"FORTUNE Indonesia merilis 100 perusahaan terbesar di Indonesia, di peringkat berdasar pendapatan sepanjang 2012," ujar Umar. "Objeknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memiliki data kinerja keuangan lengkap." (Kompas.com, 15-7)
"Peringkat 10 terbesarnya siapa?" kejar Amir.
"Pertama Astra Internasional, pendapatan Rp188,053 triliun!" jelas Umar.
"Kedua Telkom (Persero) Rp77,143 triliun, ketiga Sampoerna Rp66,626 triliun, keempat BRI (Persero) Rp58 triliun, kelima Bank Mandiri (Persero) Rp56,917 triliun, keenam United Tractors Rp55,953 triliun, ketujuh Indofood Sukses Makmur Rp50,059 triliun, kedelapan Gudang Garam Rp49,028 triliun, kesembilan Bumi Resources Rp35,416 triliun, dan kesepuluh BCA Rp35,188 triliun!"
"Jadi, 10 terbesar itu bidang usahanya tiga perbankan, dua otomotif, dua pabrik rokok, satu telekomunikasi, satu pabrik makanan olahan, dan satu tambang batu bara!" tukas Amir. "Selain pabrik rokok yang padat karya, baik di pabrik maupun bahan baku tembakau hasil petani Jateng dan Jatim, sisanya padat modal! Juga pabrik makanan olahan, bahan bakunya lebih banyak gandum impor!"
"Makna pertama, pertumbuhan sumbangan 10 terbesar itu lebih berkisar di lapisan menengah ke atas!" timpal Umar. "Kedua, pertumbuhan di sektor modern padat modal itu daya serapnya terhadap tenaga kerja baru relatif rendah! Akibatnya angkatan kerja baru sekitar 3 juta orang per tahun itu tak tertampung di sektor modern dan formal! Mereka tumpah ke sektor tradisional, informal, dan nonformal!"
"Malangnya, pembangunan oleh pemerintah lebih diorientasikan ke industrial modern, hingga sektor tradisional-informal yang terbengkalai menjadi involutif, bidang usaha kian sempit dijubeli lebih banyak orang yang harus dihidupinya!" tukas Amir.
"Warga miskin dan penganggur kian bejibun!" "Sektor tradisional-informal yang ditelantarkan pemerintah hingga involutif itu kian terbatas kemampuannya memenuhi kebutuhan!" tegas Umar. "Negara agraris ini pun mengimpor beras, gula, kedelai, bawang, cabai, buah, sayur, daging, serta ikan! Bukan salah perusahaan terbesar itu, melainkan pemerintah yang tak mampu membuat keseimbangan antarsektoral! Impor garam lebih 80% dari kebutuhan!" ***
0 komentar:
Posting Komentar