industri India.
"Menemukan metode untuk menjaga distrik zone merah ini tetap aman dan operasional akan sangat penting dalam menjaga kegiatan ekonomi berkelanjutan," ujar Rishi.
India melakukan lockdown sejak 25 Meret yang menghentikan seluruh kegiatan ekonominya. Tapi kini lockdown telah dibuka, foko-toko dibuka kembali. Kantor- kantor kembali beroperasi. Warga hanya boleh keluar rumah jam 7 pagi hingga jam 7 malam. ***

Selanjutnya.....

BLT Desa untuk 'yang Bukan-Bukan'!

Artikel Halaman 8, Lampung Post  Rabu 20-05-2020
BLT Desa untuk 'yang Bukan-Bukan!'
H. Bambang Eka Wijaya

"PERLU saya sampaikan," kata Presiden Joko Widodo di kanal Youtube Sabtu (16/5), "bahwa sampai hari ini Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa baru 15% yang tersalurkan. Artinya, 85% belum tersalurkan." Selain itu, juga Bantuan Sosial Tunai (BST) baru tersalur 25%.
Untuk itu Presiden meminta Menko PMK, Mensos dan Mendes untuk menyederhanakan prosedurnya agar BLT Desa dan BST segera bisa disalurkan. Besarnya BLT Desa dan BST masing-masing  Rp600 ribu/bulan/keluarga untuk selama tiga bulan.
Ketika dilacak ke desa prosedur apa yang membuat penyaluran BLT dan BST tersendat, diketahui Pemkab hingga ke desa kesulitan menyusun daftar penerimanya karena harus keluarga yang bukan penerima PKH, bukan penerima BPNT, bukan penerima bantuan sembako, dan bansos lainnya. Pokoknya yang berhak menerima BLT Desa dan BST adalah  mereka "yang bukan-bukan".
Sudah pun Pemkab bersusah-payah menyusun daftar penerima "yang bukan-bukan" itu, tuba-tiba datang daftar dari Kemensos yang ternyata bersumber dari daftar penerima BLT zaman Presiden SBY, dengan catatatan nama di dalamnya tak boleh dicoret.
Itu sebabnya, ada orang yang sekarang sudah menjadi PNS masih menerima BLT, bahkan di Tulangbawang orangnya sudah menjadi anggota DPRD namanya masih masuk daftar penerima BLT.
Karena kacaunya datar itu, maka banyak Psmkab yang masih belum membagikan BLT dan BST karena takut salah. Kalau sampai salah dalam distribusi bantuan terkait Covid-19 ada ancaman dipenjarakan oleh KPK.
Untuk penyesuaian daftar tentu mereka tunggu perintah dari atasan har7us bagaimana dilakukan agar tidak sampai salah prosedur sekaligus juga tidak salah sasaran. Untuk itu  kayaknya sampai Lebaran berlalu pun BLT Desa dan BST belum tersalurkan untuk putaran pertamanya.
Dengan demikian tak ada pilihan lain bagi para calon penerima BLT Desa dan BST untuk tetap bersabar menunggu sampai bantuan tersebut bisa t6ersalur dan mereka terima. Kalau saat ini tak ada lagi yang bisa dimakan, karena kesulitan ekonomi memang sudah terjadi sejak 2 Maret, maka carilah utangan dengan menjadikan BLT ini sebagai jaminan untuk pembayarnya. Barangnya sudah ada dan bisa dijadikan jaminan, hanya penyalurannya yang tersendat.
Rakyat yang harus legowo menerima kenyataan birokrasi pemerintahan negaranya yang tak becus menangani urusan dan kepentingan rakyat. Mereka baru bisa beres kalau mengurusi kepentingan elite. Namun, ketika harus mengurusi kepentingan rakyat, terbukti kacau balau. ***


Selanjutnya.....

Giliran Brasil Capai Puncak Covid-19!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 19-05-2020
Giliran Brasil Capai Puncak Covid-19!
H. Bambang Eka Wijaya

BRASIL pekan lalu memasuki tahap puncak serangan virus Covid-19. Laporan Kementerian Kesehatan negeri itu Rabu (13/5) melaporkan tambahan 11.385 kasus positif baru dalam sehari. Disusul pada Kamis (14/5) dilaporkan ada lonjakan 13.944 kasus baru dalam sehari.
Lonjakan itu menjadikan total kasus positif Covid-19 di Brasil hari itu mencapai 202.918 kasus. Dengan angka ini Brasil menjadi negara keenam dengan total kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Brasil di bawah Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Spanyol, dan Italia.
Kemeterian Kesehatan Brasil juga melaporkan 844 tambahan kematian dalam 24 jam terakhir, sehingga korban meninggal akibat virus Corona di Brasil hari itu mencapai 13.993 jiwa.
Lonjakan itu terjadi justru setelah sejumlah gubernur di Brasil menerapkan karantina wilayah (lockdown) di daerahnya.
Presiden Brasil Jair Bolsorano kepada wartawan dikutip CNN Jumat (15/5) menyatakan, "Kisah tentang lockdown ini, menutup semuanya, bukan cara yang tepat."
"Itu adalah jalan menuju kegagalan, untuk menghancurkan Brasil, " tukasnya.
Bolsorano menilai langkah karantina yang dilakukan banyak gubernur di Brasil itu, telah membuat situasi krisis semakin buruk. "Serta bisa membuat Brasil menjadi negara miskin."
Sebelum pandemi Covid-19, Brasil memang termasuk negara industri baru yang maju dan oleh Goldman Sach disebut dengan kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South  Africa). Ekonomi Brasil menduduki urutan ke-8 terbesar di dunia.
Di mata Bolsorano rupanya kondisi ekonomi Brasil kini tampak parah. Tak kepalang Sang Kepala Negaranya sendiri yang menyatakan di depan para wartawan, "Brasil berubah menjadi negara orang miskin. Tidak akan ada cukup uang untuk membayar pekerja sektor publik."
Brasil adalah negara dengan wilayah terluas di Amerika Selatan dengan penduduk 204 juta jiwa. Brazil penghasil sekaligus pemasok kopi terbesar pertama dunia. Sejarah perkebunan kopi Brasil sejak sebagai lokasi perbudakan di Abad 17, seperti dalam film serial "Isaura" yang diputar TVRI era 1970-an.
Kemerdekaan Brasil dideklarasikan 7 September 1822, diakui 29 Agustus 1825. Dan menjadi Republik 15 November 1889. Bahasa Portugis jadi babasa resminya.
Brasil terkenal dengan Tim Nasional sepak bolanya. Di zaman Piala Dunia masih bernama Jules Rimet Cup tiga kali juara dunia (1958, 1962, 1970) hingga piala tersebut menjadi milik tetap Brasil.
Di era baru, Brasil telah dua kalu jadi juara dunia (1994 dan 2002). ***





Selanjutnya.....

WHO pun Cabut Imbauan Diskriminatif!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 18-05-2020
WHO pun Cabut Imbauan Diskriminatif!
H. Bambang Eka Wijaya

SETELAH diprotes negara-negara produsen minyak sawit, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mencabut imbuannya yang diskriminatif terhadap minyak sawit dan kelapa yang tertuang dalam infografis berjudul "Nutrition Advis for Adult During Covid-19."
Imbauan tersebut diterbitkan oleh Kantor Regional WHO Mediterania Timur edisi 5 Mei 2020. Dalam infografis itu WHO menganjurkan kepada masyarakat khususnya orang dewasa untuk tidak mengonsumsi makanan yang mengandung saturated fats (lemak jenuh) seperti minyak sawit dan minyak kelapa.
Namun akhirnya, WHO Regional Mediterania Timur telah mencabut dengan menghapus informasi yang mencantumkan do not eat saturated fats atau tidak mengonsumsi makanan dari minyak sawit itu.
Perbaikan itu dilakukan setelah Pemerintah Indonesia dan Malaysia bersama para pemangku kepentingan industri sawit menyampaikan protes keras kepada WHO.
Dewan Negara-Negara Produsen Minyak Sawit (Council of Palm Oil Producing Countries/CPOPC) dalam suratnya kepada WHO mengklarifikasi bahwa meski punya kandungan lemak jenuh tinggi, minyak sawit merupakan sumber minyak goreng yang paling banyak digunakan di dunia.
Minyak kelapa sawit aman dikonsumsi karena memiliki komposisi beragam asam lemak yang seimbang dan telah dikonfirmasi oleh banyak studi penelitian ilmiah secara global.
Kampanye menyesatkan dari WHO itu bukan kali yang pertama. Dalam buletun resmi yang dirilis Januari 2019 bertajuk "The Palm Oil Industry and Noncommunicable Disease" WHO bahkan menyetarakan industri sawit dengan industri tembakau dan alkohol karena memberikan dampak negatif kepada manusia dan kesehatan di bumi.
Namun hingga kini WHO tidak pernah meralat pernyataan tersebut. (Kontan.co.id, 13/5/2020)
Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar dalam suratnya kepada WHO menyebutkan organisasi kesehatan dunia tersebut perlu menciptakan perspektif yang seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit.
Mahendra juga mendesak agar WHO memerapkan prinsip kehati-hatian ketika menerapkan saran yang bersifat umum ke dalam konteks yang bersifat khusus.
Mahendra Rabu (13/5) menyatakan pemerintah indonesia sangat prihatin dengan konten materi yang tidak berimbang dan menyampingkan konsumsi minyak sawit sebagai produk yang layak dikonsumsi selama pandemi.
Karena itu, Mahendera meminta WHO membuat perubahan pada isi publikasi dengan menerapkan prinsip imparsialitas sebagaimana layaknya Badan PBB. ***




Selanjutnya.....

Wisata Virtual, Kreasi Mengisi Jeda Industri!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 17-05-2020
Wisata Virtual, Kreasi
Mengisi Jeda Industri!
H. Bambang Eka Wijaya

INDUSTRI pariwisata menjadi sektor yang pertama terimbas berat pandemi Covid-19. Ribuan hotel ditutup, ratusan ribu karyawan dirumahkan dan PHK, bisnis bawaannya dari biro perjalanan hingga cape ikut lumpuh. Mengisi jeda itu muncul kreasi wisata virtual.
Selama pandemi korona dan orang diminta tinggal di rumah saja, berkembang berbagai versi wisata virtual (virtual traveling). Dengan tetap di rumah orang bisa mengujungi lokasi atau destinasi wisata favorit, bersama sejumlah orang lain lewat platform Zoom, peranti yang populer untuk video confrence dengan peserta banyak.
Salah satu cara wisata virtual adalah dengan mengikuti pemandu yang mengorganisir perjalanan virtual berombongan, seperti yang dikelola Outing.id. Pemandu ini mencari dan mendaftar peserta setelah memetapkan tujuan wisata dan jadwal keberangkatannya.
Kepada setiap peserta dikirim kode login ke zoom yang sifatnya rahasia, karena kalau sisusupi orang lain bisa ngaco. Masalahnya platform Zoom ini interaktif peserta bisa berdialog dengan pemandu maupun sesama peserta.
Asyiknya ikut rombongan ini karena ada pemandu profesional yang menjelaskan detil setiap hal yang dikunjungi. Juga, menyegarkan suasana sehingga tak bosan dalam perjalanan yang biasanya selama dua jam.
Lalu ada wisata virtual yang diselenggarakan oleh pengelola lokasi wisata, khusus menawarkan kunjungan ke lokasi miliknya, seperti obyek Nglanggeran, Gunung Kidul, Yogyakarta. Khusus wisata virtual yang satu ini, untuk mendapatkan kode loginnya, peserta yang mendaftar perorangan dikutip Rp50 ribu per orang, sedangkan yang mendaftar dengan grup Rp20 ribu per orang.
Selain itu banyak destinaai wisata virtual yang bisa dikunjungi secara bebas, dengan hanya mengklik tautannya, yang bisa ditemukan di fitur pencarian maupun mengunduh aplikasinya di play store Google.
Umumnya yang disajikan materi promosi pariwisata dari lembaga pemerintah maupun NGO. Tapi videonya umumnya berkualitas baik.
Untuk Indonesia, materi wisata virtual yang bisa diakses kebanyakan baru berbagai museum di Tanah Air. Sedangkan dari luar negeri kebanyakan simfoni dan opera.
Penyiapan video materi wisata virtual ini jelas menjadi tantangan bagi badan promosi pariwisata mengisinya. Lebih penting lagi para pengelola lokasi wisata yang menyiapkan dan menyelenggarakan wisata virtual ke lokasi yang dikelolanya. Dengan upaya itu selain mendapat pemasukan sekaligus mempromosikan destinasi wisatanya. ***



Selanjutnya.....

PSBB, Tak Ada Relaksasi Sedikit pun!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 16-05-2020
PSBB, Tak Ada Relaksasi Sedikit pun!
H. Bambang Eka Wijaya

KABAR angin bahwa pemerintah akan segera melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menluncurkan kembali roda perekonomian dibantah keras Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Ahmad Yurianto. "Pemerintah sampai sat ini tidak melakukan relaksasi sedikit pun terkait PSBB," tegasnya.
"Namun, kita mulai tertib, disiplin, mulai teliti memaksimalkan apa yang bisa kita lakukan di dalam konteks PSBB," jelasnya dalam konferensi pers di Graha PNPB, Kamis (14/5).
Yurianto mengatakan, masyarakat harus mulai menjalankan kehidupan normal yang baru, yaitu keggiatan yang secara prinsip berbeda dari saat sebelum virus Corona muncul.
"Kebiasaan-kebiasaan baru harus kita lakukan, harus kita kerjakan, kita harus mulai terbiasa dengan pola hidup bersih dan sehat.  Kita harus melakukan pola yang terbiasa untuk rajin mencuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir. Kita harus membiasakan diri untuk menggunakan masker pada saat kita keluar dari rumah," ujar Yuri.
Ia minta masyarakat selalu mencermati perkembangan Covid-19 dan tidak menciptakan kerumunan yang berisiko menularkan virus.
Pekembangan hari Kamis (14/5/2020) itu, memang belum menunjukkan tanda-tanda untuk pelonggaran atau relaksasi PSBB. Jumlah kasus baru positif Covid-19 hari itu bertambah 568, hingga secara nasional jumlahnya menjadi 16.006 kasus positif. Bahkan sehari sebelumnya, Rabu (13/5/2020) jumlah kasus positif baru mencapai 689. Angka penambahan hari-hari terakhir tersebut didapat setelah dilakukan tes masif sehari 10.000 orang sesuai arahan Presiden Jokowi.
Menurut Yurianto, pemerintah telah melakukan pemeriksaan terhadap 169.195 spesimen di 68 laboratorium. Jumlah spesimen itu berasal dari 127.813 orang.
Pemeriksaan dilakukan dengan dua metode yaitu real time Polymerase chain reaction (PCR), dan Tes Cepat Molecular (TCM).
Pihaknya telah mengirimkan catridge untuk pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) dengan mesin TCM-TP ke 30 provinsi dan 64 RSUD. "Kita pilih jarak yang cukup jauh dan fasilitas yang mampu merasakan real time PCR, di antaramya kami berikan ke kabupaten Yapen, Nabire, Timika, Mimika, Merauke, Nias dan seterusnya. Karena jauh kalau kirim pemeriksaan harus menunggu," jelasnya.
Setelah beroperasinya alat-alat yang dikirim ke daerah-daerah ini, tak mustahil penambahan kasus baru bisa signifikan. Seperti terjadinya angka 689 kasus baru positif pada hari Rabu, menurut Yuri karena masuknya spesimen dari Kendari. ***



Selanjutnya.....

Bansos, Kasih Tak Kunjung Sampai!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Jumat 15-05-2020
Bansos, Kasih Tak Kunjung Sampai!
H. Bambang Eka Wijaya

PIMPINAN bangsa ini baik hati. Saat pandemi Covid-1, sejak awal menyisihkan dana APBN Rp110 triliun untuk bantuan sosial (bansos) bagi rakyat yang terdampak. Sayang, kasih tulus pemimpin itu ada yang tak kunjung sampai akibat birokrasi distribusinya ruwet.
Penelitian Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan 49% warga masyarakat menyatakan bantuan sosial bagi terdampak pandemi C9ovid-19 itu belum mencapai sasaran. Hanya 37% yang menyatakan telah mencapai sasaran.
Lebih mencengangkan, temuan SMRC yang dirilis 12 Mei 2020 itu mengungkap, alih-alih menerima bansos, 74% warga mengaku belum mengetahui bagaimana caranya untuk mendapat bansos. Karena itu, 62% warga berharap petugas datang ke warga yang berhak untuk mendaftar mereka.
Penelitian juga menemukan dari total 34% warga negara Indonesia yang berhak mendapat bansos, baru 21% warga yang menyatakan sudah menerima.
Artinya, masih ada 13% yang belum menerima bantuan, atau sekitar 35 juta orang dari populasi nasional 2020 yang diproyeksi 271 juta jiwa.
"Ini persoalan serius, karena mereka yang tak menerima bantuan bisa kelaparan, tak mampu berobat, tak mampu bayar kontrakan, dan persoalan-persoalan mendesak lainnya," kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas. (Kompas.com (12/5).
"Ini mengkhawatirkan mengingat besarnya dana yang dikucurkan pemerintah hanya akan berarti bila bisa menjangkau masyarakat yang membutuhkan dalam kondisi ekonomi yang sangat memperibatinkan," tambahnya.
Menurut temuan penelitian, bansos Covid-19 dianggap tidak tepat sasaran karena 60% warga melihat adanya warga lain yang berhak tetapi belum menerima bantuan. Selain itu, sebanyak 29% warga menilai bansos justru diberikan kepada yang tidak berhak.
Hasil penelitian juga menyatakan penerima bansos tidak memperoleh seluruh bantuan yang dijanjikan. Sebanyak 55% warga menyatakan hanya menerima sembako saja. Lalu, sebanyak 6,6% warga menyatakan  menerima dana program keluarga harapan (PKH ) saja.
Warga yang menyatakan menerima sembako dan PKH saja sebesar 11,8%. Sedangkan yang menyatakan menerima sembako dan bantuan langsung runai (BLT) saja 10,3%, dan yang menerima BLT saja 5,2%.
Sebanyak 87% warga yang sudah mendapat bantuan menyatakan bantuan tersebut hanya cukup untuk dua minggu atau kurang.
Keberlanjutan bantuan, menambah yang dibantu dan memperbaiki mekanisme penyaluran bantuan hingga tepat sasaran 7harus dilakukan pemerintah pusat dan daerah secara bersama-sama. ***
"

Selanjutnya.....

Disahkan DPR, RUU Minerba Royalti 0%!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 24-05-2020
Disahkan DPR, RUU Minerba Royalti 0%!
H. Bambang Eka Wijaya

RAPAT Paripurna DPR yang dihadiri 255 anggota virtual dan 41 hadir fisik Selasa (12/4/2020) mengesahkan RUU Minerba yang sejak awal ditolak masyarakat luas karena menetapkan royalti 0% terhadap pengusaha tambang penguras kekayaan alam.
Penolakan terhadap RUU Mineral dan Batubara (Minerba) dilakukan dalam aksi massa besar oleh mahasiswa, pelajar dan masyarakat sipil bersama menolak Revisi UU KPK dan RKUHP pada 2019. Apakah materi RUU yang ditolak masyarakat telah diperbaiki saat disahkan, sejauh ini tak ada sosialisasi naskah akhkir RUU tersebut.
Direktur Eksekutif Walhi Kalimantan Selatan Kisworo Dwi Cahyono mempertanyakan dipaksakannya pengesahan RUU Minerba yang mengatur royalti nol persen perusahaan tambang kepada negara. "Lho kita ini negara apa? Kok royalti nol persen," entaknya dalam diskusi virtual bertajuk "Elite Batubara Mencuri Kesempatan Lewat RUU Cilaka dan RUU Minerba", Senin. (Kompas.com,12/5).
"Kita ini masih NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan Negara Kesatuan Republik Investor. Maka itu kita harus serius bernegara, tujuannya apa? Untuk wilayah dan rakyat. Buktikan rakyat kita akan sejahtera," imbuhnya.
Kisworo menduga dipaksakannya disahkan RUU Minerba ada korelasinya dengan akan habisnya izin usaha pertambangan yang tak bisa diperpanjang tanpa adanya UU baru. Di Kalsel, seperti PT Arutmin Indonesia berakhir November 2020, dan PT Adaro Indonesia (2022).
Menurut Kisworo, pemerintah seharusnya mengutamakan keselamatan dan kesejanteraan masyarakat. Sebab, kehadiran perusahaan-perusahaan tersebut telah mengakibatkan rusaknya alam Kalsel. Hampir 50% total wilayah Kalsel yang kini telah diterbitkan izin usaha pertambangan dan perkebunan.
Ia menyayangkan kehadiran perusahaan-perusahaan tersebut tidak memberi kontribusi positif bagi masyarakat yang berada di lokasi tempat mereka beroperasi.
"Riset kedokteran Univeraitas Lambung Mangkurat membuktikan Kalsel menjadi wilayah dengan kasus gizi buruk tertinggi. Padahal di sana kurang apa? Ada emas, batubara, sawit dan lain-lain," ungkapnya.
Mengenai RUU itu Kisworo menyoroti tentang jaminan izin usaha akan diperpanjang oleh pemerintah bila perusahaan ingin mengajukan perpanjangan.
Padahal, menurut dia, seharusnya pemerintah mengevaluasi terlebih dahulu kinerja perusahaan tambang tersebut sebelum perpanjangan izin diberikan.
Selain itu, persoalan hak guna usaha (HGU) yang diberikan hingga 90 tahun. Tak tersisa lagi kekayaan alam buat cucu bangsa. ***



Selanjutnya.....

Monardo, Kasus Positif Covid-19 Naik!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 13-05-2020
Monardo, Kasus Positif Covid-19 Naik!
H. Bambang Eka Wijaya

KETUA Gugus Tugas  Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengakui belakangan terjadi peningkatan kasus positif Covid-19 di Indonesia.
Namun ia menjelaskan, tren kenaikan ini bukan berarti penyebaran virus Corona di masyarakat juga semakin meningkat. Melainkan, karena pemerintah dalam beberapa waktu terakhir memang meningkatkan jumlah tes untuk mendeteksi Covid-19.
"Memang kita lihat tren kasus konfirmasi positif mengalami peningkatan. Kenapa meningkat? Karena kemampuan kita untuk testing semakin besar," kata Doni dalam video conference Senin (11/5/2020).
Menurut Monardo, masifnya tes ini sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi, agar bisa dilakukan tes spesimen sebanyak 10.000 per hari. Dia akui target itu belum tercapai, namun jumlahnya sudah mendekati.
Pada 8 Meli lalu laporan yang diterima gugus tugas dari seluruh lab pemerikaaan telah mencapai 9.630 spesimen.
"Jadi kalau setiap hari kita lakukan testing  dengan jumlah yang banyak maka sangat mungkin yang terkonformasi positif juga banyak," ujar Monardo.
Indonesia mencatat rekor tertinggi penambahan kasus positif Covid-19 pada Sabtu (9/5/2020), sebanyak 533 pasien positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir dari seluruh rumah sakit di Indonesia. Sebelumnya penambahan tertinggi tercatat pada 5 Mei yakni 484 kasus. (Kompas.com, 11/5)
Proses testing masif itu tak beda dengan orang menjaring ikan di telaga. Kalau di telaga itu banyak ikannya, maka penjaring bisa mendapat ikan banyak. Sebaliknya kalau telaganya langka ikan.
Oleh karena itu, kalau testing masif yang dilakukan berhasil menjaring banyak kasus positif, maka sebaiknya kita meningkatkan kewaspadaan. Sebab, itu bisa berarti populasi orang terinfeksi Covid-19 dalam masyarakat  cukup besar.
Besarnya populasi orang terinfeksi dalam masyarakat bisa dilihat skalanya: dari 10.000 orang yang dites pada hari itu, jumlah kadus terkonfirmasi positif mencapai lebih dari 500 orang. Itu bisa jadi kemungkinan dalam masyarakat seorang tanpa gejala (OTG) berkeliaran di antara setiap 20 orang penduduk.
Dengan hasil tes yang telah dilakukan itu pula bisa diproyeksikan seberapa besar potensi sebenarnya kasus positif Covid-19 dalam masyarakat. Dari proyeksi itu bisa dinilai apakab langkah penanganan Cobid-19 yang sudah dilakukan sudah memadai atau belum.
Kejujuran kita menilai apakah upaya kita mengatasi pandemi sudah efektif dan  memadai atau lebih terkesan hanya pencitraan, akan diuji pada masa puncaknya. ***







Selanjutnya.....

Cuma Vovid yang Mampu Menekuk AS!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa12-05-2020
Cuma Covid yang Mampu Menekuk AS!
H. Bambang Eka Wijaya

TAK ada kekuatan lain di dunia yang mampu mengalahkan AS secara fisik (militer) dan ekonomi, kecuali Covid-19. Cuma Covid yang mampu membuat AS bertekuk lutut dengan 76.905 orang warganya tewas, 1.291.569 orang terinfeksi, dan ekonominya lumpuh.
Kerusakan ekonomi AS akibat serangan Covid sudah mereka rasakan sejak awal, sehingga pada Maret 2020 Kongres telah meloloskan paket stimulus sebesar 2,3 triliun dolar AS atau setara Rp34.500 triliun.
Selanjutnya untuk menyelamatkan ekonomi negeri Paman Sam  dari depresi Departemen Keuangan AS pekan lalu mengatakan telah mengutang 3 triliun dolar AS atau setara Rp45.000 triliun untuk kuartal ini saja. Angka ini lebih lima kali lipat dari rekor utang AS sebelumnya pada 2008.
Jumlah utang negara AS saat ini mencapai 25 triliun dolar AS atau setara Rp375.000 triliun. Meski demikian mereka menilai saat ini bukan saat yang tepat untuk menghentikan utang.
Para ekonom sepakat AS harus terus menumpuk utang untuk mencegah kejatuhan ekonomi yang lebih dalam lagi. Sebab jika ekonomi benar-benar terpuruk, AS tak bisa membayar utang usai masa krisis pandemi.
Kantor Anggaran Kongres memperkirakan defisit anggaran federal akan mencapai 3,7 triliun dolar AS tahun ini, naik dari 1 triliun dolar AS pada 2019.
Lalu masih ada lagi stimulus yang akan diberikan pemetintah AS, sekitat 2 triliun dolar AS lagi pada akhir tahun ini. Stimulus itu untuk membantu pemerintah negara bagian dan lokal yang terpukul krisis pandemi.
Semua itu menambah tinggi gunung tumpukan utang AS. Tapi mereka semua yakin tak ada pilihan lain. (detik-finance, 7/5)
AS korban terburuk serangan Covid-19 di dunia yang menewaskan lebih 76 ribu jiwa dan lebih dari 1,2 juta terifeksi, dengan tingkat kematian melampaui 1.000 orang per hari. Itu membuat  orang Amerika Serikat sempat merasa kejilangan negaranya. Perasaan seperti itu tanpa kecuali pada diri Presiden Trump.
"Kami ingin mengembalikan negara kami," cetus Trumpsaat berkunjung ke pabrik pembuatan masker di Phoenix, Arizona, Rabu pekan lalu. (BBC-News, 6/5)
Ketika ditanya wartawan apakah dengan pernyataannya itu "misi sudah berhasil? Trump menjawab, "Tidak. Tidak sama sekali. Misi berhasil ketika sudah selesai."
Trump bermaksud membubarkan gugua tugad Covid-19 Gedung Putih untuk mengesankan keisis pandemi telah berakhir. Tapi ia dituding mengorbankan kesehatan dan masyarakat AS dengan buru-buru membuka kembali ekonomi demi pemilihan presiden November. ***















K

Selanjutnya.....

Harga CPO Terkapar di 459 dolar/ton

Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 11-05-2020
Harga CPO Terkapar di 459 dolat/Ton!
H. Bambang Eka Wijaya

TERIMBAS korona, harga CPO di pasar derivatif Malaysia untuk pengiriman Juli 2020 RM1984/ton, atau dengan kurs RM ke USD4,32 jadi 459,69 dolar AS/ton. Harga pekan lalu (5/5) itu terkapar jatuh dari harga teferensi Februari 2020 sebesar 839,69 dolar AS/ton.
Harga reverensi CPO untuk Mei 2020 yang ditetapkan akhir April sebesar 635,35 dolar AS/ton. Harga itu merosot dari April 653,76 dolar AS/ton. Harga referensi berlaku untuk transaksi pengiriman bulan berjalan.
Salah satu penyebab kemerosotan harga CPO adalah tren stok minyak sawit Indonesia dan Malaysia yang cenderung terus naik akibat melemahnya ekspor sedangkan prosuksi naik. Menurut catatan CNBC Indonesia, kenaikan stok CPO kedua negara pada akhir April mencapai 9%.
Hal tak terduga yang membuat harga CPO pekan lalu terjun bebas adalah pernyataan WHO Regional Mediterania Timur dalam sebuah wawancara. Staf organisasi badan kesehatan dunia itu meminta orang-orang mengonsumsi lemak tak jenuh dari ikan, alpukat, zaitun, bunga matahari, dan jagung.
WHO tak menyebutkan minyak sawit dalam pernyataannya yang dinilai sebagai bentuk diskriminasi.
"WHO mempromosikan minyak dari komoditas tertentu dan menyisihkan sawit," kata CEO Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC), Kalyana Sundram dikutip Reuters.
Terhitung sejak awal tahun, harga CPO dalam tren koreksi sebesar 21,1%.
Peningkatan stok mencapai 9% itu mungkin akibat merosotnya konsumsi biodiesel dampak Covid-19, karena truk dan bus praktis tak beroperasi. Malaysia melakukan program biodiesel B-10, lockdown nasional sejak 18 Maret. Indonesia memberlalukan PSBB 31 Maret disusul larangan mudik dengan menutup semua jalur transportasi darat, laut, dan udara.
Dalam kuartal I 2020, realisasi program biosiesel sebenarnya berjalan baik, dengan penyerapan mencapai 2,17 juta kiloliter (kl). Itu merupakan 90,4% dari total permintaan pembelian (purchasing order/PO) sebesar 2,4 juta kl.
Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Hariyanto mengatakan, tak tercapaonya target PO itu dampak Covid-19. Pada kuartal I sudah banyak industri konsumen biodiesel yang menurunkan bahkan menghentikan kegiatannya. (CNN-Indonesia, 24/4/2020)
Hariyanto khawatir, penurunan realisasi penyerapan biodiesel akan membuat target penggunaan biodiesel tahun ini sebesar 9,6 juta kl akan meleset.
Kekhawatiran itu diperkuat lagi oleh anjloknya harga BBM sejak akhir Maret hingga di bawah 20 dolar AS per barel. Harga biodiesel jadi terlalu mahal. ***








Selanjutnya.....

2020, Jadi Tahun Terpanas Dasawarsa ini!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 10-05-2020
2020, Jadi Tahun Terpanas
Sepanjang Dasawarsa Ini!
H. Bambang Eka Wijaya

ADMINISTRASI Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) memprediksi tahun 2020 memiliki peluang 74,67% menjadi tahun terpanas. Kemudian memiliki peluang 99,94% menjadi kandidat lima besar tahun terpanas, dan lebih 99,99% masuk 10 tahun terpanas.
Sepuluh tahun terakhir merupakan dasawarsa dengan suhu panas yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut ahli meteorologi di tahun 2020 ini,kita masih melanjutkan tren tersebut.
Analisis suhu selama kuartal pertama tahun 2020 menempatkan tiga bulan pertama (Januari-Maret) sebagai priode terpanas kedua sejak 1998. Kuartal pertama ini pun memberi gambaran untuk sembilan bulan ke depan.
Dikutip Kompas.com (30/4:2020) dari IFL Science, pada bulan Maret 2020 Bumi lebih hangat dibanding rata-rata bulan sebelumnya.
Secara khusus, bagian timur AS dari pegunungan Rocky Asia Tengah, Asia Timur kemudian bagian selatan Amerika Selatan mencatat suhu 2.0 derjat Celcius dibanding rata-rata bulam sebelumnya sejak 1998.
Suhu panas selama bulan Maret tercatat di 42 juta kilometer persegi. Itu sekitar 8,17% dari permukaan bumi.
Januari 2020 adalah rekor terpanas. Januari Februari adalah bulan Februari terpanas kedua dalam catatan, setelah Februari 2016 menjadi rekor suhu terpanas di seluruh dunia, termasuk di Antartika.
Maret juga merupakan Maret terpanas kedua setelah Maret 2016.
"Maret 2020 menandai bulan Maret ke 44 berturut-turut dan bulan ke 423 dengan suhu, setidaknya secara nominal, di atas rata-rata Abad ke-20," tulis laporan NOAA.
Perbedaan suhu global selama tiga bulan pertama tahun 2020 cukup konstan, meski tahun 2016 mengalami peningkatan suhu karena fenomena El Nino yang sangat kuat. Ahli meteorologi menyebutkan, suhu panas di tahun 2020 mendekati suhu tahun 2016.
Namun demikian, terjadinya penurunan polusi udara dan emisi karbon dioksida selama banyak negara melakukan lockdown dan PSBB terkait Pandemi Covid-19, kemungkinan bisa mekbuat suhu tahun ini lebih dingin. Mungkin ada jeda, tapi sangat singkat dan penurunan polusi udara disebut sulit untuk mempengaruhi iklim dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, para ilmuwan mendesak semua orang untuk tidak melupakan krisis iklim ang sedang berlangsung dan butuh penanganan.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani Paris Agreement untuk perubahan iklim 2016. Namun sikap pejabat negara sering kurang mendukung perjanjian itu bahkan sempat ada yang menyatakan akan keluar dari Paris Agreement. Tak konsisten. ***


Selanjutnya.....

Konsumsi Rumah Tangga Anjlok 2/5!


Artikel Halaman 8, Lampung Post Sabtu 09-05-2020
Konsumsi Rumah Tangga Anjlok 2/5!
H. Bambang Eka Wijaya

EKONOMI rakyat terpuruk berat terlihat dari anjloknya konsumsi rumah tangga hingga 2/5 atau nyaris setengahnya menjadi 2,84% pada kuartal I 2020, dibanding kuartal I 2019 tumbuh 5,02%.
Anjloknya konsumsi rumah tangga merupakan cerminan realitas kondisi perekonomian masyarakat karena kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) selama ini mencapai sekitar 55%.
Karena itu, longsornya konsumsi rumah tangga langsung menyeret ikut anjloknya pertumbuhan ekonomi nasional pada tingkat sebanding. Yakni hanya tumbuh 2,97% pada kuartal I 2020, dibnding kuartal I 2019 mencapai 5,07%, dan lebih rendah dari kuartal IV 2019 4,97%.
Dalam rilis pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto  menyatakan, industri pengolahan (manufaktur) anjloknya juga siginikan. Hanya tumbuh 2,06%, jauh di bawah priode sama tahun lalu 3,85%%. Pertumbuhan industri di bawah pertumbuhan nasional dan cenderung terus menurun itu pertanda deindustrialisasi yang kian nyata.
Tak bisa disangkal rontoknya perekonomian Indonesia kuartal I (Januari-Maret) 2020 itu akibat bencana nasional Covid-19. Namun kalau baru dengan menu pembuka serangan Covid-19, pasien positif pertama ditemukan 2 Maret, ekonomi sudah demikian parah, bagaimana nantinya saat serangan puncak?
"Pertumbihan ekomomi bisa turun ke --0,3%, nampir menyentuh nol. Atau bahkan negative growth di --2,6," kata Menteri Keuangan Sri Mulani. (CNBC-I, 5/5)
Kondisi nyata di balik proyeksi Sri itu berupa jutaan pengangguran berjubel di kota dan desa. Tanpa solusi nyata. Yang berlimpah ruah hanya retorika.
Kemelut multidimensi bawaan kondisi itu sulit diprediksi ketika jadwal pembagian berbagai bansos yang Rp600 ribu sebulan selesai empat bulan berjalan. Jutaan bahkan mungkin belasan juta keluarga tanpa jaminan hidup.
Rencana yang komprehensif harus disiapkan untuk menghadapi situasi yang mungkin belum terjadi di Indonesia. Komprehensif, menyeluruh di semua daerah. Tujuannya, agar bisa dicegah terjadinya sejenis situasi amuk massa tak terkendali dengan beragam sebab.
Mungkin memperpanjang program safety net menjadi salah satunya. Tapi itu saja tak cukup. Soalnya banyak keluarga sudah lama menderita serba kekurangan hanya dengan bantuan setara Rp600 sebulan. Keluarga seperti itu amat rentan multidimensi.
Tentu tidak seluruhnya ditangani pusat. Justru oleh setiap kepala daerah dengan mengkoodinasi jajaran masyarakatnya, sekaligus membuktikan kapasitasnya. ***








Selanjutnya.....

'Kempot', Kelompok Penyanyi Trotoar!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 07-05-2020
'Kempot', Kelompok Penyanyi Trotoar!
H. Bambang Eka Wijaya

MESKI dilahirkan dari keluarga seniman, Didi Kempot berjuang dari bawah mengekspresikan aliran darah seninya. "Sebelum saya masuk ke dunia rekaman, saya sempat menjadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar," ungkapnya.
Dalam jumpa pers di Jakarta ia blak-blakan mengenai masa lalunya yang pahit tapi justru ia abadikan pada nama panggungnya itu.
Maestro campursari itu juga dijuluki godfather of broken heart, karena banyak lagunya berlatar kisah patah hati. Didi Kempot lahir di Surakarta 31 Desember 1966, putra dari pasangan pemain ketoprak di Jawa Tengah Ranto Edi Gudel dan penyanyi tradisiaonal di Ngawi Jawa Timur Umiyati Siti Nurjanah. Kakak Didi, Mamiek Prakosa, pelawak tenar di group Srimulat.
Campursari menjadi pilihannya karena diyakininya bisa menghidupinya sekaligus merupakan manipestasi dari jalan hidup berkesenian pilihan keluarganya.
"Saya berseni mungkin karena hidup dalam kehidupan seniman tradisional," jelasnya. Didi meneruskan apa yang telah ditempuh sang ibu, dan ia membanggakan kedua orang tuanya. (JPNN, 11/3/2020)
Perjalanan hidup di awal karirnya berkesenian amatlah berat, dua anak dari istri pertamanya Saputri, meninggal di Ngawi, Jawa Timur. Karena itu keluarga besar Saputri meminta jenazah Didi dimakamkan di samping makam Lintang, anak pertama Didi, di Taman Pemakaman Umum Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi. Lintang meninggal usia enam bulan.
Didi Ksmpot pekerja keras dan kreatif sejak kecil. Di acara Kick Andy (25/11/2019) dia ceritakan masa kecilnya.
Kedua orang tuanya bercerai sehingga ia harus tinggal di rumah neneknya.Kala itu neneknya jualan nasi pecal dan peyek.
"Pulang sekolah bantu nenek cari layu bakar untuk masak," ujarnya. Itu sejak Kelas 3 SD.
Saat beranjak remaja, bakat bernyanyi mulai terasa. "Bakat nyanyi yang ngasi Tuhan, terus saya asah lewat kalanan," katanya.
Selama menjadi pengamen jalanan, lanjutnya, ia selalu menyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Dengan begitu hatinya selalu merasa puas. "Saya selalu tulis lagu dinyanyikan di jalanan. Walau dikasih orang seberapa pun puas ini karyaku," tegasnya.
Setelah lama mengamen, Didi Kempot berupaya masuk dapur rekaman. Album pertamanya 'Stasiun Balapan', kisah ingkar janji.
"Berangkat baik-baik dari kampung halaman. Lalu diantar oleh kekasih mau menuju ke suatu kota. Lalu menangis di stasiun. Jangan khawatir nanti aku pulang kasih kabar. Lalu setahun lupa, terjadi ingkar janjil" tutur Didi. ***








Selanjutnya.....

Hari Gini Bansos Belum Diterima!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 06-05-2020
Hari Gini Bansos Belum Diterima!
H. Bambang Eka Wijaya

