"HAMPIR tercapainya kesepakatan Iran atas legalitas nuklirnya dengan AS, Rusia, Inggris, Prancis, China, plus Jerman (5+1) membuat PM Israel Benjamin Netanyahu murka hingga melakukan taktik bumi hangus menghancurkan popularitas Obama dengan menghasut organisasi-organisasi Yahudi serta pendukung Partai Republik di AS!" ujar Umar.
"Hasilnya, popularitas Obama melorot sampai tingkat terendah!" (VOA/Kompas.com, 14/11).
"Menurut hasil jajak pendapat nasional terbaru oleh Universitas Quinnipiac, 54% pemilih AS yang disurvei tidak puas dengan kinerja Presiden Obama dan hanya 39% yang puas!" timpal Amir. "Selain itu, untuk pertama kalinya, 52% pemilih AS mengatakan Presiden Obama tidak jujur dan tidak bisa dipercaya!"
"Pemerintahan PM Netanyahu yang terdiri dari kubu garis keras Israel menuduh Presiden Obama mendukung tercapainya kesepakatan Iran dengan 5+1 soal nuklir!" tukas Umar. "Kubu itu juga menuduh Obama melakukan pendekatan dengan Iran pascaterpilihnya Presiden Hassan Rouhani yang reformis! Netanyahu menunjukkan sikap kerasnya tidak mau menyalami Menlu AS John Kerry di Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, saat Kerry memotong kunjungannya di Timur Tengah Jumat lalu untuk terbang ke Genewa, bergabung ke perundingan 5+1 soal nuklir Iran!"
"Meski demikian, popularitas Obama yang jatuh sampai ke tingkat terendah itu, menurut VOA, tak terlepas dari masalah yang dihadapinya di dalam negeri!" timpal Amir. "Hasil survei dirilis hanya beberapa hari setelah Obama secara terbuka meminta maaf karena pemerintahannya kurang jelas dalam memerinci UU Reformasi Asuransi Kesehatan.
Dalam permintaan maafnya, Obama mengatakan ada 5% warga AS yang membeli asuransi pribadi dan kini asuransinya dibatalkan akibat UU itu!"
"Artinya, tekanan dari dalam dan luar negeri terhadap Obama berpadu sehingga popularitasnya anjlok sejauh itu!" tukas Umar.
"Namun, jadi amat menarik dalam hal ini adalah terjadinya ketegangan AS dengan Israel! Sejauh mana kemungkinan selanjutnya ketegangan itu?"
"Presiden Israel Shimon Peres dari kubu moderat, yang berusaha meredam ketegangan AS-Israel itu, mengatakan gangguan hubungan AS-Israel saat ini belum mencapai tingkat krisis!
Namun, lebih berupa perbedaan taktik saja dalam menghadapi isu nuklir Iran!" timpal Amir. "Maksudnya, hubungan kedua negara akan kembali baik-baik saja, sedang kejatuhan popularitas Presiden Obama justru sebagai tumbal yang harus ditunaikan Obama akibat melangkahi Israel dalam politik Timur Tengahnya!" ***
0 komentar:
Posting Komentar