"SAAT konsumsi rumah tangga lemah dan penyaluran kredit bank turun, sesuai survei konsumen dan dunia usaha BI terakhir, BI Selasa (12/11) menaikkan suku bunga acuan (BI rate) 25 basis poin menjadi 7,5%!" ujar Umar. "Alasannya, kata Direktur Eksekutif Komunikasi BI Difi Johansyah, untuk mengendalikan defisit neraca transaksi berjalan." (Antara, 12/11).
"Kenaikan BI rate yang terus-menerus bisa mengesankan Dewan Gubernur BI cuma punya jurus tunggal!" timpal Amir. "Kesan negatif! Karena, kenaikan suku bunga memperberat dunia usaha saat saldo bersih tertimbang (SBT) dunia usaha nasional pada triwulan III 2013 merosot lebih 5%, menjadi 13,35% dari 18,62% pada triwulan II. (Kualitatif itu kemerosotan lebih 25% saldo bersih).
Juga konsumsi masih lemah, indeks keyakinan konsumen (IKK) negatif 8,4% diiringi inflasi 8,32%—keduanya pada akhir Oktober 2013!"
"Artinya, jurus BI yang itu-itu melulu keluar dari realitas ekonomi yang butuh stimulan, tetapi malah ditimpa beban demi current account yang tertekan melampaui batas toleransi akibat kesalahan kerja pemerintah!" tegas Umar.
"Gejala BI jadi abdi pemerintah semata—dengan membebani ekonomi rakyat—harus dihindari, apalagi ketika defisit ganda—current account dan APBN—kian serius saat pemerintah ngebut menjual obligasi (surat utang negara SUN) buat menutup segala kekurangannya!"
"Itu bedanya dengan Orde Baru yang memakai utang negara langsung dalam bentuk proyek pembangunan—jalan, jembatan, bendungan!" timpal Amir. "Sementara kini, diterima cair, dana tunai yang bisa diputar sesukanya!"
"Saat konsumen lemah hingga ekonomi lesu, jelas bisnis riil butuh dana murah untuk bisa mendorongnya!" tegas Umar. "ECB—Europe Central Bank—memberlakukan suku bunga acuan 0%. Gubernur ECB Mario Draghi saat pekan lalu memangkas suku bunga fasilitas bank (sejenis Fasbi) menjadi 0,25%, menegaskan akan memberlakukan suku bunga negatif—menyimpan uang ke Bank Sentral harus bayar, tidak seperti di sini kini terima bunga 7,5%!"
"Model suku bunga 0% itu dirintis Jepang usai kalah perang, terbukti bisa membangkitkan pesat ekonomi negerinya!" timpal Amir. "Sementara kebijakan BI bukan buat bisnis riil, melainkan rente bagi pemodal agar memasok dolar demi menyeimbangkan current account!"
0 komentar:
Posting Komentar