"AKHIRNYA, Kamis dini hari (WIB) beredar risalah hasil rapat The Fed (The Reseve Bank/Bank Sentral AS) 29-30 Oktober 2013 yang memastikan Gubernur The Fed Ben Bernanke memangkas stimulus ekonomi—pembelian obligasi pemerintah negerinya 85 miliar dolar/bulan!" ujar Umar. "Momok yang akibat buruknya ke perekonomian global dicemaskan dunia itu pun segera jadi kenyataan!" (Kompas.com, 21/11)
"Di pasar dalam negeri AS sendiri, harga emas anjlok pada titik terendak selama 4 bulan!" timpal Amir. "Bursa Wall Street juga langsung merah, indeks Dow Jones akibat risalah itu beredar menjelang tutup kehilangan 66,21 poin—0,41%!"
"Konon lagi di negeri kita, yang sejak Rabu sore rupiah sudah melemah ke posisi Rp11.733/dolar AS (ditutup kurs tengah BI 11.631/dolar AS), Kamis pagi berlanjut rupiah dibuka terpuruk di posisi Rp11.720/dolar AS!" tukas Umar.
"Demikian pula IHSG, yang Rabu sore terkoreksi 1,08% ke posisi 4.350, Kamis berlanjut hingga sesi pagi ditutup nyaris bablas ke level 4.200-an, tepatnya pada 4.306."
"Kebijakan itu memberi peluang investor secara global untuk melepas saham di bursa saham maupun komoditas, hingga mendorong ketidakpastian sampai keseimbangan baru tercapai!" ujar Amir.
"Awalnya, investor menarik investasinya karena takut pada akibat buruk kebijakan The Fed! Tetapi, dalam pelaksanaannya, tindakan mereka melepas aneka investasi itu sendiri yang
menyulut kegoncangan dan ketidakpastian ekonomi global!"
"Padahal, pengurangan dan penghentian stimulus itu justru dipastikan dilakukan seiring perbaikan ekonomi AS!! Karena itu, investor menarik modalnya dari luar untuk mencari advantages yang lebih aman di dalam negeri AS!" tegas Umar.
"Tapi karena pengurangan stimulusnya sendiri juga tidak tegas, maju-mundur terus, menimbulkan keraguan dan ketakpastian. Korbannya negara berkembang seperti Indonesia, yang awal triwulan I 2013 cadangan devisa masih 120 miliar dolar AS, IHSG di atas 5.000, kini akibat maju-mundur kebijakan The Fed itu investor sudah menarik sekitar 25 miliar dolar AS hingga cadangan devisa tinggal 95 miliar dolar AS dan IHSG kehilangan nilai 14 persen tinggal 4.300!"
"Lebih buruk dari itu, karena penarikan investasi dari bursa saham dan komoditas itu, neraca transaksi berjalan pun bablas defisit sampai 4,4% dari PDB—terakhir tinggal 3,8%—jauh melampaui batas toleransi 2,5%!" timpal Amir. "Salah antisipasi, kabar baru dari The Fed bisa menekan lebih rendah lagi semua itu!" ***
0 komentar:
Posting Komentar