KALAU malam hari Presiden Jokowi repot blusukan mengantar sembako ke rumah penduduk pinggiran kali di Bogor, sama sekali bukan pencitraan. Tapi membantu mengatasi kelambatan distribusi bantuan sosial (Bansos) yang hingga hari gini ada yang belum diterima.
Dalam rapat terbatas di kanal Youtube Senin (4/5/2020), Presiden Jokowi dengan nada tegas meminta proses pendistribusian bansos berlangsung secepat mungkin dan harus sampai ke masyarakat paling tidak minggu ini juga.
Pada rapat terbatas itu Presiden mendapat laporan bahwa berbagai bansos sudah berjalan. Namun ternyata menurut Jokowi jalannya masih perlu dipercepat lagi.
"Tapi saya minta kecepatan agar bansos ini sampai ke tangan keluarga penerima, betul-betul semakin cepat diterima semakin baik. Saya minta Minggu ini sudah semuanya bisa diterima," tegas Jokowi.
"Saya minta Mensos, juga gubernur, bupati, wali kota, camat, sampai kepala desa turun ke lapangan menyisir dan minta juga diberi fleksibilitas kepada daerah agar kalau ada warga miskin yang belum menerima segera diberi solusinyal" tambah Jokowi.
Pengawalan ketat pengaluran bansos menurut Jokowi harus dengan membuka hotline untuk menampung pengaduan terkait bansos.
"Saya minta dibuat hotline untuk pengaduan sehingga bila menemukan penyimpangan kita bisa ketahui secara cepat," ujarnya.
Selama ini sebenarnya sudah ada nomor hotline bansos Kementerian Sosial, yakni 0811 1022 210. Namun agaknya kurang sosialisasi sehingga warga kelas bawah yang tak kunjung menerima bansoa tak tahu kemana harus melapor.
Selain itu, karena nomor hotlinenya berskala nasional, mungkin terlalu jauh buat rakyat di daerah. Misalkan seorang warga Desa Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, melapor belum kebagian bansos. Andaikan petugas Satgas Horline betul-betul tanggap trengginas dan langsung mingirimkan paket sembako lewat ekspedisi, mau lewat mana?
Lewat udara semua bandara turup. Lewat darat-laut, penyeberangan Merak-Bakauheni  semua kapal ferinya tidak operasional. Jadi, dengan hotline yang petugasnya berbakti pun, paket sembako kirimannya baru akan sampai setelah badai berelalu.
Jadi alangkah baiknya jika hotline itu di tingkat kabupaten/kota, dengan satgas yang baik dan sosialisasi nomornya yang memadai, mungkin lebih tepat.
Selain itu datanya memakai yang dibuat RT/RW, bukan data Kemensos. Di setiap desa diberi paket cadangan 5% agar jika ada kondisi darurat ada solusinya. Sisa paket bisa buat ketahanan pangan desa. ***

Selanjutnya.....

Pringsewu Nomor 5 Nasional Kasus DBD!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 05-05-2020
Pringsewu Nomor 5 Nasional Kasus DBD!
H. Bambamg Eka Wijaya

DI BALIK kesibukan memutus penyebaran Covid-19, ternyata kasus demam berdarah dengue (DBD) juga merebak hingga 49.931 kasus di seluruh Indonesia dari Januari--30 April 2020. Kabupaten Pringsewu, Lampung, peringkat 5 nasional dengan 843 kasus.
Peringkat satu Kabupaten Buleleng, Bali, dengan jumlah kasus mencapai 2.067.
Peringkat dua Kabupaten Sikka, NTT, dengan jumlah kasus menvapai 1.624.
Peringkat tiga Kabupaten Badung, Bali, dengan  jumlah kasus mencapai 1.355.
Peringkat empat Kota Denpasar  Bali, dengan jumlah kasus mencapai 858.
Dari keseluruhan kasus DBD di Tanah Air Januari hingga 30 April 2020 jumlah kematian akibat DBD sudah mencapai 314 orang.
Angka-angka DBD itu dipetik Kompas.com, (1/5), dari laporan yang diterima oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. Nadia mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, angka pasien kasus DBD masih terus bertambah.
Nadia mengingatkan, kendati masyarakat masih sibuk mencegah penyebaran Cobod-19, tetap perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi DBD.
"Sampai saat ini, masih bisa ditangani (pasien DBD), hanya perlu kewaspadaan kita bersama juga masyarakat, apalagi saat ini warga banyak di rumah," ujar Nadia.
Menurut Nadia, akibat Covid-19 sekarang banyak warga tinggal di rumah. Tetapi, pemgerantasan sarang nyamuknya kurang optimal. "Sehingga kasus DBD kadang-kadang banyak bahkan menimpulkan kejadian luar biasa," ujarnya.
Karena itu, di tengah pandemi Covid-19 juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit lainnya yang juga bisa mematikan seperti DBD, terutama di tengah perubahan cuaca saat ini.
Sebagai contoh genangan air atajpu tumpukan sampah berpotensi sebagai sarang atau tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegepty penyebab DBD.
Nadia mengungatkan anak-anak usia 5-14 amat rentan DBD. Dalam kelompok usia hanya 9 tahun itu, tingkat kematian kelompok usia ini mencapai 0,11%. Bandingkan dengan kelompok usia 15-44 tahun kelompok usia 29 tahun, tingkat kematian 0,17%. Sedang kelompok di atas 44 tahun tingkat kematiannya hanya 0,05%.
"Kasus kematian pada anak itu tergantung orang tuanya," kata Nadia. Seperti di Sikka dan daerah lain.
Ketika pasien anak telah terdiagnosis DBD oleh pusat pelayanan primer atau puskesmas dan butuh penanganan lebih lanjut di rumah sakit, orang tua yang justru merawat sendiri anaknya di rumah dan tidak membawa anaknya segera ke rumah sakit. ***








Selanjutnya.....

Rupiah dan IHSG Isyaratkan Pemulihan!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Senin 04-05-2020
Rupiah dan IHSG Isyaratkan Pemulihan!
H. Bambang Eka Wijaya

RUPIAH dan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia mengisyaratkan pemulihan pada penutupan pasar menjelang libur Hari Buruh Sedunia, Kamis 30 April 2020. Rupiah melejit ke Rp14.825/dolar AS. IHSG melonjak kembali ke level 4.713.
Capaian terakhir rupiah dan IHSG itu memberi harapan pada pemulihan ekonomi nasional yang terpuruk oleh bencana Covid-19. Level terburuk rupiah dan IHSG terjadi pada 23 Maret 2020. Hari itu rupiah terperosok hingga Rp16.575/dolar AS. Sedang IHSG terjajar ke level 3.989, terendah dalam 8 tahun.
Pada Kamis (30/4) rupiah menguat tajam 2,85%. Rupiah mengawali perdagangan dengan apresiasi 0,72% atas dolar AS. Dalam perjalanan pasar rupiah terus menguat hingga dolar AS bisa ditekan ke bawah Rp15.000.
Sementara IHSG di hari yang sama menguat lebih 3%, meninggalkan level 4.600. Energi penguatan muncul pada sesi kedua dengan beli bersih investor asing mencapai Rp304 miliar. Saham perbankan jadi target operasi mereka.
Saham Bank BCA (BBCA) melejit naik 6,6% jadi Rp25.850/saham. Bank Mandiri (BMRI) melesat 11,5% ke Rp4.460/saham. Dan Bank BNI (BBNI) meroket 9% ke Rp4.100/saham.
Sentimen positif investor asing sore itu, menurut CNBC-Indonesia (30/4) disulut oleh berita perkembangan obat Covid-19 remdesir produk Gilead Science. Kandidat obat Covid-19 yang sempat diragukan kemujarabannya menunjukan hasil menjanjikan.
Gilead Science menyatakan lebih dari setengah pasien yang diuji dengan obat tersebut menunjukkan perbaikan dan bisa keluar dari rumah sakit dalam waktu dua pekan saja.
Tentu sentimen positif eksternal itu diperkuat sentimen posotif internal. Misalnya, penularan baru yang mulai berkurang di DKI, maupun ekspor Maret naik 0,23%.
Namun demikian, sentimen positif eksternal dan internal itu harus dijaga dan dipelihara, agar tidak ambyar dan berbalik jadi negatif. Utamanya dengan menjaga ekonomi tetap kondusif, dan menambah variabel yang bisa meningkatkan iklim positif perekononian.
Misalnya, meringankan beban rakyat agar daya beli masyarakat bertambah kuat, selain dukungan daya beli dari pemerintah lewat bansos. Salah satu peluang meningkatkan daya beli mendukung konsumsi masyarakat agar pertumbuhan tidak minus, adalah dengan menurunkan harga BBM sesuai harga internasional.
Menurut pengamat kebijakan publik Agus Pambagio, penyesuaian itu bisa menurunkan harga BBM Rp2.000 hingga Rp3.000 per liter. Itu bisa menjadi suplemen signifikan bagi daya beli rakyat. ***



Selanjutnya.....

BMKG, Suhu Udara Panas Tumbuhkan Badai Tropis!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 03-05-2020
BMKG, Suhu Udara Panas
Tumbuhkan Badai Tropis!
H. Bambang Eka Wijaya

BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan suhu permukaan laut di perairan Indonesia Mei ini masih cenderung terus hangat. Hal itu berpotensi terjadinya pertumbuhan badai tropis.
Menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, hal itu seiring dengan keluhan warga atas kondisi suhu udara yang terik dan cenderung membuat gerah belakangan ini. Hal itu terkait dengan pemanasan global dan prediksi musim kemarau.
Suhu permukaan laut akan berangsur lebih hangat lagi di perairan wilayah antara Samudera Indonesia dan perairan utara Australia.
"Hal ini menandakan dinamika suhu permukaan laut di perairan itu masih berpotensi dan sesuai untuk tumbuhnya badai tropis," tulis Herizal dalam rilisnya. (Kompas.com, 23/4/2020)
Berdasar catatan Pusat Peringatan Badai Tropis Jakarta (Jakarta Tropical Cyclone Warning Csnter) di BMKG, terdapat peluang secara statistik terjadinya badai tropis.
Pada akhir April peluang terjadinya badai tropis di perairan selatan Indonesia mencapai 11%, dan menurun jadi 3% pada Mei.
BMKG juga mencatat terdapat pola musiman atas jumlah badai tropis yang tumbuh di sekitar perairan Indonesia. Di antaranya pada priode Desember hingga April umumnya badai tropis di perairan selatan Indonesia.
Sedangkan pada priode Juli hingga November umumnya terjadi di perairan utara wilayah Indonesia.
"Menghangatnya lautan dapat memicu badai lebih mudah untuk tumbuh atau dapat menjadi sumber kekuatan badai sehingga lebih destruktif," jelasnya.
Akibat pemanasan lautan dan kaitannya dengan peningkatan kekuatan badai tropis di semua wilayah Samudera telah dikaji dalam banyak artikel. Salah satunya kajian Balaguru dkk yang diterbitkan di Jurnal Nature Communication pada 2016.
Dalam jurnal tersebut, Balaguru menyatakan pemanasan global telah memicu intensifikasi pembentukan super-taifun. Hal itu sesuai dengan hasil kajian oleh peneliti BMKG dengan menggunakan data Joint Typhoon Warning Center (JTWC) terhadap kejadian Siklon Tropis di Samudera Hindia bagian Selatan.
Pada priode 1961-2016 terindikasi adanya tren yang signifikan secara statistik untuk peningkatan frekuensi badai tropis dengan kategori berbahaya.
Berdasarkan analisis data BMKG sejak 1866, telah terjadi perubahan iklim di Indonesia ditandai dengan adanya kenaikan suhu mencapai 2,12 derajat celcius dalam priode 100 tahun. Serta, meningkatnya frekuensi kejadian dan intensitas curah hujan ekstrem dalam 30 tahun terakhir. ***

Selanjutnya.....

Harga Minyak Dunia Sempat Minus, Tapi..!


Artikel Halaman 8, Sabtu 02-05-2020
Harga Minyak Dunia Sempat Minus, Tapi..!
H. Bambang Eka Wijaya

Harga minyak standar Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) Senin (20/4/2020) sempat minus 40 dolar AS/barel. Pada Senin (27/4) kembali ke 16,55 dolar AS/barel. Tapi di Indonesia, harga BBM tetap setara di atas 50 dolar AS/barel.
Menguatnya kembali harga minyak dunia terjadi Senin pagi (27/4), minyak berjangka patokan internasional Brent naik 1,82% jadi 21,83 dolar AS/barel. (Beritasatu/CNBC, 27/4)
Untuk kali pertama dalam sejarah, Senin (20/4) harga minyak turun sampai minus 40 dolar AS/barel di pasar berjangka untuk bulan Mei. Harga minus itu berarti, pembeli kontrak berjangka bukannya membayar, malahan mendapatkan uang.
Penurunan harga yang drastis itu terjadi setelah permintaan bahan bakar di seluruh dunia anjlok karena pandemi korona dan kebijakan lockdown di banyak negara. Akibatnya pasar mengalami kelebihan suplai, sehingga semua tempat penyimpanan minyak penuh.
Karena panik, para pelaku pasar berebut menjual kelebihan pasokan, akhirnya harga mencapai ke bawah nol di pasar berjangka Mei. Para pedagang berusaha menemukan pembeli hingga akhirnya menawarkan akan membayar kalau ada yang mau membeli minyaknya.
Akibat kelebihan pasokan, tangki penyimpan WTI tak mampu menampung dan sulit mendapatkan tempat penyimpanan baru. "Tidak ada lagi kapasitas penyimpanan yang tersedia, sehingga harga komoditas secara efektif nol," kata Bob Yawger, direktur saham berjangka di Mizuho, New York.
"Jadi, kalau harga sudah minus satu dolar, artinya mereka akan membayarmu satu dolar untuk mengeluarkan minyak dari sana," jelas Yawger. (detiknews, 21/4)
Dahsyatnya, sekalipun harga minyak dunia merosot hingga minus 40 dolar per barel, harga premium, solar dan beraneka jenis BBM di SPBU Indonesia tetap pada kisaran setara di atas 50 dolar AS/barel.
Terkesan, anjloknya harga minyak dunia justru dinikmati sebagai keuntungan besar perusahaan minyak nasional. Kesempatan cari untung besar karena rakyat tengah tak berdaya digencet korona, sehingga dibuat harga berapa pun rakyat takkan mampu protes.
Begitulah cara berpikir elite negeri kita, kapan ada kesempatan menggencet rakyat, langsung dilakukan tanpa ampun. Tanpa kecuali saat rakyat sedang sengsara didera korona, apa yang dianggap menguntungkan elite dalam ketakberdayaan rakyat, digenjot habis. Seperti kesempatan menggoalkan Omnibus Law saat bencana korona yang membuat rakyat tak bisa protes karena larangan berkerumun.
Mainkan sak karepmu, mumpung berkuasa. ***







Selanjutnya.....