Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Harga Minyak Dunia Sempat Minus, Tapi..!


Artikel Halaman 8, Sabtu 02-05-2020
Harga Minyak Dunia Sempat Minus, Tapi..!
H. Bambang Eka Wijaya

Harga minyak standar Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) Senin (20/4/2020) sempat minus 40 dolar AS/barel. Pada Senin (27/4) kembali ke 16,55 dolar AS/barel. Tapi di Indonesia, harga BBM tetap setara di atas 50 dolar AS/barel.
Menguatnya kembali harga minyak dunia terjadi Senin pagi (27/4), minyak berjangka patokan internasional Brent naik 1,82% jadi 21,83 dolar AS/barel. (Beritasatu/CNBC, 27/4)
Untuk kali pertama dalam sejarah, Senin (20/4) harga minyak turun sampai minus 40 dolar AS/barel di pasar berjangka untuk bulan Mei. Harga minus itu berarti, pembeli kontrak berjangka bukannya membayar, malahan mendapatkan uang.
Penurunan harga yang drastis itu terjadi setelah permintaan bahan bakar di seluruh dunia anjlok karena pandemi korona dan kebijakan lockdown di banyak negara. Akibatnya pasar mengalami kelebihan suplai, sehingga semua tempat penyimpanan minyak penuh.
Karena panik, para pelaku pasar berebut menjual kelebihan pasokan, akhirnya harga mencapai ke bawah nol di pasar berjangka Mei. Para pedagang berusaha menemukan pembeli hingga akhirnya menawarkan akan membayar kalau ada yang mau membeli minyaknya.
Akibat kelebihan pasokan, tangki penyimpan WTI tak mampu menampung dan sulit mendapatkan tempat penyimpanan baru. "Tidak ada lagi kapasitas penyimpanan yang tersedia, sehingga harga komoditas secara efektif nol," kata Bob Yawger, direktur saham berjangka di Mizuho, New York.
"Jadi, kalau harga sudah minus satu dolar, artinya mereka akan membayarmu satu dolar untuk mengeluarkan minyak dari sana," jelas Yawger. (detiknews, 21/4)
Dahsyatnya, sekalipun harga minyak dunia merosot hingga minus 40 dolar per barel, harga premium, solar dan beraneka jenis BBM di SPBU Indonesia tetap pada kisaran setara di atas 50 dolar AS/barel.
Terkesan, anjloknya harga minyak dunia justru dinikmati sebagai keuntungan besar perusahaan minyak nasional. Kesempatan cari untung besar karena rakyat tengah tak berdaya digencet korona, sehingga dibuat harga berapa pun rakyat takkan mampu protes.
Begitulah cara berpikir elite negeri kita, kapan ada kesempatan menggencet rakyat, langsung dilakukan tanpa ampun. Tanpa kecuali saat rakyat sedang sengsara didera korona, apa yang dianggap menguntungkan elite dalam ketakberdayaan rakyat, digenjot habis. Seperti kesempatan menggoalkan Omnibus Law saat bencana korona yang membuat rakyat tak bisa protes karena larangan berkerumun.
Mainkan sak karepmu, mumpung berkuasa. ***







0 komentar: