Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

MUI, Atasi Hulu Ajaran Terorisme!

MAJELIS Ulama Indonesia (MUI) meminta pemerintah berupaya lebih keras dalam penanggulangan terorisme dari sektor hulu. Yakni, sumber yang menyebarkan paham-paham radikal, yang menjadi pangkal aksi terorisme. "Terhadap (sumber) ajaran-ajaran yang bertentangan itu, juga harus dilakukan pendekatan secara damai, bersilaturahmi, karena kita sesama muslim," kata Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi. (Kompas.com, 16/5) Dialog-dialog tersebut dianggap perlu untuk dilakukan, untuk mengubah paham-paham Islam keras atau radikal, sehingga sesuai dengan ajaran Islam yang rahmatan lil'alamin. "Itu yang perlu diintensifkan dan itu tidak ada dari negara," tukas Masduki. MUI menganggap persoalan terorisme di Tanah Air tak bisa diselesaikan hanya dengan pencegahan di sektor hilir. Misalnya, seperti yang dilakukan oleh kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) selama ini. "Jadi dana APBN bermiliar-miliar, bertriliun-triliun digunakan di sektor hilir, untuk menangkap dan segala macam itu," ujar Masduki. Menurut MUI, perlu keterlibatan organisasi masyarakat (ormas) Islam yang ada seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama untuk menangani persoalan terorisme di dalam negeri. "Bagaimana kita melakukan dialog-dialog yang intensif, tidak ada dananya itu. Dana semua ke hilir. Selama kita sibuk di hilir, tapi di sumbernya tidak ada kebijakan yang memihak di sektor hulu, ya berat," ujarnya. Seharusnya BNPT yang konsentrasi di hulu. Tapi nyatanya BNPT “hanyut” ikut bermain ke hilir, seperti deradikalisasinya cenderung lebih fokus ke LP menangani napi kasus terorisme. Sedang koordinasi BNPT ke masyarakat, utamanya ormas-ormas, terkesan kurang—seperti pernyataan MUI. Juga deradikalisasi ke dunia pendidikan, tecermin pada hasil survei UIN Syarif Hidyatullah terhadap Generasi Z (kelahiran 1996—2010) serta guru dan dosen di 34 provinsi. Pada muslim Generasi Z, lebih dari sepertiga siswa setuju jihad atau perang itu vital terutama perang melawan nonmuslim. Satu dari lima siswa muslim setuju aksi bom bunuh diri itu jihad Islam. Sepertiga dari siswa muslim setuju orang yang murtad harus dibunuh. Dan hampir sepertiga siswa muslim menyatakan intoleran terhadap minoritas bukan masalah. Survei itu menemukan sumber sikap Generasi Z itu sebagian besar dari medsos, dan hal itu tidak jauh dari sikap intoleran pada guru dan dosennya. Berarti, program deradikalisasi BNPT juga harus aktif di medsos. ***

0 komentar: