Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Pedagang Pasar Tradisional Bangkrut!

Artikel Halaman 12, Lampung Post Kamis 22-07-2021
Pedagang Pasar Tradisional Bangkrut!
H. Bambang Eka Wijaya

PPKM Darurat di Jawa-Bali mengizinkan pasar tradisional buka sampai jam 13.00, itu pun hanya buat pedagang sembako (makanan) dan obat-obatan. Akibatnya, banyak pedagang lain tak bisa jualan bangkrut massal menjual as8et untuk membayar utang.
"Utang kan dibawa mati, lebih baik dia jual asetnya murah yang penting bisa bayar utang terus pulang kampung," kata Wakil Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran. (detik-finance, 19/7/2021)
"Jadi makin berat kondisinya dibanding

dengan PSBB," lanjut Ngadiran. "Kalau PSBB itu kan masih sebagian dibuka kemudian jam buka sampai jam 17,00 WIB. Sekarang kan jam 13.00 WIB. Oke kita dukung PPKM Darurat tapi makan kita dapat dari mana?"
Selain itu, para pedagang pun dikenai beban untuk tetap membayar retribusi setiap bulan tanpa keringanan.
"Teman-teman teriak, punya tunggakan sekian kalau jatuh tempo nggak dibayar disegel. Kan nggak manusiawi," imbuhnya.
Nasib malang bangkrutnya para pedagang kecil pasar tradisional itu paradoksal dengan nasib usaha kecil dan menengah (UKM) yang justru menjadi benteng terakhir perekonomian nasional pada keisis moneter (krismon) 1997/1998.
Karena itu pemerintah, utamanya pemetintah daerah, yang ketempatan mayoritas pedagang pasar tradisional, selayaknya segera membuka hati dan pikiran menyelamatkan usaha dan penghidupan para pedagang kecil terserbut. Sekaligus, berupaya mempertahankan benteng terakhir perekonomian nasional itu sebelum runtuh.
Namun sayangnya, pimpinan dan kebanyakan pejabat daerah berasal dari menara gading, sehingga visi dan kebijakannya tak membumi ke akar rumput, malah cenderung semata unjuk kekuasaan atas nama perintah atasan. Itu sebabnya para pengusaha di lapisan terbawah itu terkapar bangkrut.
Tetapi, memang tak semua pimpinan daerah sok kuasa begitu. Walikota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan,  SN Prana Putra Sohe, salah satu yang harus dikecualikan. Ia mempersilahkan pedagang untuk berjualan selama PPKM mikro di kotanya.
Namun Prana menegaskan para pedagang harus tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Kita tidak melarang orang berjualan, yang kita larang yang berkerumun," kata Prana saat memimpin apel Satgas Covid-19 kotanya. (BocimiUpdate, 14/7)
Menurut Prana, para prdagang itu sedang mencari makan. Maka itu, Prana mengingatkan petugas untuk tidak membubarkan maupun membuang perlengkapan jualan mereka.
Jika pejabat bervisi manusiawi seperti Prana, akar rumput tidak ludes terinjak-injak**


 

0 komentar: