"INDONESIA menarik duta besarnya dari Australia, menyusul pemberitaan ABC dan Guardian tentang penyadapan intelijen Australia terhadap ponsel Presiden SBY, Ibu Negara Ani Yudhoyono, serta para pejabat lingkaran terdekatnya!" ujar Umar. "Menlu Marty Natalegawa menyatakan penarikan itu sebagai peringatan keras diplomasi terhadap Australia yang telah mencederai prinsip demokrasi, privasi, dan hubungan persahabatan kedua negara!"
"Meski demikian, pakar hukum internasional UI Hikmahanto Juwana mempertanyakan kenapa reaksi SBY soal penyadapan itu baru dilakukan setelah ponsel Bu Ani masuk daftar telepon yang disadap oleh intelijen Australia?" ungkap Amir. "Sebelumnya, reaksi atas penyadapan oleh AS nyaris tak terdengar!" (Kompas.com, 19/11)
"Lain lagi tanggapan anggota DPR Komisi III, Eva Kusuma Sundari, yang juga disitir Kompas.com, ia menyesalkan sikap SBY yang meskipun marah atas penyadapan oleh Australia itu, tidak semarah seperti saat menanggapi pemberitaan kesaksian di sidang soal Bunda Putri!" timpal Umar.
"Waktu itu, sekembali dari perjalanannya SBY langsung menggelar jumpa pers di Bandara Halim, menyangkal kaitan Bunda Putri dengan Istana maupun Cikeas. Pokoknya Bunda Putri tidak dikenal Istana, formal maupun keluarga!"
"Pernyataan keras dan tegas Pemerintah Indonesia atas penyadapan oleh Australia itu disampaikan Menko Polhukam Djoko Suyanto, diikuti langkah penarikan duta besar oleh Menlu Marty Natalegawa!" tukas Amir.
"Penyadapan itu harus dikecam dan ditentang karena melanggar kedaulatan dan melukai persahabatan dalam prinsip kesetaraan!"
"Di balik peristiwa itu tentu kita juga layak mengevaluasi, kenapa tindakan yang bisa dikualifikasikan sebagai serangan dalam intelijen itu baru bisa diketahui setelah ada pembocoran dari pihak lain serta pemuatan beritanya oleh media asing?" entak Umar.
"Di era teknologi informasi yang canggih sekarang seharusnya badan intelijen kita sudah bisa mengantisipasi serta menangkal serangan seperti itu! Kebobolan dalam bidang intelijen itu harus dipandang sebagai suatu titik lemah pertahanan negara! Kekalahan intelijen awal kekalahan perang dalam bidang apa pun, dari militer sampai bisnis!"
"Celakanya kalau kekalahan strategi dalam intelijen itu karena jajaran intelijennya justru lebih sibuk menginteli warga bangsanya sendiri!" tukas Amir.
"Evaluasi yang serius harus dilakukan, agar Indonesia disegani dalam bidang intelijen! Tak boleh terulang orang seenaknya melecehkan kita dalam keintelijenan!"
0 komentar:
Posting Komentar