Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Konsumen Indonesia Paling Optimistis!

"TINGKAT kepercayaan konsumen Indonesia tertinggi dan paling optimistis di dunia!" ujar Umar. "Itu sesuai hasil Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions, 13—31 Mei 2013 di 58 negara, dilakukan online atas 29 ribu responden, 3.000 responden di Asia Tenggara!" (Kompas.com, 24-7) 

"Seberapa tinggi indeks kepercayaan dan optimismenya?" tanya Amir. "Indeks kepercayaan konsumen Indonesia 124, diikuti Filipina 121, dan India 118!" jelas Umar. "Sedang pada optimisme, 84 persen konsumen Indonesia menyatakan kondisi keuangan mereka baik dan sangat baik, diikuti Filipina 79 persen, dan Thailand 69 persen!"

"Apa artinya itu?" kejar Amir. 

"Menurut Managing Director Nielsen Indonesia Catherine Eddy, konsumen Indonesia sangat bersemangat mengenai masa depan dan pengeluaran akan tetap kuat seiring meningkatnya kemampuan masyarakat Indonesia, serta semakin mutakhirnya kebutuhan mereka!" jawab Umar. 

"Tingkat kepercayaan dan optimisme konsumen yang tinggi itu menurut dia terdapat di kawasan Asia Pasifik! Negara-negara Asia Tenggara yang disurvei Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam." "Tingkat optimisme konsumen Asia Pasifik dan Selatan (India) yang tinggi mudah dipahami, sebanding dengan tingkat religiositas warga masyarakat kawasan itu!" tegas Amir. 

"Dengan religiositas yang kuat, kepercayaan rezeki akan selalu mengalir tinggi hingga tak perlu takut untuk membelanjakan yang mereka miliki hari ini! Apalagi punya sedikit tabungan, tak perlu khawatir untuk memutakhirkan kebutuhannya, dari handphone sampai mobil!" 

"Survei itu memang juga mencatat konsumen Indonesia penabung jangka panjang tertinggi!" timpal Umar. "Sebanyak 71 persen responden Indonesia menyatakan menabung dana cadangan mereka!" 

"Itu menunjukkan hasil survei itu memotret nyaris sempurna perilaku konsumen kita, terutama warga lapisan menengah atas yang terkoneksi internet!" tegas Amir. "Bukan cuma yang punya usaha atau penghasilan tetap, kepercayaan dan optimisme itu juga berlaku pada para pemalak! Bahkan, yang konsumsinya tinggi dipenuhi lewat korupsi paling sulit menurunkan sifat konsumtif keluarganya!" ***

0 komentar: