Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Slogan Semangat Kepahlawanan!


"SEMANGAT kepahlawanan bisa tinggal slogan ketika ada pemimpin yang ngotot demi lebih mengutamakan kepentingan pribadi, keluarga, atau kelompoknya justru mengorbankan kepentingan umum atau malah kepentingan masyarakat yang dipimpinnya!" ujar Umar. "Juga ketika ada pemimpin menarik komisi, setoran atau gratifikasi dalam bentuk apa pun dari dana program maupun proyek untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat!" 

"Itu karena semangat kepahlawanan adalah suatu sikap rela dan ikhlas mengorbankan jiwa, raga, apalagi harta dan kesenangan peibadi, keluarga maupun kelompok demi kepentingan umum--lebih-lebih demi kepentingan rakyat yang dipimpinnya!" timpal Amir. "Sedang sikap lebih mementingkan pribadi, keluarga dan kelompok itu jelas bertentangan dengan semangat kepahlawanan! Untuk itu yang terpenting adalah, bagaimana mengembalikan semangat kepahlawanan itu pada esensi maknanya, hingga tak lagi tinggal slogan!"

"Untuk menghilangkan karat dari pemimpin yang sikap itu terlanjur mendarah daging pada jiwa-raganya, jelas sukar, mustahil!" tegas Umar. "Karena terlanjur mendarah daging itu pula, hal serupa bisa terjadi dapa keluarga dan kelompknya! Artinya, secara formal lewat dunia pendidikan harus dibentuk barisan baru pemimpin untuk membangun bangsa!" 

"Idenya seperti Restorasi Meiji di Jepang, mengganti barisan pemimpin bangsanya dari kelas samurai dengan kelas lainnya--semula kelas militer dan priyayi, setelah Perang Dunia II diganti barisan priyayi (birokrat dan palitisi) dan pengusaha!" timpal Amir. 

"Namun, untuk Indonesia perlu kajian seksama siapa saja yang harus mengisi barisan ke depan!" "Resolusinya membersihkan karat hipokritisme nilai kepahlawanan dari barisan pemimpin!" tukas Umar. "Yang kita butuhkan barisan pemimpin yang benar-benar rela, tulus, dan ikhlas berkorban untuk rakyat, bukan cuma fasih mengatakannya tapi prakteknya justru menggarong uang rakyat!" 

"Itu harus dimulai dari mengondisikan rakyat pemilih pada Pemilu 2014, agar belajar dari pengalaman salah pilih pemilu lalu!" sambut Amir. "Indonesia punya pengalaman, pemilih 'menghukum; kelompok yang mengecewakan! Jadi, rakyat sendiri bisa membersihkan sloganisme dari semangat kepahlawanan!" ***

0 komentar: