"UKG—uji kompetensi guru—yang secara nasional hasilnya jeblok, dari idealnya minimum mencapai nilai 70 untuk kompeten, ternyata rata-rata nasional hanya 44,5!" ujar Amir. "Dekan FKIP Unila Bujang Rahman mempertanyakan cara dan materi uji kompetensi guru yang dilakukan secara online! Ia contohkan apakah orang yang tahu teori renang dijamin bisa berenang?"
"Uji kompetensi profesi lazimnya dilakukan lewat proses unjuk kerja, seperti uji kompetensi dokter bedah melakukan pembedahan pasien di depan para penguji!" timpal Amir. "Jadi, untuk uji kompetensi guru harus dilakukan di depan tim penguji dengan unjuk kerja mengajar! Ironis kalau dilakukan lewat online, guru yang telah mengajar puluhan tahun dan muridnya banyak yang sudah lulus S-3 bisa dianggap tidak kompeten ketika uji kempetensi lewat online listriknya byarpet dan server Kemdikbud yang diakses semua peserta uji kompetensi dari seluruh Tanah Air ternyata jadi lelet keberatan beban akibat terlalu banyak pengakses yang harus dilayani sekaligus!"
"Tepatnya, cara dan materi uji kompetensi guru harus benar-benar kompeten bagi proses mengajar di depan kelas agar menghasilkan guru profesional tak cuma ujian teori lewat internet!" tegas Umar.
"Cara uji kompetensi guru lewat internet seperti dilakukan itu mungkin karena saking banyaknya guru, sukar menyiapkan tenaga penguji yang cukup untuk mengejar waktu penyelesaian program!" timpal Amir. "Alasan itu tak bisa diterima, karena kompetensi guru menentukan nasib dan kualitas anak-anak bangsa ke masa depan! Kalau uji kompetensi asal-asalan hingga guru yang dianggap kompeten juga sebenarnya cuma produk asal-asalan, masa depan bangsa ini dikorbankan—bisa lebih buruk daripada kondisi sekarang!”
"Proses uji kompetensi guru memang harus dilakukan standar sebagaimana lazimnya uji kompetensi profesi!" tegas Umar. "Karena di kalangan guru sendiri terdapat banyak guru senior, yang dari pengalamannya mengajar sudah cukup kompeten, sebenarnya bisa diseleksi di antara mereka untuk disiapkan sebagai tim penguji kompetensi! Dari situ berapa banyak pun dibutuhkan tim penguji bisa didapat dalam waktu cepat! Pengujiannya dilakukan realistis pada kemampuan mengajar di kelas, baik secara kognitif, afektif, atau implementasi teori-teori ilmu keguruan dan kependidikan! Artinya, cara dan materi uji kompetensi harus benar-benar kompeten!" ***
0 komentar:
Posting Komentar