Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Kurikulum buat Membina Karakter!


"KURIKULUM 2013 buat membina karakter bangsa, Senin (18/11), disosialisasikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung pada jajaran pengelola pendidikan—kepala sekolah dan staf unit pelaksana teknis—se-Tanggamus di aula Islamic Center, Kotaagung!" ujar Umar. "Tampil pemateri dari Komisi Pendidikan PWI Pusat Widodo Asmowiyoto dan Bambang Eka Wijaya, serta Ketua Komisi Informasi Publik Lampung Juniardi." 

"Pembinaan karakter generasi muda ke depan dalam kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan peserta didik menjadi siswa aktif dan kreatif, menuju pribadi mandiri berkemampuan memecahkan masalah, baik masalah dirinya maupun lingkungan!" timpal Amir. "Menjadi tugas guru untuk mendorong siswa menjadi aktif mencari sendiri informasi terkait pelajaran hingga tak ketinggalan dalam proses pembelajaran. Langkah aktif siswa itu dilakukan secara kreatif!"

"Kreatif itu kemampuan berpikir sintesis (menarik simpul mengharmoniskan tesis dan antitesis) umtuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, maupun karya nyata—yang sama sekali baru atau pengembangan dari yang sudah ada!" jelas Umar. 

"Pembinaan kreatif didasari 4P, pribadi, pendorong, proses, dan produk! Pribadi itu anak didik harus diamati guru apa bakat alam bawaan lahirnya!" "Alam dimaksud adalah sunatullah—ayat-ayat Allah yang ditulis dalam bentuk alam semesta—sehingga bakat alam harus dipahami sebagai rahmat pemberian Allah pada seseorang!" timpal Amir. 

"Ada bakat di bidang matematika, fisika, olahraga, atau seni, masing-masing harus diberi kesempatan mengaktual! Kemudian, dimotivasi guru selaku Pendorong (P kedua). Dengan motivasi yang kuat, bakat di-Proses (P ketiga) dengan penajaman untuk mencapai prestasi! Prestasi demi prestasi itulah Produk (P keempat) yang ditingkatkan terus hingga mencapai kualifikasi unggul dan mampu bersaing ke tingkat yang semakin tinggi!" 

"Dengan kesadaran tertanam bakat pada dirinya itu rahmat dari Allah, karakter anak saleh yang aktif-kreatif mampu (mumpuni) menyelesaikan masalah (mrantasi) terbentuk, sebab itu setiap peserta didik akan mencapai masa depan sesuai bakat masing-masing!" tegas Umar. 

"Itu akan mengatasi keterbatasan ciptaan sistem UN yang menguras energi peserta didik hanya pada mata pelajaran tertentu saja, padahal mata pelajaran itu tak terkait kemampuan kerja untuk penghidupan selanjutnya! Pembinaan karakter dengan kreativitas yang mumpuni dan mrantasi, menjadi alternatifnya!"

0 komentar: