Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Korupsi Lebih Sakit dari Operasi Bedah!

Artikel Halaman 12, Lampung Post  Kamis 16-09-2021
Korupsi Lebih Sakit dari Operasi Bedah!
H. Bambang Eka Wijaya

PASIEN di meja operasi pucat pasi ketika dokter masuk ruangan. "Ibu yang melahirkan dengan operasi caesar tidak kapok, di antara mereka hamil lagi," ujar dokter menenangkan pasiennya. "Operasi bedah sudah menjadi hal biasa, jadi tidak perlu takut berlebihan!"
"Karena ini operasi bedah pertama yang saya alami seumur hidup!" jawab pasien.
"Meski begitu tak perlu takut berlebihan," tegas dokter. "Saya saja melakukan operasi pembedahan pertama tidak ketakutan kok."
"Jadi ini operasi bedah dokter yang pertama?" kejar pasien menggigil tapi segera tak sadar akibat suntikan anastesi.
Beberapa hari setelah pulih dari operasi, kepada teman-teman yang menjenguknya ia berkata, "Menurut saya korupsi lebih sakit dari operasi bedah!"
"Masa iya?" temannya tercengang.
"Buktinya setelah lebih seminggu pulih, tak terasa lagi sakit bekas pembedahan," ujar pasien. "Sedangkan ketangkap korupsi, sakitnya bisa seumur hidup, dicap masyarakat sebagai koruptor."
"Tapi anggota DPR yang dalam sidang Tipikor disebut menyuap penyidik Rp3 miliar lebih kok tenang-tenang saja?" kejar teman.
"Siapa bilang?" entak teman lainnya. "Pasti anggota DPR yang disebut terlibat itu kelimpingan, berusaha mengamankan kedudukannya sebagai anggita Dewan! Jangan-jangan ini menjadi pengalaman pertama seumur hidup yang sakitnya tak pernah pulih seperti sediakala."
"Itu yang saya maksud korupsi lebih sakit dari dioperasi bedah!" tegas pasien. "Sakitnya harus ditanggung, bahkan sebagai aib, seumur hidup. Bukan ditanggung sendiri pula, tapi seluruh keluarga -- orang tua, istri, anak,  semua kena stigmanya."
"Masalah aib keluarga inilah yan semestinya membuat orang berpikir ulang berkali-kali untuk melakukan korupsi!" tegas teman. "Jangankan korupsi, fitnah atas tuduhan korupsi pun kemungkinannya harus dijauhkan!"
"Itu yang dimaksud dengan'Jauhkan atas kamu fitnah orang-orang keji di antara kamu, ketahuilah siksa Tuhan amat pedih!" timpal teman. "Untuk itu, orang-orang yang punya gelagat menjurus korupsi harus dijauhi. Jauhkan atas kamu! Jangan pula malah didekati apalagi ditemani, berpotensi menyeret ke fitnah."
"Betul! Lebih celaka lagi kalau tuduhan korupsi itu hanya fitnah yang direkayasa sempurna, sehingga korban fitnahnya tak bisa berkutik!" tukas pasien. "Diri masuk penjara, keluarga menanggung aibnya, padahal sebenarnya cuma fitnah. Karena itu, jauhkanlah diri dari segala hal yang mungkin bisa menjadi fitnah, lebih kejam dari pembunuhan!" ***



0 komentar: