"POSISI Lampung Barat (Lambar) makin strategis sebagai pemasok energi di interkoneksi Sumatera bagian selatan!" ujar Umar. "Selain PLTA Way Besai yang memproduksi listrik 2 x 45 megawatt (mw), menyusul dibangun lumbung energi panas bumi (geotermal) oleh Chevron di kawasan Sekincau-Suoh berdaya 550 mw! Itu sebagian dari enam titik panas bumi di Lambar yang menurut Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Tisnaldi, seluruhnya berpotensi 1.500 mw!"
"Luar biasa!" timpal Amir.
"Padahal, kebutuhan listrik Lambar dewasa ini cuma 13 mw! Dari PLTA Way Besai saja berlebih 77 mw! Nanti ditambah 550 mw dari panas bumi Sekincau-Suoh dan potensi yang 1.500 mw, Lambar menjadi lumbung energi baru terbarukan
(EBT) tidak cuma sebatas Sumbagsel, malah skala nasional!"
"Tetapi, di situlah ironisnya!" tukas Umar.
"Dengan kelebihan produk energi, baik masa kini maupun masa depan yang berlimpah itu, elektrifikasi PLN di Lambar baru menjangkau 38% rumah warga, sedangkan non-PLN 9%! Bupati Lambar Mukhlis Basri merintis pembangunan jaringan saluran udara tegangan ekstratinggi (SUTET) dari Way Besai, tetapi realisasinya oleh PLN cenderung butuh waktu!"
"Tetapi, dengan posisi Lambar sebagai lumbung EBT, ketertinggalan Lambar dalam elektrifikasi itu diharapkan mendapat perhatian ekstra dari Pemerintah Pusat sehingga digesa mengatasinya lewat keputusan politik!" timpal Amir. "Sebagai lumbung EBT, Lambar bukan saja punya posisi tawar yang penting, melainkan juga pendapatan asli daerah (PAD) murni yang tinggi! Dari harga tinggi penjualan energi per kilowatt (kw) yang diatur pemerintah, dalam pembagian hasilnya Pemkab lokasi proyek dapat 32%, Pemkab/Pemkot lainnya seprovinsi 32%, Pemprov 20%, sisanya untuk pusat! Sebagai bandingan, Pemprov Jabar menerima bagi hasil dari EBT yang sekarang lebih Rp1 triliun/tahun!"
"Artinya, meskipun perjuangan Bupati dan segenap rakyatnya sekarang untuk memacu realisasi Lambar sebagai lumbung EBT baru terwujud setelah lima tahun ke depan, usaha itu diharapkan nantinya bisa menghadirkan sumber PAD murni yang besar!" tegas Umar.
"Dengan kekuatan baru dari PAD itu sekaligus mampu membawa Kabupaten Lambar maju dan lolos keluar dari lingkaran bersama 187 kabupaten miskin yang menjeratnya selama ini! Untuk itu, mewujudkan Lambar sebagai lumbung EBT tidak bisa ditawar-tawar!" ***