"PERTUMBUHAN ekonomi Lampung triwulan II 2012 tumbuh 6,35% dari periode sama 2011, sedikit di bawah pertumbuhan nasional pada kurun sama, 6,4%!" ujar Umar. "Ini berkah penting bagi Lampung hingga perlu dijaga tak cuma dinikmati masyarakat lapisan atas, sedang kondisi masyarakat lapisan bawah bukan hanya stagnan, melainkan secara kualitatif malah terus merosot oleh gerogotan inflasi—akibatnya laju pertumbuhan ekonomi selalu sejajar dengan penajaman tingkat ketimpangan sosial!"
"Soal penajaman ketimpangan sosial akibat pertumbuhan ekonomi itu perlu dijelaskan saksama!" sambut Amir. "Pertumbuhan ekonomi sebagai medium peningkatan kemakmuran secara efektif hanya dinikmati warga lapisan atas yang pendapatannya elastis mengikuti pertumbuhan! Sedang warga lapisan bawah yang pendapatannya tidak elastis, semisal buruh yang dipatok pada UMP (untuk Lampung di bawah Rp1 juta/bulan), tak kebagian arti pertumbuhan! Sebaliknya, secara kualitatif nilai riil pendapatan mereka terus merosot digerogoti inflasi!"
"Itu yang membuat pertumbuhan ekonomi bisa jadi pemicu kian tajamnya ketimpangan sosial!" tegas Umar. "Di satu sisi—kelompok majikan dan kelas menengah berpendapatan elastis—menikmati pertumbuhan ekonomi, secara realistis tampak makin memacetkan jalanan dengan jubelan mobil-mobil bertahun terbaru!"
"Sedang kelompok lapisan bawah yang kian dalam terbenam di jurang ketimpangan, waktunya semakin lama dipakai bekerja di pabrik atau ladang tempat buruh tani—karena harus bekerja lembur untuk mencukupi kebutuhan hidupnya akibat gajinya terus minus digerogoti inflasi!" tukas Amir. "Karena itu, untuk mengatasi ketimpangan sosial agar tidak terus menganga semakin lebar, diperlukan paradigma baru dalam penetapan upah buruh—yang bisa memberikan arti pertumbuhan ekonomi buat warga kelas bawah! Untuk itu, penetapan upah buruh tidak hanya dinaikkan sebanding tingkat inflasi tahun lalu, tapi juga peningkatan kemakmuran umum yang dicapai lewat indikator pertumbuhan ekonomi!"
"Dengan itu usaha memajukan kesejahteraan umum sesuai tujuan kemerdekaan bangsa yang ditetapkan konstitusi bisa diimplementasikan dalam realitas kehidupan rakyat!" tegas Umar. "Tanpa itu, negara ini kian jauh terjebak paradoks, semakin maju perekonomian dengan durasi pertumbuhan tinggi yang panjang, jurang ketimpangan sosial semakin lebar dan dalam hingga tak terjembatani lagi! Tapi adakah negarawan yang mampu menerapkan peningkatan kemakmuran hasil pertumbuhan ekonomi menjadi komponen peningkatan kesejahteraan rakyat? Tokoh seperti itu yang ditunggu kehadirannya di Republik Kerakyatan ini!" ***
0 komentar:
Posting Komentar