Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pringsewu Nomor 5 Nasional Kasus DBD!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Selasa 05-05-2020
Pringsewu Nomor 5 Nasional Kasus DBD!
H. Bambamg Eka Wijaya

DI BALIK kesibukan memutus penyebaran Covid-19, ternyata kasus demam berdarah dengue (DBD) juga merebak hingga 49.931 kasus di seluruh Indonesia dari Januari--30 April 2020. Kabupaten Pringsewu, Lampung, peringkat 5 nasional dengan 843 kasus.
Peringkat satu Kabupaten Buleleng, Bali, dengan jumlah kasus mencapai 2.067.
Peringkat dua Kabupaten Sikka, NTT, dengan jumlah kasus menvapai 1.624.
Peringkat tiga Kabupaten Badung, Bali, dengan  jumlah kasus mencapai 1.355.
Peringkat empat Kota Denpasar  Bali, dengan jumlah kasus mencapai 858.
Dari keseluruhan kasus DBD di Tanah Air Januari hingga 30 April 2020 jumlah kematian akibat DBD sudah mencapai 314 orang.
Angka-angka DBD itu dipetik Kompas.com, (1/5), dari laporan yang diterima oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi. Nadia mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, angka pasien kasus DBD masih terus bertambah.
Nadia mengingatkan, kendati masyarakat masih sibuk mencegah penyebaran Cobod-19, tetap perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi DBD.
"Sampai saat ini, masih bisa ditangani (pasien DBD), hanya perlu kewaspadaan kita bersama juga masyarakat, apalagi saat ini warga banyak di rumah," ujar Nadia.
Menurut Nadia, akibat Covid-19 sekarang banyak warga tinggal di rumah. Tetapi, pemgerantasan sarang nyamuknya kurang optimal. "Sehingga kasus DBD kadang-kadang banyak bahkan menimpulkan kejadian luar biasa," ujarnya.
Karena itu, di tengah pandemi Covid-19 juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit lainnya yang juga bisa mematikan seperti DBD, terutama di tengah perubahan cuaca saat ini.
Sebagai contoh genangan air atajpu tumpukan sampah berpotensi sebagai sarang atau tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegepty penyebab DBD.
Nadia mengungatkan anak-anak usia 5-14 amat rentan DBD. Dalam kelompok usia hanya 9 tahun itu, tingkat kematian kelompok usia ini mencapai 0,11%. Bandingkan dengan kelompok usia 15-44 tahun kelompok usia 29 tahun, tingkat kematian 0,17%. Sedang kelompok di atas 44 tahun tingkat kematiannya hanya 0,05%.
"Kasus kematian pada anak itu tergantung orang tuanya," kata Nadia. Seperti di Sikka dan daerah lain.
Ketika pasien anak telah terdiagnosis DBD oleh pusat pelayanan primer atau puskesmas dan butuh penanganan lebih lanjut di rumah sakit, orang tua yang justru merawat sendiri anaknya di rumah dan tidak membawa anaknya segera ke rumah sakit. ***








0 komentar: