Artikel Halaman 12,Lampung Post Senin 13-09-2021
Membangun Kebutuhan yang Mendesak!
H. Bambang Eka Wijaya
UMAR berteriak, "Aduh, perutku sakit. Minta tolong ambilkan obat dong!"
Tanpa cing-cong Amir menyodorkan sesuatu.
"Apa ini?" entak Umar. "Orang sakit perut kok diberi obat mata tetes."
"Karena, orang sakit perut berkunang-kunang matanya. Diberi obat mata tetes supaya melihat fatamorgana nan indah!" jawab Amir.
"Ternyata itu alasannya, di sela Breaking News LP terbaksr puluhan warga binaan tewas, Menko Perekomomian Airlangga Hartarto mengumumkan pemerintah melanjutkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru?" timpal Umar. "Agar mata bangsa yang nanar oleh kilau api kebakaran LP jadi berbinar melihat fatamorgana IKN nan indah?"
"Kayaknya begitu," tukas Amir. "Pembangunan IKN yang dimaksud sebagai legasi seperti Taj Mahal atau Candi Roro Jonggrang, tak bisa dihalangi lagi. Sehingga kalau ada kebutuhan yang lebih mendesak, seperti keharusan membangun LP baru menampung warga binaan yang sudah overkapasitas empat kali lipat, prioritasnya harus di bawah IKN."
"Tapi kan mungkin sebagai prioritas pengiring," timpal Umar. "Maksudnya, seiring pembangunan IKN, juga dibangun sejumlah LP baru di sepanjang perbatasan Kalimantan, dari Kalbar hingga Kalut, sekaligus sebagai benteng keamanan perbatasan melindungi IKN."
"Itu ide yang bagus, tidak saling menapikan," sambut Amir. "Beda dengan Kasus Siantar 1970-an. Waktu itu kepala daerah mengusulkan pembelian mobil dinas wali kota. Tapi waktu itu yang lebih mendesak adalah kebutuhan mobil tinja untuk warga kota. Akhirnya DPRD sepakat membeli mobil tinja."
"Tapi dalam pilihan antara IKN dan LP, sekalipun kebutuhan lebih mendesak membangun LP, tak mungkin menapikan pembangunan IKN demi memprioritaskan LP," tegas Umar. "Paling mungkin, pembangunan LP langsung jadi setiap tahun, sementara pembangunan IKN multiyears."
Karena lokasinya di perbatasan relatif jauh dari pemukiman penduduk, keamanan tak perlu maksimum, yang penting dengan penjagaan yang cukup tidak akan melarikan diri. Karena selain bentuknya berupa rumah tinggal, yang dikirim ke LP baru juga diseleksi warga binaan yang baik."
"Seleksi dilakukan karena di sana warga binaan tidak dikurung, tapi diberi lahan garapan bertani. Hasilnya ditabung LP untuk bekal hidup saat bebas kelak. Dengan begitu bisa diharapkan mereka tidak mengulangi kekelirusn dalam hidipnya.
Dengan bertani, selain tabungan, mereka bisa mendapat makanan tambahan dari ladangnya, dari umbi-umbian hingga sayuran. Dengan kerja nencangkul tubuh mereka juga lebih sehat. ***
0 komentar:
Posting Komentar