"KEBANGGAAN pengelola ekonomi Indonesia pada cadangan devisa di atas 100 miliar dolar AS, 30 Juni 2013 runtuh tinggal 98,095 miliar dolar AS! Cadangan devisa ambrol 7 miliar dolar dalam satu bulan, dari 105,149 dolar pada 31 Mei 2013!" ujar Umar.
"Dengan jatuh ke bawah batasan psikologis 100 miliar dolar, pada semester I 2013 cadangan devisa rontok 14,686 miliar dolar, dari 112,781 miliar dolar pada 28 Desember 2012!"
"Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, Jumat (5-7), dari cadangan devisa yang jebol 7 miliar dolar pada Juni 2013 itu, 4,1 miliar dolar ditransfer investor ke luar negeri (capital outflow) lewat mekanisme bursa saham!" timpal Amir.
"Sisanya untuk intervensi pasar mengendalikan kurs rupiah agar tetap di bawah Rp10 ribu/dolar AS, membayar utang pemerintah dan swasta, serta menutup defisit neraca perdagangan akibat pendapatan ekspor yang terus merosot!" "Merosotnya cadangan devisa, meski kini masih cukup buat impor 5,4 bulan, akan jadi masalah jika tak bisa menghentikan penurunannya, terutama lewat memasukkan kembali investasi asing dan menaikkan pendapatan ekspor!" tegas Umar.
"Investasi asing lari dari bursa saham karena kenaikan harga BBM menekan dunia usaha negeri ini hingga sukar mencetak laba yang memikat mereka! Ekonomi Indonesia akan lebih berat lagi, akibat kenaikan BBM itu pula, Gubernur BI memperkirakan inflasi Juli 2013 mencapai 2,38 persen!"
"Ekspor juga masih berat ditingkatkan karena meski ekonomi AS dan Jepang membaik, pada priode awal justru diikuti pengurangan dan penghentian stimulus ekonomi, yang berakibat uang di pasar malah jadi terbatas!" timpal Amir.
"Di sisi lain pemulihan ekonomi AS dan Jepang itu memperkuat nilai mata uang dolar dan yen, intervensi BI ke pasar dolar harus lebih intensif untuk menjaga kurs rupiah!"
"Penurunan cadangan devisa yang drastis dan inflasi tinggi akibat langkah politik menaikkan harga BBM itu terangkai dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat penyerapan belanja modal pemerintah dari APBN yang tersendat oleh kesibukan elite penguasa mengurus parpol masing-masing!" tukas Umar.
"Tinggal menunggu bakal jadi seperti apa ekonomi negara yang dikecundangi beraneka kepentingan politik!"
0 komentar:
Posting Komentar