Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pakar, Virus Corona juga Bersilaturahmi Genetik!


Attikel Halaman 8, Lll Ampung Post Minggu 31-05-2020
Pakar, Virus Corona juga
Bersilaturahmi Genetik!
H. Bambang Eka Wijaya

VIRUS Corona 100 persen secara alami berasal dari alam. Virus SAR-CoV2 (kini disebut Covid-19) awalnya penyakit zoonotik, penularan dari hewan ke manusia. Pada perkembangannya, virus ini bermutasi bisa menular antar-manusia.
Ahli biologi molekuler Indonesia Ahmad Rusdan Handoyo Utomo mengatakan, virus Corona melakukan silaturahmi genetik terkait dengan proses penularan tersebut. Maksudnya?
"Penjelasan yang lebih mudah dan lebih visible, kalau menurut bahasa saya ya, ada silaturahim genetik pada virus corona," kata Ahmad dikutip Kompas.com (22/5/2020).
Silaturahmi terjadi karena satwa Iiar saling berinteraksi. Sebagai contoh, kelelawar mengeluarkan sekresi dan ekskresinya di tanah.
Sekresi adalah proses pengeluaran zat yang dilakukan kelenjar yang masih digunakan biasanya berupa enzim hormon. Sedangkan ekskresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dari zat sisa tidak berguna pada makhluk hidup. Ini  meliputi pembuangan karbon dioksida  urea, dan racun.
Saat kelelawar mengeluarkam sekresi dan ekskresinya trenggiling lewat. Karena trenggiling tidak bisa mencuci tangan dan kaki, sekresi dan ekskresi kelelawar yang mengandung virus masuk tubuh trenggiling melalui hidung.
Trenggiling kan punya virus (corona) sendiri, nah kemudian ada virus (corona) asing dari kelelawar masuk (ke tubuh trenggiling). Berarti di inang ini bisa mempertemukan dua macam virus," ujar Ahmad.
"Jadi virus corona trenggiling yang memiliki gen spike unik  bertemu dengan virus corona kelelawar yang nantinya bisa menginfeksi manusia. Ada swabing dan terjadi genetik rekombinasi," jelasnya.
Dari sinilah kemudian muncul pertanyaan besar, sebenarnya inang siapa yang mempertemukan virus dari kelelawar dan trenggiling.
"Kalau inang trenggiling  enggak mungkin, karena kemiripan dengan SAR-CoV2 hanya dari sisi spikenya saja (bentuk yang mirip paku pada virus corona)," kata Ahmad.
"Kalau kelelawar juga mungkin bukan karena perbedaan pada spike banyak sekali. Berarti kan ada inang lain," tambahnya.
Pada penyakit SARS para ahli sudah mengetahui inang virus berasal dari musang. Namun untuk Covid-19 hingga kini masih menjadi misteri.
Menurut Ahmad untuk saat ini masalah inang bukan lagi prioritas. Pasalnya penyebaran virus corona SARS-CoV2 saat ini sudah antar-manusia dan telah menginfeksi 5,2 juta orang.
"Karena sudah human to humam dan sudah global, yang terpenting sekarang adalah fokus pada kesehatan masyarakat," tegasnya. ***

0 komentar: