SEJUMLAH penumpang perahu dayung besar mendatangi juragan transportasi itu, bertanya dengan nada mengkritik, "Kenapa jalan perahunya lambat?" "Karena banyak penumpang cuma menggerutu tak ikut mendayung!" jawab juragan. "Padahal untuk mencapai tujuan para penumpang harus berpartisipasi, ikut mendayung agar perahunya laju dan lebih cepat sampai tujuan!"
"Arah perahunya juga melenceng!" ujar Edo, salah satu penumpang.
"Tujuan kita kan kilau cahaya terang ke udara itu, tetapi perahu menuju ke titik cahaya lain yang kelap-kelip!" "Itu karena para pendayung lebih banyak di satu sisi hingga arah perahu menjurus ke tujuan mereka, cahaya kelap-kelip itu!" jawab juragan. "Untuk mengembalikan arah haluan ke tujuan semestinya, kalian harus ikut mendayung dari sisi lain perahu!" "Tahu arah perahu melenceng kok Anda biarkan?" tanya Edi, penumpang lain.
"Kebetulan cahaya kelap-kelip itu rumahku!" jawab juragan. "Karena jalan perahu lambat aku kemalaman sampai rumah, aku pura-pura arah perahunya baik-baik saja!" "Kalau begitu ayo kita berpartisipasi, ikut mendayung di sisi ini, supaya perahu lebih cepat dan arahnya ke tujuan yang benar!" ajak Edo.
"Kalau kita tak berpartisipasi, jalan perahunya lambat dan arahnya bergantung kelompok pendayung dominan yang dapat kesempatan memuaskan kepentingannya!" "Di situ kunci pentingnya partisipasi, terutama dalam politik, bisa menjadi pengimbang dan kontrol terhadap kelompok dominan untuk mencegah agar tak seenak dan semau mereka saja!" timpal Edi.
"Sebaliknya jika tak ikut mendayung perahu politik, tak berpartisipasi, bisanya cuma menggerutu tetapi di luar sistem untuk mengoreksi atau mencegah mau dibawa ke mana negara ini oleh kelompok dominan!" "Lebih celaka lagi, para penggerutu yang tak ikut mendayung itu cuma menjadi korban perasaan menonton kelompok dominan berfoya-foya menguras kekayaan negara!" tegas Edo.
"Tak ikut mendayung—seperti golput yang tak ikut proses politik—justru sama dengan memberi keleluasaan pada penyimpang arah pelayaran bangsa! Kerusakan akibat penyimpangan juga bisa sebagai buah dari pembiaran oleh mereka yang lebih asyik menggerutu ketimbang berpartisipasi ikut mendayung!" ***
0 komentar:
Posting Komentar