Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Kempot', Kelompok Penyanyi Trotoar!

Artikel Halaman 8, Lampung Post Kamis 07-05-2020
'Kempot', Kelompok Penyanyi Trotoar!
H. Bambang Eka Wijaya

MESKI dilahirkan dari keluarga seniman, Didi Kempot berjuang dari bawah mengekspresikan aliran darah seninya. "Sebelum saya masuk ke dunia rekaman, saya sempat menjadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar," ungkapnya.
Dalam jumpa pers di Jakarta ia blak-blakan mengenai masa lalunya yang pahit tapi justru ia abadikan pada nama panggungnya itu.
Maestro campursari itu juga dijuluki godfather of broken heart, karena banyak lagunya berlatar kisah patah hati. Didi Kempot lahir di Surakarta 31 Desember 1966, putra dari pasangan pemain ketoprak di Jawa Tengah Ranto Edi Gudel dan penyanyi tradisiaonal di Ngawi Jawa Timur Umiyati Siti Nurjanah. Kakak Didi, Mamiek Prakosa, pelawak tenar di group Srimulat.
Campursari menjadi pilihannya karena diyakininya bisa menghidupinya sekaligus merupakan manipestasi dari jalan hidup berkesenian pilihan keluarganya.
"Saya berseni mungkin karena hidup dalam kehidupan seniman tradisional," jelasnya. Didi meneruskan apa yang telah ditempuh sang ibu, dan ia membanggakan kedua orang tuanya. (JPNN, 11/3/2020)
Perjalanan hidup di awal karirnya berkesenian amatlah berat, dua anak dari istri pertamanya Saputri, meninggal di Ngawi, Jawa Timur. Karena itu keluarga besar Saputri meminta jenazah Didi dimakamkan di samping makam Lintang, anak pertama Didi, di Taman Pemakaman Umum Desa Majasem, Kecamatan Kendal, Ngawi. Lintang meninggal usia enam bulan.
Didi Ksmpot pekerja keras dan kreatif sejak kecil. Di acara Kick Andy (25/11/2019) dia ceritakan masa kecilnya.
Kedua orang tuanya bercerai sehingga ia harus tinggal di rumah neneknya.Kala itu neneknya jualan nasi pecal dan peyek.
"Pulang sekolah bantu nenek cari layu bakar untuk masak," ujarnya. Itu sejak Kelas 3 SD.
Saat beranjak remaja, bakat bernyanyi mulai terasa. "Bakat nyanyi yang ngasi Tuhan, terus saya asah lewat kalanan," katanya.
Selama menjadi pengamen jalanan, lanjutnya, ia selalu menyanyikan lagu ciptaannya sendiri. Dengan begitu hatinya selalu merasa puas. "Saya selalu tulis lagu dinyanyikan di jalanan. Walau dikasih orang seberapa pun puas ini karyaku," tegasnya.
Setelah lama mengamen, Didi Kempot berupaya masuk dapur rekaman. Album pertamanya 'Stasiun Balapan', kisah ingkar janji.
"Berangkat baik-baik dari kampung halaman. Lalu diantar oleh kekasih mau menuju ke suatu kota. Lalu menangis di stasiun. Jangan khawatir nanti aku pulang kasih kabar. Lalu setahun lupa, terjadi ingkar janjil" tutur Didi. ***








0 komentar: