Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

'Investasi' Pengacara ke Hakim!

"POLEMIK timbul seputar penangkapan KPK atas staf Mahkamah Agung (MA) Djodi Supratman saat membawa uang Rp80 juta pemberian pengacara Mario C. Bernardo di Monas, Kamis (25-7), karena uang sejumlah itu dinilai terlalu kecil untuk suap di MA!" ujar Umar. 

"Penilaian itu dari Wakil-Ketua Umum Kongres Advokat Indonesia Tommy Sihotang, Sabtu (27-7). Saking kecil jumlahnya, menurut dia, tak cukup untuk membeli makan siang!" (Kompas.com, 27-7) 

"Tepatnya apa kata Sihotang?" kejar Amir. "Kata dia," jelas Umar, "Mungkin bagi-bagi rezeki kali, ya? Atau jangan-jangan itu THR, bukan suap. Suap apa Rp80 juta? Mau dibagi-bagi dapat berapa? Rp20 juta? Makan siang saja itu enggak cukup!"

"Itu ditimpali aktivis antikorupsi Taufik Bastari yang meminta KPK menindaklanjuti praktik ‘investasi’ jasa baik pengacara kepada hakim!" tukas Amir. "Investasi itu nantinya bisa dipetik keuntungan! Kata Taufik perlu tindak lanjut pembenahan komprehensif kondisi peradilan kita dari lumuran suap dan investasi seperti itu! Tak hanya pengacara! 

Justru benteng terakhir keadilan, MA dan aparat penegak hukum polisi serta jaksa juga harus dipantau terus!" (Suara Merdeka, 27-7) "Kejadian itu menyadarkan rakyat, alangkah banyak modus KKN di peradilan!" timpal Umar. 

"Awam sukar memahami penangkapan oleh KPK itu, penerimanya staf yang tak terkait penanganan perkara, pengacara yang memberi juga tak ada perkara di MA! Juga firma hukum tempat ia bekerja juga tak ada perkara di MA! Tetapi, ke depan jika ada kasus terkait sebaran THR itu, tinggal petik hasil investasinya!" 

"Tetapi, mencari dan menjalin hubungan melalui materi apalagi uang tunai begitu terlalu naif!" tegas Amir. "Jalur silaturahmi untuk kaum profesional banyak! Sarjana hukum menjalin lewat organisasi persatuan sarjana hukum, tempat sarjana hukum dari berbagai profesi bertemu. Atau lewat olahraga, golf sampai tenis, yang tak perlu waswas melanggar kode etik profesi!" 

"Di jalur organisasi intelektual itu peningkatan kesadaran etika dan moral diutamakan, begitu pula sikap sportif dalam dunia olahraga!" potong Umar. "Semua itu tak cocok dengan KKN seperti lewat investasi itu, yang justru bertujuan menerabas, mengecundangi etika, moral, dan sportivitas!" ***
Selanjutnya.....

Tampilkan Wajah Islam yang Ramah!

"PADA Nuzululquran di Istana Negara (26-7) Presiden SBY mengajak kaum muslimin untuk menampilkan wajah Islam yang ramah dan toleran, serta menjauhi tindakan kekerasan dan anarki dalam perikehidupan masyarakat!" kutip Umar. "Pada saat bersamaan, tegas SBY, kita juga harus menampilkan Islam yang indah, Islam yang damai, Islam yang melarang tindak kekerasan! Lengkapnya, hadir Islam yang rahmatan lil alamin!" (Kompas.com, 26-7)

"Pada prinsipnya, Islam tidak menghalalkan tindak kekerasan secara semena-mena, apalagi berlaku zalim terhadap sesama!" timpal Amir. "Apalagi kekerasan yang mengatasnamakan agama atau berdalih menegakkan agama!"

"SBY tegas, tak boleh ada sekelompok orang yang dengan sesuka hatinya main hakim sendiri! Perintah amar makruf nahi mungkar—mengajak kebaikan dan mencegah kejahatan—harus dijalankan dengan aturan yang benar!" lanjut Umar. 

"Kita memiliki aturan dan pranata hukum yang harus ditaati bersama! Keamanan dan ketertiban masyarakat juga harus dijamin dan dijaga! Jika ada pihak atau kelompok yang merasa paling benar merasa berhak melakukan tindakan di luar hukum, akan terjadi kekacauan dan keonaran!" 

"Ke arah mana telunjuk SBY mengarah dengan orasinya belakangan ini mudah ditebak!" tukas Amir. "Ia penasaran pada suatu kelompok yang mengatasnamakan Islam, tetapi praktiknya tidak menunjukkan jati diri keislaman! Bahkan, justru melunturkan citra Islam!" 

"Persepsi SBY menegakkan amar makruf nahi mungkar cukup dengan kekuatan hukum, jelas mengandaikan semua jajaran aparat hukum negeri kita telah mrantasi—punya kemampuan melaksanakan hukum secara kafah—utuh, baik, dan benar!" timpal Umar. 

"Sedang realitasnya, pelaksanaan hukum justru menjadi masalah utama bagi masyarakat, bahkan bisa disebut sebagai titik lemah bangsa ini! Kelemahan itu yang malah dijadikan alasan untuk main hakim sendiri—dari sweeping tempat hiburan di bulan puasa sampai massa menghajar maling!" 

"Sebaliknya, hukum tak berjalan semestinya karena adanya kecenderungan untuk main hakim sendiri!" tegas Amir. "Sehingga, dengan ajakan SBY untuk menampilkan wajah Islam yang ramah, tidak main hakim sendiri apalagi atas nama agama, penegakan hukum terbantu dengan kehadiran contoh realitas yang ideal!" ***
Selanjutnya.....

Keseimbangan Rupiah--Kemiskinan!

"AKHIR pekan lalu nilai tukar rupiah Rp10.295 per dolar AS, melemah dari awal pekan Rp10.068 per dolar AS!" ujar Umar. "Posisi itu oleh Gubernur BI Agus Martowardojo saat buka puasa dengan Forum Pemred (24-7) disebut, gerak rupiah--yang dilepas tanpa dukungan intervensi pasar dolar AS itu--kian mendekati keseimbangan baru! Artinya, nilai tukar rupiah kian sesuai dengan kondisi fundamentalnya!" 

"Kalau pada posisi Rp10.295 pelemahannya dinyatakan mendekati keseimbangan baru, bisa diasumsikan keseumbangan nilai tukar rupiah akan berada di kisaran Rp10.300 per dolar AS!" timpal Amir. "Dengan nilai tukar rupiah pada akhir 2012 Rp9.700 per dolar AS, berarti sepanjang 2013 nilai tukar rupiah terdepresiasi sekitar 6 persen! Disilang dengan inflasi yang sampai akhir Juni lalu setinggi 5,9 persen, tanpa sadar pengguna rupiah dalam priode Januari--Juli 2013 telah kehilangan bobot mata uangnya lebih 10 persen!"

"Apalagi kalau prediksi BI benar inflasi Juli ini sebesar 2,38 persen, pengeroposan nilai riil rupiah pada kondisi fundamentalnya membuat pendapatan rakyat kehilangan bobot lebih signifikan!" tegas Umar. "Tapi selama ini orang lebih mudah menyadari akibat buruk inflasi karena semula Rp10 ribu dapat gula sekilo kemudian cuma dapat 8 ons! Orang kurang menyadari depresiasi merongrongnya!" 

"Mudah digambarkan lewat garis kemiskinan!" timpal Amir. "Kalau garis kemiskinan terakhir konsumsi Rp268 ribu/orang/bulan saat kurs Rp9.700 per dolar AS, 1 dolar sehari satu bulan Rp291 ribu, jarak garis kemiskinan dengan konsumsi 1 dolar sehari Rp23 ribu! Sedang kalau kurs dolar Rp10.300, jaraknya 10.300 X 30 -- 268 ribu, jadi Rp41 ribu! Semakin jauh jarak mencapai taraf hidup satu dolar AS per hari!" 

"Apalagi kalau garis kemiskinan 2 dolar sehari seperti standar Bank Dunia, jurang kemiskinan terlihat makin dalam, makin jauh dari standar!" tegas Umar. 

"Artinya dengan rupiah dilepas mencari keseimbangan baru hingga dibiarkan melemah lagi sampai300 poin, tercipta pula kedalaman baru di jurang kemiskinan! 

Tapi kedalaman jurang kemiskinan itu bagi negara rupanya tak sepenting cadangan devisa yang dihemat dengan meleoas rupiah mencari keseimbangan barunya sendiri! Dampak inflasi dan depresiasi rupiah pada kemiskinan sering memang kurang diperhatikan!" ***
Selanjutnya.....

Seorang Ibu Tewas, SBY Kecam FPI!

"FAKTANYA, seorang ibu tewas ketika massa Front Pembela Islam (FPI) dari Temanggung merangsek Desa Sukorejo, Kendal, dan bentrok dengan warga! (18-7)" ujar Umar. "Presiden SBY Senin (22-7) mengecam FPI atas kejadian itu, menyesalkan FPI acap bertindak anarki! Merespons kecaman SBY itu, Ketua Umum FPI Habib Rizieq menista Kepala Negara!" 

"Menista bagaimana?" tanya Amir. "Menyatakan SBY pecundang dalam pernyataan tertulisnya di situs FPI!" jelas Umar. "Habib Rizieq menulis, 'Kasihan, ternyata SBY bukan seorang negarawan yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita, melainkan hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah dan bungkam terhadap maksiat." (detik.com, 25-7)

"Begitu? Pantas tokoh-tokoh Partai Demokrat berang! Sutan Bhatoegana dan Ruhut Sitompul tegas meminta aparat hukum menindak Rizieq untuk kasus penghinaan atas Kepala Negara!" timpal Amir. 

"Budayawan Betawi Ridwan Saidi menyesalkan pernyataan Rizieq itu, menghina Kepala Negara yang sekaligus mencemarkan lambang negara!" "Kecaman pada FPI atas bentrokan Kendal dan pernyataan Habib Rizieq itu merebak dari segala penjuru Tanah Air, hingga cukup kuat untuk memaksa Habib Rizieq manuver!" tukas Umar. 

"Ketua Umum FPI itu Rabu (24-7) ke Kendal menemui Samsu Julianto yang istrinya Tri Munarti tewas dalam grudugan aktivis FPI ke desanya! Rizieq menjanjikannya beasiswa buat anak korban Rp500 ribu setiap bulan!" "FPI hari itu juga menyampaikan press release ke Okezone, memperjelas manuvernya!" timpal Amir. 

"Bunyinya, 'Sesuai prosedur standar amar makruf nahi mungkar FPI, maka dilarang keras sweeping, perusakan, penganiayaan, apalagi pembunuhan. Aktivis FPI hanya boleh monitor, itu pun harus berkoordinasi dengan aparat yang berwenang." (Okezone, 24-7) 

"Tapi manuver itu tak cukup buat menahan SBY menekan FPI secara sistemik! Ia tanda tangani UU tentang Ormas yang baru disahkan DPR menjadi UU Nomor 17/2013! (ROL, 26-7)" tegas Umar. 

"Dengan UU baru ini Ormas yang anarki bisa dibekukan, bahkan dibubarkan! UU baru itu memang terkesan ditujukan buat FPI, yang sejak HPN 9 Februari 2011 di Kupang SBY telah meminta aparat mencari cara membubarkan ormas anarki!" ***
Selanjutnya.....

Konsumen Indonesia Paling Optimistis!

"TINGKAT kepercayaan konsumen Indonesia tertinggi dan paling optimistis di dunia!" ujar Umar. "Itu sesuai hasil Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions, 13—31 Mei 2013 di 58 negara, dilakukan online atas 29 ribu responden, 3.000 responden di Asia Tenggara!" (Kompas.com, 24-7) 

"Seberapa tinggi indeks kepercayaan dan optimismenya?" tanya Amir. "Indeks kepercayaan konsumen Indonesia 124, diikuti Filipina 121, dan India 118!" jelas Umar. "Sedang pada optimisme, 84 persen konsumen Indonesia menyatakan kondisi keuangan mereka baik dan sangat baik, diikuti Filipina 79 persen, dan Thailand 69 persen!"

"Apa artinya itu?" kejar Amir. 

"Menurut Managing Director Nielsen Indonesia Catherine Eddy, konsumen Indonesia sangat bersemangat mengenai masa depan dan pengeluaran akan tetap kuat seiring meningkatnya kemampuan masyarakat Indonesia, serta semakin mutakhirnya kebutuhan mereka!" jawab Umar. 

"Tingkat kepercayaan dan optimisme konsumen yang tinggi itu menurut dia terdapat di kawasan Asia Pasifik! Negara-negara Asia Tenggara yang disurvei Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam." "Tingkat optimisme konsumen Asia Pasifik dan Selatan (India) yang tinggi mudah dipahami, sebanding dengan tingkat religiositas warga masyarakat kawasan itu!" tegas Amir. 

"Dengan religiositas yang kuat, kepercayaan rezeki akan selalu mengalir tinggi hingga tak perlu takut untuk membelanjakan yang mereka miliki hari ini! Apalagi punya sedikit tabungan, tak perlu khawatir untuk memutakhirkan kebutuhannya, dari handphone sampai mobil!" 

"Survei itu memang juga mencatat konsumen Indonesia penabung jangka panjang tertinggi!" timpal Umar. "Sebanyak 71 persen responden Indonesia menyatakan menabung dana cadangan mereka!" 

"Itu menunjukkan hasil survei itu memotret nyaris sempurna perilaku konsumen kita, terutama warga lapisan menengah atas yang terkoneksi internet!" tegas Amir. "Bukan cuma yang punya usaha atau penghasilan tetap, kepercayaan dan optimisme itu juga berlaku pada para pemalak! Bahkan, yang konsumsinya tinggi dipenuhi lewat korupsi paling sulit menurunkan sifat konsumtif keluarganya!" ***
Selanjutnya.....

MUI 'Blacklist' 3 Tayangan Sahur!

"MUI—Majelis Ulama Indonesia—mem-blacklist tayangan acara sahur di televisi yang isinya justru kontra nilai-nilai Ramadan!" ujar Umar. "Ketiga acara itu Yuk Kita Sahur di Trans TV, Sahurnya OVJ di Trans7, dan Sahurnya Pesbuker di ANTV! Sementara RCTI dan MNC diminta memperbaiki tayangan sahurnya!" 

"Menurut Ketua Infokom MUI Sinansari Ecip, kemasan komedi acara sahur yang di-blacklist itu sadis dan berbau pelecehan, menertawakan kebodohan serta bergoyang yang tidak islami!" timpal Amir.

"MUI bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengawasi tayangan televisi, merekomendasi yang tidak sesuai. KPI Pusat yang menegur dan menindak bila setelah diberi peringatan tidak ada perubahan!" 

"Tayangan sahur yang dikemas dalam komedi itu sebenarnya bertujuan menghibur!" tukas Umar. "Dan, menghibur merupakan salah satu fungsi media massa (pers) sesuai UU tentang Pers No. 40/1999. Tiga fungsi lainnya menyebar informasi, mendidik, dan menyampaikan kritik atau kontrol! Dalam kasus tiga tayangan yang di-blacklist MUI itu, sajian hiburan leluconnya tidak lucu, tetapi dipaksakan dengan cara dan teknik berlebihan untuk membuat orang tertawa—bukan karena lucu, melainkan konyol!" 

"Tetapi lawakan dengan gaya keras secara fisik hingga bisa dikategorikan sadis itu sebenarnya juga bersifat universal!" timpal Amir. "Gaya itu dominan dalam era film hitam putih zaman Charlie Chaplin!" "Masalahnya nilai yang terkandung lawakan itu, baik dialog maupun gerak aktingnya, dinilai MUI bertentangan dengan nilai Ramadan!" tegas Umar. 

"Jadi, selain model akting dan dialog lawakannya meniru gaya zaman Chaplin itu mencerminkan kemunduran zaman, isinya bertentangan pula dengan nilai Ramadan yang bersifat sakral! Itu yang perlu dipertimbangkan media, sesuai versi MUI, menghibur dengan tidak melupakan fungsi media untuk mendidik!" 

"Lawakan yang ngetren dewasa ini secara universal bermain logika, sejenis kelirumologi Jaya Suprana yang dijabarkan dalam akting dan dialog!" timpal Amir. "Tetapi lawakan model ini, seperti dimainkan Srimulat zaman Asmuni, merupakan kerja intelektual karena harus menguasai sistem sosial masyarakatnya dan mengangkat penyimpangan sistem itu menjadi guyon yang berisi kritik sosial! Guyon versi Asmuni, mendidik dan mencerdaskan!" ***
Selanjutnya.....

Isyarat Pusat, Rampingkan Birokrasi!

"DARI usulan formasi 35 ribu orang CPNSD 2013 yang diajukan pemprov dan kabupaten/kota se-Lampung—minus Tulangbawang Barat dan Pesisir Barat—ternyata formasi 784 orang saja yang disetujui pusat!" ujar Umar. "Itu pun yang 400 orang khusus untuk daerah otonomi baru (DOB) Kabupaten Pesisir Barat (sebelumnya tak diajukan) dan Kabupaten Mesuji 144 orang! 

Di luar itu praktis, dari 35 ribu yang diajukan hanya 240 orang yang disetujui pusat!" "Itu isyarat dari pusat agar pemerintahan di daerah merampingkan birokrasi!" timpal Amir. "Alasan penolakan ditegaskan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, lebih dari 60% APBD itu hanya untuk belanja pegawai! Akibatnya, anggaran pembangunan untuk rakyat dan belanja modal jadi amat minim!"

"Konsekuensi APBD lebih besar dilahap belanja pegawai, feedback-nya ke penerimaan daerah kian lemah! Pembangunan pun mengalami declane—kemunduran berlanjut dari waktu ke waktu!" tegas Umar. "Gejala decline terlihat pada melemahnya kemampuan pemerintah daerah memenuhi kewajiban untuk pelayanan publik, seperti perawatan infrastruktur, jalan, dan irigasi kabupaten yang terbengkalai hingga dibiarkan rusak sampai hancur!" 

"Tapi kenapa isyarat pusat itu dilakukan lewat pemangkasan yang drastis, dari usulan 35 ribu praktis cuma 240 yang disetujui, tak sampai 1% pun?" tukas Amir. "Mungkin pusat curiga, birokrasi di daerah sudah kegemukan masih mengajukan usulan untuk ribuan calon pegawai baru lagi, jangan-jangan penerimaan CPNSD itu dijadikan ajang menumpuk kekayaan pribadi pejabat daerah sehingga tak peduli belanja pegawai telah menelan mayoritas APBD!" timpal Umar. 

"Kecurigaan demikian sekaligus menunjukkan kemungkinan, rupanya bagi hasil pusat-daerah dalam proses penerimaan CPNSD selama ini kurang adil! Bagian untuk orang pusat yang mempertinggi tarif tak resmi untuk lolos seleksi CPNSD ternyata hanya fiktif semata!" 

"Itu saja bahkan belum cukup! Ada pejabat merekrut pegawai honorer di dinasnya, meskipun sudah banyak pegawai di kantornya tak ada yang dikerjakan!" tegas Amir. "Karena itu, untuk memperbesar porsi anggaran untuk rakyat, kontrol penerimaan CPNSD dan pegawai honorer harus diperketat!" ***
Selanjutnya.....

Bayi 'Manunggaling Kawulo-Ratu'!

"ITS a boy! Itulah SMS yang segera membuat ribuan warga di depan Istana Buckingham, London, gegap gempita menyambut kelahiran 'royal baby' penerus Kerajaan Inggris yang dilahirkan Kate Middleton, istri Pangeran William di RS St. Mary, Senin pukul 16.24 waktu setempat!" ujar Umar. "Ratusan wartawan yang seminggu berkemah menanti kelahiran itu di halaman RS St. Mary agar bisa segera melaporkan kelahiran itu pun lega!" timpal Amir. 

"Laporan kelahiran bayi ini ditunggu dunia sebagai bakal pewaris takhta Kerajaan Inggris, lanjutan dari ayahnya Pangeran William, dari kakeknya Pangeran Charles, dan buyutnya Ratu Elizabeth II yang hingga kini masih di singgasana sejak dimahkotai 6 Februari 1952 menggantikan ayahnya Raja George VI."

"Kelahiran bayi dari pasangan William-Kate amat dinanti warga Inggris sehingga banyak yang beberapa malam tidur di halaman RS St. Mary, ribuan orang menunggu di depan Istana Buckingham!" tukas Umar. 

"Dinanti bukan karena Ratu Elizabeth II telah bertakhta 61 tahun! Melainkan karena ibu si bayi, Kate Middleton, rakyat jelata anak pengusaha katering, bukan berdarah biru! Jadi, penerus Kerajaan Inggris yang dibanggakan itu merupakan kesatuan darah raja dan rakyat, semacam manunggaling kawulo-ratu dalam bahasa Jawa!" 

"Paduan darah raja dan rakyat pada royal baby ini istimewa karena penjagaan kemurnian darah bangsawan pada mahkota Kerajaan Inggris ketat!" timpal Amir. "Betapa, Raja George VI, ayah Ratu Elizabeth II, naik takhta karena pamannya Edward VIII yang naik takhta menggantikan Raja George V (ayah George VI) yang meninggal 1936, terpaksa turun takhta pada tahun yang sama karena Edward ingin menikahi seorang sosialita, Wallis Simpson, yang bukan berdarah biru!"
 

"Keistimewaan royal baby juga berkat bawaan zaman, hingga baru lahir saja sudah mengubah tradisi pemberitahuan kelahiran seorang bakal putra mahkota!" tegas Umar. "Menurut tradisi berita kelahiran itu dari rumah sakit dibawa kurir ke istana disampaikan ke Ratu! Atas titah Ratu baru berita kelahiran diumumkan ke publik, dibacakan seorang prajurit di depan istana! Kini pengumuman dibacakan setelah rakyat tahu lewat media massa dan sosial!"
Selanjutnya.....

Salah Tanggap Perambah Register 45!

“PERAMBAH Register 45, Su­ngai­buaya, Mesuji, salah tanggap pada kehadiran tim terpadu Pemprov Lampung di kawasan itu!” ujar Umar. “Tim dengan 461 personel di bawah pimpinan Karo Ops Polda Lampung Saihimin Zainudin yang bertugas sosialisasi memberikan pemahaman dan penyadaran pada perambah, disambut perambah de­ngan kesiapan angkat senjata melakukan perlawanan!” 

“Sejak Minggu (21-7) para perambah bersiap dengan aneka senjata tajam dalam 14 korlap (koordinator lapang­an), tak mau menerima tim sosialisasi menemui mereka dengan cara apa pun!” timpal Amir. “Mereka curiga, tim yang terdiri dari pasukan Polri, TNI, Pol. PP, dan Polhut itu akan mengusir mereka dengan cara paksa lewat kekerasan!

Akibatnya, perambah bersiap melawan kekerasan itu!” “Salah tanggap perambah pada tim yang sebenarnya bertugas untuk sosialisasi itu mungkin terjadi karena kedatangan tim terpadu terkesan seperti pasukan yang siap perang!” tukas Umar. 

“Akibatnya, perambah yang selama ini juga ada yang sudah latihan menghadapi situasi seperti itu, meresponnya sesuai latihan yang telah mereka lakukan!” “Artinya perlu dicari cara untuk menyampaikan kepada mereka, setidaknya setiap pimpinan dari 14 kelompok perambah itu, bahwa tugas sosialisasi bukan cuma tertuju pada mereka!” timpal Amir. 

“Tapi juga kepada pemerintah daerah dan DPRD Mesuji, warga Moro-Moro, lalu perambah asal Kabupaten Mesuji, dan yang berasal dari luar Mesuji! Setiap kelompok sasaran sosialisasi yang akan berlangsung 18 hari dari 19 Juli sampai 5 Agustus itu punya materi sosialisasi khas! Sehingga, jika dihadapi dengan perlawanan frontal begitu justru bisa meru­gikan perambah dari peluang yang bisa didapat lewat solusi penyelesaian damai!” 

“Salah tanggap perambah dengan menutup diri dari segala bentuk dan cara sosialisasi itu jelas merugikan perambah sendiri karena berdasar rekomendasi TGPF bentukan Presiden SBY, ada peluang tak semua perambah disapu bersih!” tegas Umar. “Tapi, dengan perlawanan frontal dan menutup diri dari segala bentuk sosialisasi sehingga menjauhkan sendiri kemungkinan dialog, Pemprov malah didorong ke posisi tak ada pilihan lain dari sapu bersih semua!” ***
Selanjutnya.....

Daging Sapi Jokowi Rp65 Ribu/Kg!

"INI terobosan terakhir Jokowi, menjual daging murah Rp65 ribu/kg di Monas sejak Kamis (18-7)," ujar Umar. "Peminatnya ramai, antrean jadi sangat panjang, hingga setiap pembeli semula dapat 2 kg dikurangi menjadi 1 kg!" "Itu dilakukan saat harga daging sapi di pasar masih Rp100 ribu/kg, di operasi pasar Bulog Rp75 ribu/kg!" timpal Amir. 

"Penjualan daging murah itu dilakukan di stan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov DKI di UMKM Expo di Monas! Pemprov DKI menggandeng pemasok dengan memberi subsidi Rp20 ribu/kg!"

"Subsidi sebesar itu menjadi kata kunci upaya serupa sukar dilakukan daerah lain, apalagi Lampung, yang APBD-nya untuk memenuhi kewajiban pokok saja, seperti memelihara jalan, tak cukup!" tukas Umar. "APBD DKI lebih dari Rp40 triliun, Lampung hanya Rp4 triliun! Bukan soal besar-kecilnya anggaran, melainkan apakah untuk semua masalah harus Jokowi yang bisa membuat terobosan?" 

"Itu dia! Buktinya, sewaktu Jokowi menjabat wali kota Solo yang anggarannya kecil, juga banyak hal bisa dia lakukan!" sambut Amir. "Intinya, karena Jokowi melakukan reformasi birokrasi dalam praktik nyata di lapangan, sedangkan para pejabat lain masih melakukannya dengan cara lama, cuma bermain teori di atas kertas!" 

"Tepat sekali! Contohnya lelang jabatan camat dan lurah, itu menghindari like or dislike serta ketergantungan pada setoran—pejabat yang rajin setor bernilai besar dipertahankan, sedangkan yang setorannya kecil disingkirkan!" timpal Umar. 

"Dengan cara itu pula didapat calon terbaik untuk setiap posisi!" "Contoh terobosan Jokowi yang dahsyat justru dalam penertiban, dari Waduk Pluit hingga PKL Tanah Abang!" tegas Amir. "Penertiban untuk normalisasi Waduk Pluit yang amat penting buat pengendali banjir, yang sampai dicampuri Komnas HAM dan Badan Urusan Kemanusiaan PBB, diselesaikan Jokowi dengan mengundang warga Waduk Pluit makan siang di Balai Kota! PKL Tanah Abang yang tak pernah berhasil ditertibkan, tanpa bentrok mau direlokasi dengan membangun jalan layang untuk memperlancar lalu lintas yang sekaligus memudahkan mobil ke lokasi baru mereka!" 

"Sementara di Lampung, menertibkan perambah Register 45 bertahun-tahun tak selesai!" tukas Umar. "Justru perambahnya yang meruyak, dari ratusan kini malah menjadi ribuan!" ***
Selanjutnya.....

Kisah Bangkrutnya Kota Detroit!

“DETROIT, kota besar sentra in­dustri baja dan otomotif di AS, Kamis (18-7), lewat tim Negara Bagian Michigan me­minta hakim memvonis mereka pailit alias bangkrut!” ujar Umar. 

“Kata manajer tim itu, Kevyn Orr, utang Kota Detroit 15 miliar dolar atau sekitar Rp151 triliun! Bulan depan mereka tak mampu lagi memenuhi kewajibannya! Vonis bangkrut mengizinkannya melikuidasi aset kota untuk membayar kreditur dan pensiunan!” (Kompas.com, 19-7)

“Kota Detroit 1950 berpendu­duk 1.850.000 jiwa, 2010 tinggal 710.000 jiwa. Rumah, toko, kantor, dan pabrik ditinggalkan mangkrak, jadi sarang gangster kriminal, bandar narkoba yang merusak moral warganya—Detroit jadi kota paling tinggi tingkat kriminalitasnya di AS!” 

“Detroit kota industri tempat perusahaan besar, seperti Packard, Hudson, dan Studebaker bermarkas, dengan ratusan perusahaan lebih kecil, termasuk ribuan bisnis menengah dan kecil yang makmur usai Perang Dunia Ii sampai medio awal 1950-an!” tutur Umar. 

“Detroit yang berkilau menjadi kumuh secara umum akibat deindustrialisasi! Proses­nya sejak paruh kedua 1950-an, menurut ekonom Walter E. Williams yang dikutip Wikipedia, dipicu oleh kebijakan kota berbasis ras yang berakibat warga kulit putih kabur meninggalkan kota, menurunkan pendapatan berbagai pajak, mempersempit kesempatan kerja, melemahkan daya beli konsumen dalam kota!” 

“Sejak 1958 pabrik-pabrik besar ditutup diikuti pabrik lebih kecil, toko dan usaha warga kulit putih ditinggal kabur, ekonomi Detroit praktis lumpuh!” tukas Amir. “Kesulitan ekonomi itu meletus jadi kerusuhan besar 1967, warga Afro-American menjarah dan membakar rumah dan toko! Dalam kerusuhan lima hari itu 43 orang tewas—33 kulit hitam dan 10 kulit putih! Lebih 200 polisi, pasukan garda nasional dan militer, luka-luka! Sejak itu Detroit dikuasai berbagai kelompok gangster terkenal!” 

“Pada 1994, politisi Coleman Young terpilih jadi wali kota pertama kulit hitam! Perlahan Detroit dibenahi, tapi tanpa pendapatan dari dunia usaha, pelayanan dilakukan dengan anggaran defisit!” timpal Umar. “Hikmahnya, anggaran defisit tanpa menumbuhkan bisnis feedback pendapatan asli daerah, pemerintah lokal bisa bangkrut—kriterianya, ketika tak mampu lagi memenuhi kewajibannya, terutama melayani rakyat seperti memperbaiki jalan!” ***
Selanjutnya.....

Pendidikan Model 'Kacau-Balau'!


"PENDIDIKAN bertujuan membuat masyarakat masa depan yang elegan, hidup serbateratur dengan segala sesuatu dilakukan terencana secara baik!" ujar Umar.

"Untuk itu, kurikulum 2013 jadi kontroversial! Sebab, pelaksanaannya yang dipaksakan mulai Senin (15-7) jadi serbakacau-balau—buku pelajaran tak cukup, para guru tak menguasai materi yang diajarkan! Apalagi dilatih, silabus saja tak ada!"


"Proses pendidikan mewujudkan masyarakat elegan memang sulit dicapai lewat model yang pelaksanaannya kacau-balau!" tukas Amir. "Seperti belajar-mengajar untuk menciptakan generasi baru yang bersih dan jujur lewat model pendidikan dan pengajar yang koruptif! Suatu hal yang mustahil!"


"Cara berpikir yang positif dan optimistis atas pemaksaan dengan tanpa persiapan memadai pelaksanaan kurikulum 2013 itu mungkin, dengan beranggapan memang pendidikan yang kacau-balau itulah model barunya!" timpal Umar.


"Dan itu justru disesuaikan dengan dinamika zaman yang amat pesat sehingga model pendidikan mapan seperti yang bertujuan menciptakan masyarakat masa depan serbateratur dan terencana malah tidak cocok lagi dengan tantangan zamannya!"

"Justru menghadapi tantangan berdinamika tinggi itu perlu respons cepat dengan presisi implementasi yang tinggi pula! Respons itu hanya bisa dilakukan lewat kesiagaan dan kesigapan yang segala sesuatunya terencana baik, lengkap opsi-opsi yang disediakannya!" tegas Amir.


"Menghadapi tantangan dinamika tinggi dengan perencanaan dan implementasi yang kacau-balau seperti pada kurikulum 2013 itu, hasilnya hanya chaos—kekacauan! Dalam dunia pendidikan, kekacauan akibat kesalahan model pendidikan bersifat multidimensi dalam kehidupan manusia dan masyarakatnya!"


"Tapi nasi telah menjadi bubur, kacau-balau implementasi kurikulum 2013 telah terjadi!" entak Umar. "Untuk itu, kembali ke berpikir positif dan optimistis tadi, semua 'kerusakan' akibat pemaksaan pelaksanaan kurikulum baru itu masih bisa diperbaiki! Dan perbaikan itu dilakukan oleh sekolah masing-masing, dengan mengandalkan kemampuan guru beradaptasi! Guru yang berpengalaman pasti bisa menduga maunya kurikulum baru kira-kira seperti apa! Pada pengalaman guru itulah tergantung masa depan bangsa!" ***

Selanjutnya.....

Rupiah Dilepas di Atas Rp10 Ribu/Dolar!

“BI—Bank Indonesia—pekan ini menghentikan intervensi terhadap dolar AS dan melepas kurs rupiah bermain di atas Rp10 ribu/dolar AS!” ujar Umar. “Selasa rupiah ditutup pada Rp10.105/dolar AS. Rabu BI menetapkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada level Rp10.040/dolar AS!. Artinya, BI sudah ‘merestui’ rupiah bermain di atas Rp10 ribu/dolar AS!” (Detik.com, 17-7) 

“Padahal, depresiasi rupiah masih berlanjut akibat tinggi­nya modal asing keluar (capital outflow) dan ketergantungan kita pada impor barang modal (dari elektronis sampai otomotif) dan bahan baku dari farmasi sampai terigu!” timpal Amir.

“Karena diintervensi pun Juni saja cadangan devisa kita jebol 7 miliar dolar AS kurs dolar tetap tinggi, BI jadi eman-eman cadangan devisa dan melepas rupiah mencari keseimbangan baru!” “Tentu dengan BI siaga penuh mengawal gerak depresiasi rupiah, kalau ada gejala ewes-ewes, langsung diintervensi lagi agar tidak sampai kebablasan seperti pada 1997 rupiah mencapai Rp16 ribu/dolar AS!” tukas Umar. 

“Direktur Komunikasi BI Difi Johansyah mengatakan kepada Detik.com, depresiasi rupiah terutama dipengaruhi penyesuaian kepemilikan nonresiden di aset keuangan domestik, dipicu sentimen terkait pengurangan (tappering off) stimulus moneter oleh The Fed!” 

“Begitu bahasa teknisnya. Mudahnya, modal asing kabur dari negeri kita karena The Fed (Bank Sentral AS) mengurangi dan akhirnya menghentikan stimulus ekonomi 85 miliar dolar AS per bulan (1,020 triliun dolar AS per tahun) dari semula untuk membeli obligasi pemerintah dialihkan untuk melonggarkan (me­ringankan) biaya pinjaman!” timpal Amir. 

“Dana 1,020 triliun dolar itu sama dengan PDB (produk domestik bruto) Indonesia tahun 2012! Benefit pelonggaran biaya pinjaman sebesar itu pada ekonomi AS yang diburu para pemodal hingga lari dari sini—yang cenderung mereka anggap spekulatif dibanding investasi riil di negerinya saat kondusif!” 

“Lucunya, untuk menahan capital outflow yang mengejar pelonggaran biaya pinjaman di negerinya itu, malah dilakukan dengan menaikkan suku bunga—memperberat biaya pinjaman!” tukas Umar. “Apakah investor masih tertarik pada suku bunga tinggi di negeri berisiko tinggi atau memutar di negeri sendiri saat ekonominya kondusif, wait and see!” ***
Selanjutnya.....

Memaknai, 10 Perusahaan Terbesar!

"FORTUNE Indonesia merilis 100 perusahaan terbesar di Indonesia, di peringkat berdasar pendapatan sepanjang 2012," ujar Umar. "Objeknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki data kinerja keuangan lengkap." (Kompas.com, 15-7) "Peringkat 10 terbesarnya siapa?" kejar Amir. "Pertama Astra Internasional, pendapatan Rp188,053 triliun!" jelas Umar. 

"Kedua Telkom (Persero) Rp77,143 triliun, ketiga Sampoerna Rp66,626 triliun, keempat BRI (Persero) Rp58 triliun, kelima Bank Mandiri (Persero) Rp56,917 triliun, keenam United Tractors Rp55,953 triliun, ketujuh Indofood Sukses Makmur Rp50,059 triliun, kedelapan Gudang Garam Rp49,028 triliun, kesembilan Bumi Resources Rp35,416 triliun, dan kesepuluh BCA Rp35,188 triliun!"

"Jadi, 10 terbesar itu bidang usahanya tiga perbankan, dua otomotif, dua pabrik rokok, satu telekomunikasi, satu pabrik makanan olahan, dan satu tambang batu bara!" tukas Amir. "Selain pabrik rokok yang padat karya, baik di pabrik maupun bahan baku tembakau hasil petani Jateng dan Jatim, sisanya padat modal! Juga pabrik makanan olahan, bahan bakunya lebih banyak gandum impor!" 

"Makna pertama, pertumbuhan sumbangan 10 terbesar itu lebih berkisar di lapisan menengah ke atas!" timpal Umar. "Kedua, pertumbuhan di sektor modern padat modal itu daya serapnya terhadap tenaga kerja baru relatif rendah! Akibatnya angkatan kerja baru sekitar 3 juta orang per tahun itu tak tertampung di sektor modern dan formal! Mereka tumpah ke sektor tradisional, informal, dan nonformal!" 

"Malangnya, pembangunan oleh pemerintah lebih diorientasikan ke industrial modern, hingga sektor tradisional-informal yang terbengkalai menjadi involutif, bidang usaha kian sempit dijubeli lebih banyak orang yang harus dihidupinya!" tukas Amir. 

"Warga miskin dan penganggur kian bejibun!" "Sektor tradisional-informal yang ditelantarkan pemerintah hingga involutif itu kian terbatas kemampuannya memenuhi kebutuhan!" tegas Umar. "Negara agraris ini pun mengimpor beras, gula, kedelai, bawang, cabai, buah, sayur, daging, serta ikan! Bukan salah perusahaan terbesar itu, melainkan pemerintah yang tak mampu membuat keseimbangan antarsektoral! Impor garam lebih 80% dari kebutuhan!" ***
Selanjutnya.....

Nasib Jelek Jl. Sutami-Jl. Tirtayasa!

"NASIB Jalan Sutami—Jalan Tirtayasa jelek!" ujar Umar. "Bagai anak haram, tak ada yang mau bertanggung jawab atas jalan 'ruas lingkar luar' Kota Bandar Lampung itu!"

"Sejatinya itu jalan provinsi, Pemprov Lampung yang wajib merawatnya!" timpal Amir. 

"Tapi Pemprov kata Sekretaris Dinas Bina Marga Veny Libriyanto melalui SK Gubernur 2012 telah menyerahkan ruas jalan itu ke Pemkot Bandar Lampung. Namun, Wali Kota Bandar Lampung belum mau menerima penyerahan itu sebelum diperbaiki karena biaya perbaikannya mahal! Sementara penyerahan itu secara formal belum terlaksana, jalannya makin hancur, Dinas Bina Marga mengusulkan ke pusat agar ruas jalan tersebut dijadikan jalan nasional! Nasib usul itu hingga kini belum jelas!" (Lampost, 15-7)

"Peluang usul itu terkabul dalam waktu dekat kayaknya berat!" tukas Umar. "Sebab pusat sendiri kewalahan merawat 38 ribu km jalan nasional! Menteri PU Djoko Kirmanto mengakui perbaikan jalan mudik tak bisa selesai sebelum Lebaran 1434 H." (Kompas.com, 15-7) 

"Padahal perbaikan jalan mudik itu, terutama di Pulau Jawa, kebanyakan hanya menambal lubang, hanya sebagian menambah lapisan aspal! Sedikit sekali yang harus direhabilitasi," timpal Amir. "Sedang ruas Jalan Sutami—Jalan Tirtayasa, seluruhnya harus direkonstruksi—dibongkar lapisan dasar fondasinya!" "Itu akibat ruas jalan tersebut sudah terlalu lama dibiarkan hancur oleh Pemprov yang berkewajiban merawatnya!" tegas Umar. 

"Tapi langkah Pemprov itu justru demi keadilan, karena banyak ruas jalan provinsi yang rusak separah itu juga tidak kunjung diperbaiki! Jadi kalau ruas Jalan Sutami—Jalan Tirtayasa diperbaiki malah terkesan tidak adil, mentang-mentang masuk wilayah kota dianakemaskan!" 

"Tapi dikemanakan anggaran pemeliharaan jalan provinsi, baik yang didapat dari pajak kendaraan bermotor (PKB), dana alokasi umum (DAU), dana bagi hasil pajak nasional dan lain-lain yang diterima setiap tahun?" tanya Amir. "Tentu untuk belanja eksekutif-legislatif dan belanja pegawai dengan birokrasi yang terus membengkak!" tukas Umar. 

"Semisal Satpol PP, terlihat banyak hanya untuk mengamankan kantor dari demo! Padahal untuk itu polisi punya pasukan dalmas, antihuru-hara, dan Brimob dalam jumlah yang cukup!"
Selanjutnya.....

Presiden Marah, Daging pun Terbang!

"SETELAH Presiden Susilo Bambang Yudhoyono marah dalam rapat terbatas di Bandara Halim karena harga daging sapi malah meroket di awal Ramadan, Bulog atas kesepakatan jajaran Kementerian Perekonomian mengimpor 3.000 ton daging dari Australia!" ujar Umar. "Pertama 800 ton diangkut dengan pesawat terbang tiba pekan ini, sisanya 2.200 ton lewat kapal laut tiba di Tanjung Priok paling lambat 25 Juli!"

"Ternyata para pejabat teras kita perlu didikte oleh Presiden tentang sense of crisis (sadar kondisi darurat), sense of urgensy (prioritaskan yang penting), dan sense of responsibility (rasa bertanggung jawab) untuk menjalankan tugas memenuhi kepentingan rakyat!" timpal Amir. "Kelalaian seperti itu pada kebanyakan pejabat Indonesia sering akibat kurang satu sense lagi, yakni sense of integrity—bersikap tindak sesuai posisinya di kenegaraan maupun posisi sosial dalam masyarakat!"

"Tanpa sense of integrity itu seorang pejabat negara bisa bersikap tindak sebagai calo proyek semata!" tegas Umar. "Andaikan para pejabat yang terkait dengan meroketnya harga daging sapi sejak tahun lalu itu punya sense of integrity, harga daging sapi di pasar domestik sudah kembali seperti sediakala—Rp40 ribu—Rp50 ribu/kg—jauh hari sebelum Ramadan! 

Tapi kita tak bisa mendapatkan sesuatu dari orang yang memang tidak memilikinya!" "Amat memprihatinkan jika pejabat teras harus dimarahi dulu oleh Presiden baru menjalankan tugas sebagaimana mestinya!" timpal Amir. 

"Lebih menyedihkan dalam kasus harga daging sapi, para pejabat teras itu sebenarnya tahu adanya permainan dan tahu pula siapa yang bermain di bawah kekuasaannya, tapi bahkan kepada Presiden pun mereka masih bisa melempar kesalahan pada faktor birokrasi!" 

"Karena itu, meski Presiden sempat marah, harga daging sapi mungkin akan turun hanya sementara ada short cut untuk Lebaran!" tukas Umar. "Selanjutnya, tak mudah menormalkan kembali harga daging seperti semula, kecuali dengan kendali harga oleh Bulog! Jadi ironis, apalagi kalau jalan keluarnya malah negeri agraris ini membuat penggemukan sapi di Australia!

Apa petani kita makin bodoh hingga tak becus beternak sapi?" "Bukan petani yang tak becus!" sela Amir. "Tapi sudah terbukti, pejabatnya!" ***
Selanjutnya.....

Menahan Laju Inflasi, BI ‘Rate’ Naik!

"UNTUK menahan laju inflasi Juli 2013 akibat kenaikan harga BBM pada 2,3%—2,5%, Bank Indonesia (BI) Kamis (11-7) menaikkan suku bunga acuan atau BI rate 50 basis poin (bps) jadi 6,5%!" ujar Kakek. "Ini kenaikan kedua setelah Juni BI rate naik 25 bps. Suku bunga fasilitas simpanan BI (fasbi) yang bulan lalu juga naik 25 bps kini ikut dinaikkan 50 bps jadi 4,75%!" 

"Logikanya apa, Kek, kalau suku bunga bank naik laju inflasi tertahan?" tanya Cucu. "Kalau suku bunga bank naik, masyarakat dan para pengusaha lebih berat memikul bebannya membayar bunga bank, mengurangi belanja konsumsinya!" jawab Kakek. "Dengan belanja konsumsi turun, inflasi jadi lebih rendah!"

"Penjelasan Kakek tak lucu!" entak Cucu. "Tak mungkin BI membuat keputusan bermodus memberatkan masyarakat memikul bebannya, sekaligus bisa menurunkan konsumsi, padahal konsumsi andalan pertumbuhan ekonomi kita, sumbangannya ke PDB lebih 50%!" "Kan BI lebih dahulu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 5,9%!" tegas Kakek. 

"Kenaikan harga BBM untuk menyehatkan APBN dari beban subsidi, harus ada yang dikorbankan! Dalam hal ini yang dikorbankan masyarakat, selain harus memikul beban kenaikan harga barang-barang dengan inflasi tinggi, juga beban menahan laju inflasi, yakni kenaikan suku bunga bank!" "Meskipun demikian, logika Kakek tetap kunilai akal-akalan!" tukas Cucu. 

"Tekanan kondisi ekonomi global yang justru memburuk terseret krisis zona euro, sedang perbaikan ekonomi Amerika malah menyedot dolar pulang kandang—termasuk dari Indonesia—sementara China mesin ekonomi terbesar kedua dunia sebagai pasar ekspor Indonesia tiba-tiba jadi suram (Kompas.com, 10-7), ekspor Juni Negara Tirai Bambu anjlok 3,1% dan impor turun 0,7% dari periode sama tahun lalu!" 

"Masalahnya tampak kan, BI selaku pengendali moneter terjepit dari luar dan dalam!" sambut Kakek. "Dari luar krisis ekonomi global, dari dalam kebijakan pemerintah dibuat di tengah badai krisis global! Menaikkan suku bunga bisa membuat modal asing di sini agak nyaman! Suku bunga acuan Bank Sentral negara maju rendah, di Jepang 0,1%! Itu bisa menekan permintaan dolar yang Juni saja melahap cadangan devisa 7 miliar dolar AS!" ***
Selanjutnya.....

Mohammed Assaf, Idola Baru Arab!

"MOHAMMED Assaf, 23. penyanyi acara hajatan di barak pengungsi Palestina Khan Younis, Jalur Gaza, akhir Juni 2013 menang kontes Arab Idol TV Lebanon MBC di Beirut!" ujar Umar. "Di final acara prestisius itu Assaf menaklukkan Ahmed Jamal dari Mesir dan Farah Yousef dari Suriah lewat penilaian juri dan sms, utamanya dari Jalur Gaza dan Tepi Barat yang dikerahkan oleh Presiden Palestina Mahmoud Abbas!" "Assaf jadi realitas cerita-cerita fiksi sejenis film India Slumdog Milionaire--anak daerah kumuh menang kontes acara televisi popular!" timpal Amir. 

"Assaf ikut persaingan bergengsi di dunia Arab--meliputi Asia Barat dan Afrika Utara! Piuluhan ribu orang mengelukannya sebagai pahlawan Palestina saat ia kembali ke Jalur Gaza 25 Juni! Badan PBB untuk pengungsi (UNRWA) pun mendaulat Assaf sebagai Duta perdamaian--ambassador for peace!"

"Kemenangannya dapat liputan luas media dunia, hingga pimpinan Hamas yang kurang pas dengan musik pop pun, menurut BBC, juga hadir menyambut ia kembali ke Jalur Gaza!" tukas Umar. "Assaf bahkan menjadi pemersatu Palestina baik antara pengikut Hamas dan Al Fatah, maupun Jalur Gaza dan Tepi Barat! Presiden Mahmoud Abbas akan memprakarsai show Assaf di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dan menyiapkan gelar 'diplomat' buat Assaf!" 

"Keberhasilan Assaf menjadi idola baru Arab memang berkat perjuangan yang selama ini cuma ada dalam opera sabun!" tutur Amir. "Saat mau keluar Jalur Gaza mengikuti audisi Arab Idol di Mesir, di gerbang Rafah ia dua hari ditahan imigrasi Mesir! 

Saat ia sampai hotel tempat audisi, pendaftaran peserta sudah tutup! Tulis Wikipedia, ia memanjat tembok, tapi cuma sampai tempat peserta menunggu giliran! Ia terhenyak putus asa, lalu bernyanyi untuk para kontestan yang menunggu giliran. Seorang kontestan asal Palestina yang sedang menunggu audisi, Ramadan Abu Nahel, yang mendengarnya memberikan nomor audisinya pada Assaf sambil berkata, "Aku tahu takkan lolos ke final, tapi kau mungkin!" 

"Orang seperti Ramadan Abu Nahel itu yang langka di Indonesia!" potong Umar. "Terutama di jalur politik, nyata-nyata dirinya tak punya kemampuan pun ngotot ikut kontes, lalu tak bisa berbuat apa-apa untuk rakyat, cuma numpang nikmat gengsi tongkrongannya!" ***
Selanjutnya.....

Kurikulum 2013 Terancam Gagal?

“RENDAHNYA nilai pretest dan posttes para instruktur nasional menunjukkan rendahnya pengetahuan dan penguasaan materi atas kurikulum 2013, menurut Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti berakibat kurikulum 2013 terancam gagal!” ujar Umar. “Gagal yang dimaksud Retno tentu bukan dalam pelaksanaannya yang dipaksakan oleh pemerintah, melainkan gagal dalam mencapai tujuan meningkatkan kualitas pendidikan!” 

“Gagal mencapai tujuan itu justru lebih buruk ketika pelaksanaan kurikulum 2013 dipaksakan dengan kualitas instruktur tingkat nasionalnya saja jeblok!” timpal Amir. “Instruktur nasional itu berfungsi melatih pada training on trainer (pelatihan pada pelatih) terhadap instruktur tingkat provinsi, yang kemudian akan melatih instruktur tingkat kabupaten/kota melatih guru inti hingga guru sasaran!

Bayangkan kalau kualitas instruktur nasionalnya sudah jeblok, bakal seburuk apa hasil pelatihan yang mereka berikan ke instruktur bawahnya!” “Dalam hal kualitas instruktur, orang memang tak bisa memberi apa yang tak dimilikinya!” tegas Umar. 

“Degradasi kualitas instruktur dari pusat ke daerah itu jelas akan sukar diandalkan untuk meningkatkan mutu pendidikan, andai kurikulum 2013 benar unggul sekalipun! Apalagi kurikulum 2013 itu pada dasarnya belum teruji karena secara kualitatif seperti barang yang diperam tersembunyi lalu tiba-tiba disodorkan paksa untuk disantap!” 

“Itu sebabnya para instruktur nasional yang diandalkan sebagai ujung tombak kurikulum 2013 itu pun pengetahuan dan penguasaan atas materinya rendah!” tukas Amir. “Seperti kata Retno, ketidakpahaman pelatih akan materi tak mungkin bisa menghasilkan guru inti berkualitas! 

Hal itu juga akan berdampak pada kualitas guru sasaran! Kalau pelatihnya saja tidak paham, kualitas pelatih rendah, masak diharap menghasilkan orang berkualitas tinggi!” (Metro TV, 9-7) “Tapi semua itu tak masalah bagi pemerintah, khususnya para penguasa pendidikan nasional, karena terpenting pada tahap ini bagaimana anggaran Rp500 miliar untuk pelatihan guru bisa dihabiskan secepat mungkin!” timpal Umar. 

“Mereka terkesan mempersetankan kualitas pelatihan, bahkan kualitas pendidikan nasional! Kurikulum baru dipaksakan sebatas sebagai proyek semata!” ***
Selanjutnya.....

Ekonomi di Ambang Batas Kritis!

"AMBANG batas kritis bisa dilukiskan dengan seekor kuda menyeberangi sungai dalam film koboi! Sungainya dalam, kuda tinggal tampak kepalanya mendongak menjaga hidungnya tak terbenam ke air!" ujar Umar. 

"Kalau gelombang besar hidungnya tersapu air, kepalanya sering tertelan gelombang! Tapi kepalanya kembali muncul berkat kakinya yang mengayuh sekuat tenaga agar tubuhnya tidak tenggelam!" "Mau cerita ambang kritis apa?" sela Amir.

"Kurs rupiah yang 'hidungnya' sudah sering melampaui ambang batas kritis psikologis Rp10 ribu/dolar AS, tapi tetap bisa bertahan tak tenggelam berkat dikayuh dengan intervensi dolar ke pasar dari cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI)!" jelas Umar. 

"Intervensi pasar agar dolar tak melampaui batas kritis kurs rupiah itu tak kepalang, dalam Juni 2013 menggerus cadangan devisa 7 miliar dolar!" "Jumlah itu dengan lima hari kerja seminggu dan 4,5 minggu per bulan, untuk menjaga agar kurs rupiah tak tenggelam, intervensi per hari kerja bisa menghabiskan cadangan devisa 300 juta dolar!" tukas Amir. 

"Ironisnya, untuk intervensi pasar memenuhi kebutuhan dolar agar kurs rupiah tak tenggelam itu, malah batas psikologis kritis cadangan devisa 100 miliar dolar yang tenggelam, hingga 30 Juni 2013 tinggal 98,095 miliar dolar, dari 105,149 miliar dolar pada 31 Mei 2013!" "Kurs rupiah yang timbul-tenggelam di batasan kritis psikologis Rp10 ribu/dolar itu diikuti tenggelamnya garis psikologis cadangan devisa di bawah 100 miliar dolar, mengisyaratkan ekonomi Indonesia kini berenang seleher, di ambang batas kritis!" timpal Umar. 

"Tapi seperti kuda yang berenang menyeberangi sungai selalu berhasil mencapai seberang, para pengelola ekonomi juga optimistis ekonomi Indonesia akan baik-baik saja! Itu karena setiap defisit anggaran bisa diatasi lewat utang, obligasi surat berharga negara (SBN), dan surat utang negara (SUN)." 

"Seperti pada 2012 pemerintah menambah utang baru sebesar Rp209,51 triliun, sekaligus membuat utang negara melampaui ambang batas psikologis Rp2.000 triliun—tepatnya total utang jadi Rp2.156,88 triliun, dari utang pada akhir 2011 Rp1.947,37 triliun!" tegas Amir. "Pokoknya semua batasan kritis psikologis sudah dilampaui, tinggal berharap kaki kuda yang mengayuh tidak keram!" ***
Selanjutnya.....

Militer Mesir Bantai Massa Mursi!

"MILITER Mesir membantai massa Ikhwanul Muslimin (Al Ikhwan) pendukung presiden terguling Muhammad Mursi saat salat subuh Senin (8-7), 51 orang tewas termasuk perempuan dan anak-anak, melukai 435 orang lainnya!" ujar Umar. "Militer berkilah insiden itu terjadi karena sekelompok 'teroris' berusaha menyerbu Markas Garda Republik yang diduga jadi tempat menahan Mursi!" 

"Kudeta militer merebak jadi pertumpahan darah, akhirnya perang saudara!" timpal Amir. "Demokrasi telah mati dengan Mesir kembali di bawah kekuasaan militer, perjuangan panjang rakyat Mesir menjatuhkan rezim militer di bawah Mubarak juga jadi sia-sia! Lebih tragis lagi, kini militer lebih kejam dari rezim terdahulu, tega membantai massa yang sedang salat subuh di Masjid Rabaa al-Adwiya!"

"Aksi massa Al Ikhwan menentang kudeta itu merebak di seantero negeri Mesir!" tegas Umar. "Di Kairo, ratusan ribu orang pendukung Mursi berhimpun di depan Markas Garda Republik, tempat serangan militer itu terjadi!" "Kembalinya kekuasaan militer di Mesir amat memprihatinkan!" tukas Amir. 

"Karena bisa berarti, Mesir kembali pada kendali asing! Bukan rahasia, militer Mesir mendapat bantuan Amerika Serikat 1,3 miliar dolar AS/tahun!" "Pengaruh dan kekuasaan asing cenderung dominan di negara-negara mayoritas Islam yang sedang konflik, seperti Afghanistan, Irak, Suriah, Somalia, dan kini Mesir!" ujar Umar. 

"Itu akibat satu kelompok yang merasa mayoritas atau terkuat ingin berkuasa sendiri, menikmati sendiri hasil perjuangan semua kelompok saat mengusir asing! Misalnya Afghanistan, setelah Soviet angkat kaki, Taliban mau menikmati sendiri hasil perjuangan! Di Irak Sadam Hussein dan Assad di Suriah dengan Partai Bath, lalu Mursi dengan Al Ikhwannya! Pengaruh asing jadi mudah masuk ke sel-sel yang kecewa!" 

"Mungkin karena mereka tak belajar dari tokoh-tokoh ulama Indonesia tentang kesiapan mayoritas mengayomi minoritas, seperti Wahid Hasyim, M. Natsir, dan kawan-kawan yang menghapus kalimat 'kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya' dari preambul konstitusi, hingga kemerdekaan negara menjadi milik semua golongan yang ikut berjuang!" tegas Amir. "Mau berkuasa sendiri, yang tersingkir tak diam menerimanya!" ***
Selanjutnya.....

Cadangan Devisa Ambrol 7 Miliar Dolar AS!

"KEBANGGAAN pengelola ekonomi Indonesia pada cadangan devisa di atas 100 miliar dolar AS, 30 Juni 2013 runtuh tinggal 98,095 miliar dolar AS! Cadangan devisa ambrol 7 miliar dolar dalam satu bulan, dari 105,149 dolar pada 31 Mei 2013!" ujar Umar. 

"Dengan jatuh ke bawah batasan psikologis 100 miliar dolar, pada semester I 2013 cadangan devisa rontok 14,686 miliar dolar, dari 112,781 miliar dolar pada 28 Desember 2012!" "Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Jumat (5-7), dari cadangan devisa yang jebol 7 miliar dolar pada Juni 2013 itu, 4,1 miliar dolar ditransfer investor ke luar negeri (capital outflow) lewat mekanisme bursa saham!" timpal Amir.

"Sisanya untuk intervensi pasar mengendalikan kurs rupiah agar tetap di bawah Rp10 ribu/dolar AS, membayar utang pemerintah dan swasta, serta menutup defisit neraca perdagangan akibat pendapatan ekspor yang terus merosot!" "Merosotnya cadangan devisa, meski kini masih cukup buat impor 5,4 bulan, akan jadi masalah jika tak bisa menghentikan penurunannya, terutama lewat memasukkan kembali investasi asing dan menaikkan pendapatan ekspor!" tegas Umar. 

"Investasi asing lari dari bursa saham karena kenaikan harga BBM menekan dunia usaha negeri ini hingga sukar mencetak laba yang memikat mereka! Ekonomi Indonesia akan lebih berat lagi, akibat kenaikan BBM itu pula, Gubernur BI memperkirakan inflasi Juli 2013 mencapai 2,38 persen!" 

"Ekspor juga masih berat ditingkatkan karena meski ekonomi AS dan Jepang membaik, pada priode awal justru diikuti pengurangan dan penghentian stimulus ekonomi, yang berakibat uang di pasar malah jadi terbatas!" timpal Amir. 

"Di sisi lain pemulihan ekonomi AS dan Jepang itu memperkuat nilai mata uang dolar dan yen, intervensi BI ke pasar dolar harus lebih intensif untuk menjaga kurs rupiah!" 

"Penurunan cadangan devisa yang drastis dan inflasi tinggi akibat langkah politik menaikkan harga BBM itu terangkai dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat penyerapan belanja modal pemerintah dari APBN yang tersendat oleh kesibukan elite penguasa mengurus parpol masing-masing!" tukas Umar. 

"Tinggal menunggu bakal jadi seperti apa ekonomi negara yang dikecundangi beraneka kepentingan politik!"
Selanjutnya.....

Publik Tak Percaya Moral Elite!

"LSI—Lingkaran Survei Indonesia—Minggu (7-7) merilis hasil survei 3—5 Juli 2013, dengan simpul publik semakin tidak percaya perilaku moral elite politik!" ujar Umar. "Sebanyak 65,30% responden menyatakan elite politik hipokrit (munafik), ucapannya tidak sesuai dengan perbuatannya! Hanya 26,70% responden yang menyatakan sesuai kata dengan perbuatan! Sisanya 8,00% tidak menjawab!" (Kompas.com, 7-7) 

"Tentang komitmen moral dan keteladanan perilaku moralnya?" kejar Amir. "Sebanyak 51,5% responden tidak percaya pada komitmen moral perilaku elite politik! Hanya 37,5% yang percaya, sisanya 11,0% tidak menjawab!" jelas Amir. 

"Soal keteladanan, sebanyak 52,10% responden menyatakan perilaku moral elite politik tak bisa dijadikan teladan! Hanya 47,10% responden yang menyuarakan masih bisa jadi teladan, 0,80% tidak menjawab!"

"Hasil survei itu menunjukkan tiga dimensi perilaku moral elite politik—komitmennya, kata dan perbuatannya, serta keteladanannya—klop jebloknya!" tukas Amir. "Apalagi hasil survei terakhir itu menunjukkan tren memburuknya komitmen moral elite politik dari waktu ke waktu survei LSI, dari 34,6% pada 2005 dan 39,6% pada 2009, jadi 51,5% pada Juli 2013!" 

"Namun, dengan pengumuman hasil survei dilakukan LSI sehari menjelang isbat penetapan 1 Ramadan, diharapkan melalui bulan suci ini perilaku moral elite politik bisa diperbaiki! Setidaknya, menghentikan lajunya dari tren terus memburuk!" timpal Umar. 

"Kita layak husnuzan—bersangka baik—para elite politik menyadari buruknya perilaku moral mereka hingga berusaha memperbaiki sendiri sejalan ibadah Ramadannya! Andaikan mereka bisa melakukannya sepanjang Ramadan, pada bulan-bulan lain mungkin bisa jadi terbiasa!" "Terbiasa yang mana?" tukas Amir. 

"Kalau biasa dalam perilaku moralnya yang telanjur terus memburuk itu, bahkan dalam Ramadan pun mereka mungkin sulit beralih dari kebiasaan yang telanjur lebih melembaga itu! Meski demikian, tetap kita doakan, semoga perilaku moral elite kita bisa berubah berkat ibadah Ramadannya! Utamanya tentu para elite politik dari partai berbasis massa Islam!" ***
Selanjutnya.....

Gembira Menyambut Ramadan!

"KAKEK hari ini gembira sekali, karena kalau sidang isbat nanti memastikan hilal terlihat, insya Allah ia akan jumpa Ramadan kembali!" ujar Umar. "Kegembiraannya lebih istimewa hari ini selain karena rahmat tambahan umur di atas 80-an, juga karena SMS paman, putra bungsunya, dari Jakarta tadi malam!" 

"Apa isi SMS pamanmu rupanya?" tanya Amir. 

"Apartemen yang paman idamkan harganya naik menjadi angsuran Rp12 juta/bulan, padahal gaji bulanannya tak sampai separuhnya!" jelas Umar. "Selain itu, apartemen yang sedang dibangun itu sudah full-book, semua unit sudah dibayar di depan oleh para peminatnya!"

"Apa hubungannya apartemen mahal yang habis terjual hingga pamanmu tak kebagian itu dengan kegembiraan kakekmu?" kejar Amir. "Kata kakekku tadi pagi, ketika apartemen di dunia yang harganya tak terjangkau itu tak bisa didapat, selama Ramadan Allah membuka semua pintu surganya, dan menutup pintu neraka!" jelas Umar. 

"Betapa gembira kakek bertemu Ramadan lagi, harapan terbuka lebih besar untuk mendapat surga Allah yang jauh lebih baik dari apartemen dunia itu!" "Namun, kulihat ibadah kakekmu biasa saja, tak luar biasa atau lebih menonjol dari orang lain untuk berharap seindah itu?" tukas Amir. "Jangan meremehkan amal-amal kebajikan walaupun kecil, karena sesungguhnya Allah tak pernah membedakan amal besar dan amal kecil sepanjang dikerjakan ikhlas semata karena Allah!" tegas Umar. 

"Sebaliknya para ulama mengingatkan agar jangan menonjolkan diri seperti pamer dalam beribadah, karena bisa ria—justru amalnya bisa tak diterima! Lebih dari semua itu, jumpa dengan Ramadan kembali itu doa kakek sepanjang tahun yang selalu terkabul! Itu hal yang membuatnya amat gembira dan bahagia, doanya didengar dan diijabah oleh Allah Sang Maha Pengasih!" 

"Kalau doanya soal yang gampang begitu, jelas mudah terkabul!" entak Amir. "Siapa bilang memperpanjang umur itu soal gampang? Tak ada manusia yang bisa!" tegas Umar. "Kakek berpesan agar beribadah semampunya diiringi doa secara bersungguh-sungguh! Khususnya selama Ramadan, gembiralah beribadah seperti orang lain dengan penghayatan sepenuh hati!" ***
Selanjutnya.....

'Encapsulated Authoritarian'!

"ISTILAH encapsulated authoritarian dipetik dari tulisan Max Fisher di Worldviews (The Washington Post, 3-6), uraiannya atas foto bidikan fotografer Reuters Osman Arsal saat pembubaran demonstran di Taman Taksin Gezi, Istanbul, dengan gas air mata dan air lada!" ujar Umar. "Massa pekan itu menggelar aksi duduk menolak kebijakan mengubah taman publik itu jadi sentra bisnis! Kepala Osman Arsal terluka kena lemparan tabung gas air mata, darah mengucur ke wajahnya!" 

"Apa kaitan foto itu dengan encapsulated authoritarian?" kejar Umar. "Respons amat keras pemerintah Turki terhadap aksi mempertahankan taman publik itu dinilai keterlaluan, sampai ia sebut Orwellian cruelty—kebrutalan gaya Orwell yang kejam dalam hikayat Inggris—karena Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan terpilih lewat pemilu yang demokratis!" jelas Umar.

"Jadi itu kapsul atau kepompong otoriter pada kekuasaan Erdogan yang muncul belakangan! Kepompong yang membalut penguasa jadi terlalu asyik dengan kepentingan sendiri, sukar menerima apalagi mengakomodasi kepentingan publik dan pihak-pihak lain di luar kapsulnya!" 

"Khusus untuk Erdogan dijuluki Orwellian cruelty mungkin karena bukan cuma tak peduli dan mengesampingkan kepentingan publik dan pihak lain sesama pemilik negeri, tapi malah dengan kekerasan menggilas pihak di luar kapsulnya di depan kamera jurnalis sedunia!" tukas Amir. 

"Lain lagi Presiden Mursi, ia buat sendiri kapsul dengan amendemen konstitusi menjadi hanya mengakomodasi kepentingan kelompok mayoritas berkuasa! Protes kalangan minoritas ia kesampingkan, akhirnya menjadi alasan militer mengambil alih kekuasaan!" 

"Tak kalah ironis kepompong yang dibuat para politisi dan penguasa di Indonesia dalam fase UU Ormas!" timpal Umar. "Elite yang naik ke panggung kekuasaan berkat reformasi yang menggelar era civil society, menutup diri dalam kepompong kekuasaannya dari kepentingan ormas-ormas—civil society utama negerinya—yang terkait langsung dengan UU tersebut! 

Ini jadi gambaran yang sempurna encapsulated authoritarian, kekuasaan terlalu asyik dengan kepentingan sendiri dalam kepompongnya, menutup mata-telinga mengesampingkan kepentingan publik dan pihak yang justru paling berkepentingan dengan UU buatannya!" ***
Selanjutnya.....

Semua Memangkas Pertumbuhan!

"SETELAH ketahuan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2013 hanya 6,02%, semua pihak memangkas proyeksinya!" ujar Umar. "Pertama akhir Mei BI memangkas proyeksi kuartal II, menjadi 5,9%. Disusul S&P awal Juni memangkas proyeksi 2013 dari 6,8% menjadi 6,2%. Lalu APBNP, mengubah proyeksi 2013 dari 6,8% menjadi 6,3%. Terakhir Bank Dunia, Selasa (2-7), memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 jadi hanya 5,9%!"

"Itu dipangkas dari proyeksi 2013 Bank Dunia sebelumnya 6,2%—bahkan juga lebih rendah dari pertumbuhan 2012, 6,23%!" timpal Amir. "Penyebabnya seperti dikutip The Wall Street Journal (2-7), pemulihan perekonomian global yang lebih lambat dari perkiraan serta pelemahan proyeksi investasi asing langsung terhadap Indonesia!"


"Dalam laporan outlook ekonomi kuartalan tentang Indonesia, Bank Dunia menyatakan pemulihan ekspor akan lebih lesu dan pertumbuhan impor melambat! Kondisi itu mencerminkan pelemahan investasi!" tukas Umar. "Laju inflasi diproyeksi tahun ini 7,2% akibat kenaikan harga BBM, daya beli rakyat merosot diikuti turunnya permintaan produksi domestik maupun impor! Pelambatan yang jadi simultan memunculkan tekanan-tekanan baru, membutuhkan kesiapan bagi penyesuaian kebijakan selanjutnya untuk mengamankan stabilitas ekonomi makro dan menjaga momentum pertumbuhan!"


"Ekses pelemahan ekonomi itu bahkan sudah menyesakkan rakyat di level bawah!" tegas Amir. "Tekanan eksternal akibat lemahnya permintaan ekspor oleh lambatnya pemulihan ekonomi global, menurunkan harga komoditas—kelapa sawit TBS tinggal Rp250/kg, tak cukup buat biaya panen! Tekanan domestik dan eksternal yang simultan itu, multiplier effect-nya bisa menyebabkan banyak warga jatuh masuk kriteria miskin!"


"Ketika semua pihak memangkas proyeksi pertumbuan yang dibuatnya sendiri, itu isyarat aura negatif sedang menyekap!" timpal Umar. "Artinya kita harus lebih waspada dari ketika serbanyaman tapi kita justru lalai hingga tersudut di bawah berbagai tekanan! Sikap waspada terbaik itu skeptis, gigih mencari apa yang salah untuk diperbaiki agar bisa cepat keluar dari tekanan dan aura negatif!" ***

Selanjutnya.....