Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Presiden Marah, Daging pun Terbang!

"SETELAH Presiden Susilo Bambang Yudhoyono marah dalam rapat terbatas di Bandara Halim karena harga daging sapi malah meroket di awal Ramadan, Bulog atas kesepakatan jajaran Kementerian Perekonomian mengimpor 3.000 ton daging dari Australia!" ujar Umar. "Pertama 800 ton diangkut dengan pesawat terbang tiba pekan ini, sisanya 2.200 ton lewat kapal laut tiba di Tanjung Priok paling lambat 25 Juli!"

"Ternyata para pejabat teras kita perlu didikte oleh Presiden tentang sense of crisis (sadar kondisi darurat), sense of urgensy (prioritaskan yang penting), dan sense of responsibility (rasa bertanggung jawab) untuk menjalankan tugas memenuhi kepentingan rakyat!" timpal Amir. "Kelalaian seperti itu pada kebanyakan pejabat Indonesia sering akibat kurang satu sense lagi, yakni sense of integrity—bersikap tindak sesuai posisinya di kenegaraan maupun posisi sosial dalam masyarakat!"

"Tanpa sense of integrity itu seorang pejabat negara bisa bersikap tindak sebagai calo proyek semata!" tegas Umar. "Andaikan para pejabat yang terkait dengan meroketnya harga daging sapi sejak tahun lalu itu punya sense of integrity, harga daging sapi di pasar domestik sudah kembali seperti sediakala—Rp40 ribu—Rp50 ribu/kg—jauh hari sebelum Ramadan! 

Tapi kita tak bisa mendapatkan sesuatu dari orang yang memang tidak memilikinya!" "Amat memprihatinkan jika pejabat teras harus dimarahi dulu oleh Presiden baru menjalankan tugas sebagaimana mestinya!" timpal Amir. 

"Lebih menyedihkan dalam kasus harga daging sapi, para pejabat teras itu sebenarnya tahu adanya permainan dan tahu pula siapa yang bermain di bawah kekuasaannya, tapi bahkan kepada Presiden pun mereka masih bisa melempar kesalahan pada faktor birokrasi!" 

"Karena itu, meski Presiden sempat marah, harga daging sapi mungkin akan turun hanya sementara ada short cut untuk Lebaran!" tukas Umar. "Selanjutnya, tak mudah menormalkan kembali harga daging seperti semula, kecuali dengan kendali harga oleh Bulog! Jadi ironis, apalagi kalau jalan keluarnya malah negeri agraris ini membuat penggemukan sapi di Australia!

Apa petani kita makin bodoh hingga tak becus beternak sapi?" "Bukan petani yang tak becus!" sela Amir. "Tapi sudah terbukti, pejabatnya!" ***

0 komentar: