Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kurikulum 2013 Terancam Gagal?

“RENDAHNYA nilai pretest dan posttes para instruktur nasional menunjukkan rendahnya pengetahuan dan penguasaan materi atas kurikulum 2013, menurut Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti berakibat kurikulum 2013 terancam gagal!” ujar Umar. “Gagal yang dimaksud Retno tentu bukan dalam pelaksanaannya yang dipaksakan oleh pemerintah, melainkan gagal dalam mencapai tujuan meningkatkan kualitas pendidikan!” 

“Gagal mencapai tujuan itu justru lebih buruk ketika pelaksanaan kurikulum 2013 dipaksakan dengan kualitas instruktur tingkat nasionalnya saja jeblok!” timpal Amir. “Instruktur nasional itu berfungsi melatih pada training on trainer (pelatihan pada pelatih) terhadap instruktur tingkat provinsi, yang kemudian akan melatih instruktur tingkat kabupaten/kota melatih guru inti hingga guru sasaran!

Bayangkan kalau kualitas instruktur nasionalnya sudah jeblok, bakal seburuk apa hasil pelatihan yang mereka berikan ke instruktur bawahnya!” “Dalam hal kualitas instruktur, orang memang tak bisa memberi apa yang tak dimilikinya!” tegas Umar. 

“Degradasi kualitas instruktur dari pusat ke daerah itu jelas akan sukar diandalkan untuk meningkatkan mutu pendidikan, andai kurikulum 2013 benar unggul sekalipun! Apalagi kurikulum 2013 itu pada dasarnya belum teruji karena secara kualitatif seperti barang yang diperam tersembunyi lalu tiba-tiba disodorkan paksa untuk disantap!” 

“Itu sebabnya para instruktur nasional yang diandalkan sebagai ujung tombak kurikulum 2013 itu pun pengetahuan dan penguasaan atas materinya rendah!” tukas Amir. “Seperti kata Retno, ketidakpahaman pelatih akan materi tak mungkin bisa menghasilkan guru inti berkualitas! 

Hal itu juga akan berdampak pada kualitas guru sasaran! Kalau pelatihnya saja tidak paham, kualitas pelatih rendah, masak diharap menghasilkan orang berkualitas tinggi!” (Metro TV, 9-7) “Tapi semua itu tak masalah bagi pemerintah, khususnya para penguasa pendidikan nasional, karena terpenting pada tahap ini bagaimana anggaran Rp500 miliar untuk pelatihan guru bisa dihabiskan secepat mungkin!” timpal Umar. 

“Mereka terkesan mempersetankan kualitas pelatihan, bahkan kualitas pendidikan nasional! Kurikulum baru dipaksakan sebatas sebagai proyek semata!” ***

0 komentar: