"AMBANG batas kritis bisa dilukiskan dengan seekor kuda menyeberangi sungai dalam film koboi! Sungainya dalam, kuda tinggal tampak kepalanya mendongak menjaga hidungnya tak terbenam ke air!" ujar Umar.
"Kalau gelombang besar hidungnya tersapu air, kepalanya sering tertelan gelombang! Tapi kepalanya kembali muncul berkat kakinya yang mengayuh sekuat tenaga agar tubuhnya tidak tenggelam!"
"Mau cerita ambang kritis apa?" sela Amir.
"Kurs rupiah yang 'hidungnya' sudah sering melampaui ambang batas kritis psikologis Rp10 ribu/dolar AS, tapi tetap bisa bertahan tak tenggelam berkat dikayuh dengan intervensi dolar ke pasar dari cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI)!" jelas Umar.
"Intervensi pasar agar dolar tak melampaui batas kritis kurs rupiah itu tak kepalang, dalam Juni 2013 menggerus cadangan devisa 7 miliar dolar!" "Jumlah itu dengan lima hari kerja seminggu dan 4,5 minggu per bulan, untuk menjaga agar kurs rupiah tak tenggelam, intervensi per hari kerja bisa menghabiskan cadangan devisa 300 juta dolar!" tukas Amir.
"Ironisnya, untuk intervensi pasar memenuhi kebutuhan dolar agar kurs rupiah tak tenggelam itu, malah batas psikologis kritis cadangan devisa 100 miliar dolar yang tenggelam, hingga 30 Juni 2013 tinggal 98,095 miliar dolar, dari 105,149 miliar dolar pada 31 Mei 2013!" "Kurs rupiah yang timbul-tenggelam di batasan kritis psikologis Rp10 ribu/dolar itu diikuti tenggelamnya garis psikologis cadangan devisa di bawah 100 miliar dolar, mengisyaratkan ekonomi Indonesia kini berenang seleher, di ambang batas kritis!" timpal Umar.
"Tapi seperti kuda yang berenang menyeberangi sungai selalu berhasil mencapai seberang, para pengelola ekonomi juga optimistis ekonomi Indonesia akan baik-baik saja! Itu karena setiap defisit anggaran bisa diatasi lewat utang, obligasi surat berharga negara (SBN), dan surat utang negara (SUN)."
"Seperti pada 2012 pemerintah menambah utang baru sebesar Rp209,51 triliun, sekaligus membuat utang negara melampaui ambang batas psikologis Rp2.000 triliun—tepatnya total utang jadi Rp2.156,88 triliun, dari utang pada akhir 2011 Rp1.947,37 triliun!" tegas Amir. "Pokoknya semua batasan kritis psikologis sudah dilampaui, tinggal berharap kaki kuda yang mengayuh tidak keram!" ***
0 komentar:
Posting Komentar