Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Krisis Learning Lost RI Makin Parah!

Artikel Halaman 12, Lampungll Post Rabu 22-09-2021
Krisis 'Learning Lost' RI Makin Parah!
H. Bambang Eka Wijaya

KRISIS kehilangan pengalaman masa belajar (learning lost) pada siswa di Indonesia semakin parah akibat pandemi Covid-19. Hasil penelitian PBB mencatat, sampai Juni 2021 learning lost itu 10 bulan, jika dilanjutkan hingga Agustus menjadi genap satu tahun.
Kehilangan pengalaman masa belajar genap satu tahun di masa pandemi memperparah dampaknya berupa 'learning loss' atau kemampuan belajar siswa yang rendah.
Sebab, menurut PBB, sejak sebelum pandemi Indonesia telah mengalami learning lost, dari 12,4 tahun masa belajar, pengalaman masa belajar yang efektif hanya 7,8 tahun. Berarti sebelum pandemi sudah kehilangan pengalaman masa belajar 4,6 tahun, ditambah satu tahun selama pandemi menjadi 5,6 tahun.
Rendahnya kemampuan belajar (learning loss) sebelum pandemi tercermin pada hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) yang diumumkan 3 Desember 2019. Kemampuan belajar siswa Indonesia berada jauh di bawah rata-rata 79 negara, yakni skor membaca siswa Indonesia 371 rata-rata 79 negara 487, matematika 379 rata-rata 489, dan Sains 396 rata-tata 489.
Skor PISA siswa Indonesia 2019 itu merosot dari 2015, yakni 397, 386 dan 403. Terlihat, dampak learning loss yang memburuk, dan bisa tambah parah dengan learning lost selama pandemi.
Rendahnya kemampuan belajar siswa akibat learning lost punya dampak jangka pendek dan jangka panjang, yang perlu mitigasi mengatasinya.
Dampak jangka pendek paling serius adalah kesulitan anak mengikuti pelajaran baru akibat lonjakan kelas yang diperolehnya selama libur panjang. Awal libur kelas dua, Juni 2020 naik kelas tiga, Juni 2021 naik kelas lagi, September 2021 masuk kelas empat.
Lompatan mata pelajaran dari kelas dua ke kelas empat itu perlu mitigasi, menjalani ringkasan proses agar siswa tidak terlalu bingung tiba-tiba mendapat pelajaran jauh dari pekembangan kognisinya. Tanpa proses mitigasi yang baik, proses pembelajaran yang dipaksakan bisa mengganggu tumbuh kembakng jiwa anak (menderita tekanan psikososial berkepanjangan).
Dampak jangka panjang rendahnya kemampuan belajar membuat siswa sukar mencapai kompetensi dalam pendidikan. Dengan kompetensi menjadi syarat mendapatkan pekerjaan di masa depan, maka siswa tersebut kelak sukar nendapatkan pekerjaan.
Namun karena learning lost merupakan kejadian yang dialami kebanyakan siswa di Tanah Air, maka harus dicegah dengan sungguh-sungguh learning lost ini tidak bablas jadi generation lost. ***






0 komentar: