"KARENA pembangunan nasional berorientasi pada pertumbuhan, dan terbukti meski angka pertumbuhan ekonomi relatif tinggi, tetesannya ke warga miskin tak terasa, alias hanya dinikmati kelas menengah ke atas, pemerataan yang dilakukan selama Lebaran jadi amat signifikan artinya bagi warga miskin!" ujar Umar. "Pemerataan itu baik dilakukan lewat zakat, infak, dan sedekah, maupun yang dibawa pemudik untuk familinya di desa!"
"Sayangnya zakat mal atau zakat harta belum jadi tradisi di kalangan orang kaya!" timpal Amir. "Sehingga yang menjadi andalan baru zakat fitrah yang nilainya per jiwa setara 2,5 kg beras atau sekitar Rp20 ribu! Dengan itu, seberapa signifikan pun arti pemerataan dari zakat yang diterima setiap keluarga miskin, tak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka untuk satu bulan saja!"
"Karena prinsipnya, pada Idulfitri tak boleh ada orang miskin kelaparan!" tukas Umar. "Setelah yang prinsip dipenuhi, syukur kalau ada tambahan untuk memperpanjang masa terhindar dari ancaman kelaparan! Alhamdulillah, kalau ada saudara yang mudik berbagi nikmat kebahagiaan—bisa lebih jauh lagi ancaman bahaya kelaparan!"
"Untuk mengatasi kemacetan sistemik tetesan pertumbuhan ke warga miskin, pemerintah kan memberi beras miskin—raskin!" tegas Amir.
"Tapi raskin harus ditebus!" timpal Umar. "Tak semua warga miskin mampu menebusnya! Hingga sebagian dari mereka terpaksa bekerja sama dengan 'pemodal' untuk menebus berasnya kemudian dibagi dua!
Jadi, raskin itu tak menutupi sepenuhnya kebutuhan warga miskin!" "Tak mungkin kebutuhan rakyat miskin bisa dicukupi sepenuhnya oleh pemerintah!" tegas Amir. "Tapi panen lima tahunan bagi warga miskin sudah hampir tiba! Dengan pemilu kuartal I 2014, sepanjang 2013 berarti akan terjadi gerujugan anggaran program populis untuk warga miskin yang merupakan mayoritas pemilih! Di periode itu, kemacetan sistem dan mekanisme pemerataan dalam pertumbuhan ekonomi tak dimasalahkan lagi, karena mekanisme anggaran mengarahkan jalur distribusinya ke kalangan warga miskin!" "Kalau begitu, konstitusi harus diamandemen lagi, agar pemilu nasional diadakan setiap tahun!" timpal Umar. "Sebab, anggaran orang miskin hanya dikucurkan setiap menjelang pemilu!" ***
Jadi, raskin itu tak menutupi sepenuhnya kebutuhan warga miskin!" "Tak mungkin kebutuhan rakyat miskin bisa dicukupi sepenuhnya oleh pemerintah!" tegas Amir. "Tapi panen lima tahunan bagi warga miskin sudah hampir tiba! Dengan pemilu kuartal I 2014, sepanjang 2013 berarti akan terjadi gerujugan anggaran program populis untuk warga miskin yang merupakan mayoritas pemilih! Di periode itu, kemacetan sistem dan mekanisme pemerataan dalam pertumbuhan ekonomi tak dimasalahkan lagi, karena mekanisme anggaran mengarahkan jalur distribusinya ke kalangan warga miskin!" "Kalau begitu, konstitusi harus diamandemen lagi, agar pemilu nasional diadakan setiap tahun!" timpal Umar. "Sebab, anggaran orang miskin hanya dikucurkan setiap menjelang pemilu!" ***
0 komentar:
Posting Komentar