"HARI Antikorupsi Sedunia 9 Desember disongsong rakyat Indonesia dengan berdebar-debar cemas, apakah akan jadi seperti kerusuhan Mei 1998, atau people power menjatuhkan Marcos di Filipina!" ujar Umar. "Debar itu justru bertolak dari ucapan Presiden SBY telah mendapat informasi tentang apa, siapa, dan sasaran demo Hari Antikorupsi yang akan jadi gerakan sosial besar bermotif politik menjatuhkan pemerintahannya!"
"Semakin mendebarkan lagi setelah KPK--Komisi Pemberantasan Korupsi--selaku lembaga paling afdal menyelenggarakan acara Hari Antikorupsi, malah memaklumatkan tidak ikut memperingati hari penting itu!" sambut Amir. "Langkah KPK itu membuat suasana menyambut Hari Antikorupsi kian mencekam! Bakal seperti apa jadinya jika KPK yang gagah berani saja, nyalinya jadi ciut?"
"Debar itu diperseru lagi dengan apel siaga aparat keamanan kota-kota besar yang dengan kekuatan penuh siap menghadapi demo Hari Antikorupsi di 400-an kota 33 provinsi!" timpal Umar. "Apakah mungkin, hal-hal yang dicemaskan itu terjadi?"
"Suatu hal dicemaskan karena ada kemungkinan bisa terjadi!" tegas Amir. "Sang bijak menekankan agar memproyeksikan kemungkinan terburuk lalu persiapkan simpul terbaik cara mengatasinya!"
"Kemungkinan terburuknya jadi seperti kerusuhan Mei 98, tergantung dua hal!" sambut Umar. "Ada penembakan terhadap demonstran seperti dialami sejumlah mahasiswa Trisakti 12 Mei 98! Kedua, ada provokator yang menyulut penjarahan dan pembakaran pusat-pusat bisnis seperti 13--15 Mei 98! Simpul antisipasinya, barisan keamanan harus terjaga bersih dari penembak misterius, agar tidak seperti dalam kasus Trisakti! Kedua, membayangi setiap yang dicurigai sebagai provokator dan mencegah setiap geraknya yang menjurus anarkis, bukan hanya yang menyelinap di antara massa, lebih lagi yang muncul di pusat bisnis!"
"Sedang peluang jadi people power ala Filipina, tak didukung prakondisi sama--terbunuhnya tokoh oposisi (Ben Aquino, suami Corry), ada kelompok perwira muda membelot prooposisi, ada radio ¯Veritas yang mengerahkan warga agar
memblokir jalan tank dan panser menuju markas oposan--yang tetap bisa siaran meski studionya direbut militer!" tegas Amir. "Jadi, satu-satunya kemungkinan yang bisa mencemari aksi damai massa antikorupsi adalah pengerahan massa tandingan oleh kalangan prokorupsi, mirip Pam Swakarsa--gabungan preman dan jawara-- pada 1999, sehingga menyulut konflik horizontal!"
"Hal serupa sudah dicoba kelompok massa yang mengaku pro-Polri, berusaha mengacau acara massa antikorupsi di Bundaran HI dua pekan lalu!" timpal Umar. "Jadi, jika kekacauan terjadi akibat munculnya kelompok tandingan, jangan salahkan pihak aksi damai, karena jelas masalahnya pada promotor massa tandingan--bisa ditebak, dari kelompok yang risi pada gerakan antikorupsi!"
0 komentar:
Posting Komentar