Artikel Halaman 8, Lampung Post Minggu 03-05-2020
BMKG, Suhu Udara Panas
Tumbuhkan Badai Tropis!
H. Bambang Eka Wijaya
BADAN Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan suhu permukaan laut di perairan Indonesia Mei ini masih cenderung terus hangat. Hal itu berpotensi terjadinya pertumbuhan badai tropis.
Menurut Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, hal itu seiring dengan keluhan warga atas kondisi suhu udara yang terik dan cenderung membuat gerah belakangan ini. Hal itu terkait dengan pemanasan global dan prediksi musim kemarau.
Suhu permukaan laut akan berangsur lebih hangat lagi di perairan wilayah antara Samudera Indonesia dan perairan utara Australia.
"Hal ini menandakan dinamika suhu permukaan laut di perairan itu masih berpotensi dan sesuai untuk tumbuhnya badai tropis," tulis Herizal dalam rilisnya. (Kompas.com, 23/4/2020)
Berdasar catatan Pusat Peringatan Badai Tropis Jakarta (Jakarta Tropical Cyclone Warning Csnter) di BMKG, terdapat peluang secara statistik terjadinya badai tropis.
Pada akhir April peluang terjadinya badai tropis di perairan selatan Indonesia mencapai 11%, dan menurun jadi 3% pada Mei.
BMKG juga mencatat terdapat pola musiman atas jumlah badai tropis yang tumbuh di sekitar perairan Indonesia. Di antaranya pada priode Desember hingga April umumnya badai tropis di perairan selatan Indonesia.
Sedangkan pada priode Juli hingga November umumnya terjadi di perairan utara wilayah Indonesia.
"Menghangatnya lautan dapat memicu badai lebih mudah untuk tumbuh atau dapat menjadi sumber kekuatan badai sehingga lebih destruktif," jelasnya.
Akibat pemanasan lautan dan kaitannya dengan peningkatan kekuatan badai tropis di semua wilayah Samudera telah dikaji dalam banyak artikel. Salah satunya kajian Balaguru dkk yang diterbitkan di Jurnal Nature Communication pada 2016.
Dalam jurnal tersebut, Balaguru menyatakan pemanasan global telah memicu intensifikasi pembentukan super-taifun. Hal itu sesuai dengan hasil kajian oleh peneliti BMKG dengan menggunakan data Joint Typhoon Warning Center (JTWC) terhadap kejadian Siklon Tropis di Samudera Hindia bagian Selatan.
Pada priode 1961-2016 terindikasi adanya tren yang signifikan secara statistik untuk peningkatan frekuensi badai tropis dengan kategori berbahaya.
Berdasarkan analisis data BMKG sejak 1866, telah terjadi perubahan iklim di Indonesia ditandai dengan adanya kenaikan suhu mencapai 2,12 derajat celcius dalam priode 100 tahun. Serta, meningkatnya frekuensi kejadian dan intensitas curah hujan ekstrem dalam 30 tahun terakhir. ***
0 komentar:
Posting Komentar