KETUA Umum PWI Atal S Depari mengimbau semua pihak, termasuk media massa, untuk menunggu hasil perhitungan suara pemilu yang resmi dari KPU. Sebelum perhitungan KPU selesai, belum ada yang terpilih sebagai presiden Republik Indonesia 2019—2024. Atal mengimbau tim sukses kedua pasangan calon presiden untuk mengawasi perhitungan suara dan rekapitulasi mulai TPS, desa/kelurahan, kecamatan, kota/kabupaten, KPUD provinsi, hingga KPU Pusat. "Kami juga mengimbau media mengawasi perhitungan suara, pengawalan kertas suara, dan proses pembuatan berita acara. Sebaiknya media tidak ikut memprovokasi massa," imbuhnya. Sepanjang hari pencoblosan 17 April 2019 yang serentak memilih presiden, DPD, DPR, DPRD I dan DPRD II diakui semua pihak Pemilu 2019 telah berjalan aman, damai, dan lancar. Dengan setiap orang dari 192 juta orang lebih dalam DPT itu memilih pada lima surat suara, petugas TPS yang bekerja serius sampai larut umumnya kelelahan. Seperti berita media, di Lampung 4 petugas TPS meninggal dunia kelelahan. Juga di Riau, 5 orang meninggal. Berkat kerja keras yang ikhlas para petugas TPS itulah Pemilu 2019 terlaksana aman, damai, dan lancar. Tentu saja tak ada gading yang tak retak. Ada beberapa kejadian akibat faktor teknis, seperti kurang surat suara atau logistik pemilu terlambat karena lokasinya sulit dijangkau, dan lainnya. Namun, semua masalah teknis itu diatasi dengan melakukan pemungutan suara susulan atau ulang. Di luar kesengajaan petugas TPS untuk berbuat curang. Kalaupun ada yang sengaja curang, satu dua orang dari lebih 813 ribu TPS di Tanah Air, langsung ditindak Bawaslu. Karena itu, sama sekali tidak berdasar dan keterlaluan menuding adanya kecurangan secara umum di TPS. Tudingan kecurangan secara umum di TPS itu mengecilkan arti kerja keras penuh kesungguhan jutaan petugas TPS, bahkan memfitnah mereka secara keji. Juga tudingan kecurangan pada semua tahap proses penghitungan suara, tak masuk akal. Sebab, proses penghitungan suara sejak di TPS dan tahap selanjutnya dilakukan saksama diikuti saksi dari semua kontestan. Jadi narasi kecurangan yang dibangun sejak kampanye dan disemburkan usai pemungutan suara, jelas tak berdasar karena semua tahap penghitungan suara secara manual sebagai hasil pemilu yang sah dilakukan secara terbuka di depan saksi semua pihak. Banyak orang meributkan unggahan C-1 ke Situng KPU, padahal itu bukan hasil resmi pemilu, tapi cuma informasi real count ke publik. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar