"PENDIDIKAN bertujuan
membuat masyarakat masa depan yang elegan, hidup serbateratur dengan segala
sesuatu dilakukan terencana secara baik!" ujar Umar.
"Untuk itu, kurikulum 2013 jadi kontroversial! Sebab, pelaksanaannya yang dipaksakan mulai Senin (15-7) jadi serbakacau-balau—buku pelajaran tak cukup, para guru tak menguasai materi yang diajarkan! Apalagi dilatih, silabus saja tak ada!"
"Proses pendidikan mewujudkan masyarakat elegan memang sulit dicapai lewat model yang pelaksanaannya kacau-balau!" tukas Amir. "Seperti belajar-mengajar untuk menciptakan generasi baru yang bersih dan jujur lewat model pendidikan dan pengajar yang koruptif! Suatu hal yang mustahil!"
"Cara berpikir yang positif dan optimistis atas pemaksaan dengan tanpa persiapan memadai pelaksanaan kurikulum 2013 itu mungkin, dengan beranggapan memang pendidikan yang kacau-balau itulah model barunya!" timpal Umar.
"Dan itu justru disesuaikan dengan dinamika zaman yang amat pesat sehingga model pendidikan mapan seperti yang bertujuan menciptakan masyarakat masa depan serbateratur dan terencana malah tidak cocok lagi dengan tantangan zamannya!"
"Justru menghadapi tantangan berdinamika tinggi itu perlu respons cepat dengan presisi implementasi yang tinggi pula! Respons itu hanya bisa dilakukan lewat kesiagaan dan kesigapan yang segala sesuatunya terencana baik, lengkap opsi-opsi yang disediakannya!" tegas Amir.
"Menghadapi tantangan dinamika tinggi dengan perencanaan dan implementasi yang kacau-balau seperti pada kurikulum 2013 itu, hasilnya hanya chaos—kekacauan! Dalam dunia pendidikan, kekacauan akibat kesalahan model pendidikan bersifat multidimensi dalam kehidupan manusia dan masyarakatnya!"
"Tapi nasi telah menjadi bubur, kacau-balau implementasi kurikulum 2013 telah terjadi!" entak Umar. "Untuk itu, kembali ke berpikir positif dan optimistis tadi, semua 'kerusakan' akibat pemaksaan pelaksanaan kurikulum baru itu masih bisa diperbaiki! Dan perbaikan itu dilakukan oleh sekolah masing-masing, dengan mengandalkan kemampuan guru beradaptasi! Guru yang berpengalaman pasti bisa menduga maunya kurikulum baru kira-kira seperti apa! Pada pengalaman guru itulah tergantung masa depan bangsa!" ***
"Untuk itu, kurikulum 2013 jadi kontroversial! Sebab, pelaksanaannya yang dipaksakan mulai Senin (15-7) jadi serbakacau-balau—buku pelajaran tak cukup, para guru tak menguasai materi yang diajarkan! Apalagi dilatih, silabus saja tak ada!"
"Proses pendidikan mewujudkan masyarakat elegan memang sulit dicapai lewat model yang pelaksanaannya kacau-balau!" tukas Amir. "Seperti belajar-mengajar untuk menciptakan generasi baru yang bersih dan jujur lewat model pendidikan dan pengajar yang koruptif! Suatu hal yang mustahil!"
"Cara berpikir yang positif dan optimistis atas pemaksaan dengan tanpa persiapan memadai pelaksanaan kurikulum 2013 itu mungkin, dengan beranggapan memang pendidikan yang kacau-balau itulah model barunya!" timpal Umar.
"Dan itu justru disesuaikan dengan dinamika zaman yang amat pesat sehingga model pendidikan mapan seperti yang bertujuan menciptakan masyarakat masa depan serbateratur dan terencana malah tidak cocok lagi dengan tantangan zamannya!"
"Justru menghadapi tantangan berdinamika tinggi itu perlu respons cepat dengan presisi implementasi yang tinggi pula! Respons itu hanya bisa dilakukan lewat kesiagaan dan kesigapan yang segala sesuatunya terencana baik, lengkap opsi-opsi yang disediakannya!" tegas Amir.
"Menghadapi tantangan dinamika tinggi dengan perencanaan dan implementasi yang kacau-balau seperti pada kurikulum 2013 itu, hasilnya hanya chaos—kekacauan! Dalam dunia pendidikan, kekacauan akibat kesalahan model pendidikan bersifat multidimensi dalam kehidupan manusia dan masyarakatnya!"
"Tapi nasi telah menjadi bubur, kacau-balau implementasi kurikulum 2013 telah terjadi!" entak Umar. "Untuk itu, kembali ke berpikir positif dan optimistis tadi, semua 'kerusakan' akibat pemaksaan pelaksanaan kurikulum baru itu masih bisa diperbaiki! Dan perbaikan itu dilakukan oleh sekolah masing-masing, dengan mengandalkan kemampuan guru beradaptasi! Guru yang berpengalaman pasti bisa menduga maunya kurikulum baru kira-kira seperti apa! Pada pengalaman guru itulah tergantung masa depan bangsa!" ***
0 komentar:
Posting Komentar