"PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia triwulan III 2013 sebesar 5,62%, terendah dibanding dua triwulan sebelumnya!" ujar Umar. "Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin, Rabu (6/11), dengan itu pertumbuhan 2013 mengarah ke 5,8% atau di bawah target 6,3%, serta melambat dari tahun lalu di atas 6%!"
"Seiring pelambatan itu, ekonomi Indonesia juga makin didominasi asing!" timpal Amir.
"Terutama di sektor pertambangan, emas, dan tembaga, asing menguasai 85%; batu bara, bauksit, nikel, dan timah 75%; dan migas 70%! Di telekomunikasi XL 66,5% dikuasai Axiata dari Malaysia, Indosat 65% dikuasai Ooredo Asia dari Qatar, dan Tri 60% dikuasai Huttchison dari Hong Kong! Di keuangan, 50,6% perbankan dikuasai asing!" (Kompas, 7/11).
"Jadi, kalau dahulu para pahlawan bangsa rela gugur untuk mengusir kekuasaan asing dalam segala bentuknya dari bumi Indonesia, kini bahkan di sektor pertambangan 80% lebih sudah kembali dikuasai asing!" tukas Umar.
"Artinya, perintah konstitusi agar kekayaan alam dikuasai negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat tak dijalankan pemerintah! Realitasnya, kekayaan alam dikuasai asing untuk kemakmuran kaum kapitalis!"
"Lebih celaka, guna mengatasi pelambatan, pemerintah membuka lebih banyak sektor lagi untuk investor asing!" timpal Amir.
"Artinya, lebih banyak lagi pintu kandang domba dibuka buat singa agar lebih leluasa memangsa!"
"Realitas dominasi asing bahkan dalam ritel meruyak hingga ke pelosok desa menggilas warung eceran milik rakyat.
Bisa disimpulkan, pemerintah gagal memberdayakan rakyatnya untuk mengelola kekayaan alam negeri hingga industri hilir yang membuka lapangan kerja masif!" tegas Umar.
"Lebih menyedihkan lagi ketika mengatasi pelambatan pertumbuhan bukannya dijadikan peluang bagi warga sendiri untuk mengatasinya—tentu dengan dukungan potensi nasional pendanaan dan teknologinya—tetapi malah cari yang instan, investor asing!"
"Begitulah pemerintahan tanpa spiritualitas nilai-nilai kepahlawanan nasional yang cukup!" tukas Umar. "Kekayaan alam dimerdekakan dengan pengorbanan jiwa pahlawan secara mudah kembali diserahkan ke asing! Kita bukan antiasing, tetapi yang proporsional—asing di bawah 50%—bukan sebaliknya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar