Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Becermin pada Profesi Dokter!

"SAAT memulai uji kompetensi wartawan, Wina Armada dari Dewan Pers memakai profesi dokter sebagai contoh kompetensi profesi!" ujar Umar. "Sudah lazim suami membawa istrinya ke dokter kandungan tanpa kecuali dokter pria! Suami serahkan istrinya untuk diperiksa dokter kandungan, termasuk pada bagian yang tertutup!" "Itu terjadi karena dengan kompetensinya profesi dokter mendapat kepercayaan atau kredibilitas tinggi di masyarakat!" timpal Amir. "Mungkin belum ada profesi lain di negeri kita yang kredibilitasnya setinggi itu—dipercaya para suami untuk memeriksa bagian pribadi istrinya!"

"Untuk mendapatkan kredibilitas itu, profesi wartawan (juga guru) kini giat melakukan uji kompetensi profesi!" tegas Umar. "Kalau profesi lain saja ingin meraih kredibilitas seperti dokter, wajar jika para dokter resah ketika masa depan profesinya terancam kriminalisasi! 

Hal itu mungkin sukar dipahami orang dari profesi lain, lebih-lebih yang kredibilitas profesinya lebih rendah dari dokter!" "Itu terlihat pada kritik dan cercaan saat dokter mogok Rabu lalu!" timpal Amir. 

 "Siapa pun boleh mengkritik dokter karena kritik itu hak setiap orang! Namun, mencerca orang sebaiknya introspeksi ke profesinya, apa kredibilitas profesinya sudah lebih tinggi dari dokter? Kalau belum, untuk mencerca dia lebih baik meningkatkan dahulu kredibilitas profesinya!" "Namun, kalangan dokter juga harus berpikir sesuai kredibilitasnya!" timpal Umar. 

 "Misalnya, menyadari fungsinya tidak tergantikan, untuk berjuang para dokter harus menjaga fungsinya tetap jalan! Sebab, demo semua dokter atau sebagian, hasilnya sama! Pesan unjuk rasanya sampai ke alamat yang dituju! Lebih elegan, perjuangan tanpa mencederai fungsinya yang mulia!" "Pelaksanaan fungsi itu faktor utama kredibilitas!" tegas Amir.

 "Dokter jangan mencederai sendiri kredibilitasnya demi alasan apa pun! Jangan yang dikandung berceceran, yang dikejar tiada dapat!" "Untuk itu, dokter juga perlu kritis pada lingkungan kerjanya! Dokter jangan mau cuma kena getahnya akibat manajemen rumah sakit yang membuat kebijakan tidak sesuai dengan sumpah dokter dalam mengutamakan kemanusiaan! Misalnya, pasien harus setor uang muka tertentu untuk dilayani rumah sakit—seperti kasus Manado dan kasus-kasus lain!" timpal Amir. 

"Dokter dengan kredibilitas profesi yang tinggi itu punya posisi tawar untuk menekan rumah sakit agar sesuai misi dokter! Tekanan dokter ke manajemen rumah sakit pasti didukung masyarakat—tidak seperti aksi dokter Rabu lalu!" ***
Selanjutnya.....

Semua Rontok, Fundamental Baik!


"PARADOKS ekonomi Indonesia terletak pada retorika pengelolanya!" ujar Umar. 

"Ketika semua standar ekonomi kita rontok di pasar, kurs rupiah tembus melampaui Rp11.995/dolar AS dan IHSG sudah timbul-tenggelam di level 4.250, Gubernur BI dan Menteri Keuangan minta rakyat tetap tenang karena fundamental ekonomi kita baik! 

Di situ paradoksnya, fundamental ekonomi baik tapi nilai rupiah dan IHSG rontok terus!" "Paradoks tragis juga dialami Bursa Efek Indonesia! Bursa negeri lain selalu naik atau turun terbawa Wall Street, IHSG malah kebalikannya!" kata Amir

"Setelah pekan lalu Indeks Dow Jones mencatat kenaikan 22% sepanjang 2013, Rabu (27/11) Dow Jones dan S%P 500 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah (Kompas.com, 28/11), IHSG justru menggenapi kerontokan nilainya jadi 15%, dari sebelumnya sempat di atas 5.000, hari itu tinggal 4.251." 

"Itu pun masih mendingan Gubernur BI mengungkap penyebab melemahnya rupiah, yakni besarnya kebutuhan dolar triwulan akhir tahun untuk repatriat penghasilan (transfer laba modal asing) serta buat membayar utang pokok dan bunga para pengusaha swasta—lebih 21 miliar dolar AS!" ujar Umar. 

"Tetapi Menteri Keuangan, malah berkilah masih menunggu kabar baik! Dan kabar baik itu ternyata pengumuman dari Badan Pusat Statistik (BPS) tentang angka inflasi yang diharapkan kecil, Januari sampai akhir November 2013 di bawah 9%!" "Menteri Keuangan menunggu kabar baik soal inflasi di bawah 9% itu lucu!" tukas Amir. 

"Sebab, dengan inflasi sampai akhir Oktober 2013 saja sudah mencapai 8,32%, kenyataannya sudah sangat memberatkan kehidupan rakyat banyak yang umumnya berpenghasilan kecil! Seperti keluarga buruh dengan UMP 2013 sebesar Rp1.150! Lagi pula, pengendalian inflasi secara formal kan domain BI?" "Begitulah paradoks, serbaterbalik!" timpal Umar. 

"Namun, paradoks pada kedua pejabat itu hanya bagian kecil dari paradoks ekonomi nasional kita secara keseluruhan, yang daftarnya bisa amat panjang! Itu dimulai dari Indonesia pemilik garis pantai terpanjang di dunia, tapi konsumsi garam rakyatnya lebih 90% dari impor! 

Lalu negeri agraris pemakan tempe terbesar di dunia ini, kedelainya harus impor, dan seterusnya!" "Karena segalanya sudah serbaparadoks, wajar retorika para pejabat dan politisinya juga paradoksal!" tegas Amir. "Apalagi, segalanya jadi serbaparadoks itu justru sebagai buah retorika pejabat dan politikus yang kebablasan jadi realitas!"
Selanjutnya.....

Protes Kriminalisasi Profesi Dokter!


"SESUAI imbauan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Pengurus Besar Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (PB POGI), Rabu 27 November 2013, dokter seluruh Indonesia melakukan mogok sebagai protes atas kriminalisasi terhadap profesi dokter!" ujar Umar. "IDI berprinsip putusan malapraktek hanya bisa diberikan oleh yang berkompeten dalam profesinya, hingga putusan malapraktek dari luar kompetensi profesinya merupakan kriminalisasi!" 

"Putusan Kasasi MA No. 365.K/Pid/2012 tanggal 18 September 2012, tiga dokter spesialis kandungan dan kebidanan, Dewa Ayu Sasiary Prawani, Hendry Simanjuntak, dan Hendy Siagian dinyatakan bersalah akibat kelalaian mereka pasien Julia Fransiska Makatey (25) meninggal setelah dioperasi di RSUP Kandau, Manado, pada 2010," timpal Amir. "Atas putusan kasasi masing-masing dihukum 10 bulan penjara, Ayu dan Simanjuntak pekan lalu dieksekusi masuk bui, sedang Siagian belum hadir!"

"Menurut Jerry Tambun, kuasa hukum para dokter tersebut, hukuman terhadap para dokter itu MA berdasar pasal KUHP akibat kelalaian menghilangkan nyawa orang lain. Di PN Manado, ketiga dokter divonis bebas! Di PT putusan itu diperkuat dengan tambahan saksi ahli yang menyatakan operasi dilakukan sesuai prosedur!" tukas Umar. 

"Untuk itu, guru besar obstetri dan ginekologi Universitas Sam Ratulangi, Najoan Warouw, yang merupakan mentor para dokter terpidana itu menyatakan ketiga dokter kompeten melakukan operasi dan mereka melakukan sesuai prosedur! 

Mengenai kelalaian mereka tidak memberi tahu keluarga korban risiko operasi, Warouw menyatakan bukan mereka tidak meminta izin ke keluarga, melainkan kondisi korban harus segera dilakukan operasi!" (Manado Post, 12/11) "Menurut Tambun, pasien itu dirujuk dari puskesmas, saat tiba di RS itu kondisinya kritis, dengan air ketuban sudah pecah! Tim dokter harus bertindak cepat untuk menyelamatkan pasien!" timpal Amir. 

"Saat dibedah, darah pasien sudah hitam akibat kontaminasi yang terjadi sebelum sampai rumah sakit itu! Operasinya sendiri berhasil menyelamatkan bayi dalam kandungan, yang sampai sekarang hidup dengan sehat berusia 3 tahun! Ibunya meninggal setelah operasi usai akibat kontaminasi darah hubungan jantung dan paru-paru tersumbat!" "Riwayat medis pasien itu jadi novum di PK!" tegas Umar. "Aksi para dokter di MA Rabu berharap, lewat PK profesi dokter diselamatkan dari kriminalisasi!"
Selanjutnya.....

Supremasi Hukum Kasus Century!

http://lampost.co/berita/supremasi-hukum-kasus-century

"SETELAH melalui proses politik yang amat panjang di DPR, kasus Bank Century terkait pembengkakan dana talangan dari Rp630 miliar menjadi Rp6,7 triliun mulai diproses hukum KPK, dengan tersangka mantan Deputi Gubernur BI Budi Mulya yang telah ditahan," ujar Umar. "Untuk itu, KPK telah memeriksa dua saksi, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wakil Presiden Boediono yang waktu itu gubernur BI." "Selaku wakil presiden, Jusuf Kalla saat itu incharge memimpin pemerintahan dalam negeri karena Presiden SBY sedang tugas ke luar negeri!" timpal Amir. 

"Di Komisi III DPR, Jusuf Kalla menyatakan menerima laporan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa ekonomi Indonesia aman dari dampak krisis keuangan AS! Namun, sehari kemudian, rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan ekonomi Indonesia terdampak krisis AS, sehingga kegagalan institusi keuangan betapa pun kecilnya, kejatuhannya berefek domino secara sistemik! Karena itu, KSSK sepakat memberikan dana talangan untuk menyelamatkan Bank Century!"

"Dalam konferensi pers usai diperiksa KPK, Sabtu (23/11), Boediono menyatakan pembengkakan dana talangan dari Rp630 miliar menjadi Rp6,7 triliun terjadi setelah ada keputusan pengambilalihan, sehingga penentuan dana talangan menjadi ranah (domain) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan pengawas bank di BI!" kutip Umar. 

"Setelah diambil alih LPS, dengan mandat untuk diselamatkan KSSK, ujar Boediono, Bank Century itu menjadi milik LPS!" (Kompas, 24/11) "Keterangan pers Boediono itu menyulut reaksi tim pengawas kasus Century DPR karena berbeda dengan keterangan Jusuf Kalla!" timpal Amir. 

"Perbedaan itu sudah ada sejak awal kejadian karena informasi yang diterima Jusuf Kalla berbeda dengan kebijakan yang dibuat KSSK! Justru di balik perbedaan itulah yang kini didalami KPK dalam proses hukumnya! Namun, reaksi pihak DPR itu layak dihargai sebagai pelaksanaan tugasnya!" "Namun, sebenarnya, justru secara hukum keterangan Boediono itu membariskan banyak orang lagi terkait pembengkakan dana talangan, selain pengawas bank di BI yang telah ditahan!" kata Umar. 

"Semisal dari LPS, yang atas nama KSSK mengambil alih Bank Century dan menetapkan dana talangan tambahan kemudian!" "Artinya, kini giliran proses hukum yang dijalankan, jadi intervensi politik jeda dulu agar proses hukumnya berjalan murni dan supremasi hukum bisa ditegakkan!" ujar Amir. "Hasil akhir proses hukum itu nanti yang terbuka untuk dinilai dan dikritik, baik substantif maupun sistemik!"
Selanjutnya.....

Tercapai, Kesepakatan Nuklir Iran!


"KESEPAKATAN nuklir Iran tercapai Minggu (24/11) antara Republik Islam Iran dan lima negara pemilik hak veto DK PBB (AS, Inggris, Rusia, Prancis, China) dan Jerman (5+1) di Genewa!" ujar Umar. "Iran menerima syarat pembatasan pengayaan uranium 5%, kompensasinya blokade ekonomi Barat pada negerinya dibuka kembali! 

Tahap pertama, dibuka kembali rekening Iran di bank asing!" "Itu buah sikap bijaksana Presiden Iran Hassan Rouhani!" timpal Amir. "Tanpa sikap konfrontatif dan menutup diri pada dunia, selain program nuklir negerinya untuk benar-benar demi kepentingan energi selamat, penderitaan rakyat Iran akibat blokade ekonomi Barat terhadap negerinya juga bisa diakhiri!"

"Kehidupan rakyat kelas menengah ke bawah negeri berpenduduk 68 juta jiwa (2005) itu memang amat menderita akibat sanksi ekonomi internasional!" tegas Umar. "Situs Jerman (www.dw.de), yang negerinya dianggap netral untuk Iran (Jerman dijadikan pendamping Iran dalam perundingan nuklir), melaporkan akibat blokade ekonomi itu pengangguran, kemiskinan, dan inflasi mengubah total banyak warga Iran!" 

"Akhir Maret 2013, lapor situs itu, Badan Statistik Iran menyatakan inflasi tahunan (yoy) 30%, tertinggi dalam sejarah Iran!" timpal Amir, "Menurut keterangan resmi harga bahan pangan setahun naik 60%. Tapi, kata pakar ekonomi, kenaikan yang sebenarnya lebih tinggi! Nilai mata uang riyal Iran merosot. 

Sejak embargo minyak Eropa medio 2012 pada 20 ribu riyal/dolar AS, Juni 2013 jadi 35 ribu riyal/dolar!" "Tapi itu dirasakan warga kelas menengah ke bawah!" tukas Umar. "Iran itu negara kaya, produksi minyak buminya saat normal lebih 4 juta barel per hari, PDB-nya 825 miliar dolar AS (2008), pendapatan per kapita mereka di atas 10 ribu dolar AS—tiga kali lipat Indonesia! 

Penguasa dan lapisan menengah atas cuek pada embargo!" "Tapi di lapisan menengah bawah amat menderita! Itu pula alasan tokoh moderat Rouhani bisa memenangi pemilu!" timpal Amir. "Celakanya, obat-obatan juga langka karena tak ada ekspor akibat tak bisa mencairkan dananya dengan rekening Bank Sentral Iran beku di luar negeri!" 

"Kini, berkat ayunan langkah pertama pemerintahan Rouhani yang tepat, semua derita oleh tekanan Barat akibat nuklir Iran itu segera berakhir!" tegas Umar. "Israel paling kecewa pada kesepakatan Iran dengan 5+1 itu, hingga menyebutnya sebagai kecelakaan sejarah terburuk! Tapi Obama berkilah, dengan pembatasan nuklir Iran, yang paling diuntungkan sebenarnya justru Israel!" ***
Selanjutnya.....

Bayar Utang Dolar, Rupiah Jeblok!


"PEMBAYARAN pokok dan bunga utang luar negeri yang jatuh tempo Triwulan IV 2013 sebesar 21,025 miliar dolar AS, menekan rupiah hingga kurs tengah BI Rp11.717 per dolar AS pada penutupan Jumat sore!" ujar Umar. 

"Tekanan akan lebih berat kian dekat ke akhir tahun, karena swasta yang harus bayar utang lebih besar, 18,894 miliar dolar AS, dibanding pemerintah dan BI 2,131 miliar dolar AS! Swasta beli dolar untuk itu di pasar!" (Kompas, 22-11). 

"Itu yang disebut tekanan nyata terhadap rupiah!" timpal Amir. "Setengah tahun terakhir rupiah lebih tertekan oleh isu rencana The Fed memangkas stimulus! Sehingga, pengurangan subsidi BBM yang logisnya memperkuat rupiah juga tak mengurangi laju pelemahan rupiah dari Rp9.700 per dolar AS pada 31 Desember 2012! 

Jadi, rupiah terdepresiasi 2.000 poin sepanjang 2013, sedang Indeks Dow Jones, penerima advantage isu itu dengan modal pulang kandang, priode sama terapresiasi (naik) 22%!"

"Demikian nasib rupiah yang rentan pada pengaruh luar negeri! Isu stimulus saja diayun, kursnya rontok!" tegas Umar. "Hal itu terjadi karena ketergantungan ekonomi nasional pada dana kredit luar negeri, baik pemerintah maupun swasta! Sampai akhir Oktober 2013, total utang luar negeri kita 259.867 miliar dolar AS, atau dengan kurs Rp11.700 per dolar AS Rp3.040 triliun! 

Utang pemerintah 123.210 miliar dolar AS dan swasta 136.660 miliar dolar AS." "Peningkatan utang luar negeri swasta cukup pesat, dalam 5 tahun nyaris dua kali lipat dari 73,61 miliar dolar AS pada 2009!" timpal Amir. "Sedang utang pemerintah dalam priode sama naik 24%, dari 99,27 miliar dolar AS pada 2009. 

Tapi apakah kenaikan utang pemerintah itu ada manfaat yang setara dinikmati rakyat, lain soal! Karena, yang penting bagaimana BI bisa mengendalikan kurs rupiah agar tidak tembus Rp12.000/dolar AS!" "Artinya BI harus ketat mengontrol pasar dalam memenuhi pasokan dolar, agar spekulan tak leluasa bermain!" tegas Umar. 

"Untuk itu kondisi BI cukup prima, dengan cadangan devisa akhir Oktober 2013 sebesar 97 miliar dolar AS, naik 1,3 miliar dolar AS dari 95,7 miliar dolar AS pada akhir September 2013." "Ketatnya kendali BI atas kurs rupiah itu tak bisa ditawar, karena kalau tembus Rp12.000/dolar AS, selain mengulang realitas 

Krismon 1998, juga beban hidup rakyat tambah berat oleh garam, kedelai dan kebutuhan lain sehari-hari mereka yang dipenuhi dari impor!" timpal Amir. 

"Kalau mau jujur, yang harus jadi ukuran fundamental ekonomi Indonesia kini adalah yang serba impor itu!" ***
Selanjutnya.....

Hindari Kekacauan Pemilu 2014!


"PDIP dan Partai NasDem menghendaki pemilu berlangsung jujur dan adil!" ujar Umar. 

"Dalam pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Kamis (21/11), di Jakarta, kedua partai bersepakat terkait berbagai ketidakberesan pemilu, yaitu kekacauan daftar pemilih tetap (DPT), dilibatkannya Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) di kerja KPU, demokratisnya penyelenggaraan pemilu, dan putusan Mahkamah Konstitusi terkait pencoblosan ganda!" (Kompas, 22/11)

"Semua hal yang dimasalahkan kedua partai bisa memicu kekacauan dalam Pemilu 2014, baik pemilu legislatif atau pemilu presiden!" timpal Amir. "Menurut Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem Ferry Mursyidan Baldan, kekacauan DPT tak bisa dipandang sebagai masalah administratif semata, tetapi secara sistematis ada upaya kejahatan pemilu! 

'Pengacauan' DPT itu satu step dari rawan penggelembungan suara, karena angka fiktif di DPT diikuti sejumlah surat suara yang nganggur!" (MI, 22/11) "Pengacauan DPT itu bukan mustahil jika terkait skenario melibatkan Lemsaneg membantu mengatasinya!" tukas Umar. 

"Keterlibatan Lemsaneg, yang kerjanya seperti intelijen itu memproses data pemilu, jelas runyam dan menjatuhkan tingkat kepercayaan pada hasil pemilu!" "Kemudian Mahkamah Konstitusi (MK) yang akhirnya terbongkar menjadi bagian konspirasi kejahatan pemilu!" timpal Amir. 

"Sebenarnya hal itu sudah berlangsung sejak Refli Harun mengungkap kasus pemilukada di Papua dan Bengkulu! Justru setelah Akil Mochtar tertangkap tangan oleh KPK, berbagai pengalaman kerja MK yang tak beres di masa lalu itu, ke depan rawan memicu kekacauan!" 

"Ketakberesan MK itu diungkap Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella dan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo!" (Kompas, idem) tegas Umar. "Dalam kasus Papua dan Bali MK mengizinkan pemilih memilih lebih dari satu kali! Rio Capella minta MK batalkan dalil hukum yang membolehkan itu! MK harus membatalkan sistem noken (perwakilan dalam pemilihan) yang nyata bertentangan dengan konstitusi!"

"Tjahjo menimpali, kalau pemilih memilih lebih dari sekali seperti yang dibolehkan MK di Pemilukada Bali itu jadi yurisprudensi, membahayakan pemilu legislatif dan pemilu presiden!" sambung Amir. "Tjahjo minta MK tidak berlindung di tengah putusan yang bersifat final dan mengikat! Ini kejahatan demokrasi! Jangan jadi konspirasi untuk pemilu legislatif dan pemilu presiden!" ***
Selanjutnya.....

The Fed Jadi Pangkas Stimulus!


"AKHIRNYA, Kamis dini hari (WIB) beredar risalah hasil rapat The Fed (The Reseve Bank/Bank Sentral AS) 29-30 Oktober 2013 yang memastikan Gubernur The Fed Ben Bernanke memangkas stimulus ekonomi—pembelian obligasi pemerintah negerinya 85 miliar dolar/bulan!" ujar Umar. "Momok yang akibat buruknya ke perekonomian global dicemaskan dunia itu pun segera jadi kenyataan!" (Kompas.com, 21/11) 

"Di pasar dalam negeri AS sendiri, harga emas anjlok pada titik terendak selama 4 bulan!" timpal Amir. "Bursa Wall Street juga langsung merah, indeks Dow Jones akibat risalah itu beredar menjelang tutup kehilangan 66,21 poin—0,41%!"

"Konon lagi di negeri kita, yang sejak Rabu sore rupiah sudah melemah ke posisi Rp11.733/dolar AS (ditutup kurs tengah BI 11.631/dolar AS), Kamis pagi berlanjut rupiah dibuka terpuruk di posisi Rp11.720/dolar AS!" tukas Umar. 

"Demikian pula IHSG, yang Rabu sore terkoreksi 1,08% ke posisi 4.350, Kamis berlanjut hingga sesi pagi ditutup nyaris bablas ke level 4.200-an, tepatnya pada 4.306." "Kebijakan itu memberi peluang investor secara global untuk melepas saham di bursa saham maupun komoditas, hingga mendorong ketidakpastian sampai keseimbangan baru tercapai!" ujar Amir. 

"Awalnya, investor menarik investasinya karena takut pada akibat buruk kebijakan The Fed! Tetapi, dalam pelaksanaannya, tindakan mereka melepas aneka investasi itu sendiri yang menyulut kegoncangan dan ketidakpastian ekonomi global!" 

"Padahal, pengurangan dan penghentian stimulus itu justru dipastikan dilakukan seiring perbaikan ekonomi AS!! Karena itu, investor menarik modalnya dari luar untuk mencari advantages yang lebih aman di dalam negeri AS!" tegas Umar. 

"Tapi karena pengurangan stimulusnya sendiri juga tidak tegas, maju-mundur terus, menimbulkan keraguan dan ketakpastian. Korbannya negara berkembang seperti Indonesia, yang awal triwulan I 2013 cadangan devisa masih 120 miliar dolar AS, IHSG di atas 5.000, kini akibat maju-mundur kebijakan The Fed itu investor sudah menarik sekitar 25 miliar dolar AS hingga cadangan devisa tinggal 95 miliar dolar AS dan IHSG kehilangan nilai 14 persen tinggal 4.300!" 

"Lebih buruk dari itu, karena penarikan investasi dari bursa saham dan komoditas itu, neraca transaksi berjalan pun bablas defisit sampai 4,4% dari PDB—terakhir tinggal 3,8%—jauh melampaui batas toleransi 2,5%!" timpal Amir. "Salah antisipasi, kabar baru dari The Fed bisa menekan lebih rendah lagi semua itu!" ***
Selanjutnya.....

MA Perberat Vonis Angie 3 Kali Lipat!


"MA—Mahkamah Agung—menghukum mantan anggota DPR Angelina Pingkan Sondakh (Angie) 12 tahun penjara dan mengembalikan uang suap yang diterima sebesar Rp12,580 miliar, kalau tak dibayar diganti penjara 5 tahun!" ujar Umar. 

"Vonis MA Rabu itu memperberat nyaris tiga kali lipat hukuman Angie dalam kasus suap wisma atlet oleh Pengadilan Tipikor, 4,5 tahun penjara!" (detik.com, 20/11) "Majelis kasasi yang memperberat vonis Angie diketuai Artidjo Alkostar, dengan anggota M.S. Lumme dan Mochammad Asikin," timpal Amir. 

"Majelis yang sama sebelumnya memperberat hukuman Tommy Hindratno, pegawai Ditjen Pajak, dari 3,5 tahun menjadi 10 tahun penjara, dan Zen Umar, dirut PT Tranka Kabel, dari 5 tahun menjadi 15 tahun penjara! Juga hukuman mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin dalam kasus suap Rp4,6 miliar dari 4 tahun 10 bulan menjadi 7 tahun penjara!" (Kompas, 1/10) "Tren MA memperberat hukuman koruptor itu cukup penting dalam meningkatkan efek jera di tengah masyarakat!" tegas Umar.

"Sebab, dengan mayoritas koruptor dihukum di bawah 5 tahun, seperti selama ini—cuma setara ancaman bagi sopir yang lalai dan mengakibatkan kecelakaan—para koruptor pun berpikir seperti sopir, kalau berhati-hati (korupsinya) akan selamat! Korupsi pun tambah merajalela!" 

"Dibanding bandar narkoba yang sama-sama kejahatannya luar biasa cukup banyak dihukum mati, dengan hukuman pelaku korupsi di bawah 5 tahun itu memang kurang mencerminkan perlakuan hukum terhadap korupsi sebagai kejahatan luar biasa!" tukas Amir. 

"Karena itu, tren MA memperberat hukuman koruptor itu bisa disebut sebagai penyesuaian tingkat kejahatannya yang luar biasa itu dengan hukuman yang layak diberikan! Dengan vonis kasasi seperti itu impian orang untuk menjadi kaya raya dengan menjadi PNS, atau menjadi anggota DPR, bisa buyar!"

"Semoga, setelah impian kaya raya lewat korupsi buyar, lalu berpikir positif untuk belajar kerja keras mewujudkan impian!" timpal Umar. "Demikianlah pentingnya efek jera, bisa memengaruhi cara berpikir masyarakat untuk mengubah cara hidup demi masa depan yang lebih baik dan lebih terhormat!" 

"Namun, tak kalah penting arti tren vonis MA itu bagi kalangan aparat hukum yang menangani kasus korupsi, utamanya di daerah!" tegas Amir. "Jangan sampai mempermalukan diri sendiri dengan menuntut atau memvonis ringan koruptor, ternyata di kasasi divonis berat, lebih 10 tahun!" ***
Selanjutnya.....

Iklan Kampanye Parpol di Media!


"KPU—Komisi Pemilihan Umum—Rabu (20/11) mengingatkan partai politik (parpol) peserta pemilu agar berhati-hati benar jika beriklan di media massa!" ujar Umar. 

"Kalau iklan di luar waktu kampanye mengandung unsur kampanye, bisa masuk pelanggaran kampanye! Unsur kampanye itu, ujar komisioner KPU Sigit Pamungkas, adalah menyampaikan visi, misi, program, dan ajakan untuk memilih!" (Kompas.com, 20/11). "Aturan tentang kampanye yang berlaku di luar masa kampanye itu bisa tergolong penafsiran baru!" timpal Amir.

"Selama ini masyarakat cenderung menafsirkan masa di luar kampanye justru sebagai masa bebas dari ketentuan kampanye! Sehingga lazim digunakan sebagai masa sosialisasi, dari pasang baliho, poster, umbul-umbul, bendera, spanduk, di tepi jalan, sampai beriklan di media massa! Isinya gambar pimpinan parpol sebagai calon presiden maupun calon kepala daerah, lambang parpol, juga jualan program!" 

"Mengenai unsur kampanye seperti yang secara tegas dan jelas diatur dalam undang-undang (UU)—menyampaikan visi, misi, program, dan ajakan memilih, tentu semua sepakat!" tegas Umar. "Namun pernyataan Sigit selanjutnya, bahwa iklan itu persuasif, bisa dengan bahasa gambar atau audio, lalu dia simpulkan semua informasi itu adalah ajakan untuk memberikan preferensi politik, terkesan ketentuannya yang di UU sudah disebut tegas dan jelas malah akan diulur-ulur menjadi sejenis pasal karet! 

Hal seperti itu tentu masih harus dibicarakan dalam masyarakat luas, agar berbagai dimensi dalam pelaksanaan UU tidak dijalankan secara semena-mena!" "Semua pihak tentu setuju penertiban dilakukan, asalkan sesuai peraturan atau bunyi UU-nya! Artinya, tidak berlebihan apalagi cenderung eksesif—melampaui batas-batas kewenangan yang ada!" timpal Amir. 

"Termasuk penertiban itu dilakukan mulai hari Kamis ini juga seperti ditegakkan pihak KPU!" "Tapi dari penegasan penertiban tersebut harus dilakukan mulai hari Kamis ini juga malah menimbulkan kesan seolah-olah pengangkatan masalah iklan parpol ini seperti kontra isu, untuk menggantikan isu kisruh daftar pemilih tetap (DPT) yang membuat KPU kewalahan menyelesaikan masalahnya!" tegas Umar. 

"Sekarang masalah DPT itu belum selesai, dan ada parpol yang curiga kemungkinan bisa disalahgunakannya suara yang belum didukung nomor induk kependudukan (NIK). Maka itu ditimbulkan kontra isu yang bisa merepotkan parpol agar parpol tak larut dalam kecurigaan tersebut!" ***
Selanjutnya.....

SBY Marah, Ponsel Bu Ani Disadap!


"INDONESIA menarik duta besarnya dari Australia, menyusul pemberitaan ABC dan Guardian tentang penyadapan intelijen Australia terhadap ponsel Presiden SBY, Ibu Negara Ani Yudhoyono, serta para pejabat lingkaran terdekatnya!" ujar Umar. "Menlu Marty Natalegawa menyatakan penarikan itu sebagai peringatan keras diplomasi terhadap Australia yang telah mencederai prinsip demokrasi, privasi, dan hubungan persahabatan kedua negara!" 

"Meski demikian, pakar hukum internasional UI Hikmahanto Juwana mempertanyakan kenapa reaksi SBY soal penyadapan itu baru dilakukan setelah ponsel Bu Ani masuk daftar telepon yang disadap oleh intelijen Australia?" ungkap Amir. "Sebelumnya, reaksi atas penyadapan oleh AS nyaris tak terdengar!" (Kompas.com, 19/11)

"Lain lagi tanggapan anggota DPR Komisi III, Eva Kusuma Sundari, yang juga disitir Kompas.com, ia menyesalkan sikap SBY yang meskipun marah atas penyadapan oleh Australia itu, tidak semarah seperti saat menanggapi pemberitaan kesaksian di sidang soal Bunda Putri!" timpal Umar. 

"Waktu itu, sekembali dari perjalanannya SBY langsung menggelar jumpa pers di Bandara Halim, menyangkal kaitan Bunda Putri dengan Istana maupun Cikeas. Pokoknya Bunda Putri tidak dikenal Istana, formal maupun keluarga!" 

"Pernyataan keras dan tegas Pemerintah Indonesia atas penyadapan oleh Australia itu disampaikan Menko Polhukam Djoko Suyanto, diikuti langkah penarikan duta besar oleh Menlu Marty Natalegawa!" tukas Amir. 

"Penyadapan itu harus dikecam dan ditentang karena melanggar kedaulatan dan melukai persahabatan dalam prinsip kesetaraan!" "Di balik peristiwa itu tentu kita juga layak mengevaluasi, kenapa tindakan yang bisa dikualifikasikan sebagai serangan dalam intelijen itu baru bisa diketahui setelah ada pembocoran dari pihak lain serta pemuatan beritanya oleh media asing?" entak Umar. 

"Di era teknologi informasi yang canggih sekarang seharusnya badan intelijen kita sudah bisa mengantisipasi serta menangkal serangan seperti itu! Kebobolan dalam bidang intelijen itu harus dipandang sebagai suatu titik lemah pertahanan negara! Kekalahan intelijen awal kekalahan perang dalam bidang apa pun, dari militer sampai bisnis!" 

"Celakanya kalau kekalahan strategi dalam intelijen itu karena jajaran intelijennya justru lebih sibuk menginteli warga bangsanya sendiri!" tukas Amir. "Evaluasi yang serius harus dilakukan, agar Indonesia disegani dalam bidang intelijen! Tak boleh terulang orang seenaknya melecehkan kita dalam keintelijenan!"
Selanjutnya.....

Kurikulum buat Membina Karakter!


"KURIKULUM 2013 buat membina karakter bangsa, Senin (18/11), disosialisasikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung pada jajaran pengelola pendidikan—kepala sekolah dan staf unit pelaksana teknis—se-Tanggamus di aula Islamic Center, Kotaagung!" ujar Umar. "Tampil pemateri dari Komisi Pendidikan PWI Pusat Widodo Asmowiyoto dan Bambang Eka Wijaya, serta Ketua Komisi Informasi Publik Lampung Juniardi." 

"Pembinaan karakter generasi muda ke depan dalam kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan peserta didik menjadi siswa aktif dan kreatif, menuju pribadi mandiri berkemampuan memecahkan masalah, baik masalah dirinya maupun lingkungan!" timpal Amir. "Menjadi tugas guru untuk mendorong siswa menjadi aktif mencari sendiri informasi terkait pelajaran hingga tak ketinggalan dalam proses pembelajaran. Langkah aktif siswa itu dilakukan secara kreatif!"

"Kreatif itu kemampuan berpikir sintesis (menarik simpul mengharmoniskan tesis dan antitesis) umtuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, maupun karya nyata—yang sama sekali baru atau pengembangan dari yang sudah ada!" jelas Umar. 

"Pembinaan kreatif didasari 4P, pribadi, pendorong, proses, dan produk! Pribadi itu anak didik harus diamati guru apa bakat alam bawaan lahirnya!" "Alam dimaksud adalah sunatullah—ayat-ayat Allah yang ditulis dalam bentuk alam semesta—sehingga bakat alam harus dipahami sebagai rahmat pemberian Allah pada seseorang!" timpal Amir. 

"Ada bakat di bidang matematika, fisika, olahraga, atau seni, masing-masing harus diberi kesempatan mengaktual! Kemudian, dimotivasi guru selaku Pendorong (P kedua). Dengan motivasi yang kuat, bakat di-Proses (P ketiga) dengan penajaman untuk mencapai prestasi! Prestasi demi prestasi itulah Produk (P keempat) yang ditingkatkan terus hingga mencapai kualifikasi unggul dan mampu bersaing ke tingkat yang semakin tinggi!" 

"Dengan kesadaran tertanam bakat pada dirinya itu rahmat dari Allah, karakter anak saleh yang aktif-kreatif mampu (mumpuni) menyelesaikan masalah (mrantasi) terbentuk, sebab itu setiap peserta didik akan mencapai masa depan sesuai bakat masing-masing!" tegas Umar. 

"Itu akan mengatasi keterbatasan ciptaan sistem UN yang menguras energi peserta didik hanya pada mata pelajaran tertentu saja, padahal mata pelajaran itu tak terkait kemampuan kerja untuk penghidupan selanjutnya! Pembinaan karakter dengan kreativitas yang mumpuni dan mrantasi, menjadi alternatifnya!"
Selanjutnya.....

Pro-Mursi Manuver Ajak Dialog!


"KOALISI pendukung presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi, yang selama ini keras menolak tawaran dialog untuk rekonsiliasi, Sabtu (16/11), bermanuver justru balik mengajak berdialog semua kekuatan revolusioner, partai politik dan tokoh-tokoh Mesir, untuk mencari solusi krisis Mesir!" kata Umar, mengutip Kompas.com (17/11). "Koalisi yang berbasis di Partai Kebebasan dan Keadilan dan berinduk ke Ikhwanul Muslimin itu selama ini tak kenal kompromi atas tuntutan mereka, kembalikan kekuasaan Presiden Mursi!"

"Mursi yang diculik dan digulingkan Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fatah al-Sisi, 3 Juli 2013, mulai 4 November diadili atas tuduhan menghasut kekerasan dan pembunuhan yang terjadi di depan istana Presiden Desember 2012," timpal Amir. 

"Mursi dituntut bertanggung jawab atas kematian tiga dari sebelas demonstran yang tewas dalam bentrokan selama demonstrasi menolak dekrit presiden yang memberi Mursi kekuasaan sangat besar dan disebut sebagai upaya menuju pemerintahan otoriter." 

"Sidang Mursi masih berjalan, pengadilan Mesir, Selasa, 12 November, memerintahkan diakhirinya masa darurat nasional di negeri itu!" tegas Umar. "Kabinet Mesir menyatakan menghormati putusan itu, tapi berkilah menunggu salinan putusan sebelum menjalankan perintah tersebut! Darurat nasional dan jam malam diberlakukan setelah aksi massa pro-Mursi merebak di seantero negeri, protes militer yang membubarkan demonstran dengan kekerasan hingga seribuan orang tewas di Kairo! 

Keadaan darurat itu, selain jam malam, juga efektif untuk penangkapan oleh militer! Sejak penggulingan Mursi, tak kurang 2.000 aktivis maupun simpatisan Ikhwanul Muslimin ditangkap militer!" "Manuver koalisi pro-Mursi untuk dialog menggalang rekonsiliasi nasional itu lebih sejalan dengan politik luar negeri RI dan Malaysia, yang keduanya menegaskan tidak mencampuri masalah internal Mesir dan mendorong tercapainya perdamaian dengan rekonsiliasi nasional!" ujar Amir. 

"Jadi, berbeda dengan sejumlah negara Arab seperti Arab Saudi, Kuwait, Qatar, dan UAE yang malah secara terang-terangan mendukung rezim militer yang melakukan kudeta dengan memberi bantuan dana!" "Masalahnya, apakah pihak-pihak lain, terutama rezim militer yang telanjur keenakan berkuasa, mau berdialog sesuai tawaran koalisi pro-Mursi?" tukas Umar. 

\"Militer mudah menolak dengan alasan koalisi yang berinduk ke Ikhwanul Muslimin itu telah menolak dialog yang diprakarsai Al Azhar Agustus lalu!"
Selanjutnya.....

Skandal Hambalang Kian Ramai!


"SKANDAL korupsi proyek fasilitas olah raga Hambalang yang selama ini terkesan adem ayem pekan ini mulai ramai!" ujar Umar. 

"Bersamaan dengan persidangan pertama Pengadilan Tipikor atas kasusnya terhadap Deddy Kusdinar, mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olah Raga selaku pejabat pembuat komitmen proyek, mantan Menpora Andy Mallarangeng ditahan KPK, disusul rumah istri mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbanungrum digeledah KPK, dan Jumat mantan petinggi PT Adhi Karya Teuku Bagus Muhammad Noor juga ditahan!" 

"Kian ramai lagi karena dalam dakwaan jaksa untuk terdakwa Deddy disebutkan banyak nama lagi yang terima uang dari proyek Hambalang, baik anggota DPR dari Badan Anggran maupun petinggi Badan Pertanahan Nasional!" timpal Amir.

"Ketua KPK Abraham Samad menyatakan Sabtu (15-11) pengusutan kasus Hambalang belum berhenti. Pengusutan dilanjutkan ke pihak-pihak yang dalam surat dakwaan jaksa telah menerima uang dari proyek Hambalang sebesar Rp1,3 triliun itu!" "Pantas dicatat pula, turut meramaikan kasus Hambalang pekan ini, ancaman dari pengacara Anas Urbaningrum, Firman Wijaya, akan mengadukan KPK ke Komisi HAM PBB penggeledahan KPK di rumah istri Anas merupakan tidakan melanggar HAM!" tukas Umar. 

"Menanggapi itu juru bicara KPK Johan Budi mempersilakan saja melapor ke PBB. Menurut Johan, KPK tidak melanggar HAM saat memproses hukum kasus Hambalang. Juga saat menggeledah rumah Anas, sudah sesuai prosedur yang diatur undang-undang!" 

"Sejauh ini, meski lebih 70 nama yang terkait dan telah diperiksa sebagai saksi, KPK baru menetapkan lima orang sebagai tersangka kasus Hambalang!" timpal Amir. "Yakni, Deddy Kusdinar, lalu Direktur Utama PT Dutasari Citralaras Mahfud Suroso, mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Andy Mallarangeng, mantan Anas Urbaningrum, dan Teuku Bagus!" 

"Seusai penetapan KPK dirinya ditahan Jumat (15-11), Teuku Bagus melalui kuasa hukumnya Hario Budi Wibowo mengakui kebenaran dakwaan jaksa adanya aliran dana proyek Hambalang ke anggota DPR, diberikan melalui Manajer Pemasaran PT Adhi Karya Arif Taufiqurrahman!" tegas Umar. 

"Dengan itu kaitan skandal Hambalang dengan politik menjadi lebih luas lagi! Kalau semula heboh karena satu mobil boks dana proyek Hambalang dibawa untuk pemenangaan calon Ketua Umum pada Kongres Partai Demokrat di Bandung, sebagian lagi ternyata dijadikan bancakan di Badan Anggaran DPR!" ***
Selanjutnya.....

No Bubble, Dubai Saingi Jakarta!


"PASAR properti Dubai menggeliat dan berhasil menunjukkan performa menjadi kota kedua dengan pertumbuhan harga hunian mewah tertinggi di dunia, setelah Jakarta!" ujar Umar. "Reputasi itu mereka pertahankan dan bahkan pacu agar lebih baik lagi penjualannya dengan memasang iklan meyakinkan pasar agar tidak perlu khawatir terjadinya gelembung (bubble) pasar properti seperti di AS 2008!" 

"Iklan 'Keep Calm, There's No Bubble' yang memenuhi layar LED sebuah gedung di Dubai itu bertulisan putih di atas layar berwarna merah!" timpal Amir. "Di bawah tulisan itu tertera nama dan nomor kontak perusahaan propertinya! (businessinside.com/kompas.com, 13/11)

"Harga hunian mewah di Jakarta memang termahal di dunia! Perumahan di tanah rawa yang ditimbun di bilangan Kapuk, kawasan pinggiran barat arah Bandara Soekarno-Hatta, ditawarkan lewat iklan di televisi dengan harga tanahnya saja Rp21 juta per meter persegi!" tegas Umar. 

"Di Bekasi, ruko tiga lantai ditawarkan—juga lewat iklan televisi—Rp2,5 miliar per unit! Dua contoh itu menunjukkan mahalnya harga properti di sekitar Jakarta—apalagi di wilayah inti kotanya!" "Namun, dahsyatnya, menurut hasil survei harga properti hunian di pasar primer yang dilakukan Bank Indonesia (BI), pada triwulan III 2013 menunjukkan tren harga properti masih meningkat!" timpal Amir. 

"Itu terlihat dari indeks harga properti hunian pada triwulan III 2013 yang naik menjadi 2,3% (qtq/quarter to quarter) atau 13,5% (yoy/year on year) lebih tinggi dibanding triwulan II 2013, 2,2% (qtq) atau 12,15 (yoy)." "Lebih dahsyat lagi, menurut hasil survei BI itu, volume penjualan properti hunian pada triwulan III 2013 masih melonjak setinggi 39,80% (qtq), terutama ditopang tingginya pertumbuhan penjualan tipe rumah kecil yang mencapai 43,68% (qtq)," kata Amir. 

"Timbul pertanyaan, bagaimana peningkatan penjualan yang fantastis pada properti hunian tipe kecil itu bisa terjadi, padahal peraturan BI tegas menetapkan kredit pemilikan rumah (KPR) harus didasari 30% uang muka? Sedang buat warga kelas menengah bawah yang jadi pasar rumah tipe kecil, tak mudah mendapatkan uang muka tersebut!" 

"Ssst... Ini rahasianya! Tapi jangan dengar orang BI, nanti dilarangnya pula!" bisik Umar. "Kalangan developer, yang awalnya kesulitan jualan rumah dengan aturan BI itu, menempuh cara pembayaran uang mukanya dicicil terpisah dari KPR yang ditanggulangi bank! 

Pokoknya tak satu jalan ke Roma! Dan bisnis properti negeri ini kembali booming—dengan harga hunian mewah tertinggi di dunia!"
Selanjutnya.....

Nuklir Iran Lorot Popularitas Obama!


"HAMPIR tercapainya kesepakatan Iran atas legalitas nuklirnya dengan AS, Rusia, Inggris, Prancis, China, plus Jerman (5+1) membuat PM Israel Benjamin Netanyahu murka hingga melakukan taktik bumi hangus menghancurkan popularitas Obama dengan menghasut organisasi-organisasi Yahudi serta pendukung Partai Republik di AS!" ujar Umar. 

"Hasilnya, popularitas Obama melorot sampai tingkat terendah!" (VOA/Kompas.com, 14/11). "Menurut hasil jajak pendapat nasional terbaru oleh Universitas Quinnipiac, 54% pemilih AS yang disurvei tidak puas dengan kinerja Presiden Obama dan hanya 39% yang puas!" timpal Amir. "Selain itu, untuk pertama kalinya, 52% pemilih AS mengatakan Presiden Obama tidak jujur dan tidak bisa dipercaya!"

"Pemerintahan PM Netanyahu yang terdiri dari kubu garis keras Israel menuduh Presiden Obama mendukung tercapainya kesepakatan Iran dengan 5+1 soal nuklir!" tukas Umar. "Kubu itu juga menuduh Obama melakukan pendekatan dengan Iran pascaterpilihnya Presiden Hassan Rouhani yang reformis! Netanyahu menunjukkan sikap kerasnya tidak mau menyalami Menlu AS John Kerry di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, saat Kerry memotong kunjungannya di Timur Tengah Jumat lalu untuk terbang ke Genewa, bergabung ke perundingan 5+1 soal nuklir Iran!" 

"Meski demikian, popularitas Obama yang jatuh sampai ke tingkat terendah itu, menurut VOA, tak terlepas dari masalah yang dihadapinya di dalam negeri!" timpal Amir. "Hasil survei dirilis hanya beberapa hari setelah Obama secara terbuka meminta maaf karena pemerintahannya kurang jelas dalam memerinci UU Reformasi Asuransi Kesehatan. 

Dalam permintaan maafnya, Obama mengatakan ada 5% warga AS yang membeli asuransi pribadi dan kini asuransinya dibatalkan akibat UU itu!" "Artinya, tekanan dari dalam dan luar negeri terhadap Obama berpadu sehingga popularitasnya anjlok sejauh itu!" tukas Umar. 

"Namun, jadi amat menarik dalam hal ini adalah terjadinya ketegangan AS dengan Israel! Sejauh mana kemungkinan selanjutnya ketegangan itu?" "Presiden Israel Shimon Peres dari kubu moderat, yang berusaha meredam ketegangan AS-Israel itu, mengatakan gangguan hubungan AS-Israel saat ini belum mencapai tingkat krisis! 

Namun, lebih berupa perbedaan taktik saja dalam menghadapi isu nuklir Iran!" timpal Amir. "Maksudnya, hubungan kedua negara akan kembali baik-baik saja, sedang kejatuhan popularitas Presiden Obama justru sebagai tumbal yang harus ditunaikan Obama akibat melangkahi Israel dalam politik Timur Tengahnya!" ***
Selanjutnya.....

Suku Bunga Acuan BI Naik Terus!


"SAAT konsumsi rumah tangga lemah dan penyaluran kredit bank turun, sesuai survei konsumen dan dunia usaha BI terakhir, BI Selasa (12/11) menaikkan suku bunga acuan (BI rate) 25 basis poin menjadi 7,5%!" ujar Umar. "Alasannya, kata Direktur Eksekutif Komunikasi BI Difi Johansyah, untuk mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan." (Antara, 12/11). 

"Kenaikan BI rate yang terus-menerus bisa mengesankan Dewan Gubernur BI cuma punya jurus tunggal!" timpal Amir. "Kesan negatif! Karena, kenaikan suku bunga memperberat dunia usaha saat saldo bersih tertimbang (SBT) dunia usaha nasional pada triwulan III 2013 merosot lebih 5%, menjadi 13,35% dari 18,62% pada triwulan II. (Kualitatif itu kemerosotan lebih 25% saldo bersih). 

Juga konsumsi masih lemah, indeks keyakinan konsumen (IKK) negatif 8,4% diiringi inflasi 8,32%—keduanya pada akhir Oktober 2013!"

"Artinya, jurus BI yang itu-itu melulu keluar dari realitas ekonomi yang butuh stimulan, tetapi malah ditimpa beban demi current account yang tertekan melampaui batas toleransi akibat kesalahan kerja pemerintah!" tegas Umar. 

"Gejala BI jadi abdi pemerintah semata—dengan membebani ekonomi rakyat—harus dihindari, apalagi ketika defisit ganda—current account dan APBN—kian serius saat pemerintah ngebut menjual obligasi (surat utang negara SUN) buat menutup segala kekurangannya!" 

"Itu bedanya dengan Orde Baru yang memakai utang negara langsung dalam bentuk proyek pembangunan—jalan, jembatan, bendungan!" timpal Amir. "Sementara kini, diterima cair, dana tunai yang bisa diputar sesukanya!" 

"Saat konsumen lemah hingga ekonomi lesu, jelas bisnis riil butuh dana murah untuk bisa mendorongnya!" tegas Umar. "ECB—Europe Central Bank—memberlakukan suku bunga acuan 0%. Gubernur ECB Mario Draghi saat pekan lalu memangkas suku bunga fasilitas bank (sejenis Fasbi) menjadi 0,25%, menegaskan akan memberlakukan suku bunga negatif—menyimpan uang ke Bank Sentral harus bayar, tidak seperti di sini kini terima bunga 7,5%!" 

"Model suku bunga 0% itu dirintis Jepang usai kalah perang, terbukti bisa membangkitkan pesat ekonomi negerinya!" timpal Amir. "Sementara kebijakan BI bukan buat bisnis riil, melainkan rente bagi pemodal agar memasok dolar demi menyeimbangkan current account!"
Selanjutnya.....

Membangun Generasi Baru Jawi!


"RINTISAN jaringan kerja sama antarperguruan tinggi Islam ASEAN dilakukan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung guna dalam jangka panjang membangun generasi baru Ashhab Al-Jawiyyin alias Jawi!" ujar Umar. "Jawi itu dahulu masyarakat berbudaya Melayu Islam di nusantara (ASEAN), yang peradabannya berkembang dengan aksara Arab gundul seperti yang masih dipakai pada kitab kuning di pesantren Indonesia dewasa ini!" 

"Pada masanya dahulu, aksara Jawi selain untuk mengembangkan ajaran Islam, juga dipakai kesusastraan Melayu dari cerita fiksi dan pantun!" timpal Amir. "Mengingat begitu pentingnya budaya baca tulis dalam kehidupan masyarakat Melayu dahulu, pada seminar Pendidikan Islam Asia Tenggara di Novotel Selasa (12/11), sejumlah perguruan tinggi Islam ASEAN bersepakat membentuk jaringan, untuk kemudian menerbitkan jurnal ilmiah internasional bernama Jawi sebagai peranti memajukan peradaban generasi baru Jawi!"

"Jaringan dan harapan ke depan itu dijalin berdasar fakta sejarah peradaban Jawi mampu berkembang menciptakan kerajaan-kerajaan Islam kuat dari pesisir Pattani di Thailand ke Malaysia/Singapura, Brunei, Indonesia dari Aceh ke Ternate dan Tidore di timur serta ke utara sampai Mindanao, Filipina, sebagai kesatuan kebudayaan Melayu nusantara!" tegas Umar. 

"Dari proses itu, suatu generasi baru Jawi yang terbangun dalam peradaban harmonis antara dinniyah dan kontekstualnya diharapkan bisa menjadi untaian mutiara baru di tengah peradaban dunia yang kian rentan konflik!" "Jaringan baru itu bukan gerakan tunggal! 

Banyak gerakan sejenis sudah lebih dahulu berjalan, nantinya bisa saling memperkuat!" timpal Amir. "Salah satu yang dihadiri Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat, sebagai keynote speaker untuk acara Democratic and Economic Youth Summit 2013 di Istanbul, Turki, 26 Oktober!" (FB, Syaiful Anwar, 29/10)

"Heryawan berharap masyarakat Melayu Islam dapat giliran memimpin peradaban dunia!" tegas Umar. "Ia kutip futuris, bangsa-bangsa besar sudah mengalami, mendapatkan jatah kepemimpinan. Arab sudah, Arab di bagian barat sudah di Cordoba, Turki sudah, Mongolia sudah menaklukkan Bagdad! Ada satu etnis besar yang belum, itulah etnis Melayu! Jadi, bangkitlah generasi baru Jawi!" ***
Selanjutnya.....

Survei Konsumen, IKK Negatif 8,4%!


"SURVEI Konsumen Bank Indonesia (BI) Oktober 2013 mengindikasikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih belum kuat," ujar Umar. "Indikasi itu tergambar pada pertumbuhan tahunan indeks keyakinan konsumen (IKK) yang pada Oktober 2013 tercatat masih negatif 8,4%!" (bi.go.id, 7/11) 

"Belum kuatnya IKK, menurut BI, terutama dipengaruhi indeks kondisi ekonomi saat ini yang masih pesimistis terhadap konsumsi barang tahan lama dan penghasilan," timpal Amir. "Salah satu kondisi ekonomi terlihat pada hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU) triwulan III 2013 yang mengindikasikan perlambatan pertumbuhan kegiatan usaha dibanding periode sebelumnya. Itu tecermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) 13,35%, lebih rendah dari 18,62% pada triwulan II 2013!"

"Melambatnya pertumbuhan kegiatan usaha layak disimak sebagai indikator pelemahan pertumbuhan ekonomi secara komprehensif, sebab hasil survei menunjukkan hal itu terjadi pada hampir semua sektor ekonomi!" tegas Umar. 

"Akibat perlambatan tersebut, kondisi keuangan dan permintaan kredit cenderung ikut menurun! Perlambatan juga tak bisa dilepaskan dari terjadinya kenaikan harga jual produk olahan dan hasil pertambangan/galian dipicu oleh kebijakan menaikkan harga BBM!" 

"Masih negatifnya IKK sampai Oktober 2013 dan melemahnya pertumbuhan kegiatan usaha pada triwulan III 2013 itu, memang boleh dikata terseret oleh dampak kenaikan harga BBM 17 Juli 2013, suatu kebijakan yang tak bisa dihindarkan untuk harus dilakukan untuk menyehatkan APBN dari beban subsidi yang berlebihan!" tukas Amir. 

"Dampak yang cukup berat itu terjadi karena penyesuaian harga BBM yang seharusnya dilakukan berkala, sebelum itu ditahan terus hingga setelah beban subsidi terlalu berat baru dilakukan!" "IKK negatif dan perlambatan pertumbuhan kegiatan usaha itu menjadi pengganjal utama pertumbuhan ekonomi nasional, karena sumbangan konsumsi pada produk domestik bruto (PDB) lebih 50%, begitu pula sumbangan kegiatan usaha cukup signifikan baik dari segi investasi maupun selisih ekspor-impornya!" tegas Umar. 

"Hasil negatif dari survei IKK dirangkai dengan perlemahan kegiatan usaha cermin perekonomian nasional yang sedang kurang menggembirakan!" ***
Selanjutnya.....

Melambat, Kian Didominasi Asing!


"PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia triwulan III 2013 sebesar 5,62%, terendah dibanding dua triwulan sebelumnya!" ujar Umar. "Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, Rabu (6/11), dengan itu pertumbuhan 2013 mengarah ke 5,8% atau di bawah target 6,3%, serta melambat dari tahun lalu di atas 6%!" "Seiring pelambatan itu, ekonomi Indonesia juga makin didominasi asing!" timpal Amir. 

"Terutama di sektor pertambangan, emas, dan tembaga, asing menguasai 85%; batu bara, bauksit, nikel, dan timah 75%; dan migas 70%! Di telekomunikasi XL 66,5% dikuasai Axiata dari Malaysia, Indosat 65% dikuasai Ooredo Asia dari Qatar, dan Tri 60% dikuasai Huttchison dari Hong Kong! Di keuangan, 50,6% perbankan dikuasai asing!" (Kompas, 7/11).

"Jadi, kalau dahulu para pahlawan bangsa rela gugur untuk mengusir kekuasaan asing dalam segala bentuknya dari bumi Indonesia, kini bahkan di sektor pertambangan 80% lebih sudah kembali dikuasai asing!" tukas Umar. 

"Artinya, perintah konstitusi agar kekayaan alam dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat tak dijalankan pemerintah! Realitasnya, kekayaan alam dikuasai asing untuk kemakmuran kaum kapitalis!" "Lebih celaka, guna mengatasi pelambatan, pemerintah membuka lebih banyak sektor lagi untuk investor asing!" timpal Amir. 

"Artinya, lebih banyak lagi pintu kandang domba dibuka buat singa agar lebih leluasa memangsa!" "Realitas dominasi asing bahkan dalam ritel meruyak hingga ke pelosok desa menggilas warung eceran milik rakyat. 

Bisa disimpulkan, pemerintah gagal memberdayakan rakyatnya untuk mengelola kekayaan alam negeri hingga industri hilir yang membuka lapangan kerja masif!" tegas Umar. 

"Lebih menyedihkan lagi ketika mengatasi pelambatan pertumbuhan bukannya dijadikan peluang bagi warga sendiri untuk mengatasinya—tentu dengan dukungan potensi nasional pendanaan dan teknologinya—tetapi malah cari yang instan, investor asing!" 

"Begitulah pemerintahan tanpa spiritualitas nilai-nilai kepahlawanan nasional yang cukup!" tukas Umar. "Kekayaan alam dimerdekakan dengan pengorbanan jiwa pahlawan secara mudah kembali diserahkan ke asing! Kita bukan antiasing, tetapi yang proporsional—asing di bawah 50%—bukan sebaliknya!" ***
Selanjutnya.....

Slogan Semangat Kepahlawanan!


"SEMANGAT kepahlawanan bisa tinggal slogan ketika ada pemimpin yang ngotot demi lebih mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompoknya justru mengorbankan kepentingan umum atau malah kepentingan masyarakat yang dipimpinnya!" ujar Umar. "Juga ketika ada pemimpin menarik komisi, setoran atau gratifikasi dalam bentuk apa pun dari dana program maupun proyek untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat!" 

"Itu karena semangat kepahlawanan adalah suatu sikap rela dan ikhlas mengorbankan jiwa, raga, apalagi harta dan kesenangan peibadi, keluarga maupun kelompok demi kepentingan umum--lebih-lebih demi kepentingan rakyat yang dipimpinnya!" timpal Amir. "Sedang sikap lebih mementingkan pribadi, keluarga dan kelompok itu jelas bertentangan dengan semangat kepahlawanan! Untuk itu yang terpenting adalah, bagaimana mengembalikan semangat kepahlawanan itu pada esensi maknanya, hingga tak lagi tinggal slogan!"

"Untuk menghilangkan karat dari pemimpin yang sikap itu terlanjur mendarah daging pada jiwa-raganya, jelas sukar, mustahil!" tegas Umar. "Karena terlanjur mendarah daging itu pula, hal serupa bisa terjadi dapa keluarga dan kelompknya! Artinya, secara formal lewat dunia pendidikan harus dibentuk barisan baru pemimpin untuk membangun bangsa!" 

"Idenya seperti Restorasi Meiji di Jepang, mengganti barisan pemimpin bangsanya dari kelas samurai dengan kelas lainnya--semula kelas militer dan priyayi, setelah Perang Dunia II diganti barisan priyayi (birokrat dan palitisi) dan pengusaha!" timpal Amir. 

"Namun, untuk Indonesia perlu kajian seksama siapa saja yang harus mengisi barisan ke depan!" "Resolusinya membersihkan karat hipokritisme nilai kepahlawanan dari barisan pemimpin!" tukas Umar. "Yang kita butuhkan barisan pemimpin yang benar-benar rela, tulus, dan ikhlas berkorban untuk rakyat, bukan cuma fasih mengatakannya tapi prakteknya justru menggarong uang rakyat!" 

"Itu harus dimulai dari mengondisikan rakyat pemilih pada Pemilu 2014, agar belajar dari pengalaman salah pilih pemilu lalu!" sambut Amir. "Indonesia punya pengalaman, pemilih 'menghukum; kelompok yang mengecewakan! Jadi, rakyat sendiri bisa membersihkan sloganisme dari semangat kepahlawanan!" ***
Selanjutnya.....

Partisipasi, Mendayung Perahu! (2)


"PARTISIPASI rakyat secara komprehensif—dari pemilihan umum sampai membayar aneka jenis pajak—menjadi penentu kekokohan tegaknya negara!" tegas Edi. "Itu dimulai dari partisipasi rakyat dalam revolusi merebut kemerdekaan dengan keikhlasan berkorban jiwa-raga!" 

"Meski demikian, partisipasi secara umum tidak dirawat oleh kalangan yang mendapat mandat mengelola negara, kecuali partisipasi wani piro yang semata dibutuhkan secara priodik untuk melanggengkan kekuasaan!" timpal Edo. "Akibatnya, tradisi partisipasi rakyat yang semula sampai tingkat bela pati—berbakti dengan mengorbankan nyawanya—perlahan luntur jadi tinggal senilai paket sembako!"

"Itu terlihat pada gejala di balik ruwetnya daftar calon tetap (DPT) Pemilu 2014 hingga di semua wilayah banyak pemilih hantu—orang telah meninggal masih masuk daftar!" tegas Edi. "Itu akibat partisipasi yang diatur UU No. 23/2006 tentang Administrasi Kependudukan agar warga melaporkan setiap perubahan dalam keluarganya (lahir, mati, pindah, dan lainnya) tidak jalan semestinya! 

Selain partisipasi untuk melaporkan setiap perubahan tak dilakukan seksama oleh warga, aparat pemerintah semua tingkatan—terutama Disdukcapil di kabupaten/kota—juga tidak proaktif! Tak ayal lagi, data kependudukan dalam skala nasional di semua tingkat tak aktual, acak kadut!" 

"Partisipasi wani piro yang mendegradasi nilai dari partisipasi bela pati menjadi paket sembako itu berakibat orang tak ikut mendayung saat jalan perahu lambat dan salah arah, tetapi cuma protes, mengecam!" timpal Edo. 

"Ini gambaran partisipasi dalam masyarakat secara umum, yang semula otot baja perjuangan bangsa, kini melemah menjadi beban tambahan yang malah memperlambat jalannya perahu bangsa!" "Karena itu, partisipasi rakyat dalam maknanya yang benar perlu ditumbuhkan kembali!" tegas Edi. 

"Usaha untuk itu seperti lewat Gerakan Serentak Membangun Kampung (GSMK) kerja sama Pemkab Tulangbawang dan Universitas Lampung, layak disimak. Terbukti, meskipun ada yang lebih suka menggerutu daripada ikut mendayung, secara umum tradisi partisipasi rakyat masih bisa dibangkitkan sebagai otot proses pembangunan! 

Orang masih merasa malu jika tak ikut gotong royong membangun kampung, minimal—awalnya—berpartisipasi pada perbaikan jalan di depan rumahnya!" ***
Selanjutnya.....

Partisipasi, Mendayung Perahu!


SEJUMLAH penumpang perahu dayung besar mendatangi juragan transportasi itu, bertanya dengan nada mengkritik, "Kenapa jalan perahunya lambat?" "Karena banyak penumpang cuma menggerutu tak ikut mendayung!" jawab juragan. "Padahal untuk mencapai tujuan para penumpang harus berpartisipasi, ikut mendayung agar perahunya laju dan lebih cepat sampai tujuan!" 

"Arah perahunya juga melenceng!" ujar Edo, salah satu penumpang. "Tujuan kita kan kilau cahaya terang ke udara itu, tetapi perahu menuju ke titik cahaya lain yang kelap-kelip!" "Itu karena para pendayung lebih banyak di satu sisi hingga arah perahu menjurus ke tujuan mereka, cahaya kelap-kelip itu!" jawab juragan. "Untuk mengembalikan arah haluan ke tujuan semestinya, kalian harus ikut mendayung dari sisi lain perahu!" "Tahu arah perahu melenceng kok Anda biarkan?" tanya Edi, penumpang lain.

"Kebetulan cahaya kelap-kelip itu rumahku!" jawab juragan. "Karena jalan perahu lambat aku kemalaman sampai rumah, aku pura-pura arah perahunya baik-baik saja!" "Kalau begitu ayo kita berpartisipasi, ikut mendayung di sisi ini, supaya perahu lebih cepat dan arahnya ke tujuan yang benar!" ajak Edo. 

"Kalau kita tak berpartisipasi, jalan perahunya lambat dan arahnya bergantung kelompok pendayung dominan yang dapat kesempatan memuaskan kepentingannya!" "Di situ kunci pentingnya partisipasi, terutama dalam politik, bisa menjadi pengimbang dan kontrol terhadap kelompok dominan untuk mencegah agar tak seenak dan semau mereka saja!" timpal Edi. 

"Sebaliknya jika tak ikut mendayung perahu politik, tak berpartisipasi, bisanya cuma menggerutu tetapi di luar sistem untuk mengoreksi atau mencegah mau dibawa ke mana negara ini oleh kelompok dominan!" "Lebih celaka lagi, para penggerutu yang tak ikut mendayung itu cuma menjadi korban perasaan menonton kelompok dominan berfoya-foya menguras kekayaan negara!" tegas Edo. 

"Tak ikut mendayung—seperti golput yang tak ikut proses politik—justru sama dengan memberi keleluasaan pada penyimpang arah pelayaran bangsa! Kerusakan akibat penyimpangan juga bisa sebagai buah dari pembiaran oleh mereka yang lebih asyik menggerutu ketimbang berpartisipasi ikut mendayung!" ***
Selanjutnya.....

Hijrah, Membangun Peradaban! (3)


"PERADABAN yang berorientasi memuliakan manusia dan masyarakatnya, keseimbangan antarunsurnya dalam kehidupan di dunia itu terjalin paralel dengan kehidupan selanjutnya di akhirat!" tegas Umar. "Penjalinnya kepastian, ketika anak Adam meninggal hubungannya dengan segala sesuatu di dunia putus, kecuali tiga hal, amal jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh!" "Itulah tiga dimensi peradaban unggul!" timpal Amir. 

"Barisan dominan anak-anak saleh dan salihah yang dengan sabar, tekun, dan ikhlas menggali dan terus mendalami ilmu hingga menghasilkan ilmu bermanfaat, kemudian membentuk barisan pengusaha dan penguasa profesional yang bersyukur, punya kemampuan mewujudkan amal jariah menjadi peradaban prima sesuai konteks zamannya!"

"Dengan kehadiran dominan anak saleh dan salihah berilmu yang mampu membentuk barisan pengusaha dan penguasa profesional—sebagian besar justru dari kalang mereka sendiri—jelas masyarakat bebas dari mustahik zakat seperti zaman Umar bin Abdul Aziz bukan mustahil!" tegas Umar. 

"Bahkan tak sebatas itu, daya saing bangsa baik dalam kemudahan memulai bisnis, bersih dari korupsi, maupun indeks pembangunan manusia (IPM)-nya tak lagi seperti sekarang—semua angka peringkat globalnya lebih dari 100. Jauh dari ideal!"

"Dari situ juga tampak prioritas membangun peradaban ada pada dunia pendidikan guna memulai dengan mencetak barisan anak saleh dan salihah yang cukup hingga dominan bagi menjalankan peran selanjutnya membangun peradaban!" sambut Amir. 

"Kegigihan mereka sejajar dalam menuntut dan mengamalkan ilmunya, dengan selalu mengingat sabda Rasul saw., 'Semua ilmu mendatangkan kecelakaan bagi pemiliknya pada hari kiamat kecuali yang dia amalkan!" (AlMu'jam AlKabir 22:55, h.133) "Barisan pengusaha dan penguasa baru yang terbentuk dari anak-anak saleh dan salihah dalam rangka mengamalkan ilmunya itu pun menjadi para pengusaha dan penguasa yang bersyukur!" tegas Umar. 

"Potensi amal jariah para pengusaha dan penguasa yang bersyukur itu jelas bisa diharapkan untuk membangun peradaban humanis yang paralel duniawi dan ukhrawi! Dengan itu kita hijrah dari realitas korup, fasik, dan munafik ke harapan yang penuh rida Ilahi Rabbi!" *** (Habis)
Selanjutnya.....

Hijrah, Membangun Peradaban! (2)


"INDONESIA sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia harus bisa menjadi center of excellence kemajuan peradaban Islam, tak berkepanjangan lagi tenggelam menjadi negeri terkorup!" ujar Umar. "Peradaban dimaksud tentu sebagai aktualisasi peradaban yang bertolak dari hijrah Rasul saw., peradaban madani yang humanis-multikulturalis!" 

"Peradaban madani berorientasi kemaslahatan manusia dan masyarakat majemuk!" timpal Amir. "Semua dimensi kehidupan—sosial, ekonomi, teknologi, dan sebagainya—melalui pendidikan diorientasikan pada kemaslahatan manusia dan masyarakat untuk mencapai keseimbangan duniawi dan ukhrawi!"

"Keseimbangan sosial-ekonomi sedemikian pernah tercapai di zaman Bani Umayyah, ketika Umar bin Abdul Aziz menjadi amirulmukminin (717—720 M), di negerinya tak ada mustahik—warga yang berhak menerima zakat!" tegas Umar. 

"Umar bin Abdul Aziz sebenarnya bukan pewaris takhta Bani Umayyah, ia diangkat menjadi amirulmukminin berkat wasiat tertulis Sultan Sulaiman bin Abdul Malik yang telah merekrut Umar yang putra Gubernur Mesir—Abdul Aziz bin Marwan—itu sebagai pendampingnya memerintah! 

Ibu Umar, Ummu Asim Laila binti Asim, adalah cucu Khulafaur Rasyidin Umar bin Khattab, sehingga gelar Umar bin Abdul Aziz adalah Khalifah Umar II." "Bukti peradaban madani mampu mewujudkan keseimbangan mencapai keadilan sosial itu penting karena dengan itu rumusan ekonomi syariah yang mulai diterapkan masyarakat kita mendapat pengokohan model praksisnya!" timpal Amir. 

"Keseimbangan itu tercapai tentu karena dasarnya telah ditanamkan sejak zaman Rasul saw. dan Khulafaur Rasyidin. Simpul konstruksi peradaban madani masa itu bisa disimak, sembilan dari 10 sahabat Rasul yang dijamin masuk surga adalah pengusaha!" 

"Peran sentral pengusaha (tentu yang jujur dan adil) dalam membangun peradaban tampak menjadi keharusan!" tegas Umar. "Tetapi negeri kita yang korup ini, di peringkat 120 hasil survei Bank Dunia untuk kemudahan memulai bisnis! 

Pengusaha di Indonesia paling sedikit, hanya 0,8 dari penduduk! Padahal Malaysia 3,5%, Singapura 8,5%, China 11%, dan Amerika Serikat 12%! Jadi, kita harus berbenah serius untuk memenuhi struktur masyarakat peradaban madani!" ***
Selanjutnya.....

Hijrah, Membangun Peradaban!


"KENAPA Rasulullah saw. hijrah meninggalkan Mekah ke Madinah? Karena kondisi masyarakat jahiliah di Mekah sudah tak lagi menyisakan harapan bagi usaha membangun peradaban baru (Islam) yang menjadi tugas Baginda Nabi saw.!" ujar Umar. 

"Dari situ bisa ditarik hikmah, tugas umat dalam peringatan hijrah adalah introspeksi dan evaluasi apakah masih ada harapan untuk membangun peradaban?" "Kondisi masyarakat Indonesia dewasa ini jelas jauh lebih beradab dari masyarakat jahiliah Kota Mekah masa itu!" sambut Amir. 

"Artinya, harapan atau ekspektasi untuk membangun peradaban yang lebih tinggi justru sering disebut meluap lebih tinggi dari kemampuan para pemimpin memenuhinya! Meskipun demikian, ada penghambat serius yang harus diatasi dalam membangun peradaban, yakni budaya korupsi di kalangan penguasa!" "Masalah itu jelas berat karena peradaban yang harus dibangun dengan semangat hijrah Rasul saw. adalah peradaban yang berdasarkan iman pada Allah swt.!" tegas Umar.

"Sedang korupsi itu perbuatan khianat atas amanah hingga menjadi ciri orang munafik yang dilaknat Allah! Dua ciri lainnya orang munafik adalah kalau bicara dusta dan kalau berjanji ingkar!" "Dimensi lain koruptor mengejar kesenangan untuk diri, keluarga dan kelompoknya semata—dengan mengorbankan para mustahak (yang berhak) atas uang yang dikorupsi—menjadi ciri orang fasik!" timpal Amir. 

"Tiga ciri lain orang fasik ialah memusuhi orang, memfitnah, dan melakukan yang tidak bermanfaat—misal, membangun lambang kemegahan kekuasaan padahal anggaran publik yang dikelolanya dibutuhkan banyak rakyatnya yang tenggelam dalam jurang di bawah garis kemiskinan!" 

"Hambatan pembangunan peradaban berdasarkan iman yang bersarang dalam kubu kekuasaan itu jelas tak mudah diatasi!" tegas Umar. "Bahkan bisa disebutkan usaha maupun gerakan mengatasi hambatan itu menjadi bagian penting dari perjuangan membangun peradaban! 

Karena, peradaban ideal yang ingin diwujudkan adalah suatu peradaban yang bersih dari korupsi, fasik, dan munafik!" "Semoga perjuangan membangun peradaban berdasarkan iman yang bersih dari korupsi, fasik, dan munafik itu diridai Allah swt.!" ujar Umar. "Selamat Tahun Baru, 1 Muharam 1435 Hijriah!" ***
Selanjutnya.....

MK Hapus Kriminalisasi Amil Zakat!

http://lampost.co/berita/mk-hapus-kriminalisasi-amil-zakat
"MK—Mahkamah Konstitusi—memberikan kado Tahun Baru 1435 Hijriah pada para amil zakat dengan menghapus pidana atau kriminalisasi terhadap mereka sebagaimana diatur dalam UU No. 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat!" ujar Umar. 

"Kadonya berupa putusan judicial review yang menghapus Pasal 38 dan 41 UU itu!" "Pasal 38 UU 23/2013 itu berbunyi, 'Setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat tanpa izin pejabat yang berwenang," sambut Amir.

"Sedang Pasal 41 menyebutkan, 'Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)." 

"Dari bunyi pasal-pasal itu ancaman hukuman terhadap setiap orang itu bisa saja guru mengaji kampung atau kiai yang menerima zakat dari keluarga murid dan warga desa sekitarnya!" tukas Amir. "Bahkan ancaman pada setiap orang itu, tanpa kecuali juga bisa dikenakan pada amil zakat di masjid!" 

"Maka itu, alangkah bijaksana MK yang telah menghapus dua pasal tersebut!" timpal Amir. "Lebih lagi MK mengoreksi syarat-syarat berat mendirikan lembaga amil zakat (LAZ) yang diatur Pasal 18, antara lain harus terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam, yang mengelola bidang pendidikan, dakwah, dan sosial! MK hapus syarat-syarat berat itu!" 

"Prinsip utama UU No. 23/2011, melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), zakat secara nasional dikelola pemerintah!" tegas Umar. "Di Pasal 3 Ayat (3) disebutkan, Baznas itu lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri, bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri!" 

"Menteri yang membentuk Baznas Provinsi atas usul gubernur! Baznas kabupaten/kota juga dibentuk menteri atas usul bupati/wali kota!" timpal Amir. "Pengelolaan zakat selain secara nasional sentralistik, juga monopolistik karena semua LAZ maupun kegiatan amil zakat semua jenjang yang di masyarakat wajib dilaporkan ke Baznas! Sedang peran serta masyarakat sebatas (Pasal 35) dalam pembinaan dan pengawasan terhadap Baznas dan LAZ!" ***
Selanjutnya.....