SEPERTI jalan tol di darat ada yang dibangun negara (BUMN) maupun swasta, tol langit juga selain Palapa Ring yang dikelola BUMN (PT Telkom), juga ada yang swasta yakni Satelit Nusantara Satu. Satelit swasta ini milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), mengorbit di atas Papua sejak Maret 2019. Satelit Nusantara Satu telah lulus serangkaian tes, dinyatakan dalam kondisi sehat atau seluruh spesifikasi teknis terpenuhi sesuai dengan rancangan dan harapan. Meski mengorbit di atas Papua, jaringan satelit yang diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, AS, 22 Februari 2019 ini bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Dirut PSN Adi Rahman Adiwoso mengatakan setelah dinyatakan lulus tes, satelit ini siap memberikan akses internet yang merata ke seluruh Indonesia, terutama daerah yang belum terjangkau jaringan 4G. "Hal ini sejalan dengan komitmen dan konsistensi PSN untuk terus mendorong penggunaan satelit agar mengurangi digital gap di seluruh wilayah Indonesia," kata Adi dikutip Kompas.com (2/4/2019). Beroperasinya Satelit Nusantara diharapkan dapat mengatasi kesenjangan internet. Saat ini, sekitar 3.000 desa berhasil dikoneksikan PSN. Hingga akhir 2019, ditargetkan meningkat hingga 10.000 desa. Diperkirakan 25.000 desa dapat terhubung ke internet sekitar 2020—2021. "Kami yakin kemampuan yang dimiliki Satelit Nusantara Satu dapat membuka akses teknologi informasi yang lebih luas, terutama bagi masyarakat di berbagai pelosok daerah sehingga mampu membuka peluang bagi percepatan ekonomi di daerah," kata Adi. Satelit Nusantara Satu merupakan satelit broadband pertama di Indonesia dengan teknologi High Throughtput Satelite (HTS). Teknologi ini memberi layanan internet dengan kapasitas lebih besar dibanding dengan satelit konvensional. Teknologi Next Generation Electric Propulsion mampu membuat berat satelit menjadi sangat ringan saat peluncuran sehingga lebih efisien dan biaya investasinya lebih terjangkau. Direktur Perencanaan dan Pengembangan PSN Dani Indra Widjanarko menuturkan, Satelit Nusantara Satu memiliki kapasitas 26 transponder C-band dan 12 transponder Extended C-band, serta 8 spot beam Ku-band dengan total kapasitas bandwidth mencapai 15 Gbps. Cakupan C-band dan Extended C-band satelit tersebut meliputi wilayah Asia Tenggara. Sementara untuk Ku-band meliputi seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari 8 Spot Beam pada sistem HTS. Satelit ini akan mengorbit dan beroperasi selama 15 tahun.
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar