PERUSAHAAN transportasi berbasis aplikasi daring, Uber, mendapat pendanaan 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp14 triliun dari Toyota, pemasok suku cadang Denso, dan SoftBank untuk pengembangan bisnis mobil swakemudi. Toyota dan Denso memberi 667 juta dolar AS, sedangkan SoftBank yang merupakan investor terbesar di Uber, menambah 333 juta dolar. Sebelumnya, pada 2018 Toyota menyuntik Uber 500 juta dolar AS. Investasi tersebut membuat valuasi divisi mobil swakemudi Uber yang dinamai Advanced Technologies Group (ATG) kini mencapai 7,25 miliar dolar AS. ATG menjadi entitas korporasi dengan direksi tersendiri. Kesepakatan investasi dari para investor raksasa tersebut dilakukan di kantor pusat Uber di San Francisco, AS. Hadir CEO Uber, Dara Khosrowshahi, dan pimpinan ATG, Eric Meyhofer. Uber pekan lalu secara resmi mengajukan dokumen initial public offering (IPO) ke pasar saham. Akhir bulan ini, perjalanan model bisnis Uber akan dipresentasikan kepada investor pasar saham. Bisnis baru ini akan menjadi sorotan investor pasar saham karena dianggap penting untuk model bisnis Uber dalam jangka panjang. Toyota telah berkomitmen untuk memberi modal tambahan 300 juta dolar AS dalam tiga tahun untuk membantu menutupi biaya ATG. (Kompas.com, 20/4/2019) Mobil otonomos atau swakemudi, yang bisa jalan dengan menyetir sendiri, sudah lama dirintis oleh profesor Hiroshi Isiguro dari Osaka University, Jepang. Dia terkenal sebagai ahli robotika yang mengembangkan robot humanoid replika diri sendiri. Adapun Nissan, menguji mobil otonomos dengan aplikasi teknologi Inteligent Mobility yang diusung dalam berbagai produk baru di masa depan. "Saya percaya bahwa tujuan swakemudi adalah bagaimana membuat pengalaman berkendara menjadi lebih menyenangkan. Mobil akan menjadi lebih dari sekadar alat transportasi, tetapi menjadi mitra manusia," kata Ishiguro. "Mobil di masa depan akan dioperasikan secara individual dan nantinya tidak ada yang membeli mobil jika yang bisa dilakukan olehnya hanya sebagai alat transportasi. Orang menginginkan sesuatu yang lebih, mobil yang memiliki kepribadian. Untuk kendaraan swakemudi, dibutuhkan keberanian buat menyerahkan proses mengemudi pada teknologi. Akankah orang selamanya ragu? "Saya rasa tidak," jawab Ishiguro. Bandingkan dengan transmisi manual dan otomatis. Kini, makin banyak orang yang memilih transmisi otomatis. Nantinya begitu juga dengan mobil swakemudi. ***
Kata Kunci
Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani
0 komentar:
Posting Komentar