Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Susan Boyle, 'I Dreamed a Dream'!

"SIAPA sih, Susan Boyle?" entak Umar. "Klik Google hanya 0,12 detik muncul 5,55 juta item tulisan dan rekaman media terkemuka dunia!"

"Klik saja YouTube dan putar video penampilan pertamanya di Britain Got Talent 2009 pada 11 April lalu!" sambut Amir.

"Perempuan paro baya gemuk dengan baju gombor seperti ke ladang yang naik pentas tanpa polesan wajah ini?" kejar Umar setelah membuka YouTube. "Dicemooh dan diremehkan pula dia oleh Simon Cowell, juri American Idol!"

"Jangan nilai orang dari tampak luarnya!" sergah Amir. "Tunggu perempuan dusun berusia 47 tahun dari Blackburn, Skotlandia, yang percaya diri itu menyanyi! Sesaat usai dia menyanyi, situs YouTube langsung diserbu 5,6 juta pengunjung!"

"Wow, benar-benar sebuah keajaiban!" entak Umar mendengar suara sopran Susan Boyle melantunkan lagu I Dreamed a Dream, yang dipetik dari kisah drama musikal Les Miserables.


"Itu dia yang membuat dunia seketika gempar!" tegas Amir. "CNN langsung membuat program khusus Susan Boyle, koran-koran kelas dunia memuat foto dan kisahnya di depan! Soalnya, orang dusun yang polos bahkan pada usianya itu belum menikah, punya kemampuan spektakuler membuat Simon Cowell menganulir sikapnya dengan ngeles, 'Sejak awal Anda naik panggung saya tahu, ada sesuatu yang luar biasa dalam diri Anda!' jelas, Simon ditertawakan penonton!"

"Sikap Simon berbalik arah itu justru jadi 'gong' kedahsyatan Susan!" sambut Umar. "Anehnya, kenapa perempuan kedodoran begitu bisa lolos ikut seleksi penyanyi idola di negeri secanggih Inggris, padahal faktor keindahan tubuh dan usia biasanya mendapat perhatian istimewa!"

"Itu salah satu sisi keajaiban di balik kehadiran Susan!" tegas Amir. "Suatu kejaiban yang tak mudah lolos di negeri lain, konon lagi di Indonesia yang untuk seleksi idola-idolaan penilaian utama justru dari tampak luarnya! Akibatnya, idola yang dihasilkan pun sering cepat gembos--sinarnya tak bertahan di arena persaingan yang lebih ganas!"

"Dengan kecenderungan begitu, jadi menarik lagu pilihan Susan I Dreamed a Dream--aku mimpikan sebuah impian--yang mirip lagu perjuangan Martin Luther King di AS!" timpal Umar. "Di sono impian dalam mimpi saja bisa jadi kenyataan! Sedang di sini, usaha nyata yang didukung daya-upaya maksimal malah kandas! Penilaian tampak luar yang dipengaruhi faktor materialisme cenderung semakin dominan, membentuk pragmatisme yang mudah mengesampingkan hal-hal substantif! Akibatnya, kalau di sono hal-hal imajiner pun bisa menjadi kenyataan, di sini yang substantif dengan prospek konkret pun malah jadi tak jelas juntrungnya!"

"Maka itu, kalau Susan Boyle di Indonesia, dengan penampilan seperti itu sekadar jadi pesinden--penyanyi latar wayang kulit--pun susah!" tegas AMir. "Masih mujur kalau bisa jadi pelawak--mesti menurut kalangan Srimulat di Kick Andy--mereka makin kalah lucu dari politisi di Senayan!"**

0 komentar: