Artikel Halaman 12, Lampung Post Senin 26-07-2021
Relaksasi Akhiri Reli Angka Kematian!
H. Bambang Eka Wijaya
SESUAI jadwal, 26 Juli 2021 dimulai relaksasi dari serial PPKM penanganan Covid-19 yang penuh tekanan. Salah satu tekanan itu reli rekor angka kematian akibat Covid-19 di atas seribu orang setiap hari. Relaksasi diharapkan menurunkan angka kematian itu.
Reli rekor angka kematian di atas seribu orang setiap hari dimulai 17 Juli 2021 (1.092 orang), 18 Juli (1.093 orang), 19 Juli (1.338 orang), 20 Juli (1.280 orang), 21 Juli (1.383 orang), dan 22 Juli (1.449 orang).
Rekor angka kematian 22 Juli mengantarkan angka positif Covid-19 di Tenah Air tembus tiga juta kasus, tepatnya 3.003.339, dengan pasien senbuh 2.392.923 orang, dan total meninggal menjadi 79.032.
Lantas, apa prioritas yang harus dilakukan dalam masa relaksasi, untuk menurunkan angka kasus baru dan kematian yang sedang memuncak?
Kendorkan dulu tekanan fisik dan mental (psikis) kepada masyarakat, yang selama ini cukup berat bahkan cenderung intimidatif.
Stel kendo dulu sejenak, agar rakyat bisa menarik napas dan memulihkan semangat untuk menata kembali kehidupannya. Banyak warga yang hidupnya morat-marit karena selama pandemi dikekang gerak fisik dan usahanya untuk cari makan.
Dengan begitu relaksasi menjadi kesempatan bagi kebanyakan rakyat jelata untuk bisa menghilangkan kunang-kunang dari pandangannya dan memulai kembali usaha atau penghidupannya dari nol.
Untuk itu, yang harus dilakukan pemerintah dan kalangan mampu adalah agar membuat rakyat jelata gembira. Senangkan hati mereka. Karena di hati yang senang dan gembira, imunitas akan ikut menguat. Itu salah satu cara menggagalkan virus mapar.
Kecenderungsn selama ini, semakin kuat tekanan pada rakyat, yang dipersalahkan kurang disiplin, kasus akan semakin ganas dan kematian semakin tinggi. Faktanya, saat PPKM Darurat diberlakukan 3 Juli angka kematian 493 orang sehari. Setelah tekanan berat setengah bulan PPKM Darurat, 20 Juli angka kematian menjadi 1.280 orang sehari: naik 150%.
Maka itu, dalam masa relaksasi, buatlah orang-orang susah menjadi senang. Selain imunitas mereka membaik menangkal virus, pertolongan dari Penyeru agar memperhatikan kaum papa segera datang menghentikan pagebluk. Tiada daya upaya kecuali atas izin-Nya.
Setelah prakondisi itu, barulah ditata ulang strategi perang melawan virus, sebagai perang rakyat semesta yang melibatkan seluruh rakyat. Pasalnya, selama ini yang perang melawan Covid-19 hanya pemerintah, sedang rakyat kaki dan tangannya tak boleh bergerak. ***
0 komentar:
Posting Komentar