Artikel Halaman 8, Lampung Post Rabu 27-05-2020
Ketidakpastian Masuk Sekolah Kembali!
H. Bambang Eka Wijaya
MENDIKBUD Nadiem Makarim membantah informasi tentang tahun ajaran baru mulai Juni 2020. Kemenko Perekonomian sebelumnya lewat kajian awal pemulihan ekonomi menyebut pendidikan di sekolah sudah boleh dilakukan pada 15 Juni 2020.
"Mohon menunggu dan saya belum bisa memberikan statement apa pun untuk keputusan itu. Karena dipusatkan di gugus tugas. Mohon kesabaran. Kalau ada hoax-hoax dan apa sampai akhir tahun, itu tidak benar," tegas Nadiem dalam rapat kerja virtual dengan Komisi X DPR dikutip CNBC Indonesia, Jumat. (22/5/2020)
Menurut Nadiem, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, keputusan mengenai kapan dimulai tahun ajaran baru bukan berada di tangannya. "Keputusan bukan di Kemdikbud. Keputusannya kapan, dengan format apa, seperti apa, karena ini faktor kesehatan itu masih di gugus tugas," ujarnya.
Kendati demikian, lanjut Nadiem, Kemdikbud sebagai eksekutor pendidikan selalu siap dengan semua skenario. Skenario apa pun, saat ini masih terus didiskusikan dengan para pakar dan keputusan di tangan gugus tugas penanganan Covid-19.
Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta pemerintah tidak buru-buru dan mengkaji secara menyeluruh terkait rencana pembukaan kembali sekolah pada Juli mendatang.
Agar pembukaan sekolah dipersiapkan secara matang, KPAI meminta pemerintah melibatkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hingga ahli epidemiologi.
"IDAI sebagai ahli harus didengar dan dipergunakan rekomendasinya terkait rencana kemdikbud dan dinas pendidikan daerah membuka sekolah kembali," kata Komisioner KPAI bidang Pendidilan Retno Listyarti, Sabtu. (Kumparan, 23/5/2020)
Dia mengingatkan agar pemerintah tidak terburu-buru dalam membuka sekolah tanpa mempertimbangkan aspek kesiapan sistem kesehatan.
"Bebwrapa negara di Eropa seperti Finlandia, Prancis, dan Inggris yang memiliki sistem kesehatan yang baik dan membuka sekolah juga dengan persiapan yang matang dan protokol kesehatan yang ketat, ternyata juga tidak aman dan menimbulkan klaster baru di lingkungan sekolah karena beberapa siswa dan guru tertular Cobid-19 hanya dalam hitungan minggu," tuturnya.
Retno menyoroti banyak anak di Indonesia yang terpapar virus corona dan menjadi ODP serta PDP. Menurut dia, itu menjadi pengingat bahwa anak-anak adalah kalangan yang juga rentan menjadi korban.
Selain itu, hasil survei KPAI menyebut 71% responden tak setuju sekolah dibuka Juli, karena angka pasien baru positif Covid-19 masih tinggi. ***
0 komentar:
Posting Komentar