Kata Kunci

Blogumulus by Roy Tanck and Amanda Fazani

Hukum, Serbasalah-Menyalahkan!

"PATRI..., Bu!" seorang tukang solder menjajakan jasanya sambil mengentak kecrekan di tangannya. "Semua perkakas dapur yang bocor, terbuat dari apa saja, kaleng, aluminium, plastik, melamin, bisa ditambal! Garansi satu tahun!"
"Patri!" seorang ibu bergegas keluar menenteng panci bertangkai. "Bocornya cuma merembes, tapi kalau diterawang terlihat bolongnya!"
Tukang solder gemetar memegang panci yang dia terima dari si ibu. "Berat sekali!" ujarnya. "Panci ini bukan kaleng, bukan aluminium, bukan plastik, bukan pula melamin! Bahannya plat baja, bagian dalam dilapisi seperti teflon, tapi palsu! Kalau asli tak mungkin bocor!"

"Tapi bisa ditambal, kan?" kejar si ibu.
"Alat dan bahan yang saya punya tak bisa dipakai menambal panci ini!" jelas penyolder. "Karena bahan dasarnya plat baja, mungkin harus dilas!"


"Katamu semua perkakas dapur yang bocor bisa ditambal!" entak si ibu.
"Entahlah, Bu! Aku jadi pusing!" timpal penyolder. "Ada saja barang baru, yang aku belum mengerti apa sebenarnya itu dan bagaimana
nambalnya!"
"Aku lebih pusing lagi dengan munculnya masalah baru yang tak jelas juntrungannya!" tegas ibu. "Siang-malam menonton televisi beritanya soal-soal hukum yang membingungkan terus! Dari duha sampai magrib tak putusnya sidang kasus Antasari, dari hari ke hari muncul masalah baru yang menambah pusing penonton! Rapat-rapat Pansus Skandal Century bertele-tele, melebar jadi polemik ke mana-mana soal rekaman yang inti tuduhannya malah dibantah! Di KPK heboh soal RPP--rencana peraturan pemerintah--tentang penyadapan, tapi oleh Mahkamah Konstitusi dinyatakan melanggar konstitusi! Pokoknya, kita rakyat ini cuma bisa semakin bingung karena di kalangan atas yang harus jadi teladan dalam hal hukum, saling silang pandangan, seolah hukum kita tak punya standar! Lantas, dari mana kita dapatkan kepastian hukum, kalau hukum
telah kehilangan standar begitu?"

"Maaf, Bu! Saya lebih pusing, semula merasa semua perkakas dapur bisa saya tambal, kaleng, plastik, aluminium, melamin, ternyata ada saja barang baru yang tak bisa saya tambal!" timpal penyolder. "Soal berita televisi, dulu saya rajin
nonton di tetangga! Tapi sejak seperti kata ibu, cuma memusingkan, tak pernah nonton lagi!"

"Beruntunglah kau yang pusing tertinggal oleh kemajuan teknologi tidak ditambah pusing lagi dengan simpang siur hukum yang memenuhi sajian berita televisi nasional!" tegas ibu. "Tapi warga lain, banyak yang sudah pun pusing oleh kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya, masih diperpusing lagi oleh berita hukum di televisi! Prosesnya dari hari ke hari bukan membuat warga semakin paham hukum, tapi akibat sini salah situ juga salah, hukum jadi lebih dipahami sebagai yang serbasalah-menyalahkan belaka!"

0 komentar: