"INI terobosan terakhir Jokowi, menjual daging murah Rp65 ribu/kg di Monas sejak Kamis (18-7)," ujar Umar. "Peminatnya ramai, antrean jadi sangat panjang, hingga setiap pembeli semula dapat 2 kg dikurangi menjadi 1 kg!"
"Itu dilakukan saat harga daging sapi di pasar masih Rp100 ribu/kg, di operasi pasar Bulog Rp75 ribu/kg!" timpal Amir.
"Penjualan daging murah itu dilakukan di stan Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov DKI di UMKM Expo di Monas! Pemprov DKI menggandeng pemasok dengan memberi subsidi Rp20 ribu/kg!"
"Subsidi sebesar itu menjadi kata kunci upaya serupa sukar dilakukan daerah lain, apalagi Lampung, yang APBD-nya untuk memenuhi kewajiban pokok saja, seperti memelihara jalan, tak cukup!" tukas Umar. "APBD DKI lebih dari Rp40 triliun, Lampung hanya Rp4 triliun! Bukan soal besar-kecilnya anggaran, melainkan apakah untuk semua masalah harus Jokowi yang bisa membuat terobosan?"
"Itu dia! Buktinya, sewaktu Jokowi menjabat wali kota Solo yang anggarannya kecil, juga banyak hal bisa dia lakukan!" sambut Amir. "Intinya, karena Jokowi melakukan reformasi birokrasi dalam praktik nyata di lapangan, sedangkan para pejabat lain masih melakukannya dengan cara lama, cuma bermain teori di atas kertas!"
"Tepat sekali! Contohnya lelang jabatan camat dan lurah, itu menghindari like or dislike serta ketergantungan pada setoran—pejabat yang rajin setor bernilai besar dipertahankan, sedangkan yang setorannya kecil disingkirkan!" timpal Umar.
"Dengan cara itu pula didapat calon terbaik untuk setiap posisi!" "Contoh terobosan Jokowi yang dahsyat justru dalam penertiban, dari Waduk Pluit hingga PKL Tanah Abang!" tegas Amir. "Penertiban untuk normalisasi Waduk Pluit yang amat penting buat pengendali banjir, yang sampai dicampuri Komnas HAM dan Badan Urusan Kemanusiaan PBB, diselesaikan Jokowi dengan mengundang warga Waduk Pluit makan siang di Balai Kota! PKL Tanah Abang yang tak pernah berhasil ditertibkan, tanpa bentrok mau direlokasi dengan membangun jalan layang untuk memperlancar lalu lintas yang sekaligus memudahkan mobil ke lokasi baru mereka!"
"Sementara di Lampung, menertibkan perambah Register 45 bertahun-tahun tak selesai!" tukas Umar. "Justru perambahnya yang meruyak, dari ratusan kini malah menjadi ribuan!" ***
0 komentar:
Posting Komentar