HINGGA selesai kampanye dan masuk masa tenang, Polri dan TNI di Lampung berhasil menunjukkan kinerja profesional mengawal Pemilihan Gubernur (Pilgub) pada pelaksanaan Pilkada Serentak 2018. Itu dibuktikan dengan situasi dan kondisi sosial politik daerah ini yang aman dan kondusif. Hal itu tercapai bukan berkat pendekatan formal yang kaku. Tapi sebaliknya, Kapolda Lampung Inspektur Jenderal Suntana dan Danrem 043/Gatam Kolonel Kav Erwin Djatniko banyak melakukan pendekatan kekeluargaan. Contohnya, Kapolda dan Danrem secara bersama selalu mengundang kontestan cagub/cawagub dan tokoh masyarakat bersilaturahmi. Terakhir dengan berbuka puasa bersama di Gedung Wijono Siregar (GWS), kompleks Polda Lampung. Suasana kekeluargaan yang tercipta di antara para kandidat dan juru kampanye mereka, terbukti bisa meredam ketegangan di tengah persaingan yang sebenarnya cukup keras di lapangan. Kenyataan demikian mengecualikan Lampung dari tudingan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebutkan TNI dan Polri tidak netral dalam Pilkada Serentak 2018. (Kompas.com, 23/6/2018) Walau begitu aparat keamanan di Lampung tetap bertindak tegas terhadap pelanggaran terkait pilkada. Contohnya terhadap penyebar materi kampanye hitam di kawasan Lampung Timur, para pelaku ditangkap polisi dan segera diproses dan dilimpahkan ke pengadilan. Tindakan itu dilakukan dengan tegas tanpa peduli orang yang merasa sebagai sumber materi kampanye hitam itu menyatakan itu bukan kampanye hitam, bahkan mengancam menyomasi media online yang menyebut itu kampanye hitam. Ternyata belakangan, sosok pembuat pernyataan dalam materi kampanye hitam itu membuat pengakuan baru bahwa materi itu dibuat karena dia diperdaya seseorang untuk membuat pengakuan seperti itu. Artinya tugas polisi terkait kampanye hitam ini belum selesai, khususnya terhadap "aktor intelektual"-nya. Itu seiring tugas Polri dan TNI yang memang justru memasuki tahapan klimaksnya, yakni pengamanan hari pencoblosan sampai selesai menghitungnya, hingga hasilnya diumumkan KPU Provinsi. Untuk tahap terakhir ini, selain petugas dan pasukan keamanan yang dikerahkan, beban utamanya justru pada para bhabinkamtibmas dan babinsa yang ada di struktur terbawah, desa. Untuk itu, selain kerja sama dengan petugas pengawas lapangan (PPL) dan pengawas TPS dari Panwaslu, partisipasi rakyat mendukung bhabinkamtibmas dan babinsa mengamankan pilkada jadi penyempurna.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar