Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Bediding, Suhu Dingin di Puncak Kemarau!

Artkel Halaman 09, Lampung Post Minggu 25-07-2021
Bediding, Suhu Dingin
di Puncak Kemarau!
H. Bambang Eka Wijaya

FENOMENA Bediding, suhu udara dingin di malam hari justru sebagai pertanda puncak musim kemarau pada akhir Juli hingga September melanda Lampung, Sumatera Selatan, Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara Timur.
Badan Meteorologi, Klimatologi da Geofisika (BMKG) menegaskan suhu lebih dingin menjelang puncak kemarau memang kerap terjadi. Sebagian masyarakat menyebut fenomena ini Bediding.
"Bediding adalah istilah yang digunakan masyarakat Jawa untuk menamai fenomena suhu udara dingin di malam hari saat musim kemarau," kata Supari, koordinator bidang analisis variabilitas iklim BMKG.
Datangnya Bediding oleh sebagian warga di Jawa ditandai dengan pohon randu (kapuk) berbunga.
Sementara Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal mengatakan, fenomena suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau yakni Juli hingga September.
Priode ini ditandai dengan pergerakan angin dari arah timur, berasal dari Benua Australia. Pada Juli 2021 ini wilayah Australia dalam priode musim dingin.
Tekanan udara dingin di Australia menyebabkan pergerakan masa dari Australia menuju Indonesia atau disebut dengan Monsoon Dingin Australia.
Akibatnya, suhu di bebrrapa wilayah Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa seperti Pulau Jawa, Bali dwn Nusa Tenggara terasa lebih dingin, khususnya pada malam hingga pagi hari.
Wilayah yang biasanya mengalami Bediding merupakan wilayah yang tipe hujannya monsunal, yaitu yang pola hujannya mengalami puncak di sekitar bulan Desemner-Januari-Februari dan mengalami kondisi kering (hujan minimal) pada Agustus-Seprembwr-Oktober.
Wilayah yang termasuk tipe hujan monsunal yakni; Sumateta Selatan, Lampung, Pulau Jawa, Pulau Bali, NTB dan NTT. Meski ada spot-spot di Pulqu Jawa yang memiliki tipe hujan berbeda. (Sains.Kompas.com, 16/7)
Untuk menghadapi fenomena Bediding di masa pandemi, BMKG mengingatkan masyarakat agar mengupayakan secara ekstra menjaga daya tahan tubuh. Khususnya dengan mengonsumsi makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Serta hindari aktivitas berlebihan yang melelahkan.
Suasana lingkungan alam Bediding dilukiskan indah dan romantis dalam novel karya penyair Yogya Linus Suryadi AG berjudul Pengakuan Pariyem, babu kota gudeg asal Gunung Kidul.
Menurut Ashadi Siregar, Linus merefleksikan lingkungan seperti pujangga Jawa Lama dahulu yang dengan kekuatan lirik mengungkapkan dunia di luar dirinya melalui pemikiran Kejawen. ***







0 komentar